Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

2016 ISU FEMINITAS DAN MASKULINITAS DALAM ORIENTASI PERAN GENDER SISWA MINORITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. upaya dari anggota organisasi untuk meningkatkan suatu jabatan yang ada.

BAB IV KESIMPULAN. atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi

BAB IV KESIMPULAN. Sejarah panjang bangsa Eropa mengenai perburuan penyihir (witch hunt) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab laki-laki yang lebih besar, kekuatan laki-laki lebih besar

Memaknai Dominasi Maskulin dalam Komedi Situasi. Tetangga Masa Gitu. Skripsi. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak

BAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

ALASAN PEMILIHAN JURUSAN PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN 2012)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

yaitu budaya Jawa mempengaruhi bagaimana maskulinitas dimaknai, seperti pendapat Kimmel (2011) bahwa maskulinitas mencakup komponen budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat yang menganut sistem patriarkhi seringkali menempatkan lakilaki

BAB VI PERSEPSI IDENTITAS GENDER DAN AGEN SOSIALISASI YANG MEMPENGARUHINYA

KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF GENDER. By : Basyariah L, SST, MKes

ANALISIS RESEPSI TOKOH ANGEL DI SITKOM TETANGGA MASA GITU? Oleh: Rani Oktavia Putri ( ) AB

Konstruksi Gender pada Tokoh Minions dalam Film Despicable Me 2

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

1Konsep dan Teori Gender

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Pemimpin adalah jabatan yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Salah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi bahkan hampir seluruh waktu yang kita habiskan adalah untuk

BAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tayangan 86 merupakan sebuah program televisi dengan genre reality show yang tayang di NET TV setiap

BAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. penting mengenai peran serta posisi seseorang di kehidupan sosial.

Laki-laki yang berdasarkan Alkitab. (1 Korintus 16:13) Rasul Paulus menuliskan kata-kata ini kepada jemaat di Korintus:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

KONSEP DAN ANALISIS JENDER. Oleh Dr. Drs. Muhammad Idrus, S.Psi., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

KONSTRUKSI GENDER PADA IKLAN TELEVISI. (Analisis Semiotika Pada Iklan Susu Bayi SGM Tahun ) NASKAH PUBLIKASI

GENDER DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT. Agustina Tri W, M.Pd

TEORI KOMUNIKASI. Teori-Teori Komunikasi Interpretif dan Kritis (2) SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

Gambar 1.1 : Foto Sampul Majalah Laki-Laki Dewasa Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. hal itulah yang juga tercipta dalam Antologi Cerpen Ironi-ironi Kehidupan

MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain sepeda, sepeda motor, becak, mobil dan lain-lain. Dari banyak

BAB V KESIMPULAN Identitas Nasional dalam Imajinasi Kurikulum kurikulum Konstruksi tersebut melakukan the making process dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat kodrat sebagai ciptaan

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN RIFFAT HASSAN DAN MANSOUR FAKIH TENTANG KESETARAAN JENDER DALAM ISLAM: SEBUAH PERBANDINGAN

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

KEHIDUPAN PEREMPUAN PEDAGANG PADA MALAM HARI DI PASAR TRADISIONAL DALAM PERSPEKTIF GENDER (STUDI KASUS DI PASAR LEGI KOTA SURAKARTA) NASKAH PUBLIKASI

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur, dan konsepsi-konsepsi ideologis mengenai laki-laki dan

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI

BAB I PENDAHULUAN. struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. homoseksual atau dikenal sebagai gay dan lesbian masih kontroversial.

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

SUMMARY PENELITIAN. Representasi Sosok Transjender dalam Film Mendadak Bencong

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Timbulnya anggapan bahwa kaum perempuan lebih lemah

BAB IV PENUTUP. diciptakan oleh kebudayaan sebagai sebuah imaji yang membentuk. bagaimana sosok laki-laki ideal seharusnya. Hasil konstruksi tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki

REPRESENTASI MASKULINITAS DALAM IKLAN TELEVISI. Puasini Apriliyantini 1 dan Siti Chusnul Chotimah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waria merupakan salah satu jenis manusia yang belum jelas gendernya.

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. Konstruksi identitas jender, Putu Wisudantari Parthami, 1 FPsi UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masih dapat kita jumpai hingga saat ini. Perbedaan antara laki- laki dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 4 KESIMPULAN. Representasi maskulinitas..., Nurzakiah Ahmad, FIB UI, 2009

PENGARUH TERPAAN PEMBERITAAN KEKERASAN PELAJAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PELAJAR. : Herlina Kurniawati : D2C006040

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan 1. Mulyasa

POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun )

I. PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang setidak-tidaknya menawarkan tiga iklim: perdagangan

Analisis Gender dan Transformasi Sosial Pembahas: Luh Anik Mayani

Transkripsi:

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Penyusun Nama : Diyan Krissetyoningrum NIM : 14030110120042 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014

ABSTRAK Judul Nama : Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten : Diyan Krissetyoningrum NIM : 14030110120042 Stereotype masyarakat mengenai gender adalah laki-laki maskulin dan tentu perempuan feminin. Masyarakat cenderung mempersepsikan bahwa gender merupakan kodrat, padahal gender terbentuk melalui kostruksi lingkungan dan dapat dipertukarkan. Sedangkan yang jelas merupakan kodrat adalah jenis kelamin. Masyarakat juga meyakini akan budaya patriarki. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan dekonstruksi atas gagasan dominan mengenai gender yang mengkonstruksi karakteristik laki-laki sebagai memiliki sikap maskulin dan perempuan yang memiliki watak feminin dalam Sinetron ABG Jadi Manten. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori queer. Judith Butler menolak mengenai gender dominan. menurut Butler bahwa segala sesuatu yang sama tidak selamanya sama, karena segala sesuatunya tidak ada yang benar-benar pasti. Peneliti menggunakan konsep yang dikemukakan oleh John Fiske dalam buku Television Culture, yaitu tentangthe Code of Television untuk menguraikan dekonstruksi dalam Sinetron ABG Jadi Manten. Setelah melakukan analisis sintagmatik pada level reality dan level representation, peneliti kemudian melakukan analisis secara paradigmatik untuk level ideology. Analisis sintagmatik digunakan untuk menemukan makna terdalam pada sebuah teks dalam sinetron. Penelitian menunjukkan adanya dekonstruksi gender dimana biasanya gender yang ditampilkan oleh media adalah laki-laki maskulin dan perempuan feminin, namun pada sinetron ini sebaliknya. Laki-laki ditampilkan secara feminin, dan perempuan maskulin. Hal ini menunjukkan bahwa peran gender dapat dipertukarkan. Kedua karakter tersebut merujuk pada androgini style, yaitu pembagian peran yang sama antara karakter maskulin dan feminin secara bersamaan. Dalam identitas gender bahwa orang yang tidak sepenuhnya cocok dengan peranan gender maskulin dan feminin yang tipikal dalam masyarakat. Sikap tokoh laki-laki yang cenderung feminin pada akhirnya bisa berperan sebagai suami yang bertanggung jawab terhadap istri. Dan sosok istri yang cenderung keras dan maskulin dapat menurut pada apa yang sudah menjadi keputusan suaminya. Sinetron ABG Jadi Manten ini sesungguhnya meneguhkan ideologi patriarki, dimana laki-laki- memiliki kedudukan di atas perempuan, tetapi dengan menawarkan melalui tokoh perempuan yang maskulin untuk menunjukkan bahwa perempuan tidak selalu lemah. Kata Kunci: Sinetron, Dekonstruksi, Gender

Rumusan Masalah Media massa memiliki peran dalam sosialisasi gender di masyarakat. Media menampilkan gender sesuai dengan budaya dominan yang ada di masyarakat. Budaya dominan mengenai gender tersebut adalah laki-laki maskulin dan perempuan feminin. Selain itu juga merujuk pada budaya patriarki, sebuah ideologi yang di dalamnya terkandung pandangan bahwa laki-laki dominan atas perempuan dan anak-anak dalam keluarga atau masyarakat. Dengan adanya konstruksi masyrakat yang berkembang mengenai gender tersebut, membuat kelompok di luar mainstream tersebut sulit untuk diterima di mayarakat. Masyarakat sering salah membedakan antara gender dan jenis kelamin. Masyarakat menganggap gender sebagai kodrat. Laki-laki harus maskulin dan perempuan feminin. Padahal yang sebetulnya kodrat adalah jenis kelamin. Sedangkan gender terjadi karena konstruksi masyarakat dan dapat berubah. Sinetron ABG Jadi Manten menampilkan gender yang berbeda dari apa yang diyakini masyarakat. Tokoh utama laki-laki ditampilkan feminin, dan tokoh utama perempuan ditampilkan maskulin. Sinetron ini ingin mengkomunikasikan gagasan alternative di tengah gagasan dominan, bahwa gender dapat dipertukarkan dengan cara mendekonstruksi gagasan dominan tersebut. Sinetron ini juga seolah menunjukkan bahwa wanita dapat lebih kuat dibanding laki-laki, dan laki-laki juga memiliki sifat yang lemah.

Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguraikan dekonstruksi atas gagasan dominan mengenai gender yang mengkonstruksi karakteristik laki-laki dengan memiliki sifat maskulin dan perempuan yang memiliki watak feminim dalam Sinetron ABG Jadi Manten. Metode dan Kerangka Teori Paradigma kritis digunakan untuk mengkritisi Sinetron ABG Jadi Manten. paradigma kritis berangkat dari cara melihat realitas dengan mengasumsikan bahwa ada struktur sosial yang tidak adil. Terdapat dominasi ideologi dalam paradigma ini, yaitu sistem keyakinan yang berfungsi sebagai dasar pandangan di dalam masyarakat atau persepsi kelompok tentang realitas yang ada. (LitteJohn 2009: 237) Peneliti menggunakan konsep yang dikemukakan oleh John Fiske dalam buku Television Culture, yaitu tentangthe Code of Television untuk menguraikan dekonstruksi dalam Sinetron ABG Jadi Manten. Setelah melakukan analisis sintagmatik pada level reality dan level representation, peneliti kemudian melakukan analisis secara paradigmatik untuk level ideology. Analisis sintagmatik digunakan untuk menemukan makna terdalam pada sebuah teks dalam sinetron. Menurut Fakih (1998:24-25), konsep gender yaitu pembagian laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural, yang telah berjalan secara mapan dalam proses sosialisasi. Dengan demikian pembagian gender tersebut dianggap alamiah, normal dan kodrat sehingga yang melanggar konsep

gender dianggap tidak normal atau melanggar kodrat: padahal, yang merupakan ketentuan Tuhan adalah pembagian jenis kelamin secara biologis. Kostruksi sosiokultural yang membedakan laki-laki dan perempuan merupakan hal yang bersifat universal. (Bambang, 2000: 150) Penggolongan feminitas yakni mencangkup kepekaan perasaan, kesabaran, keuletan, irasionalitas, kesetiaan, sifat mengalah, dan lemah. Sedangkan maskulinitas, ditunjukkan dengan keberanian, rasionalitas, sifat dominan, ketidaksetiaan, dan kekuatan. Semua sifat itu bisa didapatkan dari semua manusia. Hingga batas tertentu yang menganggap maskulin pada budaya tertentu bisa dianggap feminin dalam budaya yang lainnya. Akan tetapi dalam masyarakat ada kecenderungan pengimplikasian sifat feminin kepada perempuan dan maskulin kepada laki-laki (Suryakusuma, 1997:236) Dekonstruksi merupakan strategi pembongkaran teks atau pembalikan, dimana mempertanyakan kembali konstruksi yang ada. Dekonstruksi menurut Derrida adalah sebagai alternatif untuk menolak segala keterbatasan penafsiran ataupun bentuk kesimpulan yang baku. Konsep dekonstruksi diawali dengan pembongkaran produk pikiran rasional yang percaya kepada kemurnian realitas, pada dasarnya dimaksudkan untuk menghilangkan struktur pemahaman tandatanda (signifier) melalui penyusunan konsep (signified.) Dekonstruksi pertama kali adalah usaha membalik terus menerus hierarki oposisi biner dengan mempertaruhkan bahasa sebagai medannya. (Sobur, 2006:93-102).

Teori yang digunakan adalah queer teori. Menurut Butler, teori queer adalah suatu kumpulan gagasan yang berdasarkan ide-ide yang mana identitas adalah tidak benar-benar pasti, dan tidak menentukan siapa kita. Hal itu tidak berarti mempunyai arti yang kurang umum tentang wanita-wanita atau kelompokkelompok, sebagai identitas yang terdiri dari banyak unsur-unsur yang mengasumsikan bahwa orang dapat dilihat secara bersama atas dasar persamaan karakteristik yang salah. Tentu saja hal ini mengusulkan bahwa kita melakukan pertentangan pada semua identitas yang sudah ada (Puspitosari. 2005:25). Teori ini mendukung adanya perbedaan. Pembahasan Pandangan tentang gender yang berkembang di masyarakat adalah laki-laki maskulin dan perempuan feminin. Laki-laki di ranah publik dan perempuan privat. Laki-laki kuat dan perempuan lemah. Yang kemudian dikuatkan dengan budaya patriarki. Masyarakat sering salah mengartikan dan menganggap hal tersebut sebagai kodrat. Padahal gender terbentuk melalui proses dan buatan manusia, serta dapat berubah seiring berjalannya waktu. Sedangkan yang merupakan kodrat adalah jenis kelamin. Sinetron ABG Jadi Manten berusaha mengkomunikasikan gagasan alternatif di tengah gagasan dominan tersebut dengan cara mendekonstruksi gagasan dominan tentang gender yang mengkonstruksikan laki-laki memiliki sikap maskulin dan perempuan feminin. Laki-laki ditampilkan secara feminin dan perempuan ditampilkan secara maskulin. Hasil penelitian ini setidaknya akan memberikan bentuk pemahaman

baru mengenai karakteristik gender yang tidak sepenuhnya harus sesuai dengan stereotip dalam masyarakat. Pada kesimpulan akan dijawab permasalahan yang merupakan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk menguraikan dekonstruksi atas gagasan dominan mengenai gender yang mengkonstruksi karakteristik laki-laki dengan memiliki sikap maskulin dan perempuan feminin. Setelah melakukan analisis sintagmatik dan analisis paradigmatik pada dua tokoh utama dalam Sinetron ABG Jadi Manten, maka didapat beberapa temuan penelitian, yaituabg Jadi Manten membuktikan adanya dekonstruksi gender yaitu laki-laki ditampilkan sebagai memiliki sikap feminin, hobby memasak, suka warna pink, serta rapi. Tokoh perempuan ditampilkan sebagai maskulin yang tegas, hobby bermain bola, kuat, jago berantem, dan cenderung berantakan. Perempuan ditampilkan lebih kuat secara fisik dibandingkan laki-lakiyang lemah dan cengeng. Laki-laki ditampilkan lebih emosional dan perempuan rasional. Gender yang ditampilkan dalam Sinetron ABG Jadi Manten bergeser dari gagasan dominan di masyarakat mengenai karakteristik laki-laki yang maskulin dan perempuan feminin. Dalam sinetron tersebut juga menunjukkan adanya penolakan dari orangtua serta lingkungan mengenai kedua karakter tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih berpegah teguh bahwa laki-laki harus maskulin dan perempuan feminin. Padahal tidak selalu demikian, gender dapat dipertukarkan dan dapat berubah. Sinetron ABG Jadi Manten berusaha mengkomunikasikan gagasan alternatif di tengah gagasan dominan mengenai gender kepada masyarakat. Sering dijumpai saat ini karakter laki-laki dan perempuan yang cenderung berbeda dari

biasanya. Mulai dari cara berpakaian hingga tingkah laku. Hal ini merujuk pada androgini. Androgini berarti bahwa seseorang memiliki karakteristik psikologi feminin dan maskulin seperti yang ditunjukkan oleh kedua tokoh utama. Androgini tidak mendukung asumsi tradisional bahwa maskulinitas adalah baik bagi laki-laki dan feminitas baik bagi perempuan. Proses pengembangan ciri-ciri androgini berarti seksualitas tidak dibatasi oleh streotipe yang berlaku tentang peran gender sehingga memberikan kebebasan pada seseorang untuk memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh gender yang lain. Penelitian menunjukkan bahwa meskipun terjadi dekonstruksi gender, ketika sudah menikah mereka mampu mengemban tugas sebagai suami dan istri. Tokoh laki-laki feminin bekerja untuk menafkahi istri dan anak. Fungsi gender dapat dipertukarkan. ABG Jadi Manten merupakan sinetron yang meneguhkan ideologi patriarki dengan menawarkan pada tokoh perempuan yang ditampilkan secara maskulin, bahwa gender dapat dipertukarkan. Segala keputusan ditangan suami termasuk untuk memberikan larangan pada istri untuk bekerja. Perempuan ditampilkan secara maskulin juga menunjukkan kepada masyarakat bahwa perempuan tidak selalu lemah. Patriarki memang menguntungkan kaum laki-laki karena dapat mengontrol seorang perempuan. Namun juga ada keuntungan yang di dapat seorang perempuan sebenarnya dengan ideologi ini, yaitu perempuan memang wajib menuntut nafkah yang layak bagi kelangsungan hidupnya jika keputusan suami tidak memperbolehkan perempuan untuk terjun ke ranah publik.

Pada dasarnya gender merupakan konstruksi sosial yang seharusnya tidak dipermasalhkan, karena gender bukan sesuatu yang terberi (given), melainkan sesuatu yang dapat dipilih oleh setiap individu. Penelitian ini diharapkan mampu mengajak masyarakat untuk lebih berpikir kritis mengenai karakteristik gender. Bagi masyarakat, hendaknya tidak memberikan stigma pada laki-laki feminin dan perempuan maskulin, melainkan mencoba memahami kondisi mereka sehingga tercipta masyarakat yang mempunyai batas toleransi yang lebih besar terhadap perbedaan sekitar

Daftar Pustaka Bambang, Kaswanti Purwo. (2000). Kajian Serba Lingustik. Jakarta: Gunung Mulia Fakih, Monsour. (1996). Analisis Gender dan Transformasi Sosial.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset Fakih, Mansour. (2002).Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta: Pelajar Pustaka Littlejohn, Stephen. (2009). Encyclopedia of Communication Theory. SAGE Publication Inc. Littlejohn, Stephen W dan Karen A. Foss (2009). Theories of Human Communication. Jakarta: Salemba Humanika. Puspitosari, Hesti dan Sugeng Pujileksono. (2005). Waria dan Tekanan Sosial. Malang: UMM Press Sobur, Alex. (2003). Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya