BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak geologis, Indonesia dapat terlihat dari beberapa sudut,

dokumen-dokumen yang mirip
MACAM-MACAM LETAK GEOGRAFI.

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pariwisata dan persaingan global, serta kemajuan teknologi

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

PENGARUH LETAK GEOGRAFIS TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah kesenjangan sosial ekonomi dimasyarakat. Sektor

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kediri adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu Indonesia memiliki potensi bencana gempa bumi dan dapat menimbulkan ancaman bencana yang sangat besar.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terletakm pada 3 pertemuan lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia

BAB I PENDAHULUAN. arsitektur di Indonesia adalah masuknya pola arsitektur modern yang diadopsi dari

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lingkungan hidup di Indonesia sekarang ini mulai sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang kaya dengan hasil pertanian serta

ULANGAN HARIAN I. : Potensi SDA dan SDM

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

BAB I PEDAHULUAN. yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 ).

BAB I PENDAHULAN. tersebut diperkuat dengan salah satu misi Kota Batu tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai century of fantasy. Di abad ini dunia penuh dengan

Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN (X 1 ) sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL; EKONOMI; IKLIM DAN MUSIM

Masyarakat perlu diberikan pelatihan mengenai caracara menyelamatkan diri saat bencana terjadi. Sebenarnya di Indonesia banyak perusahaan tambang dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Kebutuhan akan merancang memerlukan beberapa aspek data dan metode

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

No semua komponen bangsa, maka pemerintah bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pencarian yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MODUL ONLINE 19.3 TEORI LEMPENG TEKTONIK PENDALAMAN MATERI BENTUK MUKA BUMI

BAB I PENDAHULUAN. bencana gempa bumi. Hal ini juga disebabkan oleh posisi geografisnya yang

BAB I PENDAHULUAN Posisi Indonesia dalam Kawasan Bencana

Gambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015)

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. dari awal proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Robot sudah tidak asing lagi bagi manusia, terutama pada abad ke-20 ini.

BAB1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara Kepulauan terbesar di dunia, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam kekayaan alam, beberapa diantaranya

PENGERTIAN PERTANIAN 10/24/2007 ARTI PENTING SEKTOR PERTANIAN. PERTANIAN : Pertanian, Kehutanan, Peternakan, Perikanan, Perkebunan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tektonik yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan Pasifik. Keberadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng benua yang saling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Museum Gempa Bumi Yogyakarta BAB I

BAB 1 PENDAHULUAN. bertumbukan satu sama lain. Hal ini, ditambah dengan banyaknya gunung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi kesenian tradisional

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASEAN DAN KERJASAMA EKONOMI REGIONAL. [Dewi Triwahyuni]

PENINGKATAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PILAR KEBANGSAAN. OLEH : Drs. KOHARUDIN.H MSi

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekreasi merupakan bagian dari kebutuhan pokok dari banyak orang pada

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu bukti kerawanan gempa tersebut adalah gempa tektonik yang terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda-beda dalam menciptakan pakaian itulah yang disebut mode.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id,

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-undang nomor 24 tahun 2007). Australia yang bergerak relative ke Utara dengan lempeng Euro-Asia yang

DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN.5 2. MENGENAL LEBIH DEKAT MENGENAI BENCANA.8 5W 1H BENCANA.10 MENGENAL POTENSI BENCANA INDONESIA.39 KLASIFIKASI BENCANA.

BAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun,

BAB 1 PENDAHULUAN. Gempa bumi merupakan bencana alam yang relatif sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, terutama Pulau Jawa. Karena Pulau Jawa merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kekayaan Alam Indonesia dan Isyarat Islam untuk Memanfaatkan Sumber Daya Alam

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad ini gerak perubahan zaman terasa semakin cepat, perubahan

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

RUANG TERBUKA SEBAGAI RUANG EVAKUASI BENCANA TSUNAMI (Studi Kasus: Daerah Rawan Tsunami Kabupaten Kulonprogo) TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. semakin kuat gempa yang terjadi. Penyebab gempa bumi dapat berupa dinamika

PERSEMBAHAN OSEANOGRAFI ITB UNTUK INDONESIA POSEIDON ITB 2012

BAB I PENDAHULUAN. Perkeretaapian sebagai salah satu bagian dari angkutan darat, merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. 1

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.3

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia,

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA II

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah

BAB I PENDAHULUAN. tiga lempeng tektonik dunia yaitu Hindia-Australia di Selatan, Pasifik di

BAB I PENDAHULUAN. salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari negara kawasan sub-tropis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan letak geologis, Indonesia dapat terlihat dari beberapa sudut, yakni dari sudut formasi geologinya, keadaan batu-batuannya, dan jalur-jalur pegunungannya. Dilihat dari formasi geologinya, kepulauan Indonesia dibagi kedalam tiga zona geologi atau pertemuan tiga lempeng lithosfer (Nasir, 2009), yaitu : a. Bagian utara berbatasan dengan tameng Asia dan perluasannya ke arah selatan tenggelam di bawah permuakaan air laut, yang dikenal dengan Paparan Sunda (disebut Lempeng Asia) b. Bagian barat dan selatan dibatasi oleh Benua Gondwana yang terdiri dari India, dasar Samudera Hindia, Australia, dan perluasaannya ke arah utara tenggelam di bawah permuakaan air, yakni pada Paparan Sahul (disebut Lempeng Indo-Australia) c. Bagian timur dibatasi oleh dasar Samudera Pasifik (disebut Lempeng Dasar Samudera Pasifik yang meluas ke arah barat daya). Dilihat dari jalur-jalur pegunungannya, Indonesia terletak pada pertemuan dua rangkaian pegunungan muda, yakni rangkaian Sirkum Pasifik dan rangkaian Sirkum Mediterania. Oleh karena itu, di Indonesia: a. Terdapat banyak gunung berapi yang dapat menyuburkan tanah, b. Sering terjadi gempa bumi, dan 1

c. Terdapat bukti-bukti tersier yang kaya akan barang tambang, seperti minyak bumi, batu bara, dan bauksit. Keadaan geologis Indonesia yang seperti saat ini, menimbulkan kecemasan di kalangan masyarakat. Misalnya sering terjadinya gempa bumi, korban jiwa yang meninggal bukan karena keadaan di waktu gempa terjadi, melainkan keadaan tempat tinggal yang tidak tahan gempa. Hal ini membuat banyak bangunan yang roboh, menimpa penghuninya. Penyebab robohnya suatu bangunan yaitu tidak kuatnya konstruksi bangunan yang mendapat getaran gempa bumi (Mistra, 2007: 20). Indonesia sudah mempunyai wadah yang mempelajari tentang struktur bangunan, yaitu Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan (LPMB) terletak di Bandung. Masalah yang keluar dari LPMB ini, belum bisa menghasilkan solusi tentang struktur bangunan yang cocok di Indonesia, karena masih sekedar memberikan definisi tentang struktur bangunan dan menerbitkan peraturan-peraturan standar beton yang biasanya mengadopsi peraturan internasional (code standar international) yang disesuaikan dengan kondisi bahan dan jenis bangunan di Indonesia (Mulyono, 2003: 2-3). Sesuai dengan penjelasan di atas, LPMB hanya masih mempertimbangkan kondisi bahan dan jenis bangunannya saja, tanpa mempertimbangkan kondisi geologis di Indonesia. Seiring perkembangan jaman yang semakin pesat kemajuaannya, diikuti dengan didirikan bangunan-bangunan yang megah untuk menciptakan suatu kemajuan jaman. Banyak gedung-gedung yang tinggi, bangunan super blok yang menjadi symbol kemajuan teknologi. Dalam hal ini adalah teknologi bangunan yang terdapat di bangunan masa sekarang di Indonesia. Semakin banyak peluang 2

berlomba-lomba untuk mendirikan bangunan, semakin banyak juga jasa praktisi bangunan untuk meringankan pengerjaan bangunan. Dalam jasa praktisi bangunan saat ini, masih sedikit yang sudah menerapkan peraturan-peraturan atau kaidah-kaidah yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum (DPU). Hal ini praktisi bangunan rata-rata hanya memakai pedoman dalam pekerjaan untuk menghasilkan laba yang maksimal tanpa memperhitungkan obyek yang dikerjakan untuk kedepannya. Mengantisipasi terjadinya hal buruk dalam pengerjaan suatu bangunan, perlu ada kesepakatan dari pihak yang terkait. Dalam hal ini yaitu praktisi bangunan, Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia (GAPENSI), Ikatan Konsultan Indonesia (IKINDO), Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI), Persatuan Insiyur Indonesia (PII), lembaga pemegang kebijakan dan akademisi yang ruang lingkup di program konstruksi bangunan. Alasan pihak-pihak yang terkait belum menerapkan kaidah-kaidah masalah bangunan yaitu tidak adanya sosialisasi tentang kaidah-kaidah tata cara pelaksanaan bangunan dan acuh tak acuh dengan kaidah-kaidah tersebut (Departemen Pekerjaan Umum, 2004). Agar mendapat kesepakatan bersama antara pihak yang terkait, perlu adanya wadah atau tempat yang bisa menghasilkan solusi untuk membangun sebuah bangunan yang aman. Indonesia memiliki beberapa wilayah yang mempunyai tingkat bangunan berbeda-beda di setiap daerah, Provinsi Jawa Timur salah satu daerah yang berkembang dalam kemajuan bangunannya, di bagian daerah Indonesia zona timur. Kota Malang merupakan salah satu kota dataran tinggi di jawa timur yang bisa dijadikan dalam penerapan bangunan tahan gempa 3

dan tidak sedikit lembaga pendidikan yang terkait dengan konstruksi bangunan. Semua ini sebagai salah satu faktor pendukung dalam perancangan Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan di Kota Malang yang mempunyai dataran tinggi dan sebagai kota pendidikan. Lokasi yang strategis di Kota Malang menjadi acuan untuk menaungi seluruh pihak yang terkait untuk menemukan solusi tentang bangunan di Indonesia dan sebagai orientasi untuk Indonesia bagian zona timur. Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan merupakan bangunan sebagai implementasi atau sebagai contoh bangunan yang menggunakan struktur yang benar dan aman, tentunya yang sesuai dengan kondisi geologis di Indonesia. Tidak hanya penggunaan struktur yang diterapkan di Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan, melainkan jenis material yang digunakannya dan proses cara pembangunanya. Tujuannya untuk menciptakan bangunan yang sesuai proses konstruksi bangunan yang benar, dalam artian bangunan yang bermanfaat bagi manusia dan berdampak positif bagi lingkungan atau alam, dan penunjukan sebuah proses pembangunan tahan gempa dengan dalam sebuah galeri maupun penunjukan media medeling tiga dimensi untuk memberikan sebuah informasi secara tidak langsung terhadap pengguna atau mengunjung. Kegiatan yang terdapat di Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan diharapkan bisa menemukan solusi tentang struktur bangunan dalam proses riset atau uji coba terhadap bangunan. Adapun peran yang sangat penting yaitu bagi praktisi bangunan yang perlu kerja sama dengan pihak lain terkait dengan peraturan-peraturan tentang struktur bangunan. Tidak hanya itu, bagi mahasiswa 4

juga bisa melakukan penelitian di Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan, tentunya yang berkaitan dengan struktur bangunan. Agar mahasiswa atau akademisi bisa mengerti dengan meneliti dan belajar dengan obyek yang menggunakan struktur dan meterial tertentu dalam bangunan. Akademisi juga berperan dalam menciptakan kegiatan-kegiatan yang ada didalamnya. Terdapat kegiatan pameran yang bertujuan untuk mengenalkan struktur banguan kepada masyarakat. Sedangkan yang terkait dengan tema obyek perancangan, Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan menggunakan tema High-tech Architecture. yaitu melakukan perancangan Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan dengan menggunakan dan memanfaatkan kecanggihan inovasi teknologi yang berkembang dimasa kini yang terkait dengan struktur bangunan baik itu proses konstruksi dan sistem strukturnya. Pemilihan tema ini didorong oleh perkembangan dan persaingan global yang menghasilkan penemuan-penemuan mutahir dan inovasi terbaru dalam bidang teknologi bangunan yang menuntut lahirnya bangunan-bangunan yang dapat bermanfaat di masa kini dan yang akan datang. Berkonsepkan Smart Building untuk menjadikan bangunan Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan yang ramah lingkungan dan hemat energi. Menciptakan bangunan sehat yang sesuai dengan iklim tropis di Indonesia (Rahadini, 2010: 4). Dalam lslam sering disebutkan pentingnya Ilmu Pengetahuan, baik dari Al-Qur'an, maupun sumber lain yang berkaitan dengan pengetahuan. Dari beberapa ayat yang mejelaskan akan pentingnya Ilmu Pengetahuan dan 5

mengamati perkembangan Ilmu Pengetahuan khususnya dalam bidang teknologi bangunan, maka diperoleh sebuah pemikiran untuk mejadikan sebuah obyek kajian berupa bangunan yang mewadahi segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia membangun bangunan yaitu berupa Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan yang berdasarkan pada Al-Quran. Allah SWT berfirman : Artinya : Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. (Q.S 55 Al Rahman : 33) Artinya : Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orangorang itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata: "Dirikan sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka". Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: "Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya". (Q.S 18 Al Khafi : 21) Artinya : Telah tampak kerusakan di darat dan di laut, disebabkan karena perbuatan tangan menusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S 30 Ar-Ruum: 41) 6

Terkait dengan perancangan dan integrasi keislaman, banyak hikmah dan manfaat yang bisa diterapkan. Dari 3 ayat diatas menjelaskan bahwa sesuatu yang untuk dicapai harus dengan keilmuan yang luas. Keilmuan yang luas merupakan modal awal yang penting untuk menjelajahi semua bidang kaji yang diperlajari, misalnya dalam hal kemampuan untuk mengetahui keilmuan tentang teknologi Dalam islam, membuat bangunan yang sesuai dengan tujuannya yang melindungi dari musuh dan penegasan Allah bahwa berbagai kerusakan yang terjadi di daratan dan di lautan adalah akibat ulah atau perbuatan manusia. Sedangkan dalam arsitektur, bangunan yang baik yaitu bangunan yang sesuai dengan fungsinya yang akan dirancang dan tidak mengambil hak alam atau lingkungan atau tidak merusak lingkungan sekitarnya. Berdasarkan tema High-tech Architecture, obyek Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan berfungsi sebagai penyelesaian permasalahan dibidang bangunan, baik dengan sistem bangunan maupun kegiatan yang terkait dengan konstruksi bangunan yang nantinya diharapkan bisa bermanfaat untuk masyarakat. Hal tersebut hendaknya disadari oleh umat manusia dan karenanya umat manusia harus segera menghentikan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan timbulnya kerusakan di daratan dan di lautan (termasuk angkasa raya) dan menggantinya dengan perbuatan baik dan bermanfaat untuk kelestarian alam atau lingkungan hidup (Tim Guru Pendidikan Agama Islam SMA Assaadah Sampurnan Bungah Gresik, 2007: 44). Dalam Al-Quran sudah dijelaskan untuk tidak merusak alam dan tetap menjaganya dengan perbuatan baik terhadap lingkungan. Penerapan konsep Smart 7

Building bisa membantu untuk menjaga kelestarian lingkungan, karena lingkungan alam merupakan bagian penting terhadap bangunan sebagai pendukung suatu bangunan. Dalam hal ini yaitu bangunan Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan menerapkan sistem ramah lingkungan dan hemat energi. Perancangan ini sangat penting, dengan kondisi Indonesia yang potensi terjadi bencana alam dan iklim tropis, perlu adanya perbaikan dibidang pembangunan. Menekan angka korban jiwa yang meninggal akibat bangunan yang roboh. Penempatan di Kota Malang Jawa Timur, karena sebagai acuan untuk daerah sekitar baik di daerah dataran rendah maupun tinggi terhadap bangunan yang tahan terhadap gempa bumi. Acuan di dataran tinggi lebih spesisfik permasalahannya terhadap gempa bumi, dibandingkan di daerah dataran rendah. Diharapkan Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan bisa bermanfaat lebih banyak dari Lembaga Penelitian Masalah Bangunan (LPMB). 1.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan dari perancangan Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan di Kota Malang ini adalah, 1) Bagaimana rancangan bangunan Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan di Kota Malang yang merupakan daerah dataran tinggi? 2) Bagaimana penerapan tema High-tech Architecture pada obyek Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan di Kota Malang yang merupakan daerah dataran tinggi? 8

1.3 Tujuan Perancangan Tujuan dari kajian obyek dalam seminar ini adalah : 1) Memahami perancangan bangunan Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan yang sesuai dengan kondisi Kota Malang yang merupakan daerah dataran tinggi. 2) Memahami penerapan tema High-tech Architecture pada bangunan Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan di Kota Malang, dengan memahami penerapan mendirikian bangunan yang berada didataran tinggi. 1.4 Manfaat Perancangan 1.4.1 Manfaat Bagi Akademik Mahasiswa atau akademisi bisa melakukan penelitian struktur dan material. Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan sebagai wadah pembelajaran tentang struktur, terutama struktur bangunan. Mahasiswa bisa memperkaya pengetahuan tentang jenis-jenis struktur bangunan yang nantinya bisa menghasilkan sebuah karya yang bisa dipakai dalam membangunan sebuah bangunan dengan kondisi geologis dan geografis Indonesia. 1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat Manfaat lain bagi masyarakat yaitu masyarakat bisa mengerti tentang jenis-jenis struktur yang digunakan dalam bangunan, yang nantinya bisa mengerti dan diterapkan disaat membangun sebuah bangunan. 9

1.4.3 Manfaat Bagi Pemerintah Bagi pemerintah bisa ikut peran dalam mendirikan bangunan yang terkait dengan pengembangan wilayah yang sesuai dengan unsur-unsur struktur bangunan yang berada di Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan yang diharapkan bisa diterapkan. Sebagai tempat diskusi dengan pihakpihak terkait yang menjurus kepermasalahan struktur bangunan, untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam. 1.4.4 Manfaat bagi organisasi terkait masalah bangunan Manfaat yang dapat diambil yaitu sebagai media penyampaian atau sosialisasi tentang tata cara membangun bangunan yang aman dalam kondisi geologis dan geografis di Indonesia. Menciptakan kegiatan komunikasi dan diskusi terhadap pihak yang terkait, yang hasilnya bisa diharapkan memberikan solusi standart nasional bangunan di Indonesia. 1.5 Batasan Perancangan 1.5.1 Batasan Skala Pelayanan Bangunan Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan untuk skala pelayanannya mencakup wilayah skala nasional, terutama pada daerah Indonesia zona timur yang terletak di Jawa Timur. Terletak di Kota Malang yang kondisinya stabil, baik pendidikan, lingkungan dan sosial. Terbuka untuk umum tanpa ada batasan usia maupun gender yang berminat untuk memperdalam pengetahuannya tentang struktur bangunan, dan kegiatan yang ada di dalamnya. Adapun lingkup pelayanan dari Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan mencakup : 10

1.5.1.1 Obyek Pengetahuan yang berkaitan tentang dunia struktur bangunan yaitu 1) Pengertian umum tentang konstruksi bangunan yang benar dan aman, serta pengetahuan terhadap struktur bangunan yang terkait terhadap tahan gempa bumi. 2) jenis-jenis struktur yang dipakai dalam bangunan, hal ini untuk jenisjenis struktur bangunan yang digunakan sesuai dengan kondisi geologi Indonesia 3) Penerapan atau cara pemasangan struktur bangunan yang benar dan aman 4) Jenis-jenis material yang digunakan dalam struktur maupun selubung bangunan yang sesuai dengan potensi local Indonesia. 5) Selain itu, sebagai wadah untuk melakukan perkumpulan pihak-pihak terkait dengan ahli konstruksi dan sebagai wadah tempat penelitian tentang struktur bangunan 1.5.1.2 Subyek Subyek diklasifikasikan menjadi 5 kelompok yaitu : 1) Masyarakat umum 2) Akademisi (pelajar, mahasiswa, guru dan dosen) 3) Praktisi bangunan 4) GAPENSI (Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia) 5) IKINDO (Ikatan Konsultan Indonesia) 6) Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) 11

7) Organisasi Profesi (Ikatan Arsitektur Indonesia & Persatuan Insiyur Indonesia) 8) Lembaga pemegang kebijakan 1.5.2 Batasan Skala Kegiatan Adapun batasan kegiatan yang dilakukan dalam perancangan antara lain : a. Organisasi Sebagai tempat berkumpulnya orang-orang yang bergelut di dunia konstruksi bangunan. Menciptakan kebersamaan pihak yang terkait didalamnya untuk melakukan diskusi atau kegiatan yang lainnya. b. Pendidikan Sebagai pusat pendidikan informal dalam melakukan penelitian di bidang konstruksi, terutama penelitian tentang struktur bangunan. 1.5.3 Batasan Tema Tema yang digunakan pada perancangan Pusat Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan ini adalah High-tech Architecture sebagaimana telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. Adapun kategori High-tech Architecture yang dipakai adalah memanfaatkan keteknologian jaman sekarang, baik dari pandangan obyek maupun kegiatannya. Didukung dengan konsep Smart Building yang menyatukan tema High-tech Architecture (obyek) dengan kondisi lingkungan alam. 12

High-tech Architecture tidak hanya terhadap bangunan saja untuk penerapan, tetapi juga dengan lingkungan yang menerapkan High-tech Architecture. Misalnya dengan Smart Building, lingkungan bisa menciptakan energi sendiri yang bisa mendukung dari obyek Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan. Lingkungan lebih aktif kepada obyeknya. 13