BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pada era globalisasi semakin tajam dan ketat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan termasuk dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini manusia dihadapkan pada suatu kehidupan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. Program komputer merupakan bagian dari teknologi komputer yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya Bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas. (SDM). Salah satu SDM yang diharapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa dan negara yang sedang berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang memegang peranan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga pengisi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah fondasi untuk membangun bangsa. Upaya untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional merupakan usaha pokok untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan di segala

2014 MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT CAKE, GATEAUX

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

2014 IMPLEMENTASI MEDIA TIGA DIMENSI PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS KAIN DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia, pemerintah. pembangunan pendidikan, karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya salah satunya melalui pendidikan. Tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar lebih bertanggung jawab dan dapat berkiprah dalam pembangunan Nasional. Pemerintah mengatur kebijakan pendidikan yang tertuang dalam undang-undang Republik Indonesia (SISDIKNAS) No. 20 Bab II Pasal 3 Mengenai Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional, adalah sebagai berikut : Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Fungsi dan Tujuan pendidikan nasional menitikberatkan pada upaya pemerintah untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga diperlukan suatu bentuk pendidikan yang dapat menghasilkan manusia yang beriman, bertaqwa, memiliki kecakapan dan kemampuan sehingga mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal, jalur pendidikan non formal dan jalur pendidikan informal. Pendidikan formal yaitu jalur pendidikan yang dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan perguruan tinggi. Pendidikan menengah merupakan pendidikan yang dilaksanakan untuk

2 menyiapkan peserta didik dalam memasuki pendidikan pada jenjang tinggi dan memasuki lapangan kerja. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Ruang lingkup pendidikan menengah umum lebih mengutamakan terhadap pengetahuan peserta didik, sedangkan pendidikan menengah kejuruan lebih mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk melaksanakan pekerjaan dalam bidang tertentu, sehingga siap memasuki lapangan kerja, sesuai yang tercantum dalam Undang- Undang Republik Indonesia (SISDIKNAS) No. 20 tahun 2003 bab VI Pasal 15 tentang jalur, jenjang dan jenis pendidikan kejuruan, yaitu : Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Baleendah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tujuan menyiapkan peserta diklat untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional, mampu memiliki karir, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha atau dunia industri, serta menjadi warga yang produktif, adaptif dan kreatif. SMK Negeri 2 Balenendah membina beberapa keahlian yaitu program keahlian Tata Busana, Tata Boga dan Tata kecantikan. Program keahlian Tata Kecantikan memiliki sejumlah kompetensi yang harus ditempuh peserta diklat mulai dari tingkat I sampai tingkat III. Substansi pemelajaran pada program keahlian Tata Kecantikan terdiri dari dua kelompok besar yaitu kelompok substansi instruksional dan non instruksional, substansi instruksional adalah

3 substansi pemelajaran yang dirancang terstruktur dalam kurikulum yang dikelompokkan dalam program normatif, adaptif dan produktif. Program produktif bertujuan mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang kecantikan, isi program produktif terdiri dari kompetensi-kompetensi yang harus dicapai oleh peserta diklat, salah satunya adalah tata rias sanggul. Materi tata rias sanggul menjadi bahan pemelajaran bagi peserta diklat tingkat II yang bertujuan untuk membekali peserta diklat dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk menunjang program agar kompeten, proses pemelajaran tata rias sanggul berpusat kepada peserta diklat yang menempatkan peserta diklat sebagai subjek yang belajar sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang dimilikinya. Materi yang diajarkan untuk mencapai kompetensi tata rias sanggul terdiri dari beberapa sub kompetensi, yaitu pengetahuan kesiapan area kerja, konsultasi dan analisa, desain sanggul serta penataan sanggul. Hasil belajar mata diklat tata rias sanggul dapat diukur dan dinilai secara ilmiah baik dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor, sebagaimana dikemukakan Nana Sudjana, (2002 : 3) bahwa Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencangkup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Setelah mengikuti mata diklat tata rias sanggul, peserta diklat diharapkan dapat memiliki kemampuan kognitif yang meliputi penguasaan kemampuan dalam pengetahuan dan pemahaman penataan sanggul, pengetahuan dan pemahaman alat dan kosmetika tata rias sanggul, pengetahuan teknik penataan sanggul, serta analisis jenis rambut. Kemampuan afektif meliputi ketelitian dan kesungguhan menata sanggul, kedisiplinan dan ketelitian dalam melakukan penataan sanggul,

4 memberikan pelayanan kepada klien serta kesiapan untuk menjadi hair stylist. Kemampuan psikomotor meliputi penguasaan kemampuan dalam keterampilan mendesain model sanggul, keterampilan dalam pemilihan model sanggul serta keterampilan pemilihan aksesoris sanggul. Hasil belajar yang berupa penguasaan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh dari mata diklat tata rias sanggul, diharapkan dapat memberikan bekal bagi peserta diklat yang akan mengembangkan ilmu tarutama bagi mereka yang siap menjadi hair stylist atau penata sanggul. Untuk memperoleh kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang optimal dari pemelajaran tata rias sanggul, kegiatan belajar harus dilakukan dengan tekun dan sungguh-sungguh agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Kemampuan tata rias sanggul, selain diperoleh dari hasil belajar dapat pula ditunjang oleh bakat dan kesiapan peserta diklat. Kesiapan merupakan faktor yang sangat penting untuk merintis suatu usaha, karena tanpa kesiapan sebuah usaha tidak akan berjalan dengan baik, walaupun faktor-faktor lain telah dikuasai oleh peserta diklat. Seperti yang dikemukakan Slameto ( 2003 : 113), bahwa : kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang individu yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi penyelesaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada atau kecenderungan untuk memberi respon. Kesiapan untuk menjadi hair stylist akan timbul pada peserta diklat dengan adanya ketertarikan dan bakat yang dimiliki dari hasil belajar untuk mengembangkan potensi dan menciptakan lapangan pekerjaan.

5 Dasar pemikiran yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah di atas menjadi pertimbangan penulis untuk meneliti permasalahan tentang hasil belajar tata rias sanggul dan kontribusinya sebagai kesiapan menjadi hair stylist. B. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini berkaitan dengan hasil belajar tata rias sanggul terhadap kesiapan menjadi hair stylist. Program keahlian Tata Kecantikan yang dikembangkan dalam kurikulum SMK terdiri dari beberapa kompetensi, salah satunya yaitu kompetensi Tata Rias Sanggul. Ruang lingkup pemelajaran kompetensi tata rias sanggul meliputi pengetahuan kesiapan area kerja, konsultasi dan analisa, desain sanggul serta penataan sanggul. Keberhasilan proses pemelajaran tata rias sanggul jika dikuasai dan diikuti dengan sungguh-sungguh dapat menumbuhkan kemampuan berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan bagi peserta diklat yang dapat dijadikan bekal untuk menjadi hair stylist. Setiap penelitian memerlukan adanya kejelasan permasalahan yang akan dibahas, sehingga objek penelitian menjadi jelas. Sebagaimana dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002 : 27). Perumusan masalah merupakan langkah pertama di dalam merumuskan suatu problematika penelitian dan merupakan pokok data kegiatan penelitian. Rumusan masalah sesuai dengan kutipan di atas adalah sebagai berikut : Berapa besar kontribusi hasil belajar tata rias sanggul terhadap kesiapan menjadi hair stylist. Hasil belajar tata rias sanggul di atas dapat memberikan kontribusi dalam kesiapan menjadi penata sanggul (hair stylist), sehingga mereka dapat

6 menciptakan lapangan pekerjaan untuk dirinya sendiri dan orang lain. Luasnya ruang lingkup permasalahan penelitian ini dan tebatasnya pengetahuan, tenaga dan waktu yang penulis miliki maka perlu adanya pembatasan masalah, seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002:49) : Pembatasan masalah adalah membatasi ruang lingkup masalah yang sangat luas dengan mengadakan persoalan di daerah penelitian. Masalah dalam penelitian ini penulis batasi pada : a. Hasil belajar tata rias sanggul yang ditinjau dari : 1) Kemampuan kognitif meliputi penguasaan kemampuan dalam pengetahuan dan pemahaman penataan sanggul, pengetahuan dan pemahaman alat dan kosmetika tata rias sanggul, pengetahuan teknik penataan sanggul, serta analisis jenis rambut. 2) Kemampuan afektif meliputi ketelitian dalam menata sanggul, kedisiplinan dalam melakukan penataan sanggul, serta kesungguhan dalam kegiatan praktek tata rias sanggul. 3) Kemampuan psikomotor meliputi penguasaan keterampilan dalam mendesain sanggul ukel tekuk Jawa dengan berbagai bentuk wajah. b. Kesiapan menjadi hair stylist meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor pada peserta diklat tingkat II Program Keahlian Tata Kecantikan SMK Negeri 2 Baleendah. c. Adanya kontribusi hasil belajar tata rias sanggul terhadap kesiapan menjadi hair stylist.

7 d. Besarnya kontribusi hasil belajar tata rias sanggul terhadap kesiapan menjadi hair stytlist. C. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kesalahpahaman antara pembaca dan penulis dalam menafsirkan istilah yang terkandung dalam judul penelitian. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil Belajar Tata Rias Sanggul a. Hasil Belajar Hasil belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan dan psikomotor (Nana Sudjana 2001 :3) b. Tata Rias Sanggul Tata rias sanggul merupakan salah satu mata diklat bidang tata kecantikan yang dipelajari oleh peserta diklat SMK Negeri 2 Baleendah tingkat II. Materi dalam tata rias sanggul ini meliputi pengetahuan kesiapan area kerja, konsultasi dan analisa, desain sanggul serta penataan sanggul (Kurikulum SMK program Keahlian Tata Kecantikan, 2004 : 9). Pengertian hasil belajar tata rias sanggul dalam penelitian ini mengacu pada pengertian yang telah dikemukakan di atas yaitu : Perubahan tingkah laku pada diri peserta diklat dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang meliputi pengetahuan kesiapan area kerja, konsultasi dan analisa, desain sanggul serta penataan sanggul setelah proses belajar berlangsung.

8 2. Kesiapan menjadi Hair Stylist a. Kesiapan Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi.(slameto, 2003 : 113). b. Hair Stylist Hair stylist (penata rambut) adalah seorang ahli cosmetologist yang cakap, berhasil dan mampu memperkirakan tiap colffure (cara menata rambut) yang semestinya dan cocok untuk masing-masing individu serta tidak ketinggalan dengan mode yang terus berubah-rubah, hair stylist (penata rambut) yang dimaksud disini adalah penata sanggul, (Husna Ernas, 1977 : 137). Pengertian kesiapan menjadi hair stylist yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada pendapat di atas yaitu adanya kesadaran yang timbul dari diri sendiri yang berhubungan dengan kematangan dan kecakapan dalam tata rias sanggul yang dilakukan melalui suatu proses dengan cara mengukur kompetensi yang dimiliki oleh peserta diklat. D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum Tujuan umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini ialah untuk memperoleh data tentang kontribusi hasil belajar tata rias sanggul terhadap kesiapan menjadi hair stylist.

9 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk memperoleh data tentang : a. Hasil belajar Tata Rias Sanggul peserta diklat yang ditinjau dari : 1) Kemampuan kognitif meliputi penguasaan kemampuan dalam pengetahuan dan pemahaman penataan sanggul, pengetahuan dan pemahaman alat dan kosmetika tata rias sanggul, pengetahuan teknik penataan sanggul, serta analisis jenis rambut. 2) Kemampuan afektif meliputi ketelitian dalam menata sanggul, kedisiplinan dalam melakukan penataan sanggul, serta kesungguhan dalam kegiatan praktek tata rias sanggul. 3) Kemampuan psikomotor meliputi penguasaan keterampilan dalam mendesain sanggul ukel tekuk Jawa dengan berbagai bentuk wajah. b. Kesiapan menjadi hair stylist yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor pada peserta diklat tingkat II Program Keahlian Tata Kecantikan SMK Negeri 2 Baleendah. c. Adanya kontribusi hasil belajar tata rias sanggul terhadap kesiapan menjadi hair stylist. d. Besarnya kontribusi hasil belajar tata rias sanggul terhadap kesiapan menjadi hair stylist.

10 E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dirasakan oleh berbagai pihak dalam rangka pengembangan disiplin ilmu dan peningkatan mutu pendidikan. Secara lebih khusus penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada : 1. Penulis Hasil penelitian ini bagi penulis memberikan pengalaman dalam pembuatan karya ilmiah dan merupakan sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan, sikapserta keterampilan sebagai calon pendidik. 2. Peserta Diklat Tingkat II Program Keahlian Tata Kecantikan di SMK Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta diklat dalam upaya meningkatkan kreatifitas dan kemampuan tata rias sanggul serta memberikan motivasi untuk meningkatkan kompetensi tata rias sanggul sehingga dapat menjadi penata sanggul yang professional. 3. Guru Program Kompetensi Tata Rias Sanggul Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) pada kompetensi tata rias sanggul. F. Asumsi Asumsi dalam suatu penelitian diperlukan sebagai pokok-pokok pikiran yang menjadi landasan atau yang menjadi titik tolak dalam suatu masalah, serta dapat memberikan arah dalam penyelidikan dan penganalisaan data baik teoritis maupun praktis. Asumsi merupakan suatu pendapat yang diyakini kebenarannya sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002 : 61), Asumsi adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti dan harus dirumuskan

11 secara jelas. Anggapan dasar yang dikemukakan sebagai titik tolak pemikiran masalah yang diteliti adalah : 1. Hasil belajar tata rias sanggul yang diperoleh peserta diklat merupakan gambaran keberhasilan peserta diklat dari pengalaman dan penguasaan belajar kompetensi tersebut yang berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor setelah belajar tata rias sanggul. Anggapan dasar ini mengacu pada pendapat Nana Sudjana (2001 : 56-57) bahw Hasil belajar yang dicapai seseorang melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil belajar yang berciri menyeluruh (komprehensif), yang mencakup ranah kognitif atau pengetahuan dan wawasan, ranah afektif atau sikap dan apresiasi, serta psikomotor, keterampilan atau prilaku. 2. Kesiapan peserta diklat diperoleh setelah mengikuti kegiatan belajar tata rias sanggul sebagai suatu kondisi yang didasari oleh beberapa aspek, yaitu kondisi fisik yang bersifat temporer, kondisi mental yang menyangkut kecerdasan, dan kondisi emosional yang mempengaruhi kesiapan untuk menghadapi berbagai situasi untuk melakukan kegiatan. Anggapan ini mengacu pada pendapat Slameto (2003:113), bahwa : Kesiapan merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. G. Hipotesis Hipotesis penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2002:64) dapat diartikan sebagai: Suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai teruji melalui data yang terkumpul.

12 Hipotesis dalam penelitian ini adalah : terdapat kontribusi yang positif dan signifikan dari variable X yaitu hasil belajar tata rias sanggul terhadap variabel Y yaitu kesiapan menjadi hair stylist oleh peserta diklat tingkat II Program Keahlian Tata Kecantikan SMK Negeri 2 Baleendah. H. Metodologi Metodologi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, metode ini berpusat pada permasalahan aktual yang akan diteliti mengenai Kontribusi Hasil Belajar Tata Rias Sanggul terhadap Kesiapan menjadi Hair Stylist. I. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Baleendah yaitu di Jln Wiranata Kusuma No. 11 Baleendah. Alasan pemilihan lokasi tersebut karena: 1. Permasalahan yang akan diteliti terdapat di SMK Negeri 2 Baleendah 2. Adanya kerjasama kelembagaan Jurusan PKK FPTK UPI dengan SMK Negeri 2 Baleendah. Sampel pada penelitian ini adalah peserta didik tingkat II program keahlian Tata Kecantikan SMK Negeri 2 Baleendah yang telah mengikuti pemelajaran mata diklat tata rias sanggul.