BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Va SD Negeri 06 Metro Barat semester II tahun pelajaran 2009/2010. Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

III. METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melalui refleksi, colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto, S., dkk. (2006:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

III. METODE PENELITIAN. atau sering juga disebut dengan Classroom Action Research. Menurut

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pelaksanaannya masih terdapat masalah-masalah yang harus dihadapi guru. Untuk

Transkripsi:

27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58) mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Selanjutnya Wardhani (2008: 14) PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Metro Pusat Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Metro, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro. 2. Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 selama lima bulan dimulai dari bulan Desember 2014 sampai dengan bulan April 2015.

28 3. Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dengan guru kelas IVB SD Negeri 3 Metro Pusat. Subjek penelitian tindakan kelas adalah guru dan siswa kelas IVB SD Negeri 3 Metro Pusat dengan jumlah 22 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non tes dan tes. 1. Teknik non tes akan digunakan untuk memperoleh data yang bersifat kualitatif dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa, sikap siswa, keterampilan siswa, dan kinerja guru terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan RME. 2. Teknik tes akan menghasilkan data yang bersifat kuantitatif berupa nilai siswa untuk mengetahui hasil belajar matematika pada aspek kognitif. D. Alat Pengumpulan Data Penelitian ini, menggunakan alat pengumpulan data observasi dan tes hasil belajar. 1. Lembar Observasi, dilakukan untuk mendapatkan data tentang aktivitas siswa, sikap siswa, keterampilan siswa, dan kinerja guru dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika melalui pendekatan RME.

29 2. Tes hasil belajar, yaitu untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar kognitif siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan RME. E. Teknis Analisis Data Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data secara kualitatif dan kuantitatif sebagai berikut. 1. Data Kualitatif Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara nyata dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu data tentang aktivitas, afektif, dan psikomotor siswa dan kinerja guru. Data kualitatif ini diperoleh dari data non tes yaitu observasi siswa selama proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan RME. a. Aktivitas Belajar Siswa Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut. Tabel 3.1. Lembar observasi aktivitas siswa. No 1 2 3 4 5 6 7 Nama Siswa Aspek Penilaian R SM NA Kategori A B C D E

30 No Nama Siswa 8 9 10 R SM NA Rata-rata kelas Persentase keberhasilan Aspek Penilaian R SM NA Kategori A B C D E Keterangan: A = Aktivitas siswa dalam kelompok B = Partisipasi siswa C = Motivasi dan semangat D = Interaksi antar sesama siswa E = Interaksi siswa dengan guru R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum NA = Nilai aktivitas yang dicari atau diharapkan Tabel 3.2. Kisi-kisi hasil belajar aktivitas siswa. No A B C D Aspek yang diamati Aktivitas siswa dalam kelompok Partisipasi siswa Motivasi dan semangat Interaksi antar sesama siswa Indikator a) Berdiskusi memecahkan masalah dalam kelompok. b) Bekerja sama dalam mengerjakan lembar kerja kelompok. c) Saling mendukung teman dalam satu kelompok. a) Mengajukan pertanyaan. b) Mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan. c) Mengikuti semua tahapan-tahapan pembelajaran. a) Antusias/semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. b) Menampakkan keceriaan dan kegembiraan dalam belajar. c) Memberikan respon yang baik dalam pembelajaran. a) Menghargai pendapat teman. b) Berinteraksi dengan teman secara baik. c) Tidak mengganggu teman.

31 No E Aspek yang diamati Interaksi siswa dengan guru Indikator a) Melaksanakan instruksi/perintah guru. b) Menyimpulkan pembelajaran bersama dengan guru. c) Menghormati dan menghargai guru. (Poerwanti, 2008: 5.27) Tabel 3.3. Rubrik penilaian aspek aktivitas siswa. Skor Keterangan Jika ke tiga poin, dalam aspek yang diamati muncul selama 4 pengamatan. 3 Jika hanya dua poin, pada aspek yang diamati yang muncul. 2 Jika hanya satu poin, pada aspek yang diamati yang muncul. 1 Jika tidak terdapat aspek yang diamati yang muncul. (Poerwanti, 2008: 5.27) 1) Nilai aktivitas belajar siswa individual diperoleh dengan rumus: NA = R SM X 100% Keterangan : NA R SM = nilai aktivitas yang dicari atau diharapkan = skor mentah yang diperoleh siswa = skor maksimum 100% = bilangan tetap (Purwanto, 2008 :112) Tabel 3.4. Kategori aktivitas siswa. No. Skor Interval Nilai Kategori 1. 4 76 100 AB (Amat baik) 2. 3 51 75 B (Baik) 3. 2 26 50 C (Cukup) 4. 1 01 25 K (Kurang) (Purwanto, 2008: 7.8)

32 b. Afektif Siswa Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data afektif belajar siswa adalah sebagai berikut. Tabel 3.5. Lembar observasi afektif siswa. No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 R SM NA Rata-rata kelas Persentase keberhasilan Aspek Penilaian R SM NA Kategori A B C D E Keterangan: A = Jujur B = Disiplin C = Tanggungjawab D = Santun E = Peduli R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum NA = Nilai afektif yang dicari atau diharapkan Tabel 3.6. Kisi-kisi hasil belajar afektif siswa. Kriteria A= Jujur Baik Sekali 4 Tindakan selalu sesuai dengan ucapan Baik 3 Tindakan kadangkadang sesuai dengan ucapan Cukup 2 Tindakan kurang sesuai dengan ucapan Kurang 1 Tindakan tidak sesuai dengan ucapan

33 Kriteria B = Disiplin C = Tanggung jawab D = Santun E = Peduli Baik Sekali 4 Mampu menjalankan aturan dengan kesadaran diri Tertib mengikuti instruksi dan selesai tepat waktu Berbahasa positif dan bersikap sopan Saat belajar Selalu care/empati dengan lingkungan sekitar dan temannya Baik 3 Mampu menjalankan aturan dengan pengarahan guru Tertib mengikuti instruksi dan selesai tidak tepat waktu Berbahasa positif dan bersikap kurang sopan Saat belajar Kurang care/empati dengan lingkungan sekitar dan temannya Cukup 2 Kurang mampu menjalankan aturan Kurang tertib mengikuti instruksi dan selesai tidak tepat waktu Berbahasa negatif dan bersikap kurang sopan Saat belajar Kadangkadang care/empati dengan lingkungan sekitar dan temannya Kurang 1 Belum mampu menjalankan aturan Tidak tertib dan tidak menyelesaika n tugas Berbahasa negatif dan bersikap tidak sopan Saat belajar Belum care/empati dengan lingkungan sekitar dan temannya. (Kemendikbud,2013) Nilai afektif siswa secara individu diperoleh dengan rumus: NA = R SM X 100 Keterangan : NA = nilai afektif yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum 100 = bilangan tetap (Purwanto, 2008: 112)

34 Tabel 3.7. Kategori afektif siswa. No. Skor Interval Nilai Kategori 1. 4 76 100 AB (Amat baik) 2. 3 51 75 B (Baik) 3. 2 26 50 C (Cukup) 4. 1 01 25 K (Kurang) (Purwanto, 2008: 7.8) c. Psikomotor Siswa Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data psikomotor belajar siswa adalah sebagai berikut. Tabel 3.8. Lembar observasi psikomotor siswa. No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 R SM NP Rata-rata kelas Persentase keberhasilan Aspek Penilaian R SM NP Kategori A B C D E Keterangan: A = Menyampaikan ide atau pendapat B = Melakukan komunikasi antar siswa dengan guru C = Mencari tahu dalam menemukan jawaban atas soal yang diberikan D = Melakukan interaksi dengan teman saat berdiskusi E = Bertanya pada guru R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum NP = Nilai psikomotor yang dicari atau diharapkan

35 Tabel 3.9. Kisi-kisi hasil belajar psikomotor siswa. No. A B C D E Aspek yang diamati Menyampaikan ide atau pendapat. Melakukan komunikasi antara siswa dengan guru. Mencari tahu dalam menemukan jawaban atas soal yang diberikan. Melakukan interaksi dengan teman saat berdiskusi. Bertanya pada guru. Indikator 1. Berani mengemukakan pendapat. 2. Lancar dalam menyampaikan pendapat. 3. Menyampaikan pendapat dengan suara yang jelas. 1. Berani berkomunikasi dengan guru. 2. Lancar dalam berkomunikasi dengan guru. 3. Aktif berkomunikasi dengan guru dalam proses pembelajaran. 1. Memiliki kemauan dalam menyelesaikan soal. 2. Cepat merespon soal yang diberikan guru. 3. Aktif dalam mencari dan menyelesaikan soal. 1. Berani berkomunikasi dengan teman. 2. Lancar dalam berkomunikasi dengan teman saat diskusi. 3. Merespon apa yang dilakukan teman saat berdiskusi. 1. Aktif bertanya pada guru saat pembelajaran. 2. Berani bertanya pada guru. 3. Memiliki kemauan dalam bertanya dengan guru. (Purwanto,2008) Tabel 3.10. Rubrik penilaian aspek psikomotor siswa. Skor Keterangan Jika ke tiga poin, dalam aspek yang diamati muncul selama 4 pengamatan 3 Jika hanya dua poin, pada aspek yang diamati yang muncul 2 Jika hanya satu poin, pada aspek yang diamati yang muncul 1 Jika tidak terdapat aspek yang diamati yang muncul (Poerwanti, 2008: 5.27)

36 Nilai psikomotor siswa secara individu diperoleh dengan rumus: NP = R SM X 100 Keterangan : NP = nilai psikomotor yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum 100 = bilangan tetap (Purwanto, 2008: 112) Tabel 3.11. Kategori psikomotor siswa. No. Skor Interval Nilai Kategori 1. 4 76 100 AB (Amat baik) 2. 3 51 75 B (Baik) 3. 2 26 50 C (Cukup) 4. 1 01 25 K (Kurang) (Purwanto, 2008: 7.8) d. Kinerja Guru Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data kinerja Guru adalah sebagai berikut. Tabel 3.12. Instrumen penilaian kineraja guru (IPKG) No KEGIATAN SKOR I PRAPEMBELAJARAN 1. Kesiapan ruang, alat pembelajaran dan media. 1 2 3 4 2. Memeriksa kesiapan siswa. 1 2 3 4 II MEMBUKA PELAJARAN 1. Melakukan kegiatan apersepsi. 1 2 3 4 2. Mengomunikasikan kompetensi yang akan dicapai 1 2 3 4 dan rencana kegiatannya.

37 No KEGIATAN SKOR III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran matematika pecahan 1.Menentukan tujuan pembelajaran matematika 1 2 3 4 pecahan. 2.Memilih materi pembelajaran yang diampu yang 1 2 3 4 terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran matematika pecahan. 3.Menata materi pembelajaran secara benar sesuai 1 2 3 4 dengan pendekatan atau media yang dipilih dan karakter siswa. 4.Mengembangkan indikator dan instrumen 1 2 3 4 penilaian. B. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik 1. Mengembangkan komponen-komponen 1 2 3 4 rancangan pembelajaran. 2. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik 1 2 3 4 dikelas. 3. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki 1 2 3 4 belajar. 4. Menggunakan media pembelajaran dan sumber 1 2 3 4 belajar yang relevan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran matematika pecahan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 5. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan 1 2 3 4 sumber belajar/ media pembelajaran. 6. Dapat memanipulasi keadaan dengan media. 1 2 3 4 7. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media. 1 2 3 4 C. Pendekatan realalistic mathematics education 1. Menyiapkan masalah realistik seperti ibu 1 2 3 4 mempunyai 1buah kue yan g akan diberikan kepada 2 orang anaknya dengan bagian yang sama. Berapa bagian yang diperoleh dari masing-masing anak. 2. Memperkenalkan strategi dan masalah realistik 1 2 3 4 kepada siswa. 3. Menyuruh siswa memecahkan masalah realistik. 1 2 3 4 4. Membimbing siswa dalam menyelesaikan 1 2 3 4 masalah. 5. Menyuruh siswa untuk mempresentasikan hasil 1 2 3 4 diskusinya kedepan kelas. 6. Mengamati dan memberikatanggapan jalannya 1 2 3 4 diskusi. 7. Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan 1 2 3 4

38 No KEGIATAN SKOR IV PENUTUP A. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar 1. Mengembangkan instrumen penilaian dan 1 2 3 4 evaluasi proses dan hasil belajar. 2. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil 1 2 3 4 belajar untuk berbagai tujuan. B. Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran 1. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang 1 2 3 4 telah dilaksanakan. 2. Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan 1 2 3 4 pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran matematika pecahan. Jumlah skor total Nilai Kategori Keterangan: Lingkari skor sesuai dengan rubrik penilaian. Tabel 3.13. Pedoman penilaian kinerja guru Nilai angka 4 Nilai mutu Sangat baik 3 Baik 2 1 Cukup baik Kurang baik Indikator dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik dan guru terlihat profesional. dilaksanakan oleh guru dengan baik, guru melakukannya dengan 1-3 kali kesalahan, dan guru tampak menguasai. dilaksanakan oleh guru dengan cukup baik, guru melakukannya dengan 4-7 kali kesalahan. tidak dilaksanakan oleh guru. (Sowiyah, 2010: 71) Nilai kinerja guru diperoleh dengan rumus : NK = R SM X 100 Keterangan : NK R = nilai kinerja yang dicari atau diharapkan = skor mentah yang diperoleh

39 SM = skor maksimum 100 = bilangan tetap (Purwanto, 2008: 112) Tabel 3.14. Kategori kinerja guru No. Skor Interval Nilai Kategori 1. 4 76 100 AB (Amat baik) 2. 3 51 75 B (Baik) 3. 2 26 50 C (Cukup) 4. 1 01 25 K (Kurang) (Purwanto, 2008: 7.8) 2. Data Kuantitatif Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika kemajuan kualitas hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru. Data kuantitatif merupakan data hasil belajar melalui pendekatan RME pada siklus I dan siklus II. Tabel 3.15. Hasil belajar siswa. No Nama Siswa Nilai Nilai Ket Siklus I Siklus II nilai kategori nilai kategori 1. 2. 3. Jumlah nilai Jumlah rata-rata nilai Nilai terendah Nilai tertinggi Jumlah siswa yang tuntas Siswa % Siswa % Jumlah siswa yang belum tuntas Ket. Siswa % Siswa %

40 Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada siklus I dan siklus II. Data kuantitatif penelitian ini didapatkan dengan menghitung nilai rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan rumus : a. Menghitung nilai hasil belajar kognitif siswa secara individual digunakan rumus : NK = R N x 100 Keterangan: NK = nilai siswa (nilai yang dicari) R N = jumlah skor/item yang dijawab benar = skor maksimum dari tes 100 = bilangan tetap (Purwanto, 2008: 112) b. Menghitung nilai rata rata seluruh siswa X = X N Keterangan : X X N = Nilai rata-rata kelas = Jumlah semua nilai siswa dikelas = Jumlah siswa (Aqib, dkk., 2009 : 40)

41 c. Menghitung persentase ketuntasan hasil belajar kognitif siswa secara klasikal digunakan rumus : K = X N x 100% Keterangan : K = ketuntasan belajar klasikal X = jumlah siswa yang mendapat nilai 67 N = jumlah siswa 100 % = bilangan tetap Analisis ini dilakukan pada tahap refleksi. Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya, sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki pembelajaran. Tabel 3.16. Kategori tingkat keberhasilan belajar kognitif siswa (%) Interval Nilai Kategori 76 100 AB (Amat baik) 51 75 B (Baik) 26 50 C (Cukup) 01 25 K (Kurang) (Purwanto, 2008: 7.8)

42 F. Urutan Penelitian Tindakan Kelas Prosedur penelitian yang dilakukan adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi(reflecting). Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan (Arikunto, 2004 : 16) Gambar 3.1. Prosedur penelitian tindakan kelas G. Prosedur Penelitian SIKLUS I a. Perencanaan 1. Menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk menentukan materi yang diajarkan dengan pendekatan RME yang berpedoman pada Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi.

43 2. Pembuatan perangkat pembelajaran yang diperlukan (pemetaan, silabus, RPP) yang berpedoman pada Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses. 3. Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS) dan alat peraga yang akan digunakan selama proses pembelajaran di kelas. 4. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 5. Menyusun instrumen tes untuk setiap siklus. b. Tindakan Pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah merujuk pada skenario pembelajaran yang telah dirancang yaitu melalui pembelajaran dengan pendekatan RME kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME terdiri atas beberapa tahap, yaitu: a) Kegiatan Pembukaan 1) Melakukan apersepsi. 2) Memotivasi siswa dengan bercerita, demonstrasi atau mengungkapkan fakta yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. 3) Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. b) Kegiatan Inti 1) Guru memberikan masalah realistik tentang materi pecahan. Guru tidak secara penuh menjelaskan tetapi guru juga

44 melakukan tanya jawab dengan siswa, sehingga siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran. 2) Sebelum siswa bekerja dengan lembar kerja, guru memperkenalkan strategi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. 3) Siswa diminta untuk membentuk kelompok. 4) Tiap kelompok dibagikan alat peraga dan LKS yang telah disediakan oleh guru. 5) Siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam LKS. Selama pembelajaran berlangsung, guru mengawasi dan memberikan bimbingan terhadap hal-hal yang belum dipahami siswa. 6) Perwakilan kelompok menuliskan hasil diskusinya. 7) Perwakilan kelompok mempresentasikannya di depan kelas. Kelompok lainnya memberi tanggapan. 8) Mengacu pada jawaban siswa, melalui tanya jawab, guru dan siswa membahas penyelesaian masalah. c) Kegiatan Penutup 1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil kegiatan presentasi yang dilakukan oleh tiap kelompok dan memberikan umpan balik beserta penguatan untuk menghadapi tugas-tugas berikutnya. 2) Guru memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal yang belum dimengerti.

45 3) Perwakilan siswa mengumpulkan hasil kerja siswa di meja guru. c. Pengamatan Observer mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Selama proses belajar, aktivitas siswa diperoleh dengan memberikan skor 1-4, untuk data kinerja guru diperoleh dengan melingkari salah satu angka 1-4, sedangkan pada hasil belajar afektif dan psikomotor dengan memberikan skor 1-4. d. Refleksi Peneliti bersama teman sejawat melakukan refleksi untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang dianalisis adalah aktivitas siswa, kinerja guru dan hasil belajar siswa. Analisis tersebut sebagai acuan perbaikan kinerja guru dan digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkahlangkah lebih lanjut dalam rangka mencapai tujuan PTK. Hasil analisis juga digunakan sebagai bahan perencanaan pada siklus berikutnya dengan membuat rencana tindakan baru agar menjadi lebih baik lagi. SIKLUS II Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh tim peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II. Adapun pelaksanaan pada siklus II ini meliputi:

46 a. Perencanaan Kegiatan pada siklus II ini dibuat dengan membuat rencana pembelajaran secara kolaboratif antara peneliti dan guru seperti siklus sebelumnya berdasarkan refleksi pada siklus I, pada siklus kedua ini, peneliti melakukan perencanaan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. 2) Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran di siklus II berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. 3) Menyiapkan perangkat pembalajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran di kelas. 4) Menyiapkan susunan skenario pembelajaran yaitu rencana perbaikan pembelajaran. b. Tindakan Pada siklus II ini dilakukan tindakan atau perlakuan yang sama dengan siklus I, berdasarkan rencana pembelajaran dari hasil refleksi pada siklus I. c. Pengamatan Observer mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Selama proses belajar, aktivitas siswa diperoleh dengan memberikan skor 1-4, untuk data kinerja guru diperoleh dengan

47 melingkari salah satu angka 1-4, sedangkan pada hasil belajar afektif dan psikomotor dengan memberikan skor 1-4. d. Refleksi Peneliti melaksanakan refleksi terhadap siklus ke II dan menganalisisnya untuk menentukan kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. H. Indikator Keberhasilan Keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dilihat dari jumlah siswa yang mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 67. 1. Peningkatan nilai rata-rata kelas hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor. Sehingga mencapai nilai rata-rata kelas yang diharapkan sebesar 75. 2. Pada penelitian ini 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut mencapai KKM 67. 3. Adanya peningkatan aktivitas belajar pada siswa secara klasikal pada setiap siklusnya. 4. Nilai kinerja guru meningkat setiap siklusnya.