BAB IV LATAR BELAKANG. Bab ini akan membahas proses pembentukan Komunitas Sapu yang dimulai dari komunitas Tanam Untuk Kehidupan (TUK).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN

BAB 1 LATAR BELAKANG

MANAJEMEN JARINGAN DAN MITRA

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS USAHA KERAJINAN TAS DARI BAHAN BAKU PLASTIK

SATUAN ACARA PENYULUHAN. Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013


PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN


BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB III STUDI LITERATUR

Pot Bunga dari Botol Plastik Bekas

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB. Keseimbangan Lingkungan

DESKRIPSI KARYA PRASI DEWI SARASWATI IDA AYU KADE SRI SUKMADEWI, S.SN.,M.ERG

BAB III PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA KEGIATAN KKN

BAB I PENDAHULUAN. buangan yang disebut sampah atau limbah. Laju produksi limbah akan terus

Fakta. Apa yang terjadi. Latar belakang. Knowledge Management Forum 2017 Surabaya, April

I. PENDAHULUAN. 1 Waste (inggris) : limbah, sampah, ampas

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II. DAUR ULANG SAMPAH BOTOL PLASTIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

PENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA

INTO HANDYCRAFTS. Chairani, 2Sulyono

Ana Wahyuningtyas. Untuk SD Kelas iii semester 1. Universitas Sanata Dharma

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT

Munandar (1999 : 45-46) menegaskan tentang pentingnya kreativitas dipupuk sejak usia dini karena : (1) dengan berkreasi anak dapat mewujudkan

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK

BAB V PROSES PRODUKSI. There is no such thing as away, when we throw anything away it must be go somewhere (Annie Leonard)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

terpaksa antri atau harus berjalan jauh puluhan kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih. Sebaliknya, ketika musim hujan tiba, air menjadi banyak

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 10. Kebutuhan dan Alat Pemenuhan KebutuhanLatihan Soal 10.4

BAB I PENDAHULUAN. berwarna hitam merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak beredar di

Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu

Laporan Kegiatan. Akulah Sang Juara #6. Enter the Entrepeneurship Voyage

PELATIHAN PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN REUSABLE BAGUNTUK MELATIH SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH DALAM MELAKUKAN DIET PLASTIK

USAHA PEMANFAATAN BARANG BEKAS PLASTIK

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Susukan merupakan salah satu Kecamatan yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari seperti plastik pembungkus permen, makanan, botol air minum, sampo, detergent, kantong plastik untuk

BAB II RENCANA KEGIATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kerajinan Fungsi Hias

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Cara menanggulangi pencemaran seperti pada gambar diatas adalah...

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN

Profil Orgic's Home Generasi Muda Peduli Sampah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

PEMANFAATAN KAIN PERCA BATIK YANG MELIMPAH DAN TERABAIKAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BROS PETIK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hendrik L. Blum dalam Haryanto Kusnoputranto (2005) dikatakan,

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan,

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

PENGARUH KEGIATAN MANUSIA TERHADAP KESEIMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang ada disekitarnya.kepekaan tersebut dapat berbentuk sebuah

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

Gambarlah bentuk bak mandi di rumahmu!

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

1. Menjaga lingkungan. 2. Mengurangi penggunaan air. 3. Membuang sampah pada tempatnya

Seeds of Change BANK SAMPAH CERITA UNIK DARI RIMBA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. layak untuk dikonsumsi. Indonesia sebagai negara penghasil minyak kelapa sawit

PEKALONGAN BATIK CENTER

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah.

I. PENDAHULUAN. upaya yang dilakukan pemerintah yaitu pembangunan di bidang industri, dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LANDASAN AKTIVITAS PEMIMPIN BISNIS

KOMUNITAS KAMPUNG GUDANG

Kerajinan dari Limbah Organik

BAB I PENDAHULUAN. industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

BAB IX SANITASI PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan

Limbah Plastik Disulap Jadi Minyak Tanah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1960 TENTANG PEMBERIAN HADIAH SENI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Metode PAR Sebagai Indikator Peningkatan Peran Masyarakat Terhadap Pengelolaan Limbah Plastik Dusun Paten Tridadi Sleman Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB IV LATAR BELAKANG Bab ini akan membahas proses pembentukan Komunitas Sapu yang dimulai dari komunitas Tanam Untuk Kehidupan (TUK). Tanam Untuk Kehidupan, Awal Mula Komunitas Sapu Latar Belakang Komunitas Sapu tidak bisa dilepaskan dari komunitas TUK. TUK (baca tuk) yang dalam Bahasa Jawa berarti mata air merupakan komunitas noprofit yang terdiri dari para pencinta lingkungan yang berpusat di Salatiga. Pada awalnya dimaksudkan untuk pemeliharaan sumber air di lereng Gunung Merbabu, gunung setinggi 3.145 mdpl yang terletak di Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Magelang. Sekretariat TUK bertempat di Jalan Argaboga 48A Pendem Salatiga Jawa Tengah. Komunitas ini dipengaruhi oleh seniman pencinta lingkungan yang ada di Jogjakarta, Bali, dan Australia. Program kampanye TUK sangat aktif, baik melalui kultural, pendidikan, maupun kesenian, di antaranya proyek Workshop Kesenian dan Pendidikan Lingkungan, Aksi Lingkungan seperti bersih sungai.. Langkah nyata yang ditempuh saat itu antara lain bersih sungai, reboisasi, cabut paku dari pohon, mural dengan tema lingkungan, serta acara rutin tahunan Festival Mata Air dengan melibatkan masyarakat secara aktif. Festival tersebut dimulai pada tahun 2007 sampai tahun 2009 dengan peserta kurang lebih 10 ribu orang. Festival tersebut berupa bazaar, informasi lingkungan, penanaman hutan kembali, teater, dan permainan air. Kegiatan tersebut bertujuan membangkitkan kesadaran masyarakat akan permasalahan lingkungan lokal, khususnya sumber daya air yang mulai mengalami krisis. Kegiatan yang dilakukan komunitas tersebut ternyata mendapat respon positif dari pemerintah, yang kemudian mendukung secara finansial.

Tahun 2006 juga Komunitas TUK mulai melakukan kerja sama dengan komunitas maupun lembaga, baik dalam negeri maupun luar negeri, antara lain dengan komunitas-komunitas seni dan organisasi pemeduli lingkungan lokal maupun Australia, GEF SGP Indonesia, AUSTRALIAN VOLUNTER INTERNASIONAL, Taring Padi, anakseribupulau, PUSDAKOTA, PLAN Indonesia Grobogan, Dewan Kesenian Kota Salatiga, Dewan Kesenian Surabaya, Truka Jaya, LSKAR, Gang Festival (Sydney), Alpha House (Sydney) dan SLAF (Sydney). Sejak saat itulah jaringan pencinta lingkungan terbentuk sampai kini. Bulan Agustus tahun 2008, Sindhu mendapat kesempatan tukar budaya dengan Australia selama 2 bulan yang diselenggarakan oleh SLAF. Di Sydney, Sindhu belajar tentang pengolahan barang yang tidak terpakai menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi, misalnya logam, plastik, dan karet. Pada Oktober pada tahun 2008, Sindhu kembali ke Salatiga, bertemu lagi dengan komunitas pencinta lingkungan di Salatiga dan Kabupaten Semarang. Pelajaran penting yang dia petik dari pertukaran budaya tersebut adalah adanya potensi dari semua barang yang semula dianggap sampah tak berguna berubah menjadi barang seni maupun barang kebutuhan sehari-hari dan bernilai tinggi atau yang disebut dengan konsep upcycle. Komunitas Sapu Komunitas Sapu merupakan anak cabang dari TUK. Komunitas ini berfokus pada bisnis kreatif (creative business). Komunitas kreatif ini juga menempati markas yang sama dengan Komunitas TUK, yaitu di Tetep, Gambir, Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Dengan kata lain, Komunitas TUK pada divisi kampanye dan gerakan, sedangkan Komunitas Sapu pada divisi karya nyata.

Komunitas ini beranggotakan para pencinta lingkungan yang terdiri dari desainer, seniman, dan perajin dari barang bekas yang berasal dari Kota Salatiga, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Semarang. Komunitas tersebut terbentuk karena adanya kecintaan kepada lingkungan dan alam. Visi komunitas tadi adalah menularkan kesadaran lingkungan melalui praktik yang kreatif. Langkah praktis kreatif tersebut dilakukan dengan cara upcycle, atau mengubah barang yang tidak bernilai, barang sisa, barang bekas, maupun sampah, menjadi barang yang bernilai dan berfungsi. Adapun tujuan dibentuknya komunitas tersebut adalah untuk menginspirasi orang-orang mempunyai pandangan hidup yang lebih mencintai lingkungan dan memerhatikan kelestarian lingkungan, dan berharap agar orang-orang tersebut mengubah perilaku dan kebiasaannya agar selaras dengan lingkungan. Kantor atau tempatnya tempat berkumpul bagi para anggota Komunitas Sapu terletak di Jl. Tidore Nomor 88, RT 2 RW 07 Magersari, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Sedangkan bengkel produksi dan showroom terletak di Tetep Gambir, RT 05 RW 04, Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Alasan filosofis pemberian nama SAPU adalah tentang keterikatan, kerja sama, dan fungsi sapu lidi. Sapu lidi terdiri dari banyak lidi yang disusun dan diikat sedemikian rupa sehingga bisa kuat dan berfungsi membersihkan lingkungan dari kotoran-kotoran. Fungsi itu tidak bisa dilakukan oleh sebatang lidi. Demikian pula dengan komunitas yang terdiri dari berbagai macam individu dalam menunaikan tugas membersihkan sampah yang ada di bumi. Ketika tidak ada kebersamaan dan ikatan yang kuat, niscaya tidak bisa membersihkan sampah yang ada di bumi. Lain cerita jika individuindividu tadi bersama-sama terjalin erat menjadi satu komunitas. Tugas mulia menyapu bumi bisa lebih mudah dan cepat diselesaikan. Menyapu dalam arti mengolah kembali barang-barang

yang menjadi limbah lingkungan menjadi barang yang bernilai seni dan ekonomi tinggi. Mulai Membuat Kerajinan dari Bahan Plastik Dua tahun sepulang ke tanah air, di tahun 2009, berbekal pemikiran tentang kelestarian lingkungan serta pengalaman pengolahan barang tidak terpakai menjadi bernilai ekonomi, Sindhu tergerak untuk mereproduksi sampah. Ide tersebut merupakan replikasi produksi kerajinan yang ada di Australia. Pemicu lainnya adalah pemikiran bahwa sudah terlalu banyak sampah dan limbah terbuang yang membahayakan kelestarian lingkungan. Limbah tersebut berasal dari limbah perusahaan, pasar, maupun rumah tanggal. Ada banyak sampah yang dihasilkan, namun sampah paling banyak adalah sampah jenis plastik yang berasal dari sampah rumah tangga. Plastik dianggap sampah yang cukup mengganggu kelestarian lingkungan, karena plastik berasal dari bahan sintetis yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme tanah dalam waktu yang cepat. Proses penguraian atau pembusukan plastik tersebut menelan waktu ratusan tahun. Dimisalkan jika seorang anak berumur 10 tahun membuang sampah plastik, sampah tersebut akan terurai setelah anak itu mempunyai cucu berumur 10 tahun juga. Berangkat dari hal tersebut, Sindhu kemudian tergerak untuk bisa memberdayakan sampah plastik tersebut, dari sampah menjadi barang yang bernilai. Langkah awal yang ditempuh yaitu dengan memakai rumah kakaknya, Rudy Ardianto di daerah Tetep, Randuacir, Kecamatan Argomulyo yang dijadikan sebagai bengkel produksi. Bahan yang dipakai pada awalnya adalah sampah plastik dengan pertimbangan mudah didapat, bahan melimpah, dan mudah diolah. Selain itu, bahan plastik merupakan bahan yang tahan ari. Sedangkan alat yang digunakan adalah mesin jahit.

Sampah plastic berasal dari bungkus minyak goreng, sabun curi bubuk, sabun pencuci piring, makanan ringan, dan lainnyadidapat dengan cara mengumpulkan sampah rumah sendiri dan beberapa anggota komunitas. Plastik pembungkus dipotong-potong, kemudian dicuci dengan sabun pencuci piring, selanjutnya dijadikan satu dengan plastik yang sama sehingga diperoleh bahan dasar berasal dari plastik dengan pola dan bahan yang seragam. Dengan bahan itu diperoleh produk rumah tangga misalnya tas belanja, tas komputer jinjing, maupun asesoris rumah tangga lain, misalnya bunga sintetis. Namun ternyata didapati kenyatan bahan plastik tersebut tidak kuat dan tidak awet. Untuk produk pembungkus komputer jinjing misalnya, tas plastik tersebut cepat sobek pada bagian jahitan. Selain itu, pada proses penjualan juga mengalami kesulitan. Maka sejak saat itu, eksperimen dengan bahan plastik diakhiri.