BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

Bagan 3.1 Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan Analisis Wacana yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan dialog. Berdasarkan objek penelitian yang akan diteliti yaitu fenomena yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. latar dan individu secara holistic yang disebut dengan kualitatif.

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), kemudian berubah nama menjadi PT Bank

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB III METODE PENELITIAN. empiris (bisa diamati indra manusia) dan siste matis (menggunakan tahapan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

11Ilmu ANALISIS WACANA KRITIS. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tertentu sesuai dengan apa yang akan dikaji atau diteliti secara ilmiah. Ada dua

BAB III METODE PENELITIAN. disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pidato sebagai Media Penyampaian Makna Komunikasi. kebersamaan atau kesamaan makna.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum, cara memecah kompleksitas dunia nyata. Dengan demikian, paradigma yang tertanam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode analisis wacana kritis atau juga disebut dengan critical

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa masjid di Surabaya, sebagaimana seseorang peneliti dalam kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari

Gambar 3.3 Desain Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan dan menggambarkan fenoma-fenomena yang ada dengan. yang aktual dan relevansi (Kartono, 1990:20).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II. Tinjauan Teoritis

BAB III METODE PENELITIAN. suatu kebenaran yang sesuai dengan target dan tujuan. Seorang peneliti perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung Lautan Api untuk nama Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Perancis bertujuan agar peserta didik memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

KONSTRUKSI WACANA TEKS PEMBERITAAN KEKERASAN PEREMPUAN PADA PROGRAM TALKSHOW SUDUT PANDANG DI METRO TV EPISODE KETIKA RUMAH TAK LAGI AMAN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. musik, pemilihan instrumen musik, dan cara ia membawakannya. Musik adalah

BAB I PENDAHULUA A. Latar Belakang Penelitian Bayu Hendrawan, 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyampaiannyalah yang berbeda (Djuroto, 2002:9). Masing-masing mempunyai

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III ANALISIS WACANA. analisis teks media diantaranya analisis wacana (discourse analysis), analisis

A. Pendekatan dan Jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu. model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma-paradigma

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Muchammad Nazir dalam bukunya Metode Penelitian menyatakan

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah tertentu sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Atas dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan hasil penelitian struktur teks van Dijk.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian merupakan usaha untuk menangkap gejala-gejala alam dan

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan diamalkan oleh manusia dari generasi ke generasi berikutnya. 1 Dakwah. ulama` sepakat bahwa hukum dakwah adalah wajib.

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi berkembang pesat di era global. Imbasnya,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Burhan Bungin (2003:63) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data secara deskriptif, seperti tulisan, kata-kata yang diucapkan dan tingkah laku yang diamati. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian interpretatif dan menggunakan metode analisis wacana kritis. Menggunakan pendekatan ini, karena pada dasarnya penelitian kualitatif menekankan pada interpretatif dan menciptakan makna yang akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis wacana kritis Teun A. Van Dijk secara mendalam. Pendekatan kualitatif pada penelitian ini untuk menginterpretasikan secara objektif wacana toleransi pada sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series episode 439-441. 3.3 Unit Amatan dan Unit Analisis Satuan pengamatan ialah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan satuan analisis (Ihalauw, 2003:174). Menurut Arikunto (1992:11) unit analisa adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai objek penelitian. Unit amatan dalam penelitian ini adalah tayangan sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI pada episode 439-441. Sedangkan unit analisis dalam penelitian ini adalah makna pesan sosial sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series episode 439-441. 22

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data Data Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu : a. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diperoleh secara langsung oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini adalah tayangan sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series episode 439-441. b. Data sekunder ialah data yang mendukung kelengkapan dari data primer (Mulyana, 2002:29). Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dengan mencari berbagai data-data kepustakaan untuk mendukung data primer, yang akan digunakan sebagai acuan dalam menganalisis, seperti data yang diperoleh dari buku referensi, media cetak maupun media elektronik. 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan tiga teknik pengumpulan data. Untuk memperoleh data yang valid, peneliti melakukan beberapa teknik pengumpulan data yaitu : a. Dokumentasi Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang berhubungan dengan dokumen, baik yang berbentuk bentuk laporan surat-surat resmi, catatan harian, ataupun film dan sebagainya (Moleong, 1999: 161). Dokumentasi dalam penelitian ini berupa tayangan sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series pada episode 439-441 yang diunduh melalui youtube. Setelah diperoleh tayangan sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series episode 439-441, kemudian peneliti menonton tayangan sinetron tersebut dan dilakukan analisis. b. Studi Kepustakaan Studi pustaka dilakukan untuk mendukung data primer, dimana peneliti mencari, membaca, dan mengutip data-data pendukung melalui media-media yang berhubungan dengan penelitian ini. 23

3.5 Analisis Data Sinetron memiliki sejumlah makna yang disampaikan melalui sejumlah tanda dalam bentuk audio visual. Dengan demikian, bagaimana data diinterpretasi dan bagaimana pesan dalam sebuah sinetron dikupas sangat bergantung pada landasan teori yang dipergunakan dalam suatu penelitian. Sesuai dengan metode penelitian, sinetron sebagai obyek penelitian ini akan dianalisis dengan analisis wacana model Teun.A Van Dijk. Dalam analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis/CDA), wacana tidak hanya dipahami sebagai studi bahasa. Analisis wacana memang menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang dianalisis disini agak berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistik tradisional. Bahasa dianalisis tidak hanya dengan menggambarkan dari sapek kebahasaan, tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Konteks disini, bahasa dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu termasuk praktik kekuasaan didalamnya. (Eriyanto, 2011:7). Model Van Dijk sering disebut sebagai kognisi sosial. Analisis wacana ialah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi, yang menelaah berbagai fungsi bahasa. Menurut Van Djik penelitian atas wacana tidak hanya didasarkan pada analisis teks saja, namun juga harus dilihat bagaimana suatu teks diproduksi. Model Van Dijk tidak hanya menganalisis teks semata, namun juga melihat bagaimana struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi/pikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu. Wacana oleh Van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi atau bangunan yaitu teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti konsep dari Van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial mempelajari bagaimana bangunan 24

wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah (Eriyanto, 2011:224). Model analisis Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut : Teks Kognisi Sosial Konteks Sosial Gambar 2 a. Teks Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur atau tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung. Van Dijk membaginya dalam tiga tingkatan yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Struktur makro merupakan makna global atau umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang diangkat. Dapat disebut sebagai gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari teks.proposisi), sebagai bagian dari informasi penting dari suatu wacana dan memaiinkan peranan penting sebagai pembentuk kesadaran sosial. Topik menunjukkan informasi yang paling penting atau inti pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator (Sobur, 2009:75). Superstruktur merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun secara utuh. Sedangkan struktur mikro adalah makna wacana yang diamati dari bagian kecil dari suatu teks yaitu kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar. (Eriyanto, 2011:226) 25

Dalam konteks sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series, peneliti menggunakan pendekatan elemen makrostruktur, superstruktur, dan mikrosktruktur. Pendekatan makrostruktur akan diaplikasikan untuk melihat topik umum dari wacana pada sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series episode 439-441. Peneliti akan melihat topik utama dari dialog pada sinetron, gambar visual sinetron, dan tokoh yang ada dalam sinetron. Elemen superstruktur merupakan kerangka suatu teks yang terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup. Dari hal tersebut akan muncul kesan yang dibuat sutradara dan penulis skenario dalam benak khalayak. Sedangkan untuk elemen mikrostruktur digunakan untuk melihat makna dari suatu teks yang dapat diamati dari kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks. Hal yang diamati dalam analisis teks sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series episode 439-441 adalah dialog yang diungkapkan para tokoh dalam sinetron tersebut, yang kemudian diungkapkan makna eksplisit dan implisit yang muncul pada sinetron. b. Kognisi Sosial Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana menunjukkan atau menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi dari teks, membutuhkan analisis kognisi dan konteks sosial. Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa, yaitu proses kesadaran mental dari pemakai bahasa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penelitian atas representasi kognisi dan strategi wartawan dalam memproduksi suatu berita (Eriyanto, 2011:260). Bagaimana peristiwa dipahami dan dimengerti didasarkan pada skema. Van Djik menyebut skema ini sebagai model. Skema dikonseptualisasikan sebagai struktur mental dimana tercakup didalamnya bagaimana kita memandang manusia, peranan sosial dan peristiwa. Skema menggambarkan bagaimana seseorang menggunakan informasi yang tersimpan dalam 26

memorinya dan bagaimana itu diintegrasikan dengan informasi baru yang menggambarkan bagaimana peristiwa dipahami, ditafsirkan dan dimasukkan sebagai bagian dari pengetahuan kita tentang suatu realitas. Model adalah sesuatu kerangka berpikir individu ketika memandang dan memahami suatu masalah. Model yang tertanam dalam ingatan tidak hanya berupa gambaran pengetahuan, tetapi juga pendapat atau penilaian tentang peristiwa. penilaian itu mempunyai pengaruh besar pada teks yang dapat ditemukan ketika menggambarkan pembuat teks (Eriyanto, 2011:261). Model ini sangat berkaitan dengan representasi sosial, yaitu bagaimana pandangan, kepercayaan, dan prasangka yang berkembang dalam masyarakat. Dalam kerangka Van Dijk model merupakan sesuatu yang sentral, karena penafsiran atas suatu peristiwa didasarkan pada model ini. Model adalah sesuatu yang personal dan subjektif. Model menampilkan bagaimana individu melihat dan menafsirkan peristiwa atau persoalan. Selain elemen model, memori merupakan elemen yang sangat penting dalam kognisi sosial. Melalui memori, dapat dimengerti suatu pesan dan mengkategorikan suatu pesan. Dalam setiap memori terkandung didalamnya pemasukan dan penyampaian pesan-pesan, baik saat ini maupun dahulu yang terus-menerus yang digunakan oleh seseorang dalam memandang suatu realitas. Memori terdiri dari dua bagian, pertama memori jangka pendek (short-term memory) yaitu memori yang dipakai untuk mengingat peristiwa, kejadian, atau hal yang ingin diacu yang terjadi beberapa waktu lalu (durasi waktunya pendek). Kedua, memori jangka panjang (long-term memory), yaitu memori yang dipakai untuk mengingat atau mengacu peristiwa, objek yang terjadi dalam kurun waktu yang lama. Memori jangka panjang merupakan yang paling relevan dengan kognisi sosial. Memori jangka panjang terdiri dari memori episodik yaitu memori berhubungan dengan diri kita sendiri dan memori semantik yaitu memori yang digunakan untuk menjelaskan pengetahuan tentang dunia atau realitas (Eriyanto, 2011:264-265). 27

Pada konteks sinetron, kognisi sosial digunakan untuk menganalisis bagaimana representasi kognisi dan strategi sutradara serta penulis skenario dalam memproduksi sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series. Kognisi sosial menjelaskan bagaimana sutradara merepresentasikan kepercayaan dan pengetahuan sebagai strategi pembentukan teks peristiwa yang spesifik yang tercermin melalui sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series pada episode 439-441. c. Analisis Sosial (Societal Analysis) Dimensi ketiga dari Van Dijk adalah analisis sosial. Wacana merupakan bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti teks diperlukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Titik penting dari analisis ini adalah untuk menunjukkan bagaimana makna yang dihayati bersama, kekuasaan sosial diproduksi lewat praktik diskursus dan legitimasi. Menurut Van Dijk dalam analisis mengenai masyarakat, ada dua poin yang penting, yaitu kekuasaan (power) dan akses (acces) (Eriyanto,2011:272). 1. Praktik kekuasaan Van Dijk mendefinisikan kekuasaan sebagai kepemilikian yang dimiliki oleh suatu kelompok (atau anggotanya), satu kelompok untuk mengontrol kelompok lain. Kekuasaan ini umumnya didasarkan pada kepemilikan atas sumber-sumber yang bernilai seperti uang, status, dan pengetahuan. Selain berupa kontrol yang bersifat langsung dan fisik, kekuasaan dipahami oleh Van Dijk juga berbentuk persuasif, tindakan seseorang secara tidak langsung mengontrol dengan mempengaruhi kondisi mental seperti kepercayaan, sikap, dan pengetahuan. 2. Akses mempengaruhi wacana Analisis wacana Van Dijk memberi perhatian yang besar pada akses, bagaimana akses di antara masing-masing kelompok dalam masyarakat. 28

Kelompok elit mempunyai akses yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa. Oleh karena itu, mereka yang berkuasa mempunyai kesempatan lebih besar untuk mempunyai akses pada media, dan kesempatan lebih besar untuk mempengaruhi kesadaran khalayak. Akses yang lebih besar tidak hanya memberi kesempatan untuk mengontrol kesadaran khalayak lebih besar, tetapi juga menentukan topik apa dan isi wacana apa yang dapat disebarkan dan didiskusikan kepada khalayak. Dalam konteks sinetron, analisis sosial diaplikasikan untuk melihat bagaimana wacana yang diproduksi dan di konstruksi dalam masyarakat. Dimana dalam analisis sosial menunjukkan bagaimana wacana sosial sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series episode 439-441 yang berkembang dalam masyarakat. 3.6 Keabsahan Data Keabsahan dapat dicapai dengan pengumpulan data yang tepat. Salah satunya caranya adalah dengan triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data. Menurut patton dalam Pawito (2008: 99-100), terdapat empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan yaitu : 1. Triangulasi data Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau mewawancarai lebih dari satu subyek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. 2. Triangulasi metode Menggunakan metode tertentu untuk membandingkan data yang telah diperoleh mengenai suatu persoalan dan dari sumber yang sama. 3. Triangulasi Teori Menggunakan teori yang bervariasi untuk menginterpretasikan data yang sama. 29

4. Triangulasi peneliti Triangulasi ini dapat dilakukan ketika dua atau lebih peneliti bekerja dalam satu tim yang meneliti persoalan yang sama. Dalam hubungan ini, temuan data dari peneliti dapat dibandingkan satu sama lain. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi data dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu data dalam membahas permasalahan yang dikaji. Data yang digunakan untuk mengkaji berupa dokumen yang diperoleh melalui fanpage sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series. 30