LITERASI INFORMASI MAHASISWA TINGKAT AKHIR SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA BANKING SCHOOL

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMALISASI PENERAPAN LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PADANG

KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN. Kesimpulan dari penelitian mengenai efektivitas penerapan program

BAB I PENDAHULUAN. informasi secara efektif yang disebut dengan literasi informasi. Literasi informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

LITERASI INFORMASI: PERSPEKTIF PUSTAKAWAN. Iskandar Pustakawan Madya Unhas

MANFAAT LITERASI INFORMASI UNTUK PROGRAM PENGENALAN PERPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

Perpustakaan perguruan tinggi

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LITERASI INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI

EFEKTIVITAS PENERAPAN PROGRAM LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mendeskripsikan ketertarikan peneliti dalam memilih judul Kemampuan Literasi

PENDIDIKAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN STAIN PEKALONGAN (Junaeti, S.Sos)

Pendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2

Oleh :Yusuf Dzul Ikram Al Hamidy, Heriyanto, S.Sos., MIM *

Oleh : Anjani Grace Karundeng Drs. Anthonius Golung SIP, Msi Drs. Antonius Boham Msi Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERAN PUSTAKAWAN DALAM LITERASI INFORMASI BAGI PEMUSTAKA. Oleh: Ismanto Pustakawan Penyelia Universitas Islam Indonesia

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis kualitas..., Sofiyah Sauri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

Lampiran 1 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PADANGSIDIMPUAN

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

BAB 3 METODE PENELITIAN

Assalaamu alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

BAB I PENDAHULUAN. 21, manusia memasuki periode di mana teknologi informasi merambah ke hampir

BUDAYA LITERASI INFORMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENULIS KARYA ILMIAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu permasalahan. Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu

BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL. Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya

UNIVERSITAS INDONESIA TINGKAT KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA SKRIPSI: STUDI PERBANDINGAN FIK FKM UI HALAMAN JUDUL TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan akan semakin terus berkembang dengan adanya kemajuan

CEPAT KAYA DENGAN IKLAN ONLINE

Information Literacy Kunci Sukses Pembelajaran Di Era Informasi. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

penelitian Langkah Strategis menulis proposal

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi YENY PURWANTO A

BAB II KAJIAN TEORITIS

Vivit Wardah Rufaidah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Dyana Purwandini. NIP : Pendidikan Terakhir : S1 Ilmu Informasi & Perpustakaan Institusi : STIE Perbanas Surabaya Pustakawan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi semakin luas, Hal ini sejalan

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA

STRATEGI PENELUSURAN LITERATUR BAGI SIVITAS AKADEMIKA UNS Oleh : Bambang Hermanto ( Pustakawan Madya UNS ) 1

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB VII TEMUAN, KESIMPULAN, DAN SARAN. Temuan yang didapatkan dari penelitian terhadap 290 tesis mahasiswa S-2 MIP

Pelatihan Literasi Informasi

PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM ERA GLOBALISASI INFORMASI

Evaluasi Pemanfaatan Koleksi (Suatu studi di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara)

BAB I PENDAHULUAN. mengaplikasikan teori yang sudah mahasiswa pelajari di dalam lingkungan

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU (KPPG)

JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 Halaman 1-9 Online dari http:

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. ketika ingin memanfaatkan teknologi tersebut. Dalam metode pengumpulan. data, penulis melakukan observasi dan wawancara.

Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan banyak anak atau orang tua agar bisa bersekolah disana.

BAB 4 ANALISIS. 4.1 Pemahaman Literasi Informasi

IMPLEMENTASI PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN LIMA TAHAP SKENARIO EVOLUSI DI PERPUSTAKAAN SMK NEGERI 4 MALANG

Bab IV Rekomendasi IV.1. Analisis Lanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdapat suatu organisasi yang menyediakan layanan-layanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan perguruan tinggi di era informasi saat ini perlu melakukan

EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH

Komentar/Saran Pengguna tentang Layanan Buku Elektronik di Perpustakaan Pusat UI. 1. Lama banget ngebukanya, mending pake jurnal online aja d.

BAB I PENDAHULUAN. dan misi dari perguruan tinggi tersebut. Perpustakaan menjadi bagian yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KUISIONER LAYANAN PERPUSTAKAAN STIE PERBANAS SURABAYA 2013/2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Slamet Riyanto 1 dan Fatim Nugrahanti 2 1,2

Peran lembaga pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi dalam mempersiapkan kompetensi lulusan

Utilization Studies Library of Health Polytechnic Semarang. Pemanfaatan Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

1 Universitas Indonesia

Nomor Induk Mahasiswa :. Jenis Kelamin :.

PROFIL DAN TANGGAPAN MAHASISWA DALAM MEMANFAATKAN WEB SITE MATA KULIAH KONSEP TEKNOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN PEMUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEMUSTAKA TUNANETRA DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Informasi berperan penting dalam memperbaiki kualitas suatu Instansi.

BAB I PENDAHULUAN. Kejaksaan negeri (biasa disingkat KEJARI) adalah lembaga kejaksaan

REFLEKSI RESPON GURU TERHADAP PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 1 NGAGLIK E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sangat pesat khususnya di bidang informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan

PERBEDAAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MEDIA CHART PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

SURVEY LAYANAN PERPUSTAKAAN STIE PERBANAS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TEKNOLGI INFORMASI BAGIAN DARI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN. Oleh: Drs. Habib, M.M. 2015

MAKALAH PUBLIC LIBRARY Google Scholar vs.traditional Commercial Library Databases

E-COMMERCE. Achmad Dwi Saputro S.Kom, MM

Transkripsi:

LITERASI INFORMASI MAHASISWA TINGKAT AKHIR SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA BANKING SCHOOL Ben Varian Kashira S.Hum. Dr. Tamara A. Susetyo, S.S., M.A. Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kota Depok, 16421 benvarian@gmail.com Abstrak Skripsi ini membahas tentang kemampuan literasi informasi mahasiswa tingkat akhir Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kemampuan literasi informasi mahasiswa tingkat akhir STIE IBS. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Hasil penelitian ini memperlihatkan masih terdapat indikator ACRL Information Literacy Standard for Higher Education yang belum terpenuhi oleh mahasiswa tingkat akhir STIE IBS. Penelitian ini menyarankan STIE IBS untuk mengadakan program pelatihan literasi informasi untuk mahasiswanya. Kata Kunci :Lliterasi informasi, Informasi, Indonesia banking school Abstract This paper discusses about information literacy skills of final years students of Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School (STIE IBS). The purpose of this research is to identify information literacy skill of final years students of STIE IBS and to identify of implementation of information literacy to support their course. This study is a qualitative research using case study design. The results showed there are indicators of ACRL Information Literacy Standard for Higher Education that has not been met by the final year students of STIE IBS. This study suggests STIE IBS to create information literacy training for students. Key Words : Information literacy, Information, Indonesia banking school

1. Pendahuluan Pada era globalisasi ini informasi semakin berkembang pesat. Setiap manusia membutuhkan informasi untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari, salah satu bentuk contoh kegiatan tersebut adalah kuliah. Teknologi informasi membantu para penggunanya untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, namun muncul sebuah masalah yang menjadi halangan bagi para penggunanya yaitu masalah ledakan informasi. Di era informasi seperti sekarang ini tersedia berbagai macam format atau bentuk informasi, mulai dari tercetak, gambar, suara, video, elektronik dan masih banyak lagi, belum lagi jutaan halaman web yang tersedia di internet. Ketersediaan informasi tidak menjamin seseorang dapat memperoleh dan memanfaatkan informasi dengan baik dan benar. Salah satu contoh fenomena yang terjadi saat ini yaitu banyak mahasiswa yang mengandalkan sumber informasi yang tersedia di halaman web yang mana sulit dipastikan kebenaran dan keabsahannya ketimbang sumber informasi yang tersedia di perpustakaan. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah kemampuan untuk mencari, mengevaluasi dan menganalisis informasi. Perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia mempengaruhi kemajuan di semua bidang, termasuk bidang ekonomi. Salah satu kegiatan dalam bidang ekonomi adalah perbankan. Untuk itu dibutuhkan tenaga ahli dalam bidang perbankan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di bidang perbankan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School (selanjutnya ditulis STIE IBS) adalah perguruan tinggi yang memfokuskan diri pada pendidikan ekonomi dan perbankan jenjang S1. Pendirian STIE IBS pada dasarnya merupakan pengembangan kegiatan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) sebagai lembaga nirlaba yang memberikan jasa kepada perbankan dan masyarakat terutama dalam membentuk tenaga bankir profesional, melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, penelitian dan konsultasi. Secara historis LPPI sudah berperan dalam kegiatannya lebih dari 50 tahun, karena merupakan kelanjutan dari suatu lembaga pendidikan yang cikal bakalnya didirikan sejak tahun 1950an. Perpustakaan sebagai salah satu sarana lembaga pendidikan tinggi merupakan sarana dalam program pendidikan, pengajaran dan penelitian. Sejalan dengan usaha meningkatkan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga induknya maka perpustakaan STIE IBS berusaha meningkatkan perannya dalam

meningkatkan mutu pendidikan STIE IBS salah satunya dengan program pendidikan pengguna atau literasi informasi. Pada penelitian awal diketahui dari hasil wawancara dengan informan pustakawan STIE IBS (29 April 2013,12.30) bahwa STIE IBS merencanakan untuk membuat program literasi informasi yang dapat membimbing mahasiswa secara mandiri untuk melakukan self-directed learning. Masalah ledakan informasi berpotensi menjebak dan menyesatkan para pencari informasi dalam tumpukan informasi. Untuk mencegah hal tersebut seseorang harus memiliki kemampuan untuk menemukan dan menggunakan informasi yang merupakan batu loncatan dalam proses pembelajaran seumur hidup (lifelong learning). Kemampuan atau skill seperti ini disebut juga dengan istilah literasi informasi. Untuk mendapatkan keahlian seperti ini masyarakat harus mendapatkan sebuah pelatihan atau pembelajaran agar dapat mengembangkan kemampuan ini. Kemampuan seperti ini dapat diperoleh di beberapa tempat salah satunya adalah di perpustakaan perguruan tinggi. Sesuai dengan fungsi awal berdirinya STIE IBS yaitu untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga professional dalam bidang perbankan, maka untuk sebuah pencapaian tersebut dibutuhkan literasi informasi. Mahasiswa membutuhkan informasi untuk menjalani kegiatan belajar selama perkuliahan, agar mahasiswa dapat memenuhi kebutuhan informasi tersebut dengan efektif dan efisien dibutuhkan keahlian untuk mengakses, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif dan efisien atau sebuah literasi informasi.stie IBS belum memiliki program literasi informasi, namun terlihat jelas dengan berkunjung ke perpustakaan tersebut dan mewawancarai pustakawan, disadari oleh pustakawan bahwa mahasiswa membutuhkan literasi informasi, selain itu dengan penggunaan metode belajar active learning dalam proses perkuliahan yang menuntut mahasiswa untuk menjadi pembelajar mandiri atau self-directed learners. Dengan timbulnya kesadaran ini, perpustakaan STIE IBS memiliki rencana untuk mengadakan program literasi informasi bagi pemustaka dalam hal ini mahasiswa STIE IBS. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana literasi informasi mahasiswa tingkat akhir STIE IBS. Alasan pemilihan mahasiswa tingkat akhir adalah karena mahasiswa tingkat akhir membutuhkan banyak informasi untuk penulisan skripsi, dengan demikian dapat

dilihat bagaimana literasi informasi mereka untuk menyelesaikan skripsi. Pemilihan STIE IBS sebagai tempat penelitian karena STIE IBS adalah STIE IBS belum memiliki program literasi informasi dan STIE IBS merupakan pengembangan kegiatan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) yang sudah berdiri sejak tahun 1958, yang dapat dijadikan sebagai contoh sekolah tinggi ilmu ekonomi lainnya. Selain itu dunia perbankan juga selalu berkembang sehingga dibutuhkan literasi informasi agar mahasiswa dapat selalu mengikuti perkembangan dunia perbankan secara efektif dan efisien. Tujuan penelitian di STIE IBS adalah untuk mengetahui literasi informasi mahasiswa tingkat akhir STIE IBS. 2. Metode Penelitian Pada penelitian ini digunakan pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Creswell (2009, p. 14) dalam buku metode penelitian kombinasi, penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Menurut Creswell (2009, p. 15) metode studi kasus adalah merupakan salah satu kasus terikat oleh waktu dan aktifitas dan peneliti melakukan pengumpulan data secara mendetail dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data dan dalam waktu yang berkesinambungan. Dengan menggunakan meotede studi kasus penelitian ini melihat secara mendalam bagaimana literasi mahasiswa tingkat akhir STIE IBS mengggunakan prosedur wawancara dan dalam waktu yang berkesinambungan. Penelitian tentang Literasi Informasi Mahasiswa Tingkat Akhir Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School dilaksanakan di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School yang berlokasi di Jl. Kemang Raya No. 35 Bangka Mampang Prapatan Jakarta Selatan DKI Jakarta Jakarta Selatan 12730. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir STIE Indonesia Banking School. Sedangkan objek pada penelitian ini adalah literasi informasi dalam menunjang kegiatan mahasiswa di kampus STIE Indonesia Banking School.

Seluruh jumlah mahasiswa yang terdaftar di STIE IBS berjumlah 300 orang yang terdiri dari mahasiswa Program Studi Akuntansi dan Manajemen sedangkan jumlah mahasiswa tingkat akhir berjumlah 143. Akan diambil 5 informan yang akan diwawancara berdasarkan jumlah mahasiswa tingkat akhir, alasan pemilihan mahasiswa tingkat akhir sebagai sample adalah karena untuk mempersempit cakupan yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2009, p. 221), penentuan sampel atau informan dalam penelitian kualitatif berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum. Pemilihan informan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen (Sugiyono, 2011, p. 122). Dalam penelitian ini diambil 5 informan secara acak yang mana informan tersebut merupakan mahasiswa aktif STIE IBS.pemilihan informan dipilih dengan alasan kelima informan ini sering mengunjungi perpustakaan dan cukup komunikatif dalam merespon pertanyaan yang diajukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa cara dalam pengumpulan data, yaitu studi literatur, wawancara dan observasi. Tujuan pengunaan metode pengumpulan data ini adalah untuk mendapatkan data-data untuk menunjang proses penelitian dan menjawab pertanyaan penelitian. Wawancara mendalam bersifat terbuka. Pelaksanaan wawancara tidak hanya sekali atau dua kali, melainkan berulang-uang dengan intensitas yang tinggi. proses wawancara dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara yang disusun berdasarkan Information Liceracy Competency Standards for Higher Education yang dikeluarkan oleh ACRL untuk mendapatkan data tentang literasi informasi mahasiswa tingkat akhir STIE IBS. Observasi betujuan untuk melihat keadaan lapangan secara langsung yang kemudian akan dihubungkan dengan topik yang akan diteliti. Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung keadaan lapangan di STIE IBS dan sekaligus untuk mencari dan menentukan informan yang akan diwanwancara.

3. Analisis dan Interpretasi Data Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School atau biasa di singkat STIE IBS merupakan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi yang menyelenggarakan program studi Akuntansi dan Manajemen dengan konsentrasi di bidang perbankan dan keuangan pada jenjang Strata Satu (S1). IBS didirikan oleh Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI), suatu yayasan yang didirikan dan dibina oleh Bank Indonesia. YPPI juga memiliki beberapa unit usaha lain, salah satunya adalah Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), suatu lembaga pendidikan dan pelatihan di bidang perbankan dengan pengalaman selama puluhan tahun dalam menghasilkan kader perbankan nasional yang banyak di antaranya kini menduduki posisi strategis di dunia perbankan Indonesia. LPPI dan IBS berada dalam satu lingkungan kampus yang sama dengan jalinan kerjasama yang saling mendukung kemajuan program di kedua lembaga. Pepustakaan STIE IBS terletak di lantai dasar gedung STIE IBS yang berlokasi di Jalan Kemang Raya No. 35, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pada saat STIE IBS berdiri pada tahun 2004, Perpustakaan STIE IBS masih bergabung dengan Perpustakaan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI). Jumlah koleksi Perpustakaan IBS pada awal berdirinya berjumlah 8000 eksemplar namun pada tahun 2007 Perpustakaan LPPI mengalami bencana banjir yang mengakibatkan rusaknya koleksi STIE IBS, hanya tersisa 1000 eksemplar dari total 8000 eksemplar. Setelah kejadian tersebut STIE IBS mulai membangun perpustakaan sendiri pada Oktober 2010. Informan dalam penelitian ini berjumlah lima orang yang keseluruhannya merupakan mahasiswa tingkat akhir IBS. Intensitas kedatangan mereka dalam menggunakan perpustakaan sebagai gerbang mendapatkan informasi adalah salah satu pertimbangan pemilihan informan. Selain itu, mahasiswa tingkat akhir juga membutuhkan informasi yang berkualitas, sehingga literasi yang mereka miliki sangat mempengaruhi kualitas informasi yang mereka dapatkan. Pemahaman terhadap Informasi Berdasarkan hasil wawancara para informan mempunyai definisi yang berbeda-beda tentang informasi. pertama, informasi dipahami sebagai produk yang bervariasi sifatnya bila dilihat dari kegunaannya sebagai produk yang dapat dikaji dan dimanfaatkan kembali sebagai

produk pengetahuan yang dibutuhkan. Kedua, informasi diartikan sebagai kebutuhan yang diperlukan untuk menambah pengetahuannya. Ketiga, informasi dipahami dari segi formatnya yaitu memiliki dua format, verbal maupun yang non verbal yang bermanfaat bagi. Keempat informasi dipahami sebagai sebuah berita yang dibawa dalam proses komunikasi. Kebutuhan Informasi Berdasarkan hasil wawancara, terlihat setiap informan sudah dapat menentukan informasi yang dibutuhkan sebagai bahan untuk skripsi. Informasi yang dibutuhkan ditentukan berdasarkan topik dari skripsi yang mereka angkat. Secara keseluruhan kelima informan sudah dapat menentukan informasi yang mereka butuhkan untuk memenuhi tugas skripsi mereka.berdasarkan indikator kinerja 1.1 ACRL Information Literacy Competency Standard for Higher Education bahwa mahasiswa yang information literate menetapkan dan menggunakan gagasannya mengenai informasi yang dibutuhkan. Kinerja ini sudah dijalankan oleh seluruh informan yang diwawancara. Mengidentifikasi Sumber Informasi Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh informan, kebanyakan dari mereka menggunakan sumber informasi dari internet berupa halaman web, koleksi perpustakaan dan skripsi peneliti yang sebelumnya. Sumber skripsi banyak digunakan sebagai patokan mereka untuk menyusun skripsi mereka, ada juga yang mengutip dari skripsi peneliti sebelumnya untuk dijadikan bahan skripsi mereka. Sumber lain yang sering digunakan adalah halaman web atau website ini digunakan untuk mencari informasi yang sifatnya terus terbaharui atau real-time, contohnya seperti indeks harga saham. Hal tersebut sudah sesuai dengan indikator kinerja 1.1 dalam ACRL Information Literacy Competency Standard for Higher Education, yaitu mengidentifikasi sumber-sumber informasi potensial seperti buku dan website (ACRL, 2000). Alat Bantu Pencarian Informasi Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh informan, dapat dilihat bahwa dalam pencarian informasi di perpustakaan mereka menggunakan pustakawan sebagai alat bantu untuk mencari informasi. Dan untuk pencarian informasi di internet seluruh informan menjawab menggunakan Google

sebagai alat bantu mereka. Dengan demikiian mereka telah melakukan indikator kinerja 1.2.3 ACRL Information Literacy Competency Standard for Higher Education, yaitu menggunakan alat bantu informasi yang salah satunya adalah website(acrl,2000). akan tetapi pada saat menggunakan perpustakaan untuk mencari informasi mereka selalu mengandalkan pustakawan untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, belum ada kemandirian dalam mencari buku di OPAC yang tersedia Strategi Penelusuran Berdasarkan jawaban yang diberikan jelas bahwa mereka hanya menggunakan keyword pada saat menggunakan Google. Istilah boolean bagi mereka terdengar sangat tidak familiar ini menandakan bahwa mereka tidak pernah menggunakan operasi operasi Boolean, truncation dan proximity. hal ini tidak sesuai dengan indikator kinerja ACRL Information Literacy Competency Standard for Higher Education 2.2.4yaitu menggunakan strategi penelusuran dengan operasi Boolean,truncation dan proximity. Penyimpanan Informasi Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh kelima informan, terlihat bahwa mayoritas dari mereka sudah menggunakan teknologi penyimpanan terbaru yaitu cloud storage. Meskipun ada 2 informan yang masih belum menggunakan media penyimpanan cloud storage namun mereka sudah menggunakan media penyimpanan email. Pengetahuan mereka menggunakan media penyimpanan cloud storage pun sudah baik hal ini terlihat dari penjelasan tentang media cloud storage tersebut. Hal ini sudah sesuai dengan indikator kinerja 2.5.1 ACRL information Literacy Competency Standard for Higher Education yaitu memilih teknologi sebagai media penyimpanan informasi contoh: software copy paste, photocopy atau teknologi lainnya.(acrl, 2000) Mengevaluasi Informasi Mereka menilai sumber informasi yang berasal dari blog kontennya tidak dapat dipertanggung jawabkan dan lebih memilih menggunakan skripsi peneliti sebelumnya dan buku yang penulisnya sudah terkenal. Sedangkan sumber blog dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk penelitian mereka. Berdasarkan hal tersebut mayoritas informan sudah sesuai dengan indikator kinerja 3.2 ACRL Information Literacy Competency Standard for Higher Education, yaitu mengevaluasi

sumber informasi dengan beberapa kriteria. (ACRL, 2000) Hambatan dalam Pencarian Informasi Berdasarkan hasil wawancara terlihat bahwa dalam proses pencarian informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi, mereka sering kali menemukan hambatan. Sebagian besar terhambat dengan masalah koleksi di perpustakaan STIE IBS yang kurang lengkap, sehingga mereka harus mencari sumber informasi dari koleksi pepustakaan lain. Mengolah Informasi Berdasarkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan, diketahui bahwa mahasiswa tingkat akhir STIE IBS sudah menjalankan indikator kinerja 3.4 ACRL Information Literacy Copetency Standard for Higher Education poin D yaitu menguji teori dengan teknik yang tepat,contonya simulator dan poin C yaitu menggambarkan kesimpulan berdasarkan informasi yang sudah didapat.sedangkan unruk Ira dan Tegar masih belum menjalankan indikator kinerja literasi ACRL Information Literacy Copetency Standard for Higher Education. Mengkomunikasikan Informasi Berdasarkan jawaban dari informan, menunjukan bahwa mereka sudah menjalankan indikator kinerja 4.3 ACRL Information Literacy Competency Standard for Higher Education poin B yaitu menggunakan teknologi informasi untuk menciptakan produk informasi. (ACRL, 2000) Mendengarkan Masukan dari Pihak Lain Berdasarkan jawaban dari informan terlihat bahwa mereka melakukan diskusi dengan tujuan untuk saling memberikan pendapat, masukan dan pertanyaan. Meskipun tujuan utama mereka adalah untuk mencari nilai semata namun mereka sudah menjalankan indikator kinerja 3.6 ACRL Information Literacy Competency Standard for Higher Education poin A tentang partisipasi diskusi dalam kelas. Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Tingkat Akhir STIE IBS Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selama di lapangan terlihat bahwa tingkat kemelekan informasi mahasiswa tingkat akhir STIE IBS masih harus ditingkatkan. Dilihat dari hasil wawancara yang kemudian dikaitkan dengan standar literasi informasi ACRL Information

Literacy Competency Standards for Higher Education terlihat terdapat beberapa kriteria yang belum terpenuhi oleh mahasiswa STIE IBS, salah satunya adalah dalam identifikasi sumber informasi. Kebanyakan mahasiswa menggunakan skripsi sebagai bahan untuk penulisan mereka, hal ini tidak salah jika digunakan hanya sebatas sebagai patokan penulisan, namun jika digunakan sebagai bahan penulisan secara hampir keseluruhan tentu merupakan sebuah kesalahan. Untuk itu mahasiswa harus diberikan pengetahuan tentang sumber informasi potensial apa saja yang tersedia sebagai bahan untuk penulisan skripsi mereka. Selain itu dalam hal penggunaan alat bantu pencarian informasi, mahasiswa STIE IBS selalu mengandalkan pustakawan untuk mencari informasi yang mereka butuhkan. Mereka tidak tahu bagaimana cara mencari koleksi yang ada di Perpustakaan STIE IBS dan kebanyakan dari mereka hanya menunggu buku yang mereka inginkan di depan meja sirkulasi tanpa langsung mencari di lemari koleksi atau mengakses OPAC terlebih dahulu. Dalam hal pencarian informasi kebanyakan dari mereka sangat mengandalkan internet sebagai sumber informasi utama. Sesungguhnya masih banyak sumber informasi lain yang dapat diandalkan untuk mencari informasi yang mereka butuhkan seperti jurnal online yang dilanggan oleh Dikti, namun kebanyakan dari mereka tidak mengetahuinya. Penggunaan mesin pencarian di internet merupakan sebuah keharusan yang harus dimiliki oleh setiap pengguna internet. kemampuan mahasiswa STIE IBS dalam penggunaan mesin pencarian juga perlu dikembangkan lagi, pasalnya berdasarkan wawancara dan pengamatan secara langsung dalam proses penggunaan mesin pencarian google, keseluruhan mahasiwa hanya menggunakan keyword sebagai satu-satunya strategi pencarian mereka. Mereka tidak tahu dan tidak pernah menggunakan layanan advance search yang di sediakan google, selain itu mereka juga tidak tahu tentang penggunaan operasi Boole, truncation dan proximity dalam google. Penggunaan operasi tersebut sebenarnya perlu dipahami dan digunakan untuk mendapatkan hasil pencarian yang lebih akurat, efektif dan efisien. Selain masalah penggunaan mesin pencarian di internet, para mahasiswa juga tidak mengetahui bahwa STIE IBS melanggan jurnal online yang dilanggan oleh Dikti, ketidaktahuan ini juga perlu ditangani agar mahasiswa mengetahui sumber informasi yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi mereka.

Hambatan dalam pencarian informasi juga dialami oleh para mahasiswa tingkat akhir STIE IBS. Keluhan yang dilontarkan oleh mereka yaitu tentang kurangnya ketersediaan koleksi Perpustakaan STIE IBS. Berdasarkan hasil wawancara karena tidak tersedianya koleksi yang dibutuhkan di Perpustakaan STIE IBS membuat mereka kebingungan dalam mencari informasi, sehingga kebanyakan dari mereka mengandalkan halaman website sebagai sumber informasi mereka, selain internet mereka juga sering mengunjungi perpustakaan lain untuk mencari informasi yang mereka butuhkan. Selain masalah kurangnya koleksi yang tersedia di Perpustakaan STIE IBS masalah kurangnya kemampuan dalam memahami tulisan bahasa Inggris juga menjadi hambatan bagi mahasiswa STIE IBS. Dalam ACRL Information Literacy Competency Standars for Higher Education, diskusi dan presentasi merupakan salah satu indikator kinerja literasi informasi mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara, mahasiwa STIE IBS selalu melakukan diskusi dan presentasi di kelas, hal tersebut terdorong karena tuntutan dari dosen yang menuntut mahasiswa untuk melakukan presentasi dan diskusi dalam kelas. Hampir seluruh mahasiswa mengatakan terpaksa melakukan hal tersebut demi mendapatkan nilai yang bagus. Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa STIE IBS sudah melaksanakan salah satu indikator kinerja ACRL Information Literacy Competency Standars for Higher Education. Dari keseluruhan hasil wawancara yang telah dilakukan maka ditarik kesimpulan bahwa STIE IBS harus menyelengarakan kegiatan pendidikan literasi informasi bagi mahasiswanya karena terdapat beberapa pengetahuan dan kemampuan yang harus dikembangkan lagi agar mahasiswa STIE IBS literate terhadap informasi. Selain itu perpustakaan sebagai penyedia informasi mahasiswa juga harus memenuhi kebutuhan informasi mahasiswanya, berdasarkan hasil wawancara diketahui Perpustakaan STIE IBS masih belum dapat memenuhi kebutuhan informasi mereka. 4. Kesimpulan Secara keseluruhan literasi informasi mahasiswa tingkat akhir STIE IBS sudah menjalankan beberapa indikator kinerja starndar literasi informasi ACRL Information Literacy Standard for Higher Education. Tetapi masih ada beberapa indikator kinerja yang belum terpenuhi.

Untuk itu perlu diadakan pelatihan tentang literasi informasi untuk seluruh mahasiswa STIE IBS. Literasi informasi mahasiswa tingkat akhir STIE IBS jika dibandingkan standar literasi informasi ACRL Information Literacy Standard for Higher Education masih banyak yang belum tercapai. Hal ini wajar karena belum adanya program pelatihan literasi informasi di STIE IBS. Banyak hal yang belum dipahami oleh mahasiswa STIE IBS dalam proses pencarian informasi yang mereka butuhkan. Hasil temuan di lapangan memperlihatkan masih terdapat indikator ACRL Information Literacy Standard for Higher Education yang belum terpenuhi oleh mahasiswa tingkat akhir STIE IBS. Proses pencarian informasi melalui sumber informasi halaman web sangat mendominasi dikarenakan akses yang mudah. Kegiatan presentasi dan diskusi juga berjalan didasari pada tuntuan tugas dan perintah dosen. Salah satu faktor kurang literate-nya mahasiswa tingkat akhir STIE IBS adalah karena tidak adanya program literasi informasi untuk mahasiswa STIE IBS. Untuk itu perlu diadakan program pendidikan literasi informasi untuk memperbaiki literasi informasi mahasiswa STIE IBS. Saran Mahasiswa Mahasiswa seharusnya dapat menggunakan sumber informasi selain sumber dari halaman web, karena masih banyak sumber informasi lain yang dapat digunakan sebagai bahan dalam penyusunan skripsi. Mahasiswa harus mulai belajar bagaimana cara mencari koleksi di perpustakaan secara mandiri, mahasiswa jangan selalu bergantung pada pustakawan untuk mencari koleksi yang mereka butuhkan,karena pustakawan tidak dapat melayani semua kebutuhan informasi mahasiswa. Mahasiswa harus belajar menggunakan operasi boolean,truncation dan proximity dalam proses pencarian informasi di internet. Mahasiswa STIE IBS harus mendapatkan pendidikan atau pelatihan tentang literasi informasi agar mahasiswa STIE IBS mendapatkan kemampuan literasi informasi yang lebih baik.

STIE IBS STIE IBS perlu mengadakan program pendidikan pemakai atau program literasi informasi untuk mencetak mahasiswa yang literate terhadap informasi. Perpustakaan STIE IBS sebagai penyedia informasi harus berusaha memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa. Terutama koleksi buku karena mahasiswa STIE IBS banyak mengeluhkan tentan kurangnya koleksi di perpustakaan STIE IBS Jika STIE IBS berniat mengadakan program literasi informasi disarankan menggunakan model literasi Big 6 karena model ini sudah banyak digunakan di berbagai belahan dunia dan cukup mudah diaplikasikan dalam perkuliahan. Dalam membuat program literasi informasi STIE IBS harus bekerjasama dengan perpustakaan STIE IBS karena perpustakaan dekat dengan kebutuhan informasi mahasiswanya. 5. Daftar Acuan Association of College and Research Libraries. (2000). Information Literacy Competency Standards for Higher Education. Chicago: Association of College and Research Libraries.16 April 2013. http://www.ala.org/acrl/standards/inf ormationliteracycompetency Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :Alfabeta Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi (mixed methods).bandung: Alfabeta