Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi cakupan Program Pemeriksaan Pertama dan Ke-empat Kehamilan di Puskesmas Teluk Lingga Kabupaten Kutai Timur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berjumlah 228 per

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Konferensi Nairobi tentang Safe Motherhood tahun Indonesia ikut

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2010). Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. persalinan adalah nyawa taruhannya atau toh nyawa (bahasa Jawa)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Amerika Latin dan Karibia 85/ KH, Amerika Utara 23/ KH

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian maternal merupakan masalah besar, khususnya di negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. spesialis kebidanan, dokter umum, dan bidan) pada ibu selama masa kehamilannya

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sinergis dan terpadu untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal merupakan pilar kedua di dalam Safe Motherhood yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB 1 PENDAHULUAN. puncak produktivitasnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Sejarah Penurunan AKI PERTEMUAN 3 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

Transkripsi:

Yuwana Sri Kurniawati, Faktor-faktor yang Mempengaruhi cakupan Program Pemeriksaan Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi cakupan Program Pemeriksaan Pertama dan Ke-empat Kehamilan di Puskesmas Teluk Lingga Kabupaten Kutai Timur Yuwana Sri Kurniawati ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis Faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan Program Pemeriksaan Pertama dan Ke- Empat Kehamilan. Fokus penelitian yang ditetapkan meliputi; faktor demografi meliputi jarak tempuh, waktu tempuh, ada tidaknya transportasi, faktor perilaku dan faktor faktor pemeriksaan kehamilan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalahuji statistik regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Jarak tempuh dari tempat tinggal responden ke pelayanan kesehatan sebagian besar 74,44%, berjarak <5 Km (dekat), waktu tempuh yang singkat < 15 menit sebesar 78,94%, dan 60,2% ada transportasi umum. Secara statistik seluruh faktor geografis berpengaruh terhadap pemeriksaan kehamilan (p<0,05); Faktor perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) dalam pemeriksaan kehamilan, yaitu pengetahuan kategori baik (66,67%), sikap kategori baik (80,70%), tindakan kategori baik (73,68%) dan secara statistik seluruh aspek perilaku berpengaruh terhadap pemeriksaan kehamilan (p<0,05); Seluruh pemeriksaan kehamilan responden dilakukan oleh tenaga kesehatan (100%), tetapi cakupan K1 dan K4 masih relatif rendah, yaitu 68,42%. Jika hal ini dibandingkan target nasional yaitu untuk K1=92,9% dan K4=90%. Kata Kunci: Pemeriksaan Kehamilan, K1, K4 PENDAHULUAN Millenium Development Goals (MDGs) berisi komitmen untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan. Salah satu tujuan dari MDGs tersebut pada butir keempat yaitu menurunkan angka kematian anak dan butir kelima yaitu meningkatkan kesehatan ibu dari delapan tujuan MDGs., hal ini menjadi penting dikarenakan data menunjukan bahwa setiap tahun sekitar 20.000 perempuan di Indonesia meninggal akibat komplikasi dalam persalinan.tingginya angka kematian ibu di Indonesia terkait dengan rendahnya kualitas berbagai program dalam upaya penurunan AKI telah dilaksanakan oleh pemerintah seperti Safe Motherhood (SM) yang dikenal 4 pilar yaitu : keluarga berencana, antenatal care, persalinan bersih, dan penanganan masa nifas. Antenatal care (ANC) merupakan salah satu program safe motherhood yang merupakan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan janinnya oleh tenaga professional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal 4 kali pemeriksaan selama kehamilan, 1 kali pada trimester satu, 1 286

Jurnal Administrasi Reform, Vol.1 No.1, Januari-Maret 2013 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III. Berdasarkan pengamatan lapangan di Kecamatan Teluk Lingga Kabupaten Kutai Timur bahwa faktor-faktor yang menyebabkan ibu hamil tidak memeriksakan kesehatan kehamilannya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: faktor geografis dan faktor perilaku. Bertitik tolak dan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang pengaruh faktor geografis dan perilaku yang menyebabkan rendahnya cakupan program pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Teluk Lingga Kabupaten Kutai Timur.. TINJAUAN PUSTAKA Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah. Mutu Pelayanan Kesehatan merupakan pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk (Dr. Avedis Donabedian, dalam Buku Manajemen Mutu Paripurna Pelayanan Kesehatan) Pelayanan Medis Mutu pelayanan Kesehatan dalam Peraturan Perundang-undangan terdapat dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Mutu dalam Sistem kesehatan Nasional (SKN) RP3JPK (1983) GBHN 1993, Tap MPR No. II/MPR/1999 Pelayanan kehamilan (antenatal) secara umum bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu selama hamil sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat menyelesaikan kehamilannya dengan baik dan melahirkan bayi yang sehat. Tujuan umum dari pemeriksaan kehamilan adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat (Manuaba, 2001). Kunjungan baru ibu hamil (Kl) adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan standar, dalam pengelolaan program KIA disepakati bahwa kunjungan ibu hamil yang keempat (K.4) adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan, dengan distribusi kontak sebagai berikut : (a) minimal 1 kali pada trimester I, (b) minimal 1 kali pada trimester II dan (c) minimal 2 kali pada trimester III (Depkes RI, 2007). Cakupan, kunjungan baru ibu hamil (Kl) dipakai sebagai indikator aksesabilitas (jangkauan) pelayanan, angka cakupan Kl diperoleh dari jumlah Kl dalam 1 tahun dibagi jumlah ibu hamil di wilayah kerja dalam 1 tahun. Dalam pengelolaan program KIA disepakati bahwa cakupan ibu hamil adalah cakupan kunjungan ibu hamil yang keempat (K4), yang dipakai sebagai indikator tingkat perlindungan ibu hamil (Depkes Rl, 2007). Faktor yang mempengaruhi Pemeriksaan Kehamilan: Faktor geografis, faktor prsrpsi, faktor perilaku, faktor perubahan 287

Yuwana Sri Kurniawati, Faktor-faktor yang Mempengaruhi cakupan Program Pemeriksaan perilaku (Notoatmojo, 2003). Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsionil yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 2004). Kehamilan Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan) dihitung dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan ke dua dari bulan ke empat sampai 6 bulan, teriwulan ke tiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan (Manuaba, IBG, 1999). Menurut Saifuddin (2002) seorang ibu hamil minimal harus memeriksakan kehamilan sebanyak 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada TM I, satu kali pada TM II, dan dua kali pada TM III, namun menurut wiknjosastro (2002) jadwal pemeriksaan ANC yang ideal adalah sekali dalam sebulan saat mulai terlambat haid sampai kehamilan 28 minggu, sekali dalam 2 minggu pada kehamilan 28-36 minggu. Sekali dalam seminggu pada kehamilan diatas 36 minggu. PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS TELUK LINGGA Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden lebih banyak yang menyatakan jarak sarana pemeriksaan kehamilan dari tempat tinggal pada kategori dekat (<5 km) dan pemeriksaan kehamilan kategori sesuai sebanyak 41 orang (95,35%), sebaliknya yang menyatakan jarak sarana pemeriksaan kehamilan dari tempat tinggal pada kategori jauh (>5 km) dan pemeriksaan kehamilan kategori tidak sesuai yaitu 11 orang (78,57%), p=0,000<0,05, artinya terdapat pengaruh jarak terhadap pemeriksaan kehamilan. Responden lebih banyak yang menyatakan waktu tempuh ke sarana pemeriksaan kehamilan dari tempat tinggal pada kategori singkat (<15 menit) dan pemeriksaan kehamilan kategori sesuai sebanyak 44 orang (97,78%), sebaliknya yang menyatakan waktu tempuh ke sarana pemeriksaan kehamilan dari tempat tinggal pada kategori lama (>15 menit) dan pemeriksaan kehamilan kategori tidak sesuai yaitu 10 orang (83,33%), p=0,000<0,05, artinya terdapat pengaruh waktu tempuh terhadap pemeriksaan kehamilan. Responden lebih banyak yang menyatakan tersedia alat transportasi ke sarana pemeriksaan kehamilan dari tempat tinggal dan pemeriksaan kehamilan kategori sesuai sebanyak 49 orang (96,08%), sebaliknya yang menyatakan tidak tersedia sarana transportasi ke sarana pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan kehamilan kategori tidak sesuai yaitu 4 orang (66,67%), p=0,000<0,05, artinya terdapat pengaruh sarana transportasi terhadap pemeriksaan kehamilan. PENGARUG PERILAKU TERHADAP PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS TELUK LINGGA Hasil penelusuran data menunjukkan bahwa responden lebih banyak yang mempunyai pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan kategori baik dan pemeriksaan kehamilan kategori sesuai sebanyak 35 orang (92,11%), sebaliknya 288

Jurnal Administrasi Reform, Vol.1 No.1, Januari-Maret 2013 responden yang pengetahuannya kategori kurang dan pemeriksaan kehamilan kategori tidak sesuai yaitu 6 orang (42,86%), p=0,000<0,05, artinya terdapat pengaruh pengetahuan terhadap pemeriksaan kehamilan. Responden lebih banyak yang mempunyai sikap tentang pemeriksaan kehamilan kategori sesuai dan pemeriksaan kehamilan kategori sesuai sebanyak 42 orang (93,33%), sebaliknya responden yang sikapnya kategori tidak sesuai dan pemeriksaan kehamilan kategori tidak sesuai yaitu 8 orang (72,73%), p=0,000<0,05, artinya terdapat pengaruh sikap terhadap pemeriksaan kehamilan. Responden lebih banyak yang mempunyai tindakan tentang pemeriksaan kehamilan kategori sesuai dan pemeriksaan kehamilan kategori sesuai sebanyak 38 orang (90,47%), sebaliknya responden yang tindakannya kategori tidak sesuai dan pemeriksaan kehamilan kategori tidak sesuai yaitu 14 orang (93,33%), p=0,000<0,05, artinya terdapat pengaruh tindakan terhadap pemeriksaan kehamilan. Pengaruh faktor Demografis (jarak, waktu tempuh, dan trasportasi umum), factor faktor perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) terhadap pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Teluk Lingga dilakukan dengan uji regresi ganda. Uji Pengaruh Faktor Demografis terhadap Pemeriksaan Kehamilan Hasil uji regresi genda menunjukkan variabel jarak, waktu tempuh dan transportasi berpengaruh terhadap pemeriksaan kehamilan (p<0,05), secara statistik hasil uji tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Variabel jarak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pemeriksaan kehamilan (p=0,001<0,05) dan nilai koefisien (β) sebesar 0,188 Variabel waktu tempuh mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pemeriksaan kehamilan (p=0,011<0,05) dan nilai koefisien (β) sebesar 0,127 Variabel transportasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pemeriksaan kehamilan (p=0,007<0,05) dan nilai koefisien (β) sebesar 0,130 Secara keseluruhan faktor Demografis yang paling besar pengaruhnya terhadap pemeriksaan kehamilan adalah variabel jarak dengan nilai koefisien (β) sebesar 0,188 Uji Pengaruh Perilaku terhadap Pemeriksaan Kehamilan Variabel pengetahuan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pemeriksaan kehamilan (p=0,025<0,05) dan nilai koefisien (β) sebesar 0,007 Variabel sikap mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pemeriksaan kehamilan (p=0,004<0,05) dan nilai koefisien (β) sebesar 0,022 Variabel tindakan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pemeriksaan kehamilan (p=0,000<0,05) dan nilai koefisien (β) sebesar 0,440 Secara keseluruhan pengaruh variabel perilaku yang lebih besar pengaruhnya terhadap pemeriksaan kehamilan adalah tindakan dengan nilai koefisien (β) sebesar 0,440. 289

Yuwana Sri Kurniawati, Faktor-faktor yang Mempengaruhi cakupan Program Pemeriksaan Pengaruh Faktor Jarak, Waktu Tempuh terhadap Pemeriksaan Kehamilan Data yang ditemukan menunjukkan bahwa faktor jarak merupakan variabel yang mempengaruhi kelengkapan pemeriksaan kehamilan walaupun tidak begitu besar. Secara statistik juga menunjukkan ada pengaruh yang bermakna (p<0,05). Dari hasil penelitian, faktor waktu tempuh merupakan variabel yang mempengaruhi kelengkapan pemeriksaan kehamilan. Secara statistik juga menunjukkan ada pengaruh yang bermakna (p<0,05). Selain persoalan jarak dan waktu tempuh faktor ketersediaan sarana transportasi juga merupakan sebuah variabel yang mempengaruhi kelengkapan pemeriksaan kehamilan. Secara statistik juga menunjukkan ada pengaruh yang bermakna (p<0,05). Pengaruh Perilaku terhadap Pemeriksaan Kehamilan Faktor pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan merupakan variabel yang mempengaruhi kelengkapan pemeriksaan kehamilan. Secara statistik juga menunjukkan ada pengaruh yang bermakna (p<0,05). Faktor sikap tentang pemeriksaan kehamilan merupakan variabel yang mempengaruhi kelengkapan pemeriksaan kehamilan. Secara statistik juga menunjukkan ada pengaruh yang bermakna (p<0,05). Faktor tindakan dalam pemeriksaan kehamilan merupakan variabel yang mempengaruhi kelengkapan pemeriksaan kehamilan. Secara statistik juga menunjukkan ada pengaruh yang bermakna (p<0,05). KESIMPULAN Jarak tempuh dari tempat tinggal responden ke pelayanan kesehatan sebagian besar 74,44%, berjarak <5 Km (dekat), waktu tempuh yang singkat < 15 menit sebesar 78,94%, dan 60,2% ada transportasi umum. Secara statistik seluruh faktor geografis berpengaruh terhadap pemeriksaan kehamilan (p<0,05). Faktor perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) dalam pemeriksaan kehamilan, yaitu pengetahuan kategori baik (66,67%), sikap kategori baik (80,70%), tindakan kategori baik (73,68%) dan secara statistik seluruh aspek perilaku berpengaruh terhadap pemeriksaan kehamilan (p<0,05) Seluruh pemeriksaan kehamilan responden dilakukan oleh tenaga kesehatan (100%), tetapi cakupan K1 dan K4 masih relatif rendah, yaitu 68,42%. Jika hal ini dibandingkan target nasional yaitu untuk K1=92,9% dan K4=90%. Saran-saran Mengusulkan kepada pemerintah daerah untuk melengkapi sarana transportasi sehingga semua daerah bisa terjangkau oleh masyarakat untuk bisa berobat ke Puskesmas. Diharapkan pihak Puskesmas lebih meningkatkan lagi kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya dilakukan pemeriksaan 290

Jurnal Administrasi Reform, Vol.1 No.1, Januari-Maret 2013 kehamilan sesuai dengan umur kehamilannya sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu. Meningkatkan kinerja petugas kesehatan khususnya untuk pemeriksaan kehamilan. DAFTAR PUSTAKA Cholil,.A., 2004. Keterbatasan Mengakses Pelayanan Kesehatan, Jakarta Depkes RI., 2003. Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia tahun 2001-2010, Jakarta.., 2004. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas, Jakarta.., 2005. Rencana Strategis Departemen Kesehatan Tahun 2005 2009, Jakarta., 2005. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2005, Jakarta.., 2006. Pedoman Pelaksanaan Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (Kehamilan yang lebih aman), Jakarta..,2007. Pedoman Perencanaan Kesehatan Ibu dan Anak Melalui Pendekatan Tim Kabupaten/Kota, Jakarta: Work Plan Fiscal Year 2007 Kerjasama USAID- HSP. Hermiyanti, Sri., 2007. Tantangan Akselerasi Penurunan AKI, Direkrtorat Bina Kesehatan Ibu, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Kalangie NS., 1994, Kebudayaan dan Kesehatan (Pengembangan Pelayanan Kesehatan Primer Melalui Pendekatan Sosialbudaya), Jakarta; Penerbit PT Kesaint Blanc Indah Corp. Lancet, 2005. Fokus Departemen Kesehatan Jangka Menengah 2005-2009, Jakarta. Manuaba IBG., 2001, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC,Jakarta. Mar at. R., 2000, Manusia dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar, Rineka Cipta, Jakarta 291

Yuwana Sri Kurniawati, Faktor-faktor yang Mempengaruhi cakupan Program Pemeriksaan Notoatmodjo, S, 2003. Pengantar Pendidikan dan Ilmu-Ilmu Perilaku Kesehatan. ED. Terakhir. Yogyakarta: Andi Offset Nurachmah., 2004. Kematian Ibu di Kalangan Masyarakat Pedesaan: Studi Kasus di Kabupaten Bangkalan dan Gresik, UGM Press, Yogyakarta. Purwasito., 2002, Masyarakat Semiologi Komunikasi, Komunikasi Multikultural, Jakarta. Rakhmat J, 2005., Psikologi Komunikasi, Bandung: Penerbit PT.Remaja Rosdakarya. Saifuddin, Abdul Barry., 2001. Pengantar Kependudukan, Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Sarwono, P., 2001. Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan maternal dan Neonatal, Penerbit JNPKKR-POGI bekerjasama dengan Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. Siregar, Masroel., 2007. Upaya dan Tantangan dalam Peningkatan Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak (KIBBLA) di Sumatera Utara, dalam Seminar Menyongsong Millenium Development Goals 2015 Melalui Pembangunan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan. Sumarnyoto., 2003. Pelayanan Bayi-Bayi Keluarga Miskin Yang Harus Dirawat Di Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSAB Harapan Kita, Jakarta. Salamuk Thomas, Hari Kusnanto., 2007. Evaluasi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal Di Kabupaten Puncak Jaya. Program Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan (KMPK), Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta. Wardhani, Desi Lusiana., 2006. Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Antenatal di Puskesmas Kabupaten Tulungagung (Sebagai Upaya Peningkatan Cakupan K4), Universitas Air Langga. Tesis tidak dipublikasikan. World Health Organization., 2001, Integrated Management of Pregnancy and Childbirth (IMPAC) : Essential Care Practice Guide for Pregnancy and Childbirth. Geneva. WHO. 292

Jurnal Administrasi Reform, Vol.1 No.1, Januari-Maret 2013 293