BAB I PENDAHULUAN. Di kota Bandung akhir-akhir ini banyak bermunculan pusat-pusat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap

LAMPIRAN 1 Alat ukur Locus of Control. Saya sangat percaya bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup memiliki kebutuhan, tidak terkecuali manusia. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penelitian Gartner (2009), pasar komputer di seluruh dunia mengalami. produk komputer dewasa ini ialah komputer tablet.

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. akademis dengan belajar, yang berguna bagi nusa dan bangsa di masa depan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini yang diiringi dengan pertumbuhan ekonomi, memaksa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengganti barang tersebut. Akan tetapi, pada saat ini konsep belanja itu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PERILAKU KONSUMEN. By Eka DJ Ginting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif


BAB 1 PENDAHULUAN. kelas dunia, kosmetik, aksesoris dan pernak-pernik lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

BAB II GEJALA SHOPAHOLIC DI KALANGAN MAHASISWA

Psikologi Kelas E 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB VI PENUTUP. namun memiliki keuangan yang terbatas. Saat berbelanja di Boutique

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perilaku konsumen yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. informasi yang dibutuhkan akan semakin beraneka ragam. Untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan industri saat ini mendapat tantangan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin adolescene

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana model bisnis Distro balita

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya pusat-pusat perbelanjaan seperti department store, factory

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin maju pada era globalisasi

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. elektronik, seperti televisi, internet dan alat-alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. jasa sampai - sampai ada istilah Pelanggan adalah raja. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan persoalan akses informasi dan dunia internet. Online shopping merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era industri ini, masyarakat dimanjakan dengan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbelanja adalah sesuatu yang umum yang dilakukan oleh masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan strategi masing-masing dalam mendapatkan konsumen yang diharapkan akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan termasuk

PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK DONATELLO

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Sarlito (2013) batasan umum usia remaja adalah tahun

BAB I PENDAHULUAN. dengan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Industri barang dan jasa pun semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Arti dan Tujuan Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Melihat kondisi tersebut pebisnis semakin dituntut untuk menggunakan

2016 HUBUNGAN SEGMEN VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN IMPULSE BUYING PADA KONSUMEN FACTORY OUTLET DI KOTA BANDUNG

Consumer Behavior Lecturers: Mumuh Mulyana Mubara Mumuh Mulyana Mubar k, SE.

BAB I PENDAHULUAN. melewati tiga tahap yang berbeda namun berhubungan yang harus dilalui, tahap

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Di negara indonesia dirugikan mencapai hingga triliunan karena banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan informasi dan hiburan yang terlengkap, tercepat, dan terakurat. alternatif untuk mendapatkan hiburan dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pulau Jawa merupakan kepulauan yang berkembang dengan pesat, khususnya kota Jakarta. Berdasarkan Undang-Undang no.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan barang yang menjadi keperluan untuk sehari-hari dengan jalan

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

BAB I PENDAHULUAN. menunjang eksistensi penampilan masyarakat tertentu. namun juga sebagai shopping goods dan speciality goods.

Gambar 1.1 Logo UNKL347

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memiliki suatu kebutuhan yang berbeda-beda. Tiap orang juga

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam alat teknologi seperti televisi, koran, majalah, dan telepon.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah seseorang yang berada pada rentang usia tahun dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penelitian ini

PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicermati dengan semakin banyaknya tempat-tempat per-belanjaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PEMBUKAAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan globalisasi memberi pengaruh pada masyarakat Indonesia, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Berbagai bidang kegiatan yang ada dapat dijadikan sebuah

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu

BAB I PENDAHULUAN. sumber pendanaan (financing) dari rencana investasi mereka. Beberapa negara seperti

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Di kota Bandung akhir-akhir ini banyak bermunculan pusat-pusat perbelanjaan baru sehingga masyarakat Bandung memiliki banyak pilihan tempat untuk membeli barang-barang kebutuhannya. Menurut harian Kompas (21 April 2006), sejak tahun 2005, pembangunan sejumlah pusat perbelanjaan dan pertokoan di kota-kota besar bertambah pesat. Sebagian besar pusat-pusat perbelanjaan tersebut membuka countercounter yang menjual produk fashion seperti pakaian, sepatu, sandal, dan juga asesorisnya seperti tas, topi, dan dompet. Masyarakat menggunakan berbagai produk fashion tersebut untuk menjaga penampilan mereka dari berbagai tingkatan umur, tidak terkecuali remaja. Dalam kehidupan sehari-hari, remaja yang pada umumnya berstatus sebagai pelajar menggunakan seragam untuk digunakan ke sekolah, tetapi remaja masih membutuhkan berbagai produk fashion sebagai salah satu cara untuk mengekspresikan diri ke lingkungan. Pada artikel Kompas tgl 12 Februari 2006 yang berjudul Pernyataan remaja dalam fashion, siswa SMA secara umum berpendapat bahwa pakaian itu bagian dari ekspresi kepribadian, sehingga dirasa perlu untuk mengikuti tren fashion saat ini. Banyak faktor yang menjadi sebab remaja menggunakan produk-produk fashion tersebut misalnya pengaruh keluarga, status sosial, tren, pengaruh teman 1

sebaya. Untuk remaja, pemakaian produk-produk fashion dinilai penting karena bertujuan untuk mendapat pengakuan dari teman-temannya bahwa penampilannya terlihat baik sehingga akan berusaha terus mengikuti tren saat ini untuk menjaga penampilannya tersebut. Menurut Stanton (1991), segmen usia remaja akhir hingga dewasa awal merupakan pasar yang penting karena kedua kelompok usia tersebut merupakan pembeli yang konsumtif untuk berbagai produk. Artikel di harian Kompas tanggal 25 Agustus 2005 dengan judul Kenapa Remaja Doyan Belanja menuliskan bahwa saat ini yang gemar belanja adalah remaja. Kegemaran belanja ini bisa menimbulkan perilaku konsumtif. Hal ini bisa menjadi masalah jika remaja melakukan apa saja untuk mendapatkan uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Banyak remaja yang menjadi frustrasi karena orang tuanya tidak dapat memenuhi keinginannya, apalagi di usia saat ini mereka belum bisa mencari uang sendiri. Oleh karena itu banyak orang tua yang mengeluh karena remaja menuntut apa yang di luar kemampuan mereka. Penelitian dilakukan kepada siswa SMA X karena sebagian besar siswa tersebut berasal dari kelas ekonomi menengah dan menengah ke atas sehingga mereka memiliki potensi lebih besar untuk berperilaku membeli. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 orang siswa SMA X, mereka membeli produk fashion karena ingin penampilannya terlihat modis dan mengikuti tren, juga jika melihat ada produk yang menurutnya bagus. Apalagi jika ada acara-acara tertentu seperti ulang tahun dan perayaan Natal, mereka membeli produk fashion agar terlihat modis oleh orang lain. 2

Selain alasan ingin diakui oleh teman-temannya dan mengikuti tren yang sedang in di antara teman-teman sebayanya, menggunakan produk-produk fashion juga bisa dipengaruhi oleh promosi dan iklan di media cetak dan elektronik. Promosi tersebut termasuk diskon dan sale, karena dengan adanya potongan harga, konsumen menganggap harganya menjadi lebih murah dan terpengaruh ingin membelinya. Adapula sebagian konsumen dengan alasan diskon akhirnya membeli dalam jumlah berlebihan. Hal-hal di atas merupakan gejala dari perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif menurut James Engel (1990) yaitu pembelian yang dilakukan secara berlebihan, tidak begitu mendesak, tidak direncanakan, tidak sesuai dengan kebutuhan, adanya nilai pakai subjektif terhadap barang yang dibeli, dan barang yang dibeli tidak produktif. Sebelum seseorang berperilaku membeli, ada tahap yang disebut proses keputusan konsumen (Engel, Blackwell, Miniard, 1990). Langkah-langkah dalam proses keputusan konsumen adalah pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil pembelian. Dalam proses pengambilan keputusan membeli tersebut,seorang konsumen membutuhkan kendali tingkah laku, atau disebut juga locus of control. Seseorang yang mampu mengendalikan tingkah lakunya melakukan pembelian produk yang sesuai dengan kebutuhannya namun orang yang tidak mampu mengendalikan tingkah lakunya melakukan pembelian tanpa direncanakan dan melakukan pembelian yang melebihi kebutuhannya sehingga menimbulkan perilaku konsumtif. 3

Menurut Rotter (1967), Locus of control terbagi menjadi dua, yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Dalam diri seseorang, terdapat salah satu tipe yang menonjol dalam dirinya. Jadi konsumen yang memiliki locus of control internal menganggap sesuatu yang dilakukannya, kehidupan, dan pergaulan bergantung pada kemampuan, pengalaman, dan kebutuhannya sendiri, termasuk pengalamannya dalam menggunakan suatu produk fashion jenis tertentu. Sedangkan konsumen yang memiliki locus of control eksternal menganggap sesuatu yang dilakukannya, kehidupan, dan pergaulan bergantung pada dari luar atau lingkungannya, seperti tawaran menarik dari produk tersebut, seperti iklan, promosi, diskon, dan sale, atau juga pendapat dari orang lain seperti keluarga, teman sebaya, atau budaya. Berdasarkan survei awal yang dilakukan kepada 20 siswa SMA X yang diwawancarai tentang hal-hal yang berkaitan dengan pembelian produk-produk fashion, hasilnya 50 % dari responden membeli produk-produk fashion karena mendapat pengaruh dari teman dan ingin mengikuti tren dan melakukan kecenderungan konsumtif karena akan segera memutuskan untuk membeli produk-produk fashion jika melihat ada produk yang menarik meskipun sebelumnya tidak direncanakan dan kecenderungan membeli tiap produk yang sedang tren karena tidak ingin ketinggalan zaman. Sedangkan 20% responden mendapat pengaruh dari teman-teman ketika membeli barang atau membeli barang yang sama dengan yang dipakai temannya namun perilaku konsumtifnya rendah karena telah merencanakan ingin membeli produk-produk fashion contohnya jika akan menghadiri acara-acara penting. 4

Ada 20 % responden membeli produk-produk fashion karena dirinya termotivasi untuk membeli produk fashion karena memiliki uang sendiri dan memiliki perilaku konsumtif karena membeli barang yang tidak begitu mendesak dan tidak perlu sedangkan 10 % responden membeli produk fashion yang sesuai dengan kebutuhannya namun perilaku konsumtifnya rendah karena hanya membeli barang yang ia perlukan saat itu dan dengan jumlah secukupnya. Dari hasil survei awal tersebut didapat jumlah siswa yang memiliki locus of control eksternal lebih banyak daripada siswa yang memiliki locus of control internal. Dari setiap tipe locus of control ditemukan ada siswa yang memiliki perilaku konsuntif yang tinggi maupun rendah. Dengan fenomena di atas maka penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan antara locus of control dengan perilaku konsumtif dalam membeli produk-produk fashion pada anak SMA X di Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka hal yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara locus of control dengan perilaku konsumtif dalam membeli produk-produk fashion pada siswa SMA X di Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang 5

locus of control (tipe internal dan eksternal) dan gambaran tentang perilaku konsumtif dalam membeli produk-produk fashion pada siswa SMA X di Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang hubungan antara locus of control dan perilaku konsumtif dalam membeli produkproduk fashion pada siswa SMA X di Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Ilmiah Mengaplikasikan teori Psikologi, yaitu tentang teori locus of control dan teori perilaku konsumtif pada bidang Psikologi Konsumen Untuk menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya 1.4.2 Kegunaan Praktis Memberi informasi kepada siswa mengenai hubungan locus of control dengan perilaku konsumtif dalam rangka mengoptimalkan perilaku membeli mereka sesuai dengan kebutuhannya. 1.5 Kerangka Pikir Saat ini, banyak siswa SMA X yang menggunakan produk-produk fashion. Alasan mengkonsumsi produk-produk fashion adalah karena ingin diakui 6

oleh teman-temannya, mengikuti tren yang sedang in. Selain itu siswa SMA X dapat terpengaruh oleh promosi dan iklan dari produk-produk fashion yang terdapat di media cetak atau media elektronik sehingga merasa perlu membeli produk-produk fashion atau karena adanya diskon atau sale. Adanya potongan harga menjadikan siswa SMA X menganggap harga produk-produk fashion menjadi lebih murah sehingga terdorong untuk membelinya. Alasan tersebut dapat meningkatkan prilaku membeli produk-produk fashion. Pada saat diskon tersebut sebagian konsumen yang membeli produk dalam jumlah banyak karena anggapan harga yang murah padahal konsumen tersebut membeli di luar kebutuhannya. Pembelian produk-produk fashion yang melebihi kebutuhan siswa SMA X merupakan indikator dari perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif (Engel, 1990) yaitu pembelian yang dilakukan tidak direncanakan, tidak sesuai kebutuhan, dilakukan secara berlebihan, adanya nilai pakai subjektif terhadap barang yang dibeli, dan barang yang dibeli tidak produktif. Pembelian yang tidak direncanakan berarti pembelian yang dilakukan karena keinginan untuk membeli muncul saat konsumen berada di toko karena ada faktor yang dapat membangkitkan kebutuhan konsumen seperti display, promosi, diskon, dll. Pembelian yang tidak sesuai dengan kebutuhan berarti pembelian produk yang dilakukan melebihi kemampuan materi konsumen. Pembelian dilakukan secara berlebihan berarti tindakan pembelian produk yang jumlahnya melampaui keperluan konsumen yang seharusnya. Nilai pakai subjektif berarti arti yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang/jasa berhubung barang/jasa tersebut dapat digunakan untuk memuaskan kebutuhannya. Pembelian yang tidak 7

produktif berarti pembelian produk yang apabila telah digunakan produk tersebut tidak mampu menghasilkan sesuatu atau tidak memiliki nilai jual kembali. (Engel, James F. 1968. dalam Mc Neal, James U. 1982. Consumer Behavior : an integrated approach. Canada : Little, Brown &Company Limited. 1st ed.) Perilaku membeli dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan proses psikologis.faktor lingkungan terdiri atas budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, situasi. Salah satu bagian budaya yang memperlengkapi siswa SMA X dengan rasa identitas dan pengertian akan perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat yaitu pakaian dan penampilan. Status kelas sosial memiliki ciri khusus dalam melakukan proses pembelian, misalnya perbedaan merek atau model produk fashion. Pengaruh pribadi berkaitan dengan penyesuaian diri dengan norma dan harapan yang diberikan orang lain agar bisa diterima di masyarakat. Selain itu juga keluarga dan situasi berperan penting dalam pembentukan keputusan pembelian. Faktor perbedaan individu terdiri atas sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan demografi. Sumber daya konsumen terdiri atas waktu, uang dan perhatian. Siswa SMA X memiliki uang saku dalam jumlah besar namun tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencari produk fashion di pertokoan sehingga hanya membeli produk yang terdapat di majalah. Motivasi dan keterlibatan membantu mengarahkan siswa SMA X untuk membangkitkan dan mengarahkan perilaku membeli pada tujuan yang diinginkan. Iklan dan promosi memberikan pengetahuan yang relevan bagi siswa SMA X dalam mengambil keputusan membeli. Sikap memungkinkan 8

siswa SMA X berespons dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan berkenaan dengan alternatif yang diberikan. Kepribadian turut menentukan cara konsumen mengambil keputusan saat membeli produk fashion, salah satunya locus of control. Gaya hidup dapat dilihat dari bagaimana siswa SMA X menghabiskan waktu dan uangnya. Demografi dapat mendeskripsikan pangsa konsumen yang dilihat dari usia, pendapatan, dan pendidikan. Faktor psikologis terdiri dari perubahan sikap dan perilaku, pembelajaran dan pengolahan informasi. Pembelajaran menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap dan perilaku. Pengolahan informasi menyampaikan cara-cara informasi ditranformasikan, dikurangi, disimpan, didapatkan kembali, dan digunakan. Sebelum siswa SMA X berperilaku membeli, ada tahap yang disebut proses keputusan membeli (Engel, Blackwell, Miniard, 1990). Langkah-langkah dalam proses keputusan membeli adalah pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil pembelian. Jika salah satu tahap dalam proses pengambilan keputusan membeli tidak dilakukan dengan tepat, maka hal tersebut dapat mendorong prilaku konsumtif siswa SMA X. Setiap langkah-langkah proses keputusan membeli dipengaruhi oleh proses kognitif dari siswa SMA X di Bandung. Proses kognitif tersebut berperan dari awal saat siswa SMA X mengenali adanya perbedaan antara produk apa yang diinginkan dengan kenyataannya hingga proses pembelian dilakukan. Proses kognitif tersebut mendapat pengaruh dari faktor perbedaan individu, terutama kepribadian siswa SMA X sehingga melatarbelakangi 9

adanya cara berpikir yang dipengaruhi oleh lingkungan atau dalam diri sendiri, lalu setelah itu proses kognitif tersebut disebut kendali tingkah laku. Kendali tingkah laku ini oleh Rotter (1967) disebut locus of control. Locus of control terdiri atas dua tipe yaitu locus of control internal dan locus of control eksernal. Siswa SMA X yang memiliki locus of control internal mengambil keputusan membeli suatu produk fashion berdasarkan pengalaman dan kebutuhannya. Sedangkan siswa SMA X yang memiliki locus of control eksternal saat mengambil keputusan membeli produk-produk fashion karena mendapat pengaruh dari luar diri atau lingkungannya seperti iklan, promosi, discount, pendapat atau saran dari orang lain seperti teman, keluarga, atau ingin mengikuti tren saat ini. Apabila proses pengambilan keputusan untuk membeli dikaitkan dengan locus of control, maka siswa SMA X yang mengambil keputusan membeli dapat dipengaruhi oleh locus of control yang ada pada dirinya. Dalam tahap pengenalan masalah, siswa SMA X yang memiliki locus of control internal mengenali kebutuhannya untuk membeli produk fashion karena merasa membutuhkan pakaian dengan warna merah yang harus digunakan ke acara sekolah. Lalu dirinya menelusuri informasi dengan mengandalkan pengetahuan yang didapat dari pengalaman menggunakan produk tersebut. Setelah itu dilakukan evaluasi alternatif berdasarkan kriteria harga dan merek pakaian sesuai dengan kebutuhannya. Langkah selanjutnya yaitu proses pembelian baju merah tersebut. Jika pembelian pakaian yang dilakukan tidak sesuai dengan gaya hidupnya karena sebenarnya ia tidak mampu membeli produk tersebut tapi 10

memaksakan diri membelinya maka siswa SMA X tersebut memiliki perilaku konsumtif yang tinggi. Siswa SMA X yang memiliki locus of control eksternal melakukan proses pengambilan keputusan membeli dengan cara yang berbeda, yaitu kebutuhan terhadap produk fashion dikenali karena ada teman lain yang memakai tas model terbaru. Lalu penelusuran informasinya dilakukan dengan melihat promosi dan iklan tas tersebut di majalah. Tahap evaluasi berbagai alternatif dapat dilakukan dengan mendiskusikan dengan teman kriteria harga dan kualitas merek tas yang dibutuhkan. Setelah mendengar pendapat dari teman-temannya, siswa SMA X tersebut melakukan proses pembelian. Ketika siswa SMA X tersebut membeli tas dalam jumlah banyak dan melebihi kebutuhannya maka siswa tersebut memiliki perilaku konsumtif. 11

Bagan kerangka pikir : Internal : Kebutuhan Kemampuan Pengalaman Lingkungan : Budaya Kelas sosial Pengaruh pribadi Keluarga Situasi Proses pengambilan keputusan membeli : Tidak direncanakan Tidak sesuai dengan gaya hidup Pembelian yang berlebihan Ada nilai pakai subjektif Tidak produktif Siswa SMA X di Bandung Locus of Control Pengenalan Masalah Penelusuran Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Membeli Produk fashion Perilaku Konsumtif 12 Eksternal : Pendapat orang lain Rangsangan dari luar Perbedaan Individu : Sumber daya konsumen Motivasi dan Keterlibatan Pengetahuan Sikap, kepribadian, gaya hidup dan demografi Proses Psikologis : Perubahan sikap dan perilaku Pembelajaran Pengolahan informasi 12

1.6 Asumsi 1. Sebelum siswa SMA X berperilaku membeli, ada tahap yang disebut proses keputusan membeli (Engel, Blackwell, Miniard, 1990). Langkah-langkah dalam proses keputusan konsumen adalah pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil pembelian. 2. Salah satu faktor yang memperngaruhi proses keputusan membeli yaitu faktor perbedaan individu dengan aspek kepribadian, yaitu locus of control 3. Proses pembelian yang dilakukan secara berlebihan, tidak begitu mendesak, tidak direncanakan, tidak sesuai dengan kebutuhan, adanya nilai pakai subjektif terhadap barang yang dibeli, dan barang yang dibeli tidak produktif disebut perilaku konsumtif. (Engel, 1990) 1.7 Hipotesis Dalam penelitian ini, hipotesisnya adalah : Ada hubungan antara locus of control dengan perilaku konsumtif dalam membeli produk-produk fashion pada siswa SMA X di Bandung. 13