PHASE LOCK LOOP FREQUENCY SYNTHESIZER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN SISTEM

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 436,9 Mhz untuk Portable Transceiver Ground Station Satelit Iinusat-01

PERANCANGAN DAN REALISASI PLL(88-108) MHZ DENGAN INDIKATOR LED SAAT DAERAH FREKUENSI LOCK DAN UNLOCK

PRINSIP KERJA TRANSCEIVER Oleh : Sunarto YBØUSJ

Simple Inductance Meter Oleh YC0PE Ridwan Lesmana

Komponen Komponen elektronika DIODA Dioda Silikon Dan Germanium Dioda adalah komponen semiconductor yang paling sederhana, ia terdiri atas dua

Bagian2 penting itu adalah: 1.Membuat SSB filter 2.Membuat IF transformer amplifier

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 2.4 GHz Untuk Pengiriman Citra Pada Sistem Komunikasi Satelit Nano

BAB III PERANCANGAN SISTEM

KAJIAN TENTANG KERUSAKAN VOLTAGE REGULATOR PADA COLLINS ADF 60 (A) RECEIVER DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

POWER SUPPLY 13,8 Volt 25 Ampere Oleh YC0PE Ridwan Lesmana

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

HOMEBREW QRP 80M BAND TRANSCEIVER IF 455 KC

MENGENAL WAJAH KOMPONEN RADIO (1)

BAB III PERANCANGAN ALAT. (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

Digital LC Meter Versi 2

REALISASI PLL SYNTHESIZER UNTUK PEMANCAR TV VHF PADA PITA FREKUENSI 174 MHz 202 MHz

PEMBUATAN PEMANCAR FM SEDERHANA UNTUK ALAT PERAGA

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

BAB III KONSEP RANCANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

TAKARIR. periode atau satu masa kerjanya dimana periodenya adalah nol.

BOBI KURNIAWAN, JANA UTAMA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

IMPELEMENTASI,SIMULASI DAN ANALISIS PARAMETER VCO (VOLTAGE CONTROLED OSCILLATOR)

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian

POLITEKNIK NEGERI MALANG 2016

CW QRP Transceiver untuk Band 80m Oleh YC0PE Ridwan Lesmana

USER MANUAL JAM DIGITAL DENGAN IC AT89S51 MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA

PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM

BAB III PERANCANGAN. Modul pemancar dan Modul penerima. Masing-masing Modul berkerja secara

PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF

ABSTRACT. data. signal sensitivity, and noise resistant up to 200 mv.

ALAT TRANSCEIVER AUDIO WIRELESS ANTARA MUSIC PLAYER DENGAN SPEAKER AKTIF MENGGUNAKAN GELOMBANG RADIO

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Makalah Phase Locked Loop & Aplikasinya

SISTEM PERINGATAN UNTUK PENGAMANAN RUMAH TERHADAP PENCURIAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SENTUH

BAB III PERANCANGAN ALAT. tunjukkan pada blok diagram di bawah ini:

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS

output dari rangkaian osilator tersebut. Detektor logam dengan metode BFO ini

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291)

RANCANG BANGUN PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI DC BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C52

Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika

Perancangan dan Pembuatan RF downlink 436,915 MHz untuk Transmitter Satelit Nano IINUSAT-01

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

SOAL HARDWARE DESIGN

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.

BAB III PERANCANGAN. Sistem yang dibuat memiliki dua buah subsistem utama yang terpisah yaitu

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya

UJICOBA TRAFO IF SEBAGAI PENGGANTI KUMPARAN OSILATOR PADA RADIO PENERIMA MW 1. Oleh: Sri Katon 2. Abstrak

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

Analisis Penerimaan Sinyal Ponsel Pada Sistem Komunikasi Selular

PEMBUATAN LINEAR AMPLIFIER MENGGUNAKAN LM318 UNTUK SPEKTROMETRI GAMMA

BAB III METODE PENELITIAN

VCO (VOLTAGE CONTROLLED OSCILLATOR)

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI SUHU PADA PERANGKAT RADIO TRANSCEIVER LAPORAN TUGAS AKHIR

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN INDIKATOR GALVANIC SKIN RESPONSE (GSR)

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

Perancangan Dan Implementasi RF-Downlink Pada S-Band Frekuensi 2400 Mhz Untuk Stasium Bumi Satelit Nano

PERANCANGAN DAN PERAKITAN MODULATOR FSK 9600 BAUD UNTUK PERANGKAT TRANSMITER PAYLOAD SATELIT IINUSAT-01

Rancang Bangun Modulator FM

Perancangan dan Pembuatan System RF Downlink Portable Ground Station Mhz Untuk Satelit Iinusat-01

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

PENGENALAN DAN PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DASAR PONSEL

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA

dul Rangkaian Listrik 2017 MODUL I HUKUM OHM

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Transkripsi:

PHASE LOCK LOOP FREQUENCY SYNTHESIZER Langka 1 Kc Oleh : Sunarto YBØUSJ UMUM Pada prinsipnya Phase Lock Loop adalah suatu feedback control system yang rangkaiannya terdiri atas bagian bagian pokok sebagai berikut : 1. Phase Detector 2. Loop Filter 3. Voltage Controlled Oscillator (VCO) Peran utama dalam PLL dipegang oleh phase detector yang bertugas membandingkan phase input signal dari VCO dengan suatu signal reference dan sebagai outputnya adalah beda phase. Adanya beda phase akan memberikan perbedaan voltage yang selanjutnya, perbedaan voltage tersebut difilter oleh loop filter dan di applied ke VCO. Kemudian control voltage pada VCO mengubah frekuensi kearah memperkecil perbedaan antara signal reference dengan signal feedback dari VCO. Bila loop menjadi locked, maka control voltage berada pada posisi dimana frekuensi rata rata signal feedback tepat sama dengan frekuensi reference. Keberhasilan design suatu PLL sebagian besar ditentukan oleh design loop filter yang baik. Hal ini disebabkan karena pada saat terjadi perbedaan phase, phase detector akan mengeluarkan perbedaan voltage yang berubah ubah naik turun. Loop filter harus mampu menahan goyangan voltage tersebut sehingga perubahan voltage yang masuk ke VCO menjadi halus. reference signal PHASE DETECTOR LOOP FILTER VCO ~ output feeback signal Gambar 1 Untuk keperluan penggunaan sebagai pengatur frekuensi kerja pada transceiver, berbagai macam PLL dapat kita buat, akan tetapi dalam tuliasan in dicoba mengajukan suatu design PLL dengan circuitnya yang terinci sehingga dapat dengan mudah kita

memahami cara kerjanya. Meskipun untuk memenuhi maksud tersebut diperlukan jenis komponen yang banyak, akan tetapi dengan design ini langkah 2 kerjanya dapat dengan jelas difahami. Pada design ini digunakan banyak IC ialah TC9122, TC5081, TC5082, TC4017 dan TA7310. Sebenarnya PLL dapat dibuat dengan rangkaian yang cukup ringkas misalnya dengan menggunakan IC type MC145106, MC145163 dan sebagainya yang juga terdapat banyak di pasaran. Jenis jenis IC ini sudah dapat menjalankan fungsi yang cukup lengkap, dengan sebuah IC sudah dapat menjalankan fungsi dari TC9122, TC5081, TC5082 dan TC4017. Akan tetapi penggunaan IC jenis ini tidak dibahas dalam tulisan ini. CIRCUIT DESIGN Dalam tulisan ini diajukan suatu design PLL dengan langkah 1 Kc yang dilengkapi dengan fine tuner analog dengan kelebaran band 1 sampai 2 Kc untuk memungkinkan penyetelan frekuensi kerja lebih teliti (lebih kecil dari 1 Kc). PLL ini direncanakan untuk dapat bekerja dari 13.700 MHz sampai dengan 14.699 MHz untuk digunakan pada transceiver dengan carrier oscillator atau SSB filter 10.7 MHz. Frekuensi kerja diatur dengan thumb wheel tiga digit sedemikian sehingga angkaangka ratusan, puluhan dan satuan KHz nya pada tampilan thumb wheel dapat langsung menunjukkan frekuensi kerja transceiver. Apabila kita uraikan, maka PLL ini terdiri atas beberapa bagian ialah pembangkit frekuensi referensi (1Kc), phase detector, loop filter, VCO, programmable devider dan oscillator pencampur feedback. Sebagai pembangkit frekuensi referensi digunakan TC5082 yang bertugas membangkitkan frekuensi 10 Kc dan TC4017 yang bertugas membagi frekuensi 10Kc hasil dari TC5082 menjadi 1Kc. Frekuensi 1Kc ini selanjutnya digunakan sebagai pembanding phase oleh phase detector TC5081. Untuk VCO dalam design ini digunakan TA7310. Penggunaan IC ini dimaksudkan agar dapat sekaligus merangkap sebagai mixer untuk keperluan feedback pada phase detector melalui programmable devider. Dalam design ini input ke programmable devider berupa hasil pengurangan dari frekuensi VCO dengan suatu oscillator kristal. Frekuensi VCO dan kelebaran band nya diatur sesuai kebutuhan yang dalam design ini ia harus mampu bekerja pada frekuensi 13.700 MHz sapai 14.700 MHz, untuk dipakai pada pesawat dengan IF 10.7 Mc. Sebagai pengendali frekuensi pada VCO digunakan diode varactor. Berbagai jenis varactor dapat digunakan misalnya MV2205, MV2209, BA150, SMV 610 dan sebagainya. Jenis jenis diode varactor tersebut di atas mempunyai range kapasitansi yang berbeda beda yang dapat dilihat pada vademicum yang dikeluarkan oleh pabriknya.

Programmable devider bertugas membagi frekuensi feedback dari VCO dengan faktor pembagi sesuai program yang kita masukkan,, hasil pembagian tersebut diumpan ke phase detector dan dibandingkan phasenya dengan signal referensi. Sebagai programmable devider digunakan TC9122, jenis IC ini mempunyai kemampuan membagi dengan faktor pembagai sampai 3.999. Oleh karena itu feedback dari VCO tidak dapat langsung di input ke TC9122 dan harus terlebih dahulu dicampur dengan frekuensi suatu oscillator dan hasil pengurangannya baru di input ke devider. Frekuensi oscillator pencampur ini harus dipilih sehingga hasil pengurangan tidak melampaui kemampuan TC9122. Misalnya pada design PLL ini yang direncanakan bekerja pada 13.700 MHz sampai 14.699 MHz digunakan oscillator pencampur 12.700 MHz (selisihnya 1 1.999 MHz). Pemrograman TC9122 dilakukan Binary Coded Decimal (BCD) ialah bilangan decimal yang setiap angkanya diwakili oleh 4 digit binary. Pemasukan angka satuan dilakukan dengan manual sedangkan angka ribuan (MHz) dimasukkan secara tetap ialah menghubungkan langsung pin pin 15 dengan Vdd. Pemasukan dilakukan dengan thumb wheel atau dapat pula menggunakan UP/DOWN switch. Frekuensi kristal pada oscillator pencampur dipilih 12.700MHz dengan maksud agar angka tampilan pada thumb wheel tepat sama dengan frekuensi kerja tranasceiver. Untuk maksud ini seringkali diperlukan kristal dengan frekuensi yang sulit ditemukan di pasaran. Apabila tidak dapat diperoleh kristal dengan frekuensi ideal seperti tersebut di atas, dapat pula dipilih kristal dengan frekuensi yang mendekati dengan konsekuensi angka tampilan thumb wheel berselisih dengan frekuensi kerjanya. Sebagai phase detector digunakan IC jenis TC5081 yang bertugas membandingkan phase signal feedback yang diperoleh dari VCO melalui programmable devider dengan reference signal. Selanjutnya phase detector akan mengatur control voltage melalui loop filter sehingga VCO menyesuaikan frekuensinya sehingga phase nya sama dengan reference. Pada PIN 4 dari TC5081 terdapat fasilitas yang apabila dilengakpi dengan circuit LED indicator dapat memberikan indikasi apakah PLL dalam keadaan lock atau tidak. Dengan circuit seperti pada gambar 2 di atas, LED akan menyala apabila PLL dalam keadaan tidak locked dan akan padam bila PLL locked. Supply listrik dapat digunakan voltage 5 sampai dengan 9 VDC, dalam design ini digunakan +5V. Penggunaan supply lebih tinggi dari 5V pada design ini dapat dilakukan dengan tanpa harus mengubah nilai nilai komponen kecuali voltage elco dan tantalum yang harus diperhatikan. RESONANCE CIRCUIT PADA VCO. Tinggi rendahnya frekuensi dan batas frekuensi kerja VCO ini cenderang ditentukan oleh nilai L1 dan C1 (periksa circuit diagram pada gambar 2 di atas), disamping sudah barang tentu jenis varactor yang dipergunakan. Perhitungan untuk menentukan besarnya L1, C1 dan jenis varactor yang digunakan rasanya terlalu rumit.

Akan tetapi dalam praktek kita dapat mengira ira secara kasar dengan memperhitungkan L1 dan C1 saja dan dengan metoda trial and error kita kembangkan hasil kira kira tersebut sehingga mendapatkan apa yang kita kehendaki. Untuk mengira ira besarnya induktansi L1 dengan C1 yang kapasitansinya kita sudah tentukan, dapat digunakan rumus sebagai berikut 29 L = C x f 2 f adalah ferkeunsi resinansi dinyatakan dalam MHz L adalah induktansi coil L1 dinyatakan dalam µh. C adalah kapasitansi C1 dinyatakan dalam pf. Misalnya pada design VCO ditentukan frekuensi resonansi yang dikehendaki 12.700MHz, sedangkan nilai C1 dipilih 30 pf, maka menurut perhitungan dengan rumus di atas diperoleh nilai L sekitar 5 µh. Untuk membuat coil dengan nilai tersebut di atas harus diadakan percobaan percobaan. Berdasarkan hasil percobaan penulis, apabila digunakan koker bekas IF radio seperti terlihat pada gambar 3 dengan lilitan dari kawat rambut bekas koker itu, maka untuk dapat memperoleh nilai sekitar 5 µh secara empiris diperlukan 8T. Gambar 3 Dengan memutar ferrite pada coil tersebut, nilai induktansinya akan berubah ubah sehingga dapat diatur untuk mendapatkan nilai yang tepat. Perlu diingat bahwa tidak semua koker mempunyai sifat yang sama, sangat tergantung dari jenis ferrite yang digunakan. Percobaan di atas dilakukan dengan menggunakan koker IF merk TOKO RCL yang terdapat banyak di pasaran. Dengan jenis koker yang lain akan didapatkan hasil yang berbeda pula, untuk itu dipersilahkan rekan rekan mengadakn percobaan dengan koker yang dimiliki.

KOMPONEN DAN PRINTED CIRCUIT BOARD DESIGN. Jenis dan jumlah komponen yang diperlukan untuk perakitan PLL berdasarkan design di atas terdapat pada Tabel 1 berikut ini serta tata letak komponen pada PCB dapat diperiksa pada Gambar 4 dan PCB seperti terlihat pada gambar 5. Daftar komponen. IC RESISTOR CERAMIC TC9122 1 150 1 2 pf 1 TC5081 1 220 1 30 pf 1 TC5082 1 470 3 68 pf 1 TC4017 1 1K5 1 101 1 TA7310 1 4K7 2 221 3 LM7805 1 10K 1 102 15 TRANSISTOR 47K 3 682 1 C1815 2 100K 1 103 1 KRISTAL ELCO 104 2 10.240 MHz 1 100 uf 1 TANTALUM 12.700 MHz 1 47 uf 1 10 uf 1 TRIMER 10 uf 1 RFC 30pF MICA/NPO 470 uh 1 KOKER 30pF 1 5.6 uh 1 4 MM 2 47 pf 1 VARCO 471 1 300 pf 102 1 Tabel 1 Komponen komponen terutama pada rangkaian loop filter dan rangkaian VCO ialah C1, C2, C3 dan C4 lebih disukai menggunakan condensator jenis NPO sedangkan untuk C3 lebih disukai tantalum.

TATALETAK KOMPONEN socket thumb wheel 13 x 102 TP2 30pF 47uF 104 104 10uF TP1 TC9122 1K5 47K 47K 2SA1014 TC4017 10.24Mc 7805 L1 MV2209 C1 221 30 47 C2 471 5.6uH 47K 10K 102 221 102 682 102 TC5081 470 220 10uF LED 47uF 103 470 103 47K 4K7 C1815 150 68 C1815 30 100K 2 470uH 12.700Mc TC5082 10uH 5.5uH TA7310 470 OUT 221 68 220 FINE VARCO 300pF Gambar 4 CARA MERAKIT Cara memasang komponen di atas PCB disarankan menggunakan urut urutan sebagai tersebut berikut ini. 1. Pemasangan voltage regulator 2. Pemasangan VCO kemudian dalam keadaan komponen pada bagian lain belum terpasang diadakan pengecheckan keluaran pada terminal OUTPUT. Frekuensi output harus terletak di antara 13 14 MHz. 3. Pemasangan oscillator feedback, kemudian diamati frekuensi output pada TEST POINT 3 dan fine tuner dicoba, ia harus mampu menggerakkan frekuensi diantara 12.700 + 1Kc sampai 12.700 1Kc. 4. Pemasangan devider 1 (TC5082) dan dicheck pada TEST POINT 1, frekuensi output harus tepat 10 Kc. 5. Pemasangan devider 2 (TC4017) dan dicheck pada TEST POINT 2, frekuensi output harus tepat 1 Kc. 6. Pemasangan programmable devider (TC9122) dan phase detector (TC5081). Dengan seluruh komponen terpasang, PLL harus dapat locked pada posisi thumb wheel 000 atau thumb wheel tidak terpasang (LED harus padam). Apabila tidak locked, maka ferrite L1 diputar putar sehingga PLL bisa locked.

7. Pemasangan thumb wheel kemudian dial diletakkan pada posisi 999, LED harus tetap padam, bila tidak maka ferrite dari L1 diatur ulang. Dengan lain kata PLL pada design tersebut harus dapat locked mulai dari frekuensi 13.700 MHz sampai 14.699 MHz. 8. Selanjutnya thumb wheel diset pada posisi 000, kemudian dial satuan dinaikkan setingkat demi setingkat sampai pada posisi angka 9 sambil diamati output frekuensinya apakah kenaikannya tepat 1 Kc. Kecuali kenaikan tepat 1 Kc juga frekuensi tidak bergoyang goyang. Demikian dilakukan pula untuk dial puluhan dan dial ratusan. Perlu diingat bahwa setiap akan mengadakan checking, selalu diperhatikan terlebih dahulu apakah komponen sudah lengkap terpasang dan sudah betul pemasanganya. Yang penting lagi adalah apakah voltage pada pin pin IC dan pada kaki transistor sudah benar YBØUSJ PLL PCB PLL Gambar 5 VARIASI CIRCUIT OSILATOR FEEDBACK Design PCB seperti terlihat pada gambar 5, tidak seluruh jalur jalurnya terpakai. Jalur jalur cadangan itu dimaksudkan untuk memberikan peluang pengembangan lebih lanjut, misalnya variasi circuit osilator feedback. Osilator feedback dapat dirakit dengan cara lain, misalnya dengan menggunakan FET jenis MPF102, 2SK19 atau 2SK192. Demikian pula pada fine tuner, dapat digunakan diode varactor untuk menggantikan fungsi varco, seperti contoh yang terlihat pada circuit diagram Gambar 6 dan lay out komponen seperti terlihat pada Gambar 7 berikut.

+5V TRIMPOT 20K L2 100K 12.700Mc 100uH 103 30pF MV2209 101 C1815 470uH 101 RFC 220 221 Gambar 6 MPF102 12.700Mc 10uH MV2209 68 2 470uH 103 221 68 220 100K FINE POTENSIO 10K Gambar 7 Begitu pula rangkaian VCO, dengan PCB tersebut dimungkinkan untuk membuat circuit VCO yang bevariasi. Variasi variasi ini tidak dibahas dalam tulisan ini, akan tetapi rekan rekan amatir radio dipersilahkan untuk berkreasi sendiri. MIXING OSILATOR Apabila kristal dengan frekuensi ideal tidak didapatkan, maka jalan lain untuk membuat osilator feedback adalah dengan cara mencampur dua osilator. Pencampuran dapat juga dilakukan dengan memasukkan frekuensi Carrier Oscillator dari pesawat ke dalam mixer dan mencampurnya dengan osilator kristal 3 MHz (kristal ini banyak terdapat di pasaran). Untuk membuat mixer ini dapat digunakan TA7310 atau MC1496 dengan diagram sebagai tercantum pda Gambar 8 dan Gambar 9 berikut ini. Bila kita bandingkan diantara kedua mixer tersebut, maka dengan TA7310 circuitnya lebih sederhana dan tidak banyak makan tempat pada PCB. 103 +5V +5V 3Mc T1 15 9 1 8 TA7310 1K 6 102 7 3 TRIMPOT 10K 47K MV2209 101 2 101 5 4 101 Gambar 8

OCL 1 IN OCL 2 IN 104 820 102 102 51 1K 1K +5V 820uH 3K3 8 104 OUT 10 5 12 MC1496 1 4 14 2 3 6 102 100 T1 1K 104 Gambar 9 Untuk merakit mixer seperti pada diagram pada Gambar 8 atau Gambar 9 di atas, rekanrekan amatir radio dipersilahkan untuk merancang PCB sendiri di luar PCB pada Gambar 4. Apabila rekan rekan amatir radio sudah mahir merakit PLL semacam ini berserta modifikasinya, maka akan dengan mudah mengembangkannya dengan misalnya menggunakan jenis jenis IC yang lain. Dalam tulisan ini hanya diuraikan PLL dengan single loop, rekan rekan amatir radio dapat mengembangkan terus dengan misalnya merancang double loop PLL sehingga didapatkan lengkah lebih kecil Kc dan dengan multi VCO dapat pula dikembangkan menjadi multiband PLL. Dengan sedikit pengetahuan tentang penggunaan IC TTL, maka penyetelan frekuensi dapat dilakukan dengan cara lain misalnya dengan UP/DOWN switch atau dapat dikembangkan lagi dengan menggunakan switch putar. Jakarta, April 1999.