BAB V SIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penggunaan model evaluasi CIPP (context, input, process dan product)

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini adalah penelitian evaluatif (evaluation research) berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN. 1. Bagaimana Hasil belajar kursus yang diperoleh lulusan, selama. mengikuti kegiatan kursus tata rias rambut dan wajah di lembaga

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. A. Latar Belakang Masalah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Adapun pengertian pendidikan menurut UU RI No. 20 Tahun 2003: melimpah, Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki potensi-potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013

2016 MANFAAT HASIL KURSUS TATA RIAS WAJAH PENGANTIN MODEREN SEBAGAI KESIAPAN MENJADI PENATA RIAS PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. dari kesadaran manusia akan pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas

V. KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan mengenai evaluasi penerapan moving class pada mata pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asstia Rachmawati, 2013

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR PUSTAKA... xvi

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi bagi peserta didik. Tidak semua lulusan Sekolah Menengah Atas

KESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan selama ini kadang-kadang hanya

MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

BAB I PEND AHULUAN. Dewasa ini banyak sekali pihak yang melaksanakan pelatihan baik itu

BAB III METODE PENELITIAN

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah evaluative dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka-angka, begitu juga di Sekolah

EVALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK JURUSAN TEKNIK FABRIKASI LOGAM DI SMK N 1 SEYEGAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan pembahasan di atas peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB V PENUTUP. membutuhkan bimbingan serta pengawasan dalam mengunakan gadget. Proses

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 pengertian pendidikan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang secara merata dan menyeluruh, dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu proses investasi

Evaluasi Belajar Siswa Biologi Dengan Model Contexs, Input, Prosess, Product (CIPP) Di SMA Negeri 1 Tolangohula Kabupaten Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya kompetisi antarnegara di dunia sebagai akibat. tumbuhnya era perdagangan bebas menyebabkan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

kondisi sarana dan prasarana TK Kristen 3 Eben Haezer Salatiga?

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di dalam bidang pendidikan. Perubahan perubahan tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Mulyasa (2006:164) menyatakan bahwa, Proses

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

PENGELOLAAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN (Studi Situs SMP Negeri 1 Kedungtuban, Blora)

BAB I PENDAHULUAN. lain: 1) guru masih dominan dalam pembelajaran, 2) guru masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

BAB I PENDAHULUAN. logis, kreatif serta mampu menggunakan nalarnya untuk memperoleh,

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

PENGEMBANGAN INSTRUMENT EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M. Pd & Dr. Ali Muhtadi, M. Pd.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mana membutuhkan kecepatan serta keakuratan informasi, maka setiap perusahaan

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

Lampiran II Exekutive Summary EVALUASI PENYELENGGARAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR PADA PONDOK PESANTREN SALAFIYAH (PPS)

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perpustakaan merupakan faktor penting di dalam penunjang kebutuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. maupun secara bersama-sama terhadap kinerja Kepala Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

I. PENDAHULUAN. Gejolak perkembangan TIK masyarakat di dunia yang begitu pesat dan hampirhampir

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

I. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini akan menggunakan metode atau pendekatan evaluasi

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

agenda permasalahan yang dipaparkan pada bagian sebelumnya.

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian evaluasi.model evaluasi yang digunakan

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

Transkripsi:

94 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Penelitian ini adalah penelitian evaluatif berdasarkan model CIPP (Context, Input, Process, Product) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian evaluatif ini dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan suatu program pelatihan. Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang evaluasi program tata rias pengantin dalam mencapai kompetensi kewirausahaan, maka dapat disimpulkan bahwa Evaluasi Program Pelatihan Tata Rias Pengantin dalam Mencapai Kompetensi Kewirausahaan ditafsirkan sangat berhasil. Secara rinci, simpulan khusus penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Keberhasilan Program Tata Rias Pengantin dalam mencapai Kompetensi Kewirausahaan dilihat dari komponen context Komponen Context dalam penelitian ini meliputi tujuan pelatihan dan latar belakang pelatihan. Dilihat dari data hasil observasi dan hasil angket, bahwa keberhasilan program tata rias pengantin dalam mencapai kompetensi kewirausahaan pada aspek context dinilai sangat berhasil. Indikator keberhasilan pada aspek tujuan pelatihan ini yaitu: a. Kejelasan tujuan dengan materi dan metode mempengaruhi keberhasilan dari Program Pelatihan Tata Rias Pengantin. Tujuan dirumuskan dengan jelas sesuai kebutuhan pelatihan Tata Rias Pengantin. Tujuan yang jelas juga dapat menggambarkan kondisi akhir dari proses pelaksanaan program pelatihan yaitu perubahan tingkah laku peserta pelatihan sesuai dengan yang diharapkan. b. Latar belakang Program Pelatihan Tata Rias Pengantin dinilai sangat berhasil dengan kebutuhan pembelajaran. Apabila dilihat dari Pedoman Pelatihan Tata Rias Pengantin yang tujuannya untuk membentuk sikap, pengetahuan, wawasan para peserta Program Pelatihan Tata Rias Pengantin dalam mencapai kompetensi kewirausahaan. Apabila dibandingkan dengan kriteria pedoman pelatihan Tata Rias Pengantin, maka Aspek Context dalam Program Pelatihan Tata Rias Pengantin dinyatakan sangat berhasil.

95 2. Keberhasilan Program Tata Rias Pengantin dalam mencapai Kompetensi Kewirausahaan dilihat dari komponen input Komponen input dalam penelitian ini melihat keberhasilan apa yang mendukung dalam program pelatihan Tata Rias Pengantin. Dalam pelatihan dibutuhkan suatu masukan yang akan mendukung dalam proses pelaksanaan pelatihan Tata Rias Pengantin. Komponen input tersebut melihat dari segi kegiatan belajar, materi, metode, media, fasilitas, sarana dan prasarana pelatihan. a. Kegiatan belajar Kompetensi peserta pelatihan indikatornya dapat dilihat dari karakteristik kewirausahaan tata rias pengantin, karena penelitian ini berfokus kepada pencapaian kompetensi kewirausahaan. Ciri-ciri dan watak kewirausahaan, yaitu: Percaya diri dan optimis, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil resiko dan menyukai tantangan, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi masa depan. Dilihat dari hasil penelitian bahwa keenam karakteristik tersebut kompetensi peserta pelatihan sudah sangat berhasil dalam pencapaian kompetensi kewirausahaan. Kompetensi pelatih sangat mendukung dalam masukan-masukan selama pelatihan, karena pelatih tersebutlah yang akan membawa suasana nyaman tidaknya, berhasil tidaknya pelatihan Tata Rias Pengantin. Pelatih merupakan komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Pelatih diberi kepercayaan untuk memberikan sebuah masukan kepada peserta pelatihan yang menginginkan keterampilan merias pengantin. Kompetensi pelatih pada Program Tata Rias Pengantin yaitu mampu menyampaikan materi secara sistematis, menguasai materi, memberikan motivasi belajar dan melakukan komunikasi dengan peserta pelatihan. Oleh karena itu, pelatih berperan sebagai organisator dalam kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian dari angket yang disebarkan kepada peserta Program Pelatihan Tata Rias Pengantin menunjukan pelatih sangat berhasil dalam menyampaikan materi secara sistematis, menguasai materi pelatihan, memberikan motivasi belajar dan pelatih memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi.

96 b. Materi Dilihat dari materi yang akan diberikan kepada peserta pelatihan, materi telah dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan LKP Tisaga Caterias. Tujuan materi pelatihan tata rias pengantin, dilihat dari materi yang sesuai dengan kebutuhan kerja peserta dan tujuan dari Program Pelatihan Tata Rias Pengantin. Hasil penelitian menunjukan materi pelatihan sudah tersusun secara sistematis. Dilihat dari kebutuhan kerja, materi sudah sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Materi yang diberikan peserta penting diberikan kepada peserta untuk melaksanakan pekerjaannya secara maksimal dan membantu pemahaman mereka terhadap kendala yang ditemukan dalam proses pembelajaran di kelas. Materi pelatihan pada deskripsi hasil penelitian dijelaskan sebelumnya, materi pelatihan dan manfaat serta hubungannya dengan tugas pokok dan fungsi mewakili keseluruhan kebutuhan pelatihan. c. Metode Dilihat dari metode pelatihan tata rias pengantin, metode Pelatihan Tata Rias Pengantin merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan proses pelatihan dan tingkat pemahaman terhadap isi materi yang diberikan. Pemahaman peserta terhadap materi disampaikan dari pemilihan metode yang sesuai. Hasil penelitian menunjukan metode pembelajaran yang dipilih pada Program Pelatihan Tata Rias Pengantin sudah sesuai dengan materi yang disampaikan sehingga memudahkan peserta untuk memahami materi yang disajikan pelatih. Metode pelatihan digunakan selama pelatihan dengan baik sesuai dengan tingkat perkembangan peserta pelatihan. d. Media Media pembelajaran Program Tata Rias Pengantin pada umumnya digunakan selama pelaksanaan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan menyampaikan pesan serta isi pelajaran. Selain itu, pembelajaran dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman dengan menyajikan data secara menarik. Hasil penelitian menunjukan peserta pelatihan merasa mudah untuk menyerap materi yang disampaikan oleh pelatih karena pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang

97 disampaikan dan dilihat dari jawaban responden yang telah dideskripsikan sebelumnya. e. Fasilitas, sarana dan prasarana pelatihan Fasilitas, sarana dan prasarana penunjang pelatihan tata rias pengantin sudah sangat memadai. Hal ini menunjukan bahwa peserta Program Pelatihan Tata Rias Pengantin merasa ketersediaan fasilitas, sarana dan prasarana pelatihan dirasa sudah sangat menunjang kegiatan Program Pelatihan Tata Rias Pengantin yang mereka ikuti. Melihat penjabaran simpulan khusus komponen input di atas, serta hasil perbandingan dengan kriteria yang disusun, peneliti menyimpulkan bahwa Pelatihan Tata Rias Pengantin dalam Mencapai Kompetensi Kewirausahaan pada komponen input dinyatakan sangat berhasil. 3. Keberhasilan Program Tata Rias Pengantin dalam mencapai Kompetensi Kewirausahaan dilihat dari komponen process Aspek Process menunjuk pada kegiatan yang dilaksanakan dalam Program Pelatihan Tata Rias Pengantin. Aspek proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Aspek process meliputi, kegiatan belajar peserta pelatihan tata rias pengantin, monitoring pelaksanaan pembelajaran tata rias pengantin, pelaksanaan evaluasi program tata rias pengantin. 1) Kegiatan belajar peserta pelatihan tata rias pengantin Dilihat dari segi kegiatan belajar peserta pelatihan tata rias pengantin, peserta pelatihan menilai bahwa kegiatan belajar sudah sangat berhasil. Hal ini bisa dilihat dari indikator hasil observasi yang peneliti lakukan bahwa kegiatan belajar mengajar di lingkungan pelatihan sudah diorganisasi dengan baik. Peserta berinteraksi di dalam kelas selama pelaksanaan proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik, peserta pelatihan selalu aktif dalam bertanya dan peserta pelatihan diskusi kelompok 2) Monitoring pelaksanaan pembelajaran tata rias pengantin Dilihat dari segi monitoring pelaksanaan pembelajaran tata rias pengantin, peserta pelatihan menilai bahwa kegiatan monitoring sudah berhasil. Hal ini bisa

98 dilihat dari indikator hasil observasi yang peneliti lakukan bahwa kegiatan belajar mengajar di lingkungan pelatihan sudah diatur dan diawasi. Agar kegiatan belajar terarah kepada tujuan pelatihan dilakukan pengawasan terhadap lingkungan pelatihan dan menentukan sejauhmana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta pelatihan untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, keterampilan, serta karakteristik pribadinya ke arah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. 3) Pelaksanaan evaluasi program tata rias pengantin Dilihat dari segi evaluasi pelaksanaan Program Tata Rias pengantin, peserta pelatihan menilai bahwa kegiatan evaluasi Program Tata Rias Pengantin sudah berhasil. Hal ini bisa dilihat dari indikator hasil observasi yang peneliti lakukan bahwa evaluasi mampu mengukur keberhasilan peserta selama pelatihan. Setelah mendapat bekal dari pelatihan tata rias pengantin lembaga pelatihan juga akan memantau setiap tiga bulannya sudah sampai sejauh mana hasil dari pelatihan ini diterapkan bagi kehidupan peserta dengan buku kendali yang sengaja disiapkan untuk mempermudah peninjauan sebagai evaluasi dari output kegiatan Program Tata Rias Pengantin. Melihat penjabaran simpulan khusus komponen process di atas, serta hasil perbandingan dengan kriteria yang disusun, peneliti menyimpulkan bahwa Pelatihan Tata Rias Pengantin dalam Mencapai Kompetensi Kewirausahaan pada komponen process dinyatakan sangat berhasil. 4. Keberhasilan Program Tata Rias Pengantin dalam mencapai Kompetensi Kewirausahaan dilihat dari komponen product Hasil Pelatihan Tata Rias Pengantin merupakan kriteria keberhasilan atau target yang telah dicapai dalam suatu proses pembelajaran. Evaluasi produk merupakan tahap akhir dari serangkaian evaluasi program. Hasil proses pelaksanaan pelatihan tersebut berdampak pada kesempatan kerja. dan pendapatan baik secara kuantitas

99 maupun kualitas. Jika sebelumnya peserta tidak memiliki pekerjaan yang tetap atau pekerjaan yang bisa diharapkan, sekarang setelah mengikuti program pelatihan tata rias pengantin, mereka memiliki kesempatan kerja. Mereka dapat membuka usaha salon rias pengantin sendiri dengan modal seadanya. Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden diperoleh data bahwa adanya kesempatan kerja dan pendapatan setelah mengikuti pelatihan tata rias pengatin. Melihat penjabaran simpulan khusus komponen product di atas, serta hasil perbandingan dengan kriteria yang disusun, peneliti menyimpulkan bahwa Pelatihan Tata Rias Pengantin dalam Mencapai Kompetensi Kewirausahaan pada komponen product dinyatakan sangat berhasil. B. Saran Penyelenggaraan Evaluasi Program Pelatihan Tata Rias Pengantin dalam mencapai Kompetensi Keirausahaan terbukti sangat berhasil diselenggarakan oleh LKP Tisaga Caterias. Akan tetapi LKP akan dirasa perlu untuk melaksanakan kegiatan evaluasi program pelatihan pada setiap program yang diselenggarakan untuk mengontrol atau melihat sejauh mana tingkat kualitas dari penyelenggara suatu program pelatihan dan hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pelatihan. Melihat hal tersebut dapat dikatakan kedudukan evaluasi sangat penting, sehingga diharapkan LKP Tisaga Caterias dapat lebih memprioritaskan kegitan hasil evaluasi program. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis berharap dapat menjadi sumbangan ide bagi beberapa pihak. Penulis memiliki beberapa saran untuk pihak terkait, yaitu: 1. Bagi Lembaga Kursus dan Pelatihan Tisaga Caterias Evauasi program pelatihan merupakan salah satu program yang ditunjukan untuk melihat sampai sejauh mana tingkat keberhasilan dari penyelenggara suatu program pelatihan. Hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pelatihan. Melihat evaluasi program memiliki peran penting dalam suatu kegiatan pelatihan, maka alangkah baiknya jika kegiatan evaluasi program ini diadakan di LKP Tisaga Caterias.

100 2. Bagi Program Pengembangan Kurikulum Evaluasi program yang menjadi kajian dalam penelitian ini merupakan salah satu bidang garapan Sekolah Pascasarjana Pengembangan Kurikulum, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif terutama bagi pengembangan kurikulum terutama bidang evaluasi program dan peningkatan sumber daya manusia. 3. Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian, referensi ataupun studi pustaka. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti evaluasi program pelatihan diharapkan mencoba menggunakan model evaluasi lain.