BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Supervisi KBM Kurikulum 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan istilah classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melalui refleksi, colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto, S., dkk. (2006:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

III. METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

LAPORAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI SD...

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan merupakan pendeskripsian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

III. METODE PENELITIAN. atau sering juga disebut dengan Classroom Action Research. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang

ggffgh Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 1

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata. Bogdan, Tylor, dan Moleong dalam Margono (2007: 36)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan secara

BAB III METODE PENELITIAN. kedalaman data yang dapat diperoleh (Maryati dan Suryawati, 2007:105).

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Action Research ) terhadap proses pembelajaran IPA SD

BAB III METODE PENELITIAN. ditujukan pada pembentukan teori subtansi berdasarkan konsep-konsep yang

III. METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

Transkripsi:

32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di dalam kelas. Menurut Wiriatmadja (dalam Wardhani 2007: 1.3) Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Menurut Wardhani (2007: 1.3) prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus (cycle). Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali namun dilaksanakan beberapa kali hingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Konsep pokok penelitian menurut Arikunto (2006: 16) terdiri dari empat tahapan, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi.

33 Alur penelitian dapat dilihat pada bagan siklus berikut. Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan dst Gambar 3.1 Tahap PTK Selama Penelitian B. Setting Penelitian 1) Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas IV B. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang guru dan siswa kelas IV B SD Negeri 01 Metro Barat yang berjumlah 24 orang siswa terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 12 orang perempuan. 2) Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 01 Metro Barat yang beralamatkan di Jln. Sriwijaya 16.A Mulyosari metro Barat - Kota Metro 3) Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian selama 4 bulan, yang dilaksanakan dari bulan Maret 2014 sampai Agustus 2014.

34 C. Teknik Pengumpulan Data 1) Teknik Nontes Teknik nontes dengan (observasi) digunakan untuk menilai sikap siswa, keterampilan siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning Tema Tempat Tinggalku Sub Tema Keunikan Daerah Tempat Tinggalku. a. Indikator Kinerja Guru Tabel 3.1 Indikator kinerja guru Kompetensi Pedagogik Kompetensi Kepribadian Kompetensi Sosial Indikator 1. Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya. 2. Mengajukan pertanyaan menantang. 3. Menyampaikan manfaat materi pembelajaran. 4. Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan tema. 5. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. 6. Menfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. 7. Melaksanakan pembelajaran secara runtut. 8. Menguasai kelas. 9. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual. 10. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nur effect). 11. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. 12. Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana. 13. Memancing peserta didik untuk bertanya. 14. Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba. 15. Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati. 16. Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis. 17. Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar (proses berpikir yang logis dan sistematis). 18. Menyajikan kegiatan peserta didik untuk berkomunikasi. 19. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran. 20. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran. 21. Menghasilkan pesan yang menarik. 22. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran. 23. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran. 24. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar. 25. Merespon positif partisipasi peserta didik. 26. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik. 27. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif. 28. Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar. 29. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik. 30. Memberikan tes lisan atau tulisan. 31. Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio. 32. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan. 33. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar. 34. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. 35. Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik. 36. Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melaku observasi.

35 Kompetensi Kemampuan Profesional Indikator 37. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran. 38. Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek, dan kehidupan nyata. 39. Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat. 40. Menyajikan materi secara sistematis (mudah kesulit, dari konkrit ke abstrak) 41. Menyajikan pembelajaran sesuai tema. 42. Menyajikan pembelajaran dengan memadukan berbagai mata pelajaran dalam satu PBM meliputi Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya, serta Penjasorkes. 43. Menyajikan pembelajaran yang memuat komponen karakteristik terpadu. 44. Menyajikan pembelajaran yang bernuansa aktif dan menyenangkan. (Sumber: Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, 2013: 195-197) b. Indikator Sikap Siswa Tabel 3.2 Indikator sikap siswa Sikap yang diamati Disiplin Tanggung Jawab Aspek yang dinilai 1. Datang tepat waktu 2. Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah 3. Mengerjakan/men gumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan 1. Melaksanakan tugas individu dengan baik 2. Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan 3. Menepati janji 4. Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh /diminta Indikator Masing-Masing Aspek 1) Belum terlihat apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator karena belum memahami makna dari nilai itu. 2) Mulai terlihat apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten karena sudah ada pemahaman dan mendapat penguatan lingkungan terdekat.dan lingkungan yang lebih luas 3) Mulai Berkembang apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten karena selain sudah ada pemahaman dan kesadaran juga mendapat penguatan 4) Sudah membudaya apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten karena selain sudah ada pemahaman dan kesadaran dan mendapat penguatan lingkungan terdekat dan lingkungan yang lebih luas sudah tumbuh kematangan moral. Skor 1 2 3 4 Total Skor 28 Sumber: Kemendikbud, 2013; Faturrohman, 2013: 134)

36 c. Indikator Keterampilan siswa Tabel 3.3 Indikator keterampilan siswa Keterampilan yang diamati Aspek yang dinilai Indikator Skor 1. komunikasi kurang lancar 1 2. Komunikasi agak lancar, tetapi sulit dimengerti 2 Komunikasi 3. Komunikasi lancar tetapi kurang jelas dimengerti 3 4. Komunikasi sangat lancar, benar dan jelas 4 1. tidak sistematis/urut 1 Sistematika 2. sistematis, namun uraian kurang,/tidak jelas 2 penyampaian 3. Sistematis, namun uraian cukup 3 4. Sistematis, uraian luas dan jelas 4 1. Tidak menunjukkan pengetahuan/ materi 1 Penguasaan Keterampilan siswa 2. Sedikit memiliki pengetahuan/materi 2 pengetahuan atau berinteraksi dalam kegiatan 3. Memiliki pengetahuan/materi tetapi kurang luas 3 materi diskusi 4. Memeiliki pengetahuan/materi yang luas 4 Keberanian Antusias 1. Tidak ada keberanian 2. Kurang berani 3. Berani 4. Sangat berani 1. Tidak antusias 2. Kurang antusias 3. Antusias tetapi kurang kontrol 4. Antusias dan terkontrol Total skor 20 1 2 3 4 1 2 3 4 2) Teknik Tes Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat kuantitatif (angka). Melalui tes ini akan diketahui peningkatan hasil belajar siswa yang disajikan dalam bentuk soal-soal untuk mengukur ranah kognitif dalam pembelajaran dengan model problem based learning Tema Tempat Tinggalku Sub Tema Keunikan Daerah Tempat Tinggalku. D. Alat Pengumpul Data Menurut Arikunto (2007: 101) instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

37 mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah : 1) Lembar Panduan Observasi Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru psikomotor, dan sikap siswa selama pembelajaran berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan. 2) Soal-soal Tes Tes dilakukan pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengungkapkan pengetahuan siswa terhadap materi dengan menggunakan model problem based learning Tema Tempat Tinggalku Sub Tema Keunikan Daerah Tempat Tinggalku. E. Teknik Analisis Data 1) Data Kualitatif Data kualitatif peneliti dapatkan dari hasil observasi selama proses pembelajaran. Adapun yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini adalah sikapsiswa dan kinerja guru. a. Kinerja Guru N = R SM 100 Keterangan: N = Nilai yang dicari. R = Skor yang diperoleh guru SM = Skor Maksimum 100 = Bilangan tetap (Sumber: Purwanto, 2008:102)

38 Tabel 3.4. Kategori kinerja guru. No Peringkat Nilai 1. Sangat Baik (A) 90 <A 100 2. Baik (B) 75 <B 90 3. Cukup Baik (C) 60 <C 75 4. Kurang Baik (K) 60 Sumber: Kemendikbud (2013: 315) b. Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Sikap Untuk menghitung nilai hasil belajar siswa pada kompetensi sikap menggunakan rumus: SP NA 100 SM Sumber: Kunandar (2013: 146) Keterangan: NA = Nilai akhir SP = Skor pemerolehan SM = Skor maksimum 100 = Bilangan tetap Kemudian nilai tersebut selanjutnya dimasukkan dalam kategori sikap siswa sebagai berikut. Tabel 3.5. Kategori Penilaian Hasil Belajar Siswa Kompetensi Sikap Konversi Nilai Angka Huruf 86 100 A 81 85 A+ 76 80 B+ 71 75 B 66 70 B- 61 65 C+ 56 60 C 51 55 C- 46 50 D+ 0 45 D Sumber : Kemendikbud (2013: 131) Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

39 c. Hasil Belajar Siswa Kompetensi Keterampilan 1) Hasil belajar siswa pada kompetensi keterampilan diperoleh menggunakan rumus: = Sumber: Kunandar (2013: 266) Nilai tersebut selanjutnya dikategorikan dalam kategori kompetensi ketrampilan siswa sebagai berikut. Tabel 3.6. Kategori Penilaian Hasil Belajar Siswa Kompetensi Keterampilan Konversi Nilai Angka Huruf 86 100 A 81 85 A+ 76 80 B+ 71 75 B 66 70 B- 61 65 C+ 56 60 C 51 55 C- 46 50 D+ 0 45 D Sumber : Kemendikbud (2013: 131) Kategori Sangat Terampil Terampil Cukup Terampil Kurang Terampil 2) Data Kuantitatif Analisis kuantitatif akan digunakan untuk menghitung hasil belajar siswa. Nilai siswa akan dibandingkan dengan nilai awal kemudian dihitung selisihnya, selisihnya itu yang menjadi kemajuan atau kemunduran belajar

40 a. Menghitung Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Secara Individual S = R N X 100 Keterangan: X = X n S = Nilai siswa (nilai yang dicari) R = Jumlah skor/item yang dijawab benar N = Skor maksimum dari tes Ketuntasan individual jika siswa memperoleh nilai 66 Sumber :Purwanto (2008: 112) Tabel 3.7. Ketuntasan Hasil Belajar Pengetahuan Siswa. Konversi nilai akhir Predikat (pengetahuan Skala 100 Skala 4 dan keterampilan) Sikap 86 100 4 A SB 81 85 3.66 A- 76 80 3.33 B+ 71 75 3.00 B B 66 70 2.66 B- 61 65 2.33 C+ 56 60 2 C C 51 55 1.66 C- 46 50 1.33 D+ 0-45 1 D K Sumber: Kemendikbud (2013: 8) b. Menghitung Nilai Rata-rata Hasil Belajar Seluruh Siswa Keterangan: X n Sumber: Muncarno (2009:15) c. Ketuntasan Klasikal = Nilai rata-rata yang dicari = Jumlah nilai = Jumlah jumlah siswa Jumlah siswa yang tuntas belajar Ketuntasan klasikal = x 100% jumlah seluruh siswa Sumber : Purwanto (2008: 102)

41 Persentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa tersebut selanjutnya dikategorikan ke dalam kategori persentase ketuntasan hasil belajar siswa berikut. Tabel 3.8. Kategori Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa Kategori 80% Sangat Tinggi 60-79% Tinggi 40-59% Sedang 20-39% Rendah 20% Sangat Rendah Ketuntasan individual : jika siswa mencapai nilai 66 Ketuntasan klasikal : jika 75 % dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual 66 F. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dengan berbagai kemungkinan yang dianggap perlu. Setiap siklus yang dilaksanakan terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. 1) Siklus 1 a) Tahap Perencanaan Pada siklus 1 materi pembelajarannya adalah tema Tempat Tinggalku sub tema keunikan daerah tempat tinggalku. Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut. 1) Menyiapkan rencana pembelajaran (RPP) dan bahan ajar yang disesuaikan dengan silabus.

42 2) Menyiapkan instrument penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru, dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi. 3) Menyiapkan alat, sarana, dan bahan pendukung yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. b) Tahap Pelaksanaan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengelola proses pembelajaran tematik dengan menggunakan model problem based learning. Penerapannya mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disesuaikan dengan fase-fase pada model problem based learning. Secara rinci pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan awal a. Pengondisian kelas b. Apersepsi 2. Kegiatan inti a) Guru mengawali pelajaran dengan memberikan masalah kepada siswa untuk didiskusikan dan dipecahkan bersama kelompok. b) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 6 orang. Dalam setiap kelompok ditunjuk seorang ketua dan sekretaris. c) Guru memberikan pengarahan tentang tugas yang harus dikerjakan oleh setiap kelompok

43 d) Guru membimbing siswa untuk dapat mengumpulkan informasi, seperti meminta siswa mencari referensi di perpustakaan, diskusi, dan bertanya. e) Setelah melakukan penyelidikan dan diskusi, siswa diminta untuk membuat laporan dari hasil penyelidikannya dalam memecahkan masalah dan mempresentasikannya di depan kelas secara bergantian. f) Guru memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi hasil laporan dari kelompok yang sedang presentasi. g) Guru dan siswa melakukan analisis dan evaluasi terhadap penyelidikan yang telah dilakukan siswa dan hasil laporan. h) Guru memberikan tes hasil belajar untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi. 3. Penutup a Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. b Guru memberikan penguatan kepada seluruh siswa. c Guru menutup pembelajaran. c) Tahap Observasi 1. Melakukan pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan Model problem based learning.

44 2. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model problem based learning dengan lembar observasi yang telah dibuat. d) Tahap Refleksi 1. Menganalisis kekurangan dan keberhasilan guru dalam menerapkan model problem based learning. 2. Menganalisis hasil observasi hasil belajar siswa selama pembelajaran dengan Model problem based learning. 3. Berdiskusi dengan guru untuk merencanakan perbaikan pembelajaran sebagai tindak lanjut pertemuan selanjutnya. 2) Siklus 2 1. Perencanaan Pada siklus 2 ini kegiatan dibuat dengan membuat rencana pembelajaran secara kolaboratif antara peneliti dan guru seperti siklus sebelumnya berdasarkan refleksi pada siklus I yang membedakan hanya materinya. 2. Pelaksanaan Pada siklus 2 tindakan yang dilakukan sama seperti siklus I yang disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I. 3. Observasi Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang

45 disiapkan meliputi lembar observasi tentang sikap siswa, ketrampilan siswa dan kinerja guru. 4. Refleksi Peneliti melakukan refleksi terhadap siklus II baik itu kelebihan atau kelemahan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika pada siklus II pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan telah terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus sebelumnya, maka penelitian dianggap cukup. G. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila: 1. Adanya peningkatan hasil belajar psikomotor siswa kelas IV SD Negeri 01 Metro Barat secara klasikal mencapai 75% dari jumlah siswa atau 18 siswa memperoleh nilai keterampilan minimal pada kategori Terampil di setiap siklusnya. 2. Adanya peningkatan hasil belajar afektif siswa kelas IV SD Negeri 01 Metro Barat secara klasikal mencapai 75% atau 18 siswa memperoleh nilai sikap minimal pada kategori Baik disetiap siklusnya. 3. Penelitian di kelas dianggap tuntas apabila hasil belajar mencapai 75% secara klasikal atau 18 siswa memperoleh nilai 66 dari jumlah siswa atau mencapai nilai 66 (dengan predikat baik).