BAB II KAJIAN PUSTAKA. mempraktekkan sesuatu. Sedangkan kerja secara psikologis diartikan. sebagai penyelesaian suatu tugas.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesiapan Kerja. mempraktekkan sesuatu. Pendapat yang hampir sama dikemukakan Kartono dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar

BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan generasi muda yang belajar dan menuntut ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya, baik secara

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi muda yang berperan sebagai penerus cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia dalam. mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh dimensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan yang terus mengalami perubahan, dan bagaimana mengambil inisiatif

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility),

BAB I PENDAHULUAN. Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diharapkan oleh kelompok sosial, serta merupakan masa pencarian identitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi, bersikap mental dan berwawasan (Wiratno, 2008).

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, potensi individu/siswa yang belum berkembang

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

BAB II LANDASAN TEORITIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepercayaan Diri Anak Usia Remaja. yang berkualitas adalah tingkat kepercayaan diri seseorang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi remaja itu sendiri maupun bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB II LANDASAN TEORI

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

Ciri dan Watak Wirausaha

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi adalah salah satu lembaga pendidikan, idealnya harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEMANDIRIAN. dapat menjadi otonom dalam masa remaja. Steinberg (dalam Patriana, 2007:20)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bangsa yang mampu bertahan dan mampu memenangkan persaingan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. terperinci serta dapat mengaplikasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan globalisasi serta perubahan-perubahan lain yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di samping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perbincangan mengenai rendahnya mutu pendidikan di Indonesia bukanlah hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Andriani, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB II KAJIAN TEORITIS. diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan

I. PENDAHULUAN. Konsepsi manusia seutuhnya merupakan konsepsi ideal kemanusiaan yang terletak pada

PETUNJUK PENGISIAN tanda ( ) Sangat Sering Sering Jarang Tidak Pernah tanda ( = )

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, perubahan di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial budaya, ilmu dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (dalam Kompas, 2011) menyatakan bahwa didapatkan jumlah mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. oleh mahasiswa. Prestasi adalah hasil dari usaha mengembangkan bakat secara

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di lingkungannya. hingga waktu tertentu. Seiring dengan berlalunya waktu dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menginjak era globalisasi dan dalam menyongsong era persaingan pasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya. Untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tahun pertama kuliah di Perguruan Tinggi. Usia mahasiswa berkisar tahun.

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Gibbons (2002), self directed learning adalah peningkatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. faktor demografi (Ahmad et al 2013). Risiko berperan penting dalam pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimana pada masa tersebut merupakan periode peralihan dan perubahan. Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang dari penelitian ini yaitu permasalahan yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kesiapan Kerja 1. Definisi Kesiapan Kerja Chaplin (2011: 419) menerjemahkan kesiapan sebagai tingkat kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan sesuatu. Sedangkan kerja secara psikologis diartikan sebagai penyelesaian suatu tugas. Slameto (1995: 113) mengartikan kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kerja merupakan kegiatan melakukan sesuatu dan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah,mata pencaharian. Menurut Hamalik (2013) kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial dan emosional. Menurut Pool dan Sewell (2007: 277), kesiapan kerja ialah memiliki keahlian, ilmu pengetahuan, pemahaman dan kepribadian yang membuat seseorang bisa memilih dan merasa nyaman dengan pekerjaanya sehingga menjadi puas dan akhirnya meraih sukses. Menurut Brady (2009) kesiapan kerja berfokus pada sifat-sifat pribadi seperti sifat pekerja dan mekanisme pertahanan yang dibutuhkan 13

14 bukan hanya untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi juga lebih dari itu yaitu untuk mempertahankan suatu pekerjaan. Kesiapan kerja juga di definisikan sebagai kemampuan dengan sedikit atau tanpa bantuan menemukan dan menyesuaikan pekerjaan yang dibutuhkan juga dikehendaki (Ward dan Riddle, 2002). Menurut beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kesiapan kerja adalah kemampuan atau kematangan seseorang baik secara fisik, mental, sosial dan emosional untuk memasuki dan mempertahankan dunia pekerjaan yang dibutuhkan dan dikehendaki sesuai dengan kemampuan diri. 2. Aspek-aspek Kesiapan Kerja Menurut Brady (2009: 2) aspek-aspek dari kesiapan kerja adalah sebagai berikut : 1. Responsibility (bertanggung jawab) Pekerja yang bertanggung jawab datang tepat waktu dan bekerja sampai waktu selesai. Mereka bertanggung jawab pada peralatan dan perlengkapan, memenuhi standar kualitas kerja, dapat mengontrol waktu dengan baik, dan menjaga kerahasiaan kebijakan organisasi. 2. Flexibility (keluwesan) Pekerja yang fleksibel atau luwes adalah pekerja yang mampu beradaptasi dengan perubahan dan tututan di tempat kerja.

15 Mereka dapat menerima banyak perubahan dalam lingkungan pekerjaan, baik yang diprediksi maupun yang tidak diprediksi.selain itu individu dituntut untuk dapat lebih aktif dan siap untuk beradaptasi dengan perubahan pada jadwal kerja, tugas-tugas dan jam kerja. 3. Skills (Keterampilan) Individu yang siap bekerja dapat menyadari akan kemampuan dan keterampilan yang mana yang akan mereka bawa pada situsai kerja yang baru. Mereka mampu mengidentifikasi kemampuan mereka dan merasa mampu untuk melakukan suatu pekerjaan. Pada saat yang sama, mereka bersedia untuk memperoleh keterampilan baru sebagai tuntutan pekerjaan dan berpartisipasi dalam pelatihan karyawan dan program pendidikan berkelanjutan. 4. Communication (Komunikasi) Individu yang siap bekerja memiliki kemampuan komunikasi yang memungkinkan mereka untuk berkomunikasi interpersonal di tempat kerja. Mereka mampu menerima perintah dan tahu bagaimana cara meminta bantuan dan menerima pujian dan kritikan. Mereka juga dapat menghormati dan bergaul dengan rekan kerja mereka. 5. Self-view (Pandangan Diri)

16 Pandangan diri berhubungan dengan intrapersonal individu,proses tentang keyakinan atas diri mereka sendiri dan pekerjaan. Individu yang siap bekerja menyadari kemampuan diri yang mereka miliki, penerimaan, keyakinan dan rasa percaya diri yang ada dalam diri mereka. 6. Healthy and Safety (Kesehatan dan keamanan diri) Individu yang siap bekerja siap menjaga kebersihan diri dan melakukan perawatan. Mereka selalu sehat secara fisik maupun mental. Mereka selalu bergerak dengan gesit dan mengikuti prosedur keselamatan mengoperasikan saat mesin. menggunakan Ketika alat dibutuhkan dan mereka menggunakan perlengkapan dan baju keselamatan. Mereka juga selalu mematuhi peraturan kerja dengan tidak merokok dan bebas dari narkoba. Sedangkan menurut Pool dan Sewell (2007) menyatakan bahwa secara keseluruhan kesiapan kerja terdiri dari empat aspek yaitu: a. Keterampilan, kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas yang berkembang dari hasil pelatihan dan pengalaman yang didapat. Keterampilan bersifat praktis, keterampilan interpersonal dan intrapersonal, kreatif dan inovatif, berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah, bekerja sama dapat menyesuaikan diri, dan ketermapilan berkomunikasi.

17 b. Ilmu pengetahuan, yang menjadikan pendidikan sebagai dasarsecara teoritis sehingga memiliki kemampuan untuk menjadi ahli sesuai dengan bidangnya. Sebagai calon sarjana harus memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas. c. Pemahaman,kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu yang telah diketahui dan diingat, sehingga pekerjaannnya bisa dilakukan dan diperoleh kepuasan sekaligus mengetahui apa yang menjadi keinginannya. Memahami pengetahuan yang telah dipelajari, menentukan, memperkirakan dan memepersiapkan yang akan terjadi dan mampu mengambil keputusan. d. Atribut kepribadian, mendorong seseorang dalam memunculkan potensi yang ada dalam diri. Kepribadian dalam lingkup sarjana adalah etika kerja, bertanggung jawab, semangat berusaha, manajemen waktu, memiliki kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi dan mampu bekerja sama. Berdasarkan penjelasan diatas maka dpat diketahui bahwa aspekaspek kesiapan kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspekaspek yang dikemukakan oleh Brady (2009) yaitu responsibilty (tanggung jawab), flexibilty (keluwesan), skills (keterampilan, communication (komunikasi), self-view (pandangan diri), dan healthy and safety (kesehatan dan keamanan)

18 3. Faktor-faktor Kesiapan Kerja Menurut Kartono (1985), faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja yaitu : 1. Kecerdasan Kecerdasan memegang peran penting dalam berhasil atau tidaknya seseorang melaksanakan tugas-tugasnya. 2. Ketrampilan dan Kecakapan Untuk berhasil dalam usaha, kerja, atau kehidupan kita tidak perlu meniru-niru, karena kita melihat banyak orang berhasil dalam hidupnya di berbagai macam bidang. Sebab keterampilan dan kecakapan berbeda-beda. 3. Bakat Langkah pertama yang mempunyai pekerjaan menemukan bakat perlu atau yang ada dilakukan meneruskan dalam diri sebelum kita belajar ialah sendiri dan mempraktekkannya. 4. Kemampuan dan minat Kita harus mengetahui apakah kemampuan dan minat kita cocok dengan pekerjaan yang kita masuki. 5. Motivasi Dalam mencapai keberhasilan kerja, perlu adanya motif-motif yaitu motif untuk kreatif, motif mencari efisiensi, motif mencapai sesuatu dan motif bekerja.

19 6. Kesehatan Kesehatan sangat membantu proses kerja seseorang dalam menyelesaikan segala tugas-tugasnya. 7. Kebutuhan Psikologis Hal ini berhubungan dengan kehidupan emosional seseorang. 8. Kepribadian Pribadi yang berhasil yaitu bila seseorang sanggup berhubungan baik serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta kenyataan hidup secara wajar dan efektif, juga dapat memeperoleh rasa puas atas hasil yang telah dicapainya. Salah satu unsur kepribadian yang dianggap penting dalam kehidupan manusia adalah kemandirian. Kemandirian merupakan salah satu faktor kepribadian yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kodrati yang berupa umur dan jenis kelamin. Selain itu, dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti pola asuh dan pendidikan ibu. 9. Cita-cita dan tujuan dalam bekerja Jika pekerjaan seseorang sudah merupakan cita-cita dan tujuan sesuai dengan system lainnya, maka ia akan bekerja dengan sungguh-sungguh, rajin, tanpa disertai dengan suatu perasaan yang tertekan, yang sangat berguna bagi kesuksesan kerjanya. 10. Lingkungan keluarga

20 Keadaan rumah dapat mempengaruhi berhasil tidaknya seseorang yang sedang bekerja. Anggota keluarga yang mendukung kerja seseorang turut membantu secara mental dan spiritual untuk berhasilnya seseorang dalam karirnya. 11. Lingkungan dunia kerja Situasi kerja sangat mempengaruhi keadaan diri pekerja, karena setiap kali seseorang bekerja maka ia pun harus memasuki situasi kerja tersebut. Macam-macam lingkungan tempat kerja atau situasi kerja yaitu : a. Rasa aman dalam pekerjaannya b. Kesempatan mendapatkan kemajuan c. Rekan sekerja d. Hubungan dengan pimpinan e. Gaji Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja terdapat faktor-faktor dari dalam diri dan dari luar diri manusia itu sendiri. faktor dalam diri meliputi kecerdasan, ketermapilan dan kecakapan, bakat, kemampuan dan minat, moivasi, kesehatan, kebutuhan psikologis, kepribadian, cita-cita dan tujuan dalam bekerja. Sedangkan faktor-faktor dari luar diri sendiri meliputi lingkungankeluarga, lingkungan dunia kerja. Pada faktor yang berasal dari dalam individu yaitu kepribadian yang menyebutkan bahwa bila seseorang mempunyai kepribadian yang kuat dan integritas tinggi,

21 besar kemungkinanya ia tidak akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pada umumnya dan khususnya lingkungan kerja. Menurut Masrun (1986) salah satu unsur kepribadian yang dianggap penting dalam kehidupan manusia adlah kemandirian. Kemandirian secara psikologis dianggap penting karena seseorang berusaha untuk menyesuaikan diri secara aktif dengan lingkungannya. 4. Ciri-ciri Kesiapan Kerja Mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja diperlukan suatu kesiapan yang matang dalam diri mahasiswa itu sendiri, terutama menyangkut ciri-ciri yang berhubungan dengan diri mahasiswa. Menurut Anoraga (2009) ciri-ciri kesiapan kerja sebagai berikut : a. Memiliki Motivasi Dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu. Jadi motivasi kerja adalah suatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Kuat lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja menentukan besar kecilnya prestasinya. b. Memiliki kesungguhan dan keseriusan Kesungguhan dan keseriusan dalam bekerja turut menentukan keberhasilan kerja. Sebab tanpa adanya itu semua suatu pekerjaan tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Jadi untuk memasuki suatu pekerjaan dibutuhkan

22 adanya kesungguhan, supaya pekerjaanya berjalan dan selesai sesuai dengan target yang diinginkan. c. Memiliki keterampilan yang cukup Keterampilan diartikan cakap atau cekatan dalam mengerjakan sesuatu atau penguasaan individu terhadap suatu perbuatan. Jadi untuk memasuki pekerjaan sangat dibutuhkan suatu keterampilan sesuai dengan pekerjaan yang dipilihnya, yaitu keterampilan dalam mengambil keputusan sendiri tanpa pengaruh dari orang lain dengan alternatif-alternatif yang akan dipilih. d. Memiliki kedisiplinan Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu tertib terhadap suatu tata tertib. Jadi untuk memasuki suatu pekerjaan sikap disiplin sangat diperlukan demi peningkatan prestasi kerja. Seorang pekerja yang disiplin tinggi, masuk kerja tepat pada waktunya, semikian juga pulang pada waktunya dan selalu taat pada tata tertib. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ciri individu yang siap bekerja adalah memiliki motivasi, memiliki kesungguhan dan keseriusan, memiliki keterampilan yang cukup dan memiliki kedisiplinan.

23 B. Kemandirian 1. Definisi Kemandirian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemandirian adalah hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Sedangkan menurut Ali dan Asrori Kemandirian merupakan suatu kekuatan internal individu yang diperoleh melalui proses individuasi. Proses individuasi itu adalah proses realisasi kedirian dan proses menuju kesempurnaan (Ali dan Asrori, 2006). Menurut Steinberg dan silverbeg (1986) kemandirian adalah kemampuan untuk menahan tekanan teman sebaya dan orang tua, terlepas untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu berpikir dan bertindak original, kreatif dan penuh inisiatif, mampu mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Menurut Santosa dan Marheni (2013) kemandirian adalah suatu sikap individu yang mampu berdiri sendiri tanpa terlalu bergantung pada orang-orang disekitarnya terutama pada orangtua serta mampu dalam memilih dan menentukan pilihan sendiri sesuai yang diinginkannya. Masrun dkk (1986) merumuskan definisi kemandirian pada penelitiannya sebagai suatu sifat yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan sedniri,mengejar prestasi, penuh ketekunan serta berkeinginan

24 untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu berpikir dan bertindak original, kreatif dan penuh inisiatif, mampu mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya terhadap kemampuan diri sendiri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Menurut Monk (2006), orang yang mandiri memperlihatkan perilaku yang eksploratif, mampu mengambil keputusan, percaya diri dan kreatif selain itu juga mampu bertindak kritis, bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukan, tidak takut berbuat sesuatu, mempunyai kepuasan dalam melakukan aktivitasnya, mampu membebaskan diri dari perlindungan orang tua dan mampu menerima realitas kehidupan. Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengambil keputusan sendiri tanpa bantuan orang lain, berpikir dan bertindak atas kemauan sendiri, memilih dan menentukan pilihan sendiri, percaya pada kemampuannya sendiri, dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Orang yang mandiri mampu melepaskan diri dari tekanan orang lain dan tidak bergantung kepada orang lain.

25 2. Aspek-aspek Kemandirian Lima aspek utama kemandirian menurut Masrun dkk (1986) yaitu : a. Bebas Ditunjukkan dengan tindakan yang dilakukan atas kehendak sendiri, bukan karena orang lain dan tidak tergantung pada orang lain. b. Progresif dan Ulet Ditunjukkan dengan adanya usaha untuk mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan serta mewujudkan harapan-harapannya. c. Inisiatif Kemampuan untuk berpikir dan bertindak secara original,kreatif dan penuh inisiatif. d. Pengendalian dalam diri Perasaan mampu untuk mengatasi masalah yang dihadapi, kemampuan untuk mengandalikan tindakannya serta kemampuan mempengaruhi lingkungan atas usahanya sendiri. e. Kemantapan diri Rasa percaya terhadap kemampuan diri sendiri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Berdasarkan penjelsan diatas maka dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dalam kemandirian adalah bebas, progresif dan ulet, inisiatif, pengendalian dalam diri dan kemantapan diri.

26 3. Dampak Kemandirian Menurut Steinberg (2002) dampak dari kemandirian bagi seseorang adalah sebagai berikut : a. Mampu bersaing dengan orang lain b. Dapat mengambil keputusan sendiri c. Mampu berusaha sendiri menyelesaikan masalahnya d. Tidak terombang-ambing oleh derasnya informasi yang diterima Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian yang terdapat pada manusia akan berdampak pada kehidupan dan memeprmudah proses yang akan dijalani oleh manusia tersebu. Pada calon sarjana yang akan bekerja dampak tersebut tentu saja memudahkan calon sarjan tersebut untuk memutuskan karir yang akan mereka jalani setelah lulus dari sebuah perguruan tinggi. 4. Ciri-ciri Kemandirian Menurut Parker (2006) pribadi yang mandiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Tanggung jawab berarti memiliki tugas untuk menyelesaikan sesuatu dan diminta hasil pertanggungjawaban atas hasil kerjanya b. Independensi adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak bergantung kepada otoritas dan tidak membutuhkan arahan. Independensi juga mencakup ide adanya kemampuan mengurus diri sendiri dan menyelesaikan masalahnya sendiri.

27 c. Otonomi dan kebebasan untuk menentukan keputusan sendiri, berarti mampu untuk mengendalikan atau mempengaruhi apa yang akan terjadi kepada dirinya sendiri. d. Keterampilan memecahkan masalah, dengan dukungan dan arahan yang memadai, individu akan terdorong untuk mencapai jalan keluar bagi persoalan-persoalan praktis relasional mereka sendiri. 5. Karakteristik Perilaku Mandiri Menurut Suharman (2012) seseorang dapat diaktakan mandiri apabila memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Mengambil inisiatif untuk bertindak Orang yang mandiri memiliki kecenderungan untuk mengambil inisiatif (prakarsa) sendiri di dalam memikirkan sesuatu dan melakukan tindakan tanpa terlebih dahulu harus diperintah, disuruh, diingatkan atau dianjurkan orang lain. Dengan kata lain, orang yang mandiri menyadari sesuatu yang penti9ng dan apa yang menajdi tugas dan tanggung juawabnya, kemudian melaksanakannya atas kemauan sendiri, tanpa paksaan atau menunggu perintah dari orang lain. 2. Mengendalikan aktivitas yang dilakukan Selain mengambil inisiatif, orang yang mandiri juga mampu mengendalikan sendiri pikiran, tindakan dan aktivitas yang dilakukan tanpa harus dipaksa dan ditekan orang lain. Misalnya, kemampuan mengatur sendiri antara kegiatan belajar dan bermain, antara

28 melaksanakan tugas pekerjaan dengan urusan keluarga, atau antara kapan suatu pekerjaan harus dimulai, dilanjutkan kemudian harus berhenti, dan kapan pula pekerjaan itu dimulai kembali sampai selesai. Semua itu dilakukan atas kemauan sendiri, tanpa terlebih dahulu diingatkan atau dipaksa orang lain untuk melakukannya. Juga, orang yang mandiri tidak terikat orang lain dalam melakukan kegiatan.misalnya, jika ingin menyelesaikan pekerjaan sekarang, ia akan melakukannya meski teman yang lain belum mengerjakan. 3. Memberdayakan Kemampuan yang dimiliki Orang mandiri cenderung mempercayai dan memanfaatkan secara maksimal kemampuan-kemampuan yang dimiliki di dalam menjalankan tugas,mengambil keputusan atau memecahkan masalah, tanpa banyak berharap pada bantuan atau pertolongan orang lain. Misalnya, ketika menyelesaikan tugas, bahkan menghadapi tugas baru yang sulit, orang yang mndiri berusaha keras (mencoba) untuk dapat melakukannya sendiri. Ia tidak mudah menyerah pada tugas itu dan segera meminta bantuan pada orang lain sebelum mencoba melakukan sendiri terlebih dulu secara sungguh-sungguh. Juga, ketika menemui kendala dalam bertugas, orang yang mandiri berusaha untuk mengatasi sendiri. Setelah berusaha namun tetap gagal, dengan terpaksa ia meminta bantuan pada orang lain. 4. Menghargai Hasil Kerja Sendiri

29 Orang yang mandiri tentu menghargai atau merasa puas atas apa yang telah dikerjakan atau dihasilkan sendiri, termasuk karya-karya sederhana sekalipun. Hal ini disebabkan orang tersebut telah memberdayakan sejumlah kemampuan yang dimiliki baik berupa tenaga maupun pikiran, bahkan sejumlah materi tanpa melibatkan bantuan dari orang lain di dalam proses bekerja. Secara psikologis dapat dikatakan bahwa kepuasan seseorang terhadap hasil kerja atau karya sendiri sebanding dengan seberapa besar usaha yang dilakukan. Makin besar usaha dan makin sulit suatu tugas atau pekerjaan, maka makin tinggi kepuasan yang ditimbulkan sesudahnya. C. Mahasiswa Semester Akhir Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI nomor 60 tahun 1999 tentang perguruan tinggi, disebutkan bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Pada umumnya, mahasiswa memasuki semester akhir yaitu ketika mahasiswa telah memasuki semester 8 keatas atau sedang mengerjakan tugas akhir. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa adalah peserta didik yang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa menurut Rachmana (dalam Dinata, 2013) adalah seseorang yang berusia mulai 18 sampai 23 tahun. Berdasarkan rentang usianya, mahasiswa berada pada masa remaja akhir yang mulai memasuki masa kedewasaan. Hal ini terkait dengan pendapat Eccles dan Gootman yang mengatakan bahwa pada masa mencapai

30 kedewasaan seseorang harus beralih dari ketergantungn terhadap orang tua, mulai mengambil tanggung jawab dalam keluarga dan komunitas, mampu merencanakan masa depan dan mengambil langkah yang tepat dalam menggapainya, dan memperoleh kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan untuk berhasil dalam transisi menuju kedewasaan. Mahasiswa semester akhir berada pada masa dewasa awal. Masa dewasa awal biasanya dimulai pada akhir usia belasan atau permulaan usia 20 tahunan dan berlangsung hingga usia 30tahun (Santrock,2003). Menurut Papalia dan Olds dewasa awal adalah jenjang usia dimana tahap perkemabngan seseorang sedang berada apda puncaknya. Peningktatan yang terjadi dimanifestasikan melalui berbagai macam hal, seperti sosialisasi yang luas, penelitian karir, semangat hidup yang tinggi, perencanaan yang jauh ke depan dan sebagainya. Berbagai keputusan penting yang mempengaruhi kesehatan, karir, dan hubungan antar pribadi diambil pada masa dewasa awal. Masa perkembangan dewasa muda ditandai dengan adanya keinginan untuk mengaktualisasikan segala ide pemikiran yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan tinggi (universitas atau akademi). Mereka bersemangat untuk meraih tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi. Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan akan selalu ditempuh dan diikuti, sebab dengan keberhasilan, ia akan meningkatkan harkat dan martabat hidup di mata orang lain (Dariyo, 2003) Ketika memasuki masa dewasa muda, biasanya individu telah mencapai penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang matang sehingga

31 seorang individu akan siap untuk menerapkan keahlian itu dalam pekerjaan (Dariyo, 2003). D. Hubungan Kemandirian Dan Kesiapan Kerja Berdasarkan perkembangannya mahasiswa semester akhir berada pada masa dewasa awal, menurut Hurlock (1990) tugas perkembangan masa dewasa awal merupakan masa peralihan dari ketergantungan ke masa kemandirian baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri dan pandangan tentang masa depan yang lebih realistis. Kemandirian secara sosial psikologis dianggap penting karena seseorang berusaha lingkungannya. untuk Tanpa menyesuaikan kemandirian, usaha diri secara tersebut aktif tidak dengan mungkin dilaksanakan. Tanpa kemandirian orang tidak mungkin mempengaruhi dan menguasai lingkungan, tetapi sebaliknya ia akan banyak menerima pengaruh lingkungan dan dikuasai oleh lingkungan. Dengan kata lain kemandirian merupakan modal dasar bagi manusia dalam menentukan sikap dan perbuatan terhadap lingkungannya. Kemandirian mendorong orang untuk berprestasi dan berkreasi. Karena itu kemandirian dapat mengantar orang menjadi makhluk yang produktif dan efisien serta membawa dirinya kearah kemajuan (Masrun dkk, 1986). Hal ini didukung dengan pendapat Kartono (1985) yaitu Apabila seseorang memiliki kemandirian yang tinggi, besar kemungkinannya ia tidak akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pada umumnya dan khusunya dengan lingkungan kerja.

32 Mahasiswa semester akhir merupakan calon sarjana yang akan memasuki dunia kerja. Ketika individu memasuki sebuah pekerjaan untuk pertama kalinya, mereka mungkin dihadapkan pada masalah dan kondisi yang tidak mereka antisipasi sebelumnya (Santrock, 2002). Kemandirian memiliki dampak positif bagi dewasa awal yaitu mampu membuat keputusannya sendiri dan dapat bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya (Ardini, 2012). Berdasarkan penjelasan diatas menunjukkan bahwa kemandirian yang dimiliki individu mendukung juga kesiapan individu tersebut dalam menghadapi dunia kerja, pada mahasiswa akhir kemandirian yang dimilikinya dapat membantunya membuat keputusan dan merencanakan pekerjaan untuk masa depan mereka. Individu yang mandiri tidak akan bergantung kepada orang lain terutama kepada orang tua mereka, secara ekonomi individu yang mandiri akan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan setelah menjadi sarjana dan tidak menggantungkan kebutuhannya pada orang tua mereka. Selain itu saat dihadapkan pada dunia kerja individu yang mandiri akan mampu beradaptasi dengan baik, bertanggung jawab atas pekerjaanya, dan percaya diri dalam mengambil keputusan tanpa bergantung pada orang lain. E. Kerangka Teoritis Menurut Steinberg (2002) kemandirian merupakan kemampuan individu untuk bertingkah laku seorang diri. Definisi secara rinci dijelaskan oleh Masrun (2001) yang menyatakan kemandirian adalah suatu sikap yang

33 memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri untuk kebutuhan sendiri, mengejar prestasi, penuh ketekunan serta berkeinginan melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Mampu berfikir dan bertindak original, kreatif dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungannya, mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri, menghargai diri sendiri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Sedangkan kesiapan kerja didefinisikan sebagai kemampuan dengan sedikit atau tanpa bantuan menemukan dan menyesuaikan pekerjaan yang dibutuhkan juga dikehendaki (Ward & Riddle, 2002). Selanjutnya menurut Ward & Riddle, individu yang siap bekerja diartikan sebagai individu yang dapat menyesuaikan diri terhadap budaya kerja yang baru, mengetahui keterampilan yang dimiliki, mengetahui dengan benar apa yang diinginkan dan kapasitas untuk mempelajari sesuatu yang baru. Individu dapat berbaur dengan orang lain, memiliki fleksibilitas untuk beradaptasi dengan perubahan, mengerti apa yang menjadi harapan dalam hidup, mengerti apa yang menjadi harapan orang lain dan harapan dalam pekerjaan. Menurut Santrock (2003) secara bersamaan aspek yang terkait dengan perkembangan suatu identitas pada masa remaja dan dewasa awal adalah kemandirian. Dengan adanya kemandirian yang kuat, maka seorang individu dapat bertindak atas keinginannya sendiri, bertanggungjawab akan perbuatannya, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, serta tidak bergantung secara emosional pada orang lain (dalam Patriana, 2007).

34 Kemandirian mahasiswa semester akhir berkontribusi dalam menghadapi dunia kerja dengan kondisi apapun (Ayuningtyas, 2015). Berdasarkan uraian diatas telah dijelaskan bahwa individu yang mandiri adalah individu yang mampu bertindak atas inisiatif sendiri, jika dikaitkan dengan mahasiswa semester akhir dalam menghadapi dunia kerja maka mahasiswa semester akhir yang mandiri akan dapat menentukan karirnya setelah lulus dan memutuskan untuk tidak lagi bergantung kepada orang tua mereka terutama dalam bidang ekonomi, saat dihadapkan dengan dunia pekerjaan individu yang mandiri akan mampu beradaptasi dengan lingkungannya yang baru dan bertanggung jawab atas pekerjaannya tanpa bergantung pada orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian seorang individu dapat mempengaruhi kesiapan kerja individu tersebut.

35 Gambar 1 : Bagan Kerangka Teoritik F. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian yang diturunkan dari kerangka teori. Berdasarkan kerangka teori yang telah disusun diatas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini yaitu : Terdapat Hubungan Antara Kemandirian dengan Kesiapan Kerja Pada Mahasiswa Semester Akhir UIN Sunan Ampel Surabaya