BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBENTUKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SD NEGERI LENCOH SELO BOYOLALI TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menumbuh kembangkan potensi dan bakat manusia, pendidikan dipandang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan,

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : (1) Latar Belakang, (2) Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. hingga tindakan asusila. Hal ini dikaranekan merosotnya nilai-nilai luhur di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat tidak dapat dihindari. Dampak positif dari globalisasi antara

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULIAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial. Ini berarti manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup secara berkelompok dan membentuk suatu masyarakat. Masyarakat disini memiliki arti sekumpulan individu yang mendiami daerah tertentu dalam waktu yang lama dan memiliki aturan bersama untuk mencapai tujuan bersama. Suatu masyarakat berkumpul menjadi sebuah negara. Negara merupakan sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan untuk mengatur hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu negara bergantung pada rakyat yang mendiami negara tersebut, khususnya para pemuda yang ada di negara tersebut. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa dan cikal bakal pemimpin bangsa mempunyai kewajiban untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan yang telah gugur sebelumnya dan meneruskan cita-cita bangsa serta sebagai tulang punggung bangsa. Oleh karena itu, setiap pemuda harus mempersiapkan diri untuk melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara dan siap untuk menjadi tulang punggung bangsa, tidak terkecuali siswa kelas IV SD N 04 Kemiri. Untuk melaksanakan kewajibannya sebagai generasi penerus bangsa, setiap pemuda harus dipersiapkan dengan pendidikan. Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS (2003: 72) menjelaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan yang ditempuh oleh seseorang melalui beberapa jenjang. Jenjang pendidikan yang ada di Indonesia antara lain: pendidikan anak usia dini, 1

2 pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jenjang pendidikan harus dilalui secara berurutan, karena sifat dari jenjang pendidikan adalah berkesinambungan. Salah satu jenis pendidikan dasar yang ada yaitu sekolah dasar (SD). Sekolah dasar normalnya ditempuh dalam waktu 6 tahun. Pendidikan sendiri mempunyai visi dan misi yang baik dan berusaha untuk mengembangkan serta membentuk karakter siswa dengan baik. Salah satu nilai untuk membentuk karakter siswa adalah kedisiplinan. Disiplin adalah salah satu sarana dalam upaya pembentukan kepribadian dan merupakan kunci keberhasilan, sebab dengan tingkat kedisiplinan tinggi maka tingkat konsentrasi dalam melaksanakan kegiatan meningkat. Contoh disiplin dalam kegiatan belajar adalah disiplin waktu, disiplin belajar, dan disiplin dalam segala hal terkait dengan kegiatan belajar. Sebenarnya, disiplin tidak hanya dalam kegiatan belajar saja, sebab setiap kegiatan membutuhkan tingkat keseriusan tinggi agar dapat berhasil. Dalam menanamkan kedisiplinan, sekolah mempunyai peran untuk mempengaruhi, mendorong, mengendalikan, mengubah, membina, dan membentuk perilaku-perilaku tertentu sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan dan diteladankan. Penanaman kedisiplinan di sekolah ditujukan supaya semua individu yang berada didalamnya bersedia dengan suka rela mematuhi dan mentaati segala peraturan/tata tertib yang berlaku tanpa paksaan. Apabila setiap siswa dapat mengendalikan diri dan mematuhi semua aturan yang berlaku, maka hal itu dapat menciptakan lingkungan dan pengalaman yang positif pada siswa, supaya proses pertumbuhan fisik, emosional, intelektual, dan sosialnya dapat berlangsung dengan baik, sehingga menjadi manusia yang dewasa sesuai dengan umur, status, dan lingkungan sekitar. Namun seiring berkembangnya zaman, nilai-nilai kedisiplinan semakin memudar. Hal ini terbukti saat membuat janji dengan orang lain, datang terlambat. Terlambat memang hal sepele, akan tetapi apabila terus menerus dilakukan akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Selain itu dalam lingkup sekolah banyak siswa yang belum paham tentang arti dari kedisiplinan karena belum ada wadah yang tepat untuk membentuk sikap disiplin anak dan guru

3 belum memberikan sanksi yang tegas terhadap siswa yang belum disiplin, sehingga siswa merasa bebas untuk berbuat sesuatu tanpa menghiraukan akibat yang ditimbulkan dari perbuatannya. Salah satu contoh perilaku siswa yang menunjukkan sikap tidak disiplin yaitu melanggar peraturan sekolah, seperti: datang terlambat, tidak berpakaian sesuai jadwal yang ada, tidak mengikuti kegiatan sekolah, dan lain sebagainya. Akibat dari sikap tidak disiplin tersebut, siswa akan terbiasa untuk tidak bertanggung jawab atas kewajibannya dan menyepelekan tugas yang harus dikerjakan. Melihat semakin mirisnya karakter yang dimiliki masyarakat bangsa, maka pendidikan karakter sangat diperlukan dan menjadi perhatian negara untuk mencetak generasi yang berkualitas. Pendidikan karakter adalah suatu konsep dasar yang diterapkan kedalam pemikiran seseorang untuk menjadikan akhlak dan budi pekerti seseorang agar lebih berarti dari sebelumnya sehingga dapat mengurangi krisis moral yang ada di negeri ini. Pendidikan karakter dapat diperoleh anak melalui keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan karakter di sekolah merupakan segala sesuatu yang dilakukan oleh guru yang mampu mempengaruhi karakter siswa, guru membantu membentuk watak siswa agar senantisa positif. Pendidikan karakter pada anak sebenarnya bukan menjadi tugas dari guru saja, akan tetapi juga merupakan tugas dari keluarga dan masyarakat sekitar. Banyak asumsi bahwa gurulah yang berkewajiban membentuk karakter anak. Baik buruknya karakter anak tergantung pada pendidikan yang diberikan oleh gurunya di sekolah. Jadi mau tidak mau guru harus bertanggung jawab dalam membentuk karakter siswa. Pendidikan karakter dapat ditanamkan sedini mungkin kepada anak untuk membentuk karakter anak, terutama nilai kedisiplinan yang ada dalam pendidikan karakter. Pendidikan karakter dapat ditanamkan dan diterapkan sepenuhnya kepada diri anak saat anak memasuki sekolah dasar. Siswa SD merupakan cikal bakal yang akan memimpin dan melanjutkan perjuangan bangsa selanjutnya. Oleh karena itu, guru wajib untuk menanamkan pendidikan karakter kepada siswa SD terlebih lagi siswa kelas IV SD N 04 Kemiri untuk

4 membentuk karakter yang berkepribadian pancasila, berbudi pekerti luhur, dan memiliki nilai kedisiplinan yang tinggi. Penanaman pendidikan karakter dapat dilakukan melalui proses pembelajaran dalam kelas dan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah tersebut. Terlebih lagi kurikulum yang digunakan di SD saat ini adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 berusaha untuk membentuk karakter siswa yang berkepribadian pancasila dan berbudi pekerti luhur. Nilai yang ditanamkan dalam kurikulum 2013 antara lain: nilai jujur, disiplin, bersih, kecintaan terhadap lingkungan, dan nilai keindonesiaan. Saat proses pembelajaran, guru dapat menyisipkan pendidikan karakter dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Penanaman pendidikan karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui kepramukaan. Karakter yang terbentuk dari kegiatan pramuka adalah kejujuran, kedisiplinan, kemandirian, kekeluargaan, serta tumbuhnya jiwa sosial yang tinggi. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam kurikulum 2013 berbeda dengan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam KTSP. Jika dalam KTSP materi kepramukaan hanya bisa diajarkan kepada peserta didik dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler sekolah dan sifatnya hanya sukarela, maka dalam kurikulum 2013 kepramukaan dijadikan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri dan sifatnya wajib dipelajari oleh semua peserta didik. Jenis kegiatan pramuka yang ada dalam KTSP dan kurikulum 2013 pada dasarnya hampir sama, antara lain: tali temali, pertolongan pertama gawat darurat, morse, semaphore, sandi pramuka, penjelajahan, baris-berbaris, dan menentukan arah. Akan tetapi, kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam KTSP berupa kegiatan pengembangan diri yaitu kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam kurikulum 2013 berupa kegiatan yang mendukung pembentukan karakter dan sikap sosial peserta didik. Oleh karena itu, penulis mangambil judul Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Kurikulum 2013 Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas IV SD Negeri 04 Kemiri Tahun Ajaran 2014/2015.

5 B. Identifikasi Masalah Sebagaimana dikemukakan dalam latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan beberapa masalah, antara lain: 1. Rendahnya pemahaman siswa tentang kedisiplinan. 2. Belum ada wadah yang tepat untuk membentuk sikap disiplin siswa. 3. Belum adanya sanksi yang tegas terhadap siswa yang tidak disiplin. 4. Siswa belum mengetahui manfaat yang diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler pramuka. C. Pembatasan Masalah Saat melakukan penelitian perlu adanya pembatasan masalah terhadap masalah yang diteliti, hal ini menjaga supaya masalah yang diteliti lebih fokus, tidak terlepas dari pokok permasalahan yang ditentukan, dan tidak meluas dari pembahasan. Dalam penelitian ini, pembatasan masalahnya sebagai berikut: 1. Penelitian terbatas pada siswa kelas IV SD N 04 Kemiri tahun ajaran 2014/2015. 2. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka dibatasi pada kegiatan pramuka yang diadakan di SD N 04 Kemiri. 3. Kedisiplinan siswa dibatasi pada kedisiplinan siswa dalam belajar dan mengikuti pembelajaran. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan: 1. Adakah pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam kurikulum 2013 terhadap kedisiplinan siswa kelas IV SD Negeri 04 Kemiri tahun ajaran 2014/2015? 2. Seberapa besar pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam kurikulum 2013 terhadap kedisiplinan siswa kelas IV SD Negeri 04 Kemiri tahun ajaran 2014/2015?

6 E. Tujuan Penelitian Adanya tujuan dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting, karena dengan tujuan yang tepat akan menjadi tolok ukur keberhasilan dalam penelitian. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai antara lain: 1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam kurikulum 2013 terhadap kedisiplinan siswa kelas IV SD Negeri 04 Kemiri tahun ajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam kurikulum 2013 terhadap kedisiplinan siswa kelas IV SD Negeri 04 Kemiri tahun ajaran 2014/2015. F. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan diatas, maka manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis dari penelitian ini, antara lain: a. Sebagai karya ilmiah, hasil penelitian diharapkan mampu memberikan kontribusi perkembangan ilmu pengetahuan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang manfaat kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam kurikulum 2013 terhadap kedisiplinan siswa. c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan penelitian yang sejenis pada waktu yang akan datang. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat bermanfaat secara praktis, antara lain: a. Apabila ternyata ada pengaruh kegiatan pramuka terhadap kedisiplinan siswa, maka dari pihak sekolah harus memperhatikan sikap kedisiplinan siswa tersebut. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian berikutnya yang sejenis.

7 c. Sebagai masukan bagi siswa akan pentingnya kegiatan ekstrakurikuler dalam meningkatkan kedisiplinan.