TINJAUAN PUSTAKA Temulawak

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Histopatologi Bursa Fabricius

TINJAUAN PUSTAKA. . Gambar 1 Temulawak

1 Universitas Kristen Maranatha

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

dapat dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan kurangnya nafsu makan adalah Curcuma xanthorrhiza atau lebih dikenal dengan nama temulawak (Afifah et

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HASIL PEMBAHASAN. Jumlah Sisa Ayam Hidup Pada Hari Ke-

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Histopatologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh lain sehingga menimbulkan efek yang traumatis (Ismail 2009 cit Kozier

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Kondisi tanah di Indonesia yang merupakan negara tropis basah. tahunnya diperlukan penambahan unsur hara yaitu untuk lahan kering sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menyembuhkan alergi yang paling tepat adalah dengan herbal, mengapa dengan herbal?

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging yang sering disebut sebagai ayam broiler merupakan jenis

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah. Demam

xanthorrhiza Roxb atau lebih dikenal dengan nama temulawak (Afifah, 2005). Kandungan temulawak yang diduga bertanggung jawab dalam efek peningkatan

Amomum cardamomum Willd

I. PENDAHULUAN. Paru-paru, jantung, pusat syaraf dan otot skelet bekerja berat dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan broiler dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu broiler modern

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan histopatologi pada timus

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. memiliki aktifitas penghambat radang dengan mekanisme kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yaitu terjadinya kerusakan jaringan tubuh sendiri (Subowo, 2009).

PARUTAN KUNYIT MENGHILANGKAN BEKAS LUKA OPERASI CAESAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Produsen Obat Herbal Diabetes

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu bagian tanaman pepaya yang dapat dimanfaatkan sebagai obat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemanfaatan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan

BAB 3 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi tetapi akibat buruk penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan

I. PENDAHULUAN. alam. Sebagai salah satu negara yang memiliki wilayah pantai terpanjang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. produk yang bernilai gizi dan ekonomis tinggi. Pertambahan berat badan yang. maupun kuantitasnya (Supratman dan Iwan, 2001).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang seperti Indonesia (Stella et al, 2012). S. typhii adalah bakteri

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat kedua setelah karies (Amalina, 2011). Periodontitis

PRODUKTIFITAS DAN KADAR ANDROGRAPHOLID SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) PADA NAUNGAN DAN PENAMBAHAN GIBERELIN B2P2TO2T

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN

PRODUKSI PATI TEMU LAWAK SEBAGAI ALTERNATIF PEMANFAATAN TEMU LAWAK UNTUK BAHAN BAKU PRODUK OLAHAN PANGAN : STUDI KASUS DI DESA PABUARAN, KEC

BAB I PENDAHULUAN. daunnya digunakan untuk membuat teh yang sebelumnya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adanya perubahan kondisi kesehatan ikan baik akibat faktor infeksi

I. PENDAHULUAN. (Setiyawati, 2003; Kuntorini, 2005; dan Kasrina, 2014). esensial dengan senyawa utama berupa sabinene, terpinen-4-ol, γ-terpinene,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai obat tradisional yang dapat dikembangkan secara luas. 1

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

HASIL DAN PEMBAHASAN Data Mortalitas

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015

BAB I PENDAHULUAN. luka ini dapat berasal dari trauma, benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat

Y PENGARUH EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko

Tradisional Bagian Daun dan Buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. strain Cornish dengan betina yang besar yaitu Plymouth Rocks yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. supaya tidak terserang oleh penyakit (Baratawidjaja, 2000). keganasan terutama yang melibatkan sistem limfatik (Widianto, 1987).

ISOLASI, KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN TUMBUHAN PACAR CINA (Aglaia odorata) SKRIPSI SARJANA KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Identifikasi Masalah Apakah daun beluntas menghilangkan bau badan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan jenis ayam kampung yang banyak dikembangkan di

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

LAPORAN KIMIA ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

Selama berabad-abad orang mengetahui bahwa penyakit-penyakit tertentu tidak pernah menyerang orang yang sama dua kali. Orang yang sembuh dari

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

Gambar 4 Diagram batang titer antibodi terhadap IBD pada hari ke-7 dan 28.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dekade terakhir, sebanyak 80% orang didunia bergantung pada

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yan memiliki rasa

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Diferensial leukosit ayam perlakuan berumur 21 hari selama pemberian ekstrak tanaman obat

7 Manfaat Daun Singkong

Transkripsi:

4 TINJAUAN PUSTAKA Temulawak Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) merupakan jenis tumbuhtumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai dua meter. Daunnya berbentuk lebar dan setiap helaian dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun yang agak panjang (Mahendra 2005). Diantara tanaman obat yang berasal dari suku Zingiberaceae, simplisia Temulawak merupakan bahan yang paling banyak digunakan di dalam negeri untuk pabrik jamu dan obat tradisional. Penyebaran tanaman Temulawak di Indonesia meliputi pulau Sumatera, Jawa, Maluku, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Bali. Selain digunakan di dalam negeri, simplisia ini juga diimpor ke Singapura, Jerman, dan Taiwan (Syukur dan Hernani 2002). Bagian tanaman yang berkhasiat adalah rimpang Temulawak. Bentuk rimpang Temulawak bercabang-cabang, bagian luarnya berwarna kuning muda, bagian dalam berwarna kuning (Gambar 1), berbau tajam dan rasanya pahit. Menurut Afifah (2003), rimpang Temulawak mengandung zat kuning kurkumin, minyak atsiri, pati, protein, lemak (fixed oil), selulosa, dan mineral. Komponen tersebut yang paling banyak kegunaannya adalah pati, kurkuminoid, dan minyak atsiri. Pati Temulawak berwarna putih kekuningan karena mengandung kurkuminoid; sedangkan minyak atsiri terdiri dari mirsen, p-toluil metil karbinol, kurkumin, desmetoksi kurkumin, bidesmetil kurkumin, felandren, sabinen, sineol, borneol, zingiberen, turmeron, atlanton, artumeron, ksantorizol, dan germakron. Penelitian Wardani (2009) menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol Temulawak dapat menghambat terjadinya involusi dan atrofi folikel bursa Fabricius sehingga bursa Fabricius dapat bertahan lebih lama dan berfungsi secara optimal sebagai organ limfoid primer. Menurut Sufiriyanto dan Indradji (2007), ekstrak Temulawak bersifat sebagai imunostimulan dan memiliki efek konstruktif yaitu mampu memperbaiki jaringan dan kelenjar yang rusak.

8 deoxyandrographolide, andrographolide (zat pahit), neonandrographolide, 14- deoxy-11, 12-didehydroandrographolide, dan homoandrographolide. Flavonoid diisolasi dari akar yaitu polymethoxyflavone, andrographin, panicolin, mono-omethylwithin, dan apigenin-7,4-dimethyl ether. Selain mengandung lakton dan flavonoid, herba ini juga mengandung keton, aldehid, dan mineral seperti kalium, natrium, kalsium, dan asam kersik (Wijayakusuma dan Dalimartha 2005). Pada kasus kanker yang disertai dengan peradangan, herba Sambiloto efektif untuk mengatasi infeksi dan merangsang fagositosis. Selain itu, juga merusak trofosit dan trofoblas dan berperan pada kondensasi sitoplasma dari sel tumor, serta menghancurkan inti sel (Wijayakusuma 2005). Sambiloto juga dapat menurunkan kontraksi usus, menambah nafsu makan, menurunkan tekanan darah, melindungi kerusakan hati dan jantung, dan memiliki aktifitas imunomodulator (Setyawati 2009). Temu Ireng Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) merupakan semak dengan tinggi mencapai 1.5 m, berumbi batang serta berbatang semu yang terdiri atas pelepah daun yang tegak dan membentuk rimpang dengan warna batang hijau. Daun berbentuk bulat telur, tepi daun rata, ujung runcing, pangkal tumpul, pertulangan menyirip, serta berwarna hijau dan memiliki garis-garis coklat membujur. Bunga majemuk dan berwarna kuning, kelopak berbentuk silindris, dan pangkal daun pelindung berwarna putih. Ciri utama rimpang Temu Ireng adalah bagian dalam berwarna agak kebiruan, kulit luar berwarna kuning mengkilat, dan ujungnya berwarna merah muda (Gambar 4). Bagian yang digunakan adalah rimpang (Utami 2008). Temu Ireng berkhasiat untuk menambah nafsu makan, menyembuhkan kecacingan, mengatasi perut kembung, mempercepat masa nifas dan penyembuhan luka, obat batuk, asma, kudis, encok, dan menaikkan kontraksi uterus. Ekstrak Temu Ireng juga bersifat sebagai antibakteri dimana memiliki kemampuan dalam menghambat aktivitas bakteri gram negatif seperti Escherichia coli (Philip et al. 2009).

11 respons imunologik. Selain membentuk resistensi terhadap suatu infeksi, respons imun juga dapat mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit seperti penyakit autoimun. Pada saat ini arti respons imun sudah lebih luas, yang pada dasarnya mencakup pengobatan maupun pencegahan suatu penyakit yang disebabkan oleh pengaruh faktor dari luar tubuh atau zat asing (Chairul 2011). Aktivitas sistem imun dapat menurun karena berbagai faktor, diantaranya karena usia atau penyakit. Adanya senyawa-senyawa kimia yang dapat meningkatkan aktivitas sistem imun sangat membantu untuk mengatasi penurunan sistem imun dan senyawa-senyawa tersebut dapat diperoleh dari tumbuhtumbuhan. Saat ini terdapat beberapa jenis tumbuhan yang dideteksi berkhasiat sebagai imunomodulator, antara lain: Andrographis paniculata N., Curcuma xanthorriza, Phyllanthus niruri L. (Chairul 2011; Sriningsih dan Wibowo 2006). Imunomodulator dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh alamiah, sehingga besar kemungkinan unggas dapat terhindar dari beberapa penyakit seperti Newcastle Diseases atau tetelo, flu burung, dan Mareks. Adanya kekebalan tubuh yang tinggi dapat meningkatkan produktivitas dan memacu pertumbuhan ternak. Cara kerja dari imunomodulator yang pertama dengan meningkatkan proses pematangan sel-sel yang berperan dalam respons imun. Kedua, meningkatkan proses proliferasi sel, sehingga jumlah antigen yang dapat diproses meningkat lebih banyak dan titer antibodi yang dihasilkan menjadi lebih tinggi. Ketiga, mengaktifkan komplemen sehingga eliminasi antigen dalam sel menjadi lebih efektif (Mulyantini 2010). Bursa Fabricius Bursa Fabricius adalah organ imun yang berperan dalam kekebalan unggas. Bursa Fabricius pada ayam memiliki bentuk bulat dan letaknya berada diantara kloaka dan sacrum. Bursa terdiri dari sel limfoid yang terbalut dalam jaringan epitelial yang diduga berasal dari endodermal pada masa embrional. Bursa mencapai ukuran maksimum pada usia 8-10 minggu dan kemudian mulai mengalami involusi. Pada usia 6-7 bulan hampir seluruh bagian bursa mengalami involusi atau atrofi fisiologis (Davidson et al. 2008).

12 Bursa dikelilingi oleh lapisan otot polos yang tebal berbentuk seperti organ berongga. Beberapa peneliti mempelajari bahwa mantel otot dan kontraktilitas tidak dipertimbangkan dalam fungsi bursa. Setiap folikel tersusun atas dua lapisan yang dipisahkan oleh stuktur yang terdiri dari arteri, vena, dan jaringan ikat sehingga folikel berhubungan dengan aliran darah dan aliran limfatik didalam lumen bursa. Pada daerah ventral dari lumen bursa terbentuk jaringan limfoid (Davidson et al. 2008). Perkembangan bursa secara anatomi dan fisiologi dapat dipengaruhi oleh lingkungan seperti stres, higiene yang buruk, vaksinasi, dan keadaan patologi akibat penyakit. Bobot organ limfoid seperti bursa Fabricius dapat diukur dan mencerminkan kemampuan tubuh untuk menghasilkan sel-sel limfoid pada reaksi tanggap kebal (Tabeekh dan Mayah 2009). Bursa Fabricius berfungsi untuk menghasilkan limfosit-b dan menyalurkannya ke germinal centre pada penyimpanan limfoid. Organ ini merupakan organ limfoid primer yang menghasilkan immunoglobulin pada ayam muda (Wardani 2009).