memiliki aktivitas farmakologi diantaranya sebagai antibakteri, antivirus dan antikanker (Rodriguez dkk., 2009; Selim dkk., 2012). Salah satu kelompok

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sebagai obat. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lumut. Tumbuhan lumut merupakan sekelompok tumbuhan non vascular yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertiga bagian wilayahnya berupa lautan sehingga memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. artinya tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, tetapi tidak hidup secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Indonesia penyakit kanker menduduki urutan ke-3 penyebab kematian sesudah

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masih tingginya angka kematian akibat kanker. Lebih detail, jenis kanker serviks

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dapat dimanfaatkan sebagai obat berbagai macam penyakit. Beberapa yang dilakukan untuk menemukan senyawa-senyawa bioaktif yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setiap tahunnya terjadi di Afrika, Asia dan Amerika Tengah dan Selatan.

I. PENDAHULUAN. beragam sebagai mekanisme pertahanan terhadap predator lain (Grosso et al,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit penyebab kematian utama di dunia setelah penyakit jantung (Baratawidjaya & Rengganis,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alternatif pengobatan (Rochani, 2009). Selain harganya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. melanda peradaban manusia selama berabad-abad (Pelczar dan Chan, 2007).

PROSPEK MIKROBA ENDOFIT SEBAGAI SUMBER SENYAWA BIOAKTIF PROSPECT OF ENDOPHYTE AS A BIOACTIVE COMPOUND SOURCE

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk kesejahteraan manusia. Mikroba endofit merupakan mikrobia yang

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menimbulkan kematian. Menurut data WHO (World Health Organization) tahun

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati (mega-biodiversity) yang dimiliki perairan

BAB I PENDAHULUAN. Mutagen (mutagene) adalah bahan yang dapat menginduksi. deoxyribonucleic acid (DNA) menjadi mutasi. Adapun yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Tanaman obat telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI EFEK ANTIBAKTERI JAMUR ENDOFIT AKAR TUMBUHAN BAKAU (Bruguiera gymnorrhiza) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2000, kematian akibat kanker. diperkirakan mencapai 7 juta kematian (12% dari semua

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memilki garis pantai sepanjang lebih kurang km dengan wilayah laut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susadi Nario Saputra, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tuberosum dari family Solanaceae. Kentang juga termasuk salah satu pangan. pengembangannya di Indonesia (Suwarno, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. digunakan sebagai alternatif pengobatan seperti kunyit, temulawak, daun sirih,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ke-20. Kemampuannya dalam menghasilkan senyawa antibiotik dapat memberikan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peradaban manusia, tumbuhan telah digunakan sebagai bahan pangan, sandang maupun obat

dan tiga juta di antaranya ditemukan di negara sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. yang sering terjadi pada wanita dan menjadi penyebab kematian utama. Kanker

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu wilayah yang dikenal sebagai negara kepulauan

I. PENDAHULUAN. kontaminasi di mana saja dan kapan saja. Bila terus-menerus terpapar oleh agen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat Indonesia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dengan bermacam jenis spesies

I. PENDAHULUAN. dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan (Dorly,

BAB I PENDAHULUAN. paku di dunia (Jones dan Luchsinger, 1987; Sastrapradja, 1980 dalam Susilawati,

I. PENDAHULUAN. khususnya cabai merah (Capsicum annuum L.) banyak dipilih petani dikarenakan

Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UJI ANTIMIKROBA ISOLAT KAPANG TANAH WONOREJO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut terbentuk

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

BAB I PENDAHULUAN. senyawa bioaktif yang tidak ditemukan dalam produk alami terrestrial (Jimeno,

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup tinggi karena sebagian besar kawasannya berupa perairan. Nontji (2002)

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman yang dibudidayakan kerap mengalami gangguan atau pengrusakan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang (WHO, 2008 dalam Jemal et al., 2011). Menurut data dari

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi

I. PENDAHULUAN. adalah alga cokelat yang kaya akan komponen bioaktif. Selama beberapa dekade

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan dapat melakukan sintesis senyawa organik kompleks. menghasilkan golongan senyawa dengan berbagai macam struktur.

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara terbesar yang mengimpor bahan baku obat

ISOLASI, KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN TUMBUHAN PACAR CINA (Aglaia odorata) SKRIPSI SARJANA KIMIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN UJI ANTIMIKROBA SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI JAMUR ENDOFIT TUMBUHAN BRATAWALI (Tinospora crispa) SKRIPSI

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga RINGKASAN

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, penggunaan senyawa bahan alam cenderung meningkat. Bahan alam yang jumlahnya tidak terbatas ini menjadi potensi tersendiri

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang seperti Indonesia (Stella et al, 2012). S. typhii adalah bakteri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya hayati Indonesia merupakan suatu megacenter

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi adalah deposit lunak yang membentuk biofilm dan melekat pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

berasal dari bakteri endofit tanaman sambung nyawa (Gynura procumbens)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Candida albicans merupakan jamur yang dapat menginfeksi bagian- bagian

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses

PROFIL FITOKIMIA DAN UJI ANTIBAKTERI BIJI MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica. Linn)

1 Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

Mikroba merupakan sumber senyawa bioaktif yang telah banyak diteliti memiliki aktivitas farmakologi diantaranya sebagai antibakteri, antivirus dan antikanker (Rodriguez dkk., 2009; Selim dkk., 2012). Salah satu kelompok mikroba penghasil senyawa bioaktif adalah mikroba endofit. Mikroba endofit baik berupa fungi maupun bakteri merupakan mikroba yang hidup berkoloni dalam jaringan tumbuhan tanpa menimbulkan gejala penyakit pada tumbuhan inangnya. Selain senyawa bioaktif baru, mikroba endofit dapat memproduksi senyawa bioaktif yang sama bahkan identik dengan senyawa yang dihasilkan tumbuhan inangnya, seperti senyawa taxol yang dihasilkan baik dari endofit Taxomyces andreanae maupun tanaman inangnya Taxus brevifolia (Strobel, 2003), alkaloid vinca yang dihasilkan dari endofit Alternaria sp dan Fusarium oxysporum serta tumbuhan inangnya Vinca rosea, dan podophylotoxin yang dihasilkan oleh Podophyllum hexandrum dan endofitnya Trametes hirsuta (Chandra, 2012). Pencarian metabolit dari fungi endofit juga untuk mengatasi masalah ketersediaan jumlah tanaman penghasil, dan keterbatasan produksi. Schulz dkk., (2002) meneliti bahwa dari 135 metabolit sekunder fungi endofit yang berhasil diisolasi 51 % termasuk senyawa baru. Pendekatan dari sisi etnobotani dapat menjadi acuan untuk melakukan eksplorasi senyawa bioaktif dari fungi endofit. Kemampuan fungi endofit menghasilkan senyawa bioaktif dapat berasal dari tumbuhan inangnya yang mengandung banyak senyawa bioaktif dan telah lama dikenal sebagai tanaman obat. Tanaman Artemisia annua Linn. telah diketahui mengandung senyawa artemisinin dan berbagai komponen minyak atsiri (Krishna dkk., 2008; Yan dkk., 2

2011). Artemisinin dikenal sebagai obat malaria dan kanker di negara-negara tropis. Senyawa ini dan derivatnya dilaporkan memiliki aktivitas antikanker dengan mekanisme aksi seperti memodulasi apoptosis, dan menghambat angiogenesis (Krishna dkk., 2008). Minyak atsiri A.annua telah diteliti memiliki aktivitas antimikroba (Ćavar dkk., 2012). Beberapa fungi endofit juga telah diisolasi dari tanaman A.annua diantaranya fungi Hypoxilon truncatum yang mengandung senyawa antikanker daldinone (Gu dkk., 2007), endofit kode IFB-E012 yang mengandung 5 senyawa yaitu 7,8- dimethylalloxazine, daucosterol, p-hydroxybenzoic acid, urasil dan asam nikotinat yang memiliki efek sitotoksik terhadap sel tumor nasofaring (Shen dkk., 2010). Selain itu, telah diisolasi pula endofit Mucor sp. Aspergillus sp. dan Cephalosporium sp. yang memiliki aktivitas antimikroba (Zhang dkk., 2012). Pada tingkat genus, fungi Alternaria, Colletotrichum, Phomopsis, dan Xylaria sp. menjadi fungi endofit yaang dominan pada tanaman Artemisia (Huang dkk., 2009). Endofit kode AA1 merupakan salah satu endofit yang telah diisolasi dari tanaman A.annua (Wahyono, 2010). Penelitian tentang aktivitas farmakologi dari endofit ini masih belum banyak dilakukan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan senyawa bioaktif ekstrak etil asetat endofit AA1 dari tanaman A.annua yang memiliki efek sitotoksik terhadap sel kanker payudara T47D. 3

B. Perumusan Masalah a. Apakah ekstrak etil asetat fungi endofit kode AA1 dari tanaman Artemisia annua Linn. bersifat sitotoksik terhadap sel kanker T47D? b. Senyawa apakah yang memiliki efek sitotoksik terhadap sel T47D dalam ekstrak etil asetat fungi endofit kode AA1? C. Keaslian penelitian Artemisia annua Linn merupakan salah satu tanaman yang dikenal luas dan telah lama digunakan sebagai tumbuhan obat. Metabolit sekunder dari A.annua telah banyak diteliti memiliki aktivitas farmakologis diantaranya sebagai antimalaria, antitumor (Efferth, 2007), dan antioksidan (Ferreira dkk., 2010). Tanaman ini juga telah banyak diteliti memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker (Firestone dan Sundar, 2009; Krishna dkk., 2008; Singh dkk., 2011; Zhai dan Zhong, 2010). Endofit fungi Curvularia lunata yang diisolasi dari Niphates olemda, telah diteliti memproduksi cytoskyrins sebagai antibakteri dan juga agen antikanker potensial (Jadulco dkk., 2002). Selain itu, fungi endofit Phoma medicaginis yang berasal dari tumbuhan Medicago sativa dan Medicago lupulina menghasilkan antibiotik brefeldine A yang juga berhubungan dengan apoptosis pada sel kanker, senyawa sclerotiorin dari endofit Cephalotheca faveolata telah diteliti menginduksi apoptosis pada kanker kolon (Giridharan dkk., 2012; Selim dkk., 2012). Tanaman yang berkhasiat secara etnobotani dapat dijadikan sumber eksplorasi fungi endofit untuk dikembangkan menjadi sumber senyawa bioaktif. Kombinasi faktor-faktor yang terdapat baik pada tanaman inang ataupun endofitnya dapat 4

meningkatkan akumulasi metabolit sekunder pada tanaman dan fungi (Chandra, 2012). Fungi endofit merupakan salah satu sumber metabolit bioaktif antimikroba, antikanker, dan antivirus (Selim dkk., 2012). Senyawa bioaktif yang dihasilkan oleh fungi endofit dapat menjadi pendekatan alternatif untuk menemukan obat baru antikanker. Penelitian isolasi senyawa bioaktif sitotoksik kultur endofit kode AA1 dari tanaman A.annua sejauh pengetahuan penulis belum pernah dilakukan sebelumnya. D. Urgensi penelitian Peningkatan penderita kanker dari waktu ke waktu serta banyaknya kasus efek samping dan kerugian akibat terapi kanker secara konvensional membutuhkan modifikasi metode pengobatan serta usaha penemuan obat baru yang lebih selektif untuk keberhasilan terapi kanker. Eksplorasi metabolit sekunder dari tanaman, hewan dan mikroorganisme menjadi salah satu jalan untuk menemukan senyawa bioaktif baru dalam terapi kanker. E. Tujuan penelitian 1. Mengkaji aktivitas sitotoksik dari ekstrak etil asetat kode AA1 dari Artemisia annua L. dalam membunuh sel T47D. 2. Mengkaji senyawa bioaktif dalam ekstrak etil asetat endofit AA1 yang memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel T47D. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kanker Payudara Payudara terdiri dari sekitar enam sampai delapan sistem duktus. Sistem duktus terdiri dari lobulus-lobulus yang membuat susu dan duktusnya menjadi saluran yang membawa susu ke puting susu. Sebagian besar kanker payudara mulai tumbuh di dalam garis duktus susu (saluran kelenjer susu). Kanker payudara berkembang dalam beberapa tahap yaitu awalnya terjadi peningkatan jumlah sel di dalam garis duktus yang disebut hiperplasia. Sel tersebut kemudian melakukan replikasi yang abnormal, kondisi ini disebut hiperplasia atipikal. Selsel tersebut akan menyerupai sel-sel kanker payudara, namun hanya terbatas di dalam duktus sehingga disebut karsinoma duktus in situ (kanker yang terbatas di dalam duktus), atau disebut DCIS (ductal carcinoma in situ). Hal serupa dapat terjadi di setiap lobulus. Sel-sel kanker akan berinvasi keluar dari duktus dan masuk ke jaringan lemak di sekitarnya menjadi kanker duktus yang invasif. Jika sel-sel tersebut keluar dari dinding duktus dan mulai menginvasi jaringan sekitarnya, maka disebut karsinoma duktus infiltrasi. Seluruh proses tersebut tidak berjalan singkat. Pada kenyataannya diperkirakan bahwa rata-rata kanker payudara telah ada selama 1 sampai 10 tahun saat ia diraba sebagai benjolan atau terlihat di mammogram (Tagliaferri dkk., 2001). 6