PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN BERDASARKAN UU NOMOR 23 TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN

PADA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN TJAHJO KUMOLO

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN DAERAH 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Disampaikan oleh: TJAHJO KUMOLO

Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA,CIPSAS Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan

SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.

P3D TERHADAP URUSAN KONKUREN BIDANG KP SERTA PERSIAPAN KELEMBAGAAN OPD TINDAK LANJUT UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH. Drs. SUGIYONO, M.

HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH, KECAMATAN DAN DESA. Bagian Pemerintahan Setda Kab. Lamongan

Terlaksananya kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan. Terlaksananya penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.

Hariadi Kartodihardjo (Sumber: UU 23/2014) Adapun urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi adalah:

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG

ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN

10. Pemberian bimbingan teknis pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di wilayah laut kewenangan daerah.

a. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dalam wilayah kewenangan kabupaten.

PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL Hubungan Pusat dan Daerah

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERAN STRATEGIS KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH MENUJU PENCAPAIAN GOOD GOVERNANCE

PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT (BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH)

PARADIGMA MESIN PEMBANGUNAN UNTUK PERKEMBANGAN DAERAH 1. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH.

PENATAAN KELEMBAGAAN URUSAN PANGAN

RPJMN dan RENSTRA BPOM

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

Direktur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

4/3/2017 PEMBANGUNAN PERIKANAN & KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

CC. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

Direktur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

OLEH : DRS. SAFRIZAL ZA, M.SI KEPALA BAGIAN PERENCANAAN DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN

PELAKSANAAN UU. NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (KAITANNYA DGN PENGANGGARAN PEMBIAYAAN AMPL DLM APBD)

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

U NDANG UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 DLM KONTEKS KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

KEMENTERIAN DALAM NEGERI IMPLEMENTASI UU NOMOR 23 TAHUN 2014 PEMBAGIAN PERAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Direktorat Perencanaan Pembangunan Daerah

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

Disampaikan oleh: MENTERI DALAM NEGERI TJAHJO KUMOLO KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Yogyakarta, 7 Maret 2016

OLEH: Dr. SUMARSONO, MDM Direktur Jenderal Otonomi Daerah

ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN MENURUT UNDANG- PEMERINTAHAN DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS 2015 DAN PERSIAPAN PROGRAM PAMSIMAS 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

BAPPEDA Planning for a better Babel

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

BUPATI MANDAILING NATAL

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENGHADAPI MEA 2015

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN KEWENANGAN DAERAH PROVINSI Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

KEBIJAKAN PENYEDERHANAAN REGULASI UNTUK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

ORGANISASI PERANGKAT DAERAH UNTUK SUB URUSAN JASA KONSTRUKSI DALAM PERSPEKTIF PEMERINTAHAN DAERAH (UU No.23/2014)

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

KERANGKA RPJMN DALAM RPJPN RPJM

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 21 Tahun 2008

PENYELENGGARAAN SISTEM DATA GENDER DAN ANAK DALAM MENDUKUNG CAPAIAN PEMBANGUNAN DI DAERAH

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2008

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Pembagian Urusan Pemerintah Dalam Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

BUPATI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT KABINET

BAB I PENDAHULUAN I-1

Forum Perangkat Daerah dan Rakortek Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2017 Palangkaraya, 20 Maret Pada Acara S U M A T E R A K A L I M A N T A N

PENATAAN KELEMBAGAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH. (Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah)

PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Sejarah Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Transkripsi:

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN BERDASARKAN UU NOMOR 23 TAHUN 2014 DISAMPAIKAN OLEH : KASUBDIT KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH NOVEMBER 2015

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI TUGAS DAN FUNGSI KEMENDAGRI Kemendagri TUGAS Menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan dalam negeri untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara FUNGSI ( 1 dari 10 fungsi) Perumusan, Penetapan dan pelaksanaan kebijakan bidang: Politik dan Pemerintahan Umum Otonomi daerah Pembinaan administrasi kewilayahan Pembinaan Pemerintahan Desa Pembinaan urusan pemerintahan dan pembangunan daerah Pembinaan keuangan daerah Kependudukan dan pencatatan sipil DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH TUGAS Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang urusan pemerintahan dan pembinaan pembangunan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan peundangundangan Perpres 11 Tahun 2015

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI 2 Memperkuat koordinasi dan penataan administrasi kewilayahan ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENDAGRI 1 Menjaga persatuan dan kesatuan, serta melanjutkan pengembangan sistem politik yang demokratis dan berkedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila 4 Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah yang partisipatif, transparan, efektif, efisien, akuntabel dan kompetitif 3 Meningkatkan kualitas pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah 5 Meningkatkan kualitas pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan daerah 6 Mempercepat penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Daerah Mendorong harmonisasi, keselarasan, dan sinergitas pembangunan antar Daerah serta antara Pusat dan Daerah 7 Mendorong terwujudnya pelayanan publik yang baik di daerah Percepatan penyelesaian dan fasilitasi penyusunan regulasi terkait SPM Itergrasi SPM ke dalam Dok Perencanaan Daerah dan Penerapan indikator utama SPM di daerah 8 Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam memberikan pelayanan dan menciptakan kesejahteraan masyarakat Peningkatan kualitas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mencakup 6 urusan wajib dasar, 18 urusan wajib non dasar, dan 8 urusan pilihan 9 Meningkatkan kualitas dan kemanfaatan database kependudukan nasional 10 Penyelesaian perselisihan antar daerah terkait dengan urusan pemerintahan Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik dan melanjutkan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI TUGAS DAN FUNGSI DITJEN BINA BANGDA Perpres 11 Tahun 2015 TUGAS Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang urusan pemerintahan dan pembinaan pembangunan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan peundang-undangan 1 2 3 4 FUNGSI Perumusan kebijakan di bidang fasilitasi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan daerah, fasilitasi pengelolaan system informasi pembangunan daerah dan partisipasi masyarakat Pelaksanaan kebijakan dan koordinasi di bidang fasilitasi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan daerah, dan partisipasi masyarakat Pelaksanaan pembinaan umum serta koordinasi di bidang fasilitasi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan daerah, fasilitasi pengelolaan system informasi pembangunan daerah, dan partisipasi masyarakat Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta standar pelayanan minimal urusan pemerintahan 5 6 7 8 Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang fasilitasi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan daerah, pengelolaan system informasi pembangunan daerah, dan partisipasi masyarakat Pemberian bimibingan teknis dan supervise di bidang fasilitasi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan daerah, pengelolaan system informasi pembangunan daerah, dan partisipasi masyarakat Pelaksanaan administrasi direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri

STRUKTUR ORGANISASI DITJEN BINA BANGDA Ditjen Bina Pembangunan Daerah Sekretariat Ditjen Direktorat Perencanaan Evaluasi dan Informasi Pembangunan Daerah Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah II Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah III Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah IV Pertanahan & Penataan ruang ESDM Pertanian & pangan Kehutanan LH PU Perumahan dan kawasan permukiman Kelautan dan perikanan Perhubungan Kominfo, statistik & persandian Kesehatan Sosbud Koperasi, UKM & Penanaman Modal Perindustrian & Perdagangan Pendidikan Nakertrans PP & PA KB Olahraga, Perpustakaan Pariwisata, dan PMD

U R U S A N P E M E R I N T A H A N ABSOLUT 1. PERTAHANAN 2. KEAMANAN 3. AGAMA 4. YUSTISI 5. POLITIK LUAR NEGERI 6. MONETER & FISKAL 1. PENDIDIKAN 2. KESEHATAN 3. PU DAN PR 4. PERUMAHAN RAKYAT DAN KAW PERMUKIMAN 5. TRAMTIBUM & LINMAS URUSAN PEMERINTAHAN UMUM YAN DASAR (6) S P M WAJIB (24) KONKUREN NON YAN DASAR (18) N S P K Dibagi berdasarkan kriteria Eksternalitas, Akuntabilitas dan Efisiensi PILIHAN (8) 6. SOSIAL Dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kapasitas kuangan daerah, sumber daya personil, dan ketersediaan sarana dan prasarana.

URUSAN PEMERINTAHAN ( Pasal 9 s.d Pasal 26 UU NO 23 TAHUN 2014) ABSOLUT Sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat 6 Urusan politik luar negeri pertahanan keamanan yustisi moneter dan fiskal nasional Agama Pemerintah Pusat: melaksanakan sendiri melimpahkan kpd Instansi Vertikal di Daerah atau gubernur sebagai wakil Pemerintah KONKUREN dibagi antara Pemerintah Pusat & provinsi & kab/kota. 6 Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar 18 Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar 8 Urusan Pemerintahan Pilihan. PEMERINTAHAN UMUM kewenangan Presiden sbg kepala pemerintahan Meliputi: pembinaan wawasan kebangsaan & ketahanan nasional pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa pembinaan kerukunan antarsuku & intrasuku, umat beragama, ras, dan golongan lainnya guna mewujudkan stabilitas kemanan lokal, regional, dan nasional Konflik sosial koordinasi pelaksanaan tugas pengembangan kehidupan demokrasi pelaksanaan semua Urusan pemerintahan yg bukan merupakan kewenangan Daerah

URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN YANG DISELENGGARAKAN DAERAH ( Pasal 11) Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar 6 URUSAN: pendidikan kesehatan pekerjaan umum dan penataan ruang perumahan rakyat dan kawasan permukiman ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan Masyarakat sosial. Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar 18 URUSAN : tenaga kerja pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak pangan pertanahan lingkungan hidup administrasi kependudukan dan pencatatan sipil pemberdayaan masyarakat dan Desa pengendalian penduduk dan keluarga berencana perhubungan; komunikasi & informatika koperasi, usaha kecil, dan menengah penanaman modal kepemudaan dan olah raga statistik persandian kebudayaan; perpustakaan; kearsipan. Urusan Pemerintahan Pilihan 8 URUSAN: kelautan dan perikanan pariwisata pertanian kehutanan; energi dan sumber daya mineral; perdagangan; perindustrian; dan transmigrasi.

26 PEMETAAN URUSAN (sesuai Pasal 24 UU 23/2014) 1. K/L bersama Pemda melakukan Pemetaan Urusan. 2. Hasil pemetaan ditetapkan dengan peraturan menteri setelah mendapatkan rekomendasi dari Menteri Dalam Negeri. 3. Pemetaan Urusan dan pembinaan kepada Daerah dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri. Untuk menentukan Daerah yang mempunyai Urusan Pemerintahan Pilihan berdasarkan potensi, proyeksi penyerapan tenaga kerja, dan pemanfaatan lahan. Digunakan oleh Daerah dalam penetapan: c c c kelembagaan, perencanaan, penganggaran Untuk menentukan intensitas Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar berdasarkan jumlah penduduk, besarnya APBD, dan luas wilayah Pemetaan Urusan Digunakan oleh K/L sebagai dasar untuk pembinaan kepada Daerah secara nasional.

NAWA CITA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sector-sktor strategis ekonomi domestik Melakukan revolusi karakter bangsa Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi social Indonesia ASPEK KELAUTAN DALAM NAWA CITA Agenda Peningkatan pangan Ketahanan air Kedaulatan energi kedaulatan Pelestarian sumberdaya alam, lingkungan hidup dan pengelolaan bencana Pengembangan ekonomi maritime dan kelautan Penguatan keuangan sector Penguatan kapasitas fiscal negara

PENGEMBANGAN EKONOMI MARITIM DAN KELAUTAN DALAM RPJMN SASARAN ARAH KEBIJAKAN 1 2 3 4 Termanfaatkannya sumberdaya kelautan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir Tersedianya data dan informasi sumberdaya kelautan yang terintegrasi (one map policy) Terwujudnya TOL LAUT dalam upaya meningkatkan pelayanan angkutan laut serta meningkatkan konektifitas laut Terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumberdaya hayati laut 1 2 3 4 Pecepatan pengembangan ekonomi kelautan Meningkatkan dan mempertahankan kualitas, daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut Meningkatkan wawasan dan budaya bahari, serta penguatan peran SDAM dan IPTEK Kelautan Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan dan masyarakat pesisir 5 Terwujudnya SDM dan IPTEK kelautan yang berkualitas dan meningkatkan wawasan dan budaya bahari

RENSTRA KKP 2015-2019 VISI Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional Kedaulatan Keberlanjutan Kesejahteraan Kedaulatan diartikan sebagai kemandirian dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan dengan memperkuat kemampuan nasional untuk melakukan penegakan hukum di laut demi mewujudkan kedaulatan secara ekonomi, yang dilakukan melalui: 1. Pengawasan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan. 2. Sistem perkarantinaan ikan, pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan. Keberlanjutan dimaksudkan untuk mengadopsi konsep blue economy dalam mengelola dan melindungi sumberdaya kelautan dan perikanan secara bertanggung jawab dengan prinsip ramah lingkungan sebagai upaya peningkatan produktivitas, yang dilakukan melalui: 1. Pengelolaan ruang laut. 2. Pengelolaan keanekaragaman hayati laut. 3. Keberlanjutan sumberdaya dan usaha perikanan tangkap dan budidaya. 4. Penguatan daya saing produk hasil kelautan dan perikanan. Kesejahteraan diartikan bahwa pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan adalah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, yang dilakukan melalui: 1. Pengembangan kapasitas SDM dan pemberdayaan masyarakat. 2. Pengembangan inovasi iptek kelautan dan perikanan.

PROGRAM KKP 2015-2019 1 Program Pengelolaan Ruang Laut 2 Program Pengelolaan Perikanan Tangkap 3 4 5 6 7 8 9 10 Program Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Budidaya Program Penguatan Daya Saing dan Logistik Hasil Kelautan dan Perikanan Program Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan Program Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Program Karantina, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur KKP Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KKP

PRIORITAS TAHUN 2016 Kegiatan Utama PROGRAM PENGELOLAAN RUANG LAUT Tata ruang dan masterplan nasional dan antar wilayah (38 paket) Pembangunan pulau terintegrasi (10 pulau) Breakwater/jetty di pesisir dan pulau-pulau kecil (50 unit) Rehabilitasi dan rekonstruksi pesisir (mangrove 4 juta batang, sabuk pantai 15 km, dan rekayasa hybrid 50 km ) Bantuan masyarakat di kawasan konservasi (100 kelompok) Kegiatan Utama PROGRAM PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP Kapal penangkap ikan (3.547 unit) Alat penangkapan ikan (16.675 unit) Perlindungan nelayan /premi asuransi ( 1 juta orang) Sertifikasi ABK (1.200 orang) Pembentukan KUB menjadi koperasi (200 KUB) Sertifikasi Hak Atas Tanah Nelayan (2.000 bidang)

PRIORITAS TAHUN 2016 Kegiatan Utama PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN BUDIDAYA KJA laut dan tawar (500 unit) Excavator (100 unit) Kincir (2.000 unit) Bibit/benih dan induk unggul di UPT (100 juta ekor) Bantuan pakan dan sarpras pakan mandiri (1.000 ton) Bantuan pakan mandiri (200 unit) Kebun bibit rumput laut (300 unit) Sertifikasi CBIB dan CPIB di 34 provinsi Laboratorium kesehatan ikan 15 UPT Kegiatan Utama PROGRAM PENGUATAN DAYA SAING DAN LOGISTIK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN Kapal angkut ikan (2 unit) Kapal procesing 1.000 GT/UPI terapung (1 unit) Integrated cold storage (20 unit) Single cold storage (40 unit) Ice flake machine 1,5 ton/hari (500 unit) dan > 10 ton/hari (20 unit) Integrated fish market (4 unit) Sarana usaha garam (44 kab) Pabrik rumput laut (10 unit) dan warehouse (8 unit) Pabrik tepung ikan (30 unit)

PRIORITAS TAHUN 2016 Kegiatan Utama PROGRAM PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN Hari operasi kapal pengawas 138 hari (26 unit kapal pengawas) Sarana pengawasan (kapal patroli 3 unit : ukuran 60 m, 48 m, dan 140 m) Pesawat Patroli [patrol planes] (2unit) Operasional satgas Illegal Fishing [Tindak lanjut Perpres tentang Satgas Pemberantasan Illegal Fishing (1 tahun) Pembangunan Prasarana pengawasan [Pos, detention centre, tempat barang bukti] ( 10 unit) Biaya Penanganan pelanggaran dan penanganan kapal hasil tangkapan Pelatihan PPNS Perikanan 60 orang dan Polsus PWP3K 100 orang Pengawasan ketaatan pemanfataan sumber daya kelautan dan perikanan Kegiatan Utama PROGRAM KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN Peralatan laboratorium mutu (10 UPT dari 47 UPT) Penyelenggaraan pos lintas batas (9 unit) Pembangunan Unit Pelayanan Ekspor dan pengendalian Impor (5 unit) Sertifikat HACCP (1.300 sertifikat) Sertifikat CKIB (175 sertifikat) Sistem aplikasi dengan INSW (16 unit) Biaya penanganan perkara (46 UPT) Sertifikasi sistem perkarantinaan ikan (253.500) sertifikat Pengawalan impor (46 unit) Pemetaan lokasi penyebaran HPIK (339 lokasi) Verifikasi kelayakan instalasi karantina ikan milik pihak ketiga (230 unit) Akreditasi standar ISO (42 UPT) Penerapan traceability bahan baku pengolahan di UPI (50 UPI)

PRIORITAS TAHUN 2016 Kegiatan Utama PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK KELAUTAN DAN PERIKANAN Kapal riset ukuran 60 meter (1 unit) Pembangunan lembaga riset bertaraf internasional (2 unit) Stock assessment WPP (11 unit) dan KPP-PUD (6 unit) Riset strain ikan tumbuh cepat dan cepat tumbuh (25 komoditas) Riset Vaksin dan Probiotik (13 jenis) Riset Bioteknologi untuk farmasetika (2 jenis) Research buoy (20 unit) Lanjutan pembangunan laboratorium rumput laut (2 unit) Riset dan penelitian inovatif Kegiatan Utama PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN Politeknik KP (3 unit lanjutan, 2 unit baru) Technnopark KP (4 unit lanjutan, 4 unit baru) Operasional tenaga penyuluh (3.200 orang) Degree program (50 orang) Non degree program (100 orang) Pendidikan anak pelaku utama (7.225 orang) Pelatihan (35.000 orang masyarakat & 8.000 aparatur) Penyuluhan dan pemberdayaan (600.000 orang) Hari layar Kapal Latih (90 hari) Pembangunan Balai Pelatihan (1 lokasi)

PEMBANGUNAN DAERAH 1. Sesuai Pasal 258 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Daerah melaksanakan pembangunan untuk peningkatan dan pemerataan: a. pendapatan masyarakat; b. kesempatan kerja; c. lapangan berusaha; d. akses dan kualitas pelayanan publik; dan e. daya saing Daerah. 2. Pembangunan Daerah merupakan perwujudan dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.

10 PERUBAHAN KEWENANGAN Ada perubahan kewenangan yang diberikan kepada provinsi, kab/kota terkait dengan penyelenggaraan bidang Kelautan dan Perikanan, sehingga perlu menjadi perhatian bagi urusan Kelautan dan Perikanan Pilkada serentak : Provinsi Kab/Kota Total : 9 Daerah : 260 Daerah : 269 Daerah Bagi daerah yang melaksanakan pemilukada diwajibkan menetapkan RPJMD dan Ditetapkan dengan PERDA, paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah terpilih dilantik.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Provinsi) Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Kabupaten/Kota)

ALUR DOK PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Pola hubungan antar dokumen perencanaan dan penganggaran, mengharuskan adanya konsistensi dan sinkronisasi perencanaan antar SKPD, Antar Daerah, dan antar level pemerintahan. Tugas Bangda adalah menjaga konsistensi dan sinkronisasi ini, dan memastikan bahwa indicator SPM secara konsisten direncanakan dan dianggarkan dalam RPJMD, RKPD, dan APBD.

Perencanaan Pembangunan Daerah Pasal 268-269 Apabila hasil evaluasi menteri tidak ditindaklanjuti oleh Gubernur dan DPRD, dan Gubernur menetapkan rancangan Perda RPJMD/RPJPD menjadi Perda, Menteri membatalkan Perda dimaksud Renstra SKPD Renja SKPD RPJPD RPJMD RKPD merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan, dan sasaran pokok pembangunan Daerah jangka panjang untuk 20 (dua puluh) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPN dan rencana tata ruang wilayah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala Daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN merupakan penjabaran dari RPJMD yang memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah dan program strategis nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

Koordinasi Koordinasi Koordinasi POLA KERJA BUTUH KOORDINASI YANG KUAT INTERNAL BANGDA INTERNAL DAGRI EKSTERNAL SUBDIT K & P SUBDIT2 YG LAIN PEMDA Pembinaan Fasilitasi daerah dalam integrasi Kebijakan K&P dalam Dok Renc (Melibatkan K/L) Memastikan bahwa Daerah memasukkan Kebijakan K&P ke dalam Dok perencanaan Evaluasi BANGDA Memastikan bahwa Daerah memasukkan kebijakan K&P ke dalam APBD KEUDA BANGDA Koordinasi terkait penyusunan SPM dan NSPK, serta penerapannya di daerah K/L PEMDA Pem binaan penerapan kebijakan K&P di daerah

PEMBAGIAN URUSAN DAN KEWENANGAN TERKAIT PERIKANAN KELAUTAN (LAMPIRAN UU 23/2014) SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil a. Pengelolaan ruang laut di atas 12 mil dan strategis nasional. b. Penerbitan izin pemanfaatan ruang laut nasional. c. Penerbitan izin pemanfaatan jenis dan genetik (plasma nutfah) ikan antarnegara. d. Penetapan jenis ikan yang dilindungi dan diatur perdagangannya secara internasional. e. Penetapan kawasan konservasi. f. Database pesisir dan pulaupulau kecil. a. Pengelolaan ruang laut sampai dengan 12 mil di luar minyak dan gas bumi. b. Penerbitan izin dan pemanfaatan ruang laut di bawah 12 mil di luar minyak dan gas bumi. c. Pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil. a. Pengelolaan SDA dan bangunan pengaman pantai pada wilayah sungai dalam 1 (satu) Daerah kabupaten/kota. b. Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya kurang dari 1000 ha dalam 1 (satu) Daerah kabupaten/kota.

SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/K OTA Perikanan Tangkap a. Pengelolaan penangkapan ikan diiwilayah laut di atas 12 mil. b. Estimasi stok ikan nasional dan jumlah tangkapan ikan yang diperbolehkan (JTB). c. Penerbitan izin usaha perikanan tangkap untuk: a) kapal perikanan berukuran di atas 30 Gross Tonase (GT); dan b) di bawah 30 Gross Tonase (GT) yang menggunakan modal asing dan/atau tenaga kerja asing. a. Pengelolaan penangkapan ikan di wilayah laut sampai dengan 12 mil. b. Penerbitan izin usaha perikanan tangkap untuk kapal perikanan berukuran di atas 5 GT sampai dengan 30 GT. c. Penetapan lokasi pembangunan serta pengelolaan pelabuhan perikanan provinsi. d. Penerbitan izin pengadaan kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut ikan dengan ukuran di atas 5 GT sampai dengan 30 GT. e. Pendaftaran kapal perikanan di atas 5 GT sampai dengan 30 GT. a. Pemberdayaan nelayan kecil dalam Daerah kabupaten/kot a. b. Pengelolaan dan penyelenggaraa n Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

SUB URUSAN Perikanan Budidaya PEMERINTAH PUSAT a. Sertifikasi dan izin edar obat/dan pakan ikan. b. Penerbitan izin pemasukan ikan dari luar negeri dan pengeluaran ikan hidup dari wilayah Republik Indonesia. c. Penerbitan Izin Usaha Perikanan (IUP) di bidang pembudidayaan ikan lintas Daerah provinsi dan/atau yang menggunakan tenaga kerja asing. DAERAH PROVINSI Penerbitan IUP di bidang pembudidayaan ikan yang usahanya lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi. DAERAH KABUPATEN/KOTA a. Penerbitan IUP di bidang pembudidayaan ikan yang usahanya dalam 1 (satu) Daerah kabupaten/kota. b. Pemberdayaan usaha kecil pembudidayaan ikan. c. Pengelolaan pembudidayaan ikan.

SUB URUSAN Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan PEMERINTAH PUSAT Pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan di atas 12 mil, strategis nasional dan ruang laut tertentu. DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA Penyelenggaraan Pengawasan sumber daya infrastruktur padakelautan dan perikanan permukiman di kawasansampai dengan 12 mil. strategis Daerah provinsi. Pengolahan dan Pemasaran a. Standardisasi dan sertifikasi pengolahan hasil perikanan. Penerbitan izin usaha pemasaran dan pengolahan b. Penerbitan izin pemasukan hasil hasil perikanan lintas Daerah perikanan konsumsi dan nonkonsumsi ke dalam wilayah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi. Republik Indonesia. Penerbitan izin usaha pemasaran dan pengolahan hasil perikanan lintas Daerah provinsi dan lintas negara. Penyelenggaraan bangunan gedung di wilayah Daerah kabupaten/kota, termasuk pemberian izin mendirikan bangunan (IMB) dan sertifikat laik fungsi bangunan gedung.

SUB URUSAN Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pengembangan SDM Masyarakat Kelautan dan Perikanan PEMERINTAH PUSAT Penyelenggaraan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan. a. Penyelenggaraan penyuluhan perikanan nasional. b. Akreditasi dan sertifikasi penyuluh perikanan. c. Peningkatan kapasitas SDM masyarakat kelautan dan perikanan. DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA

SEKIAN DAN TERIMA KASIH