Para pendiri Tri Koro Dharmo adalah dr. Satiman Wiryosanjoyo, Kadarman, Sunardi, dan beberapa pemuda lainnya yang semuanya berasal dari Jawa.

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH SUMPAH PEMUDA

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME

Gambar: Pertemuan pemuda Indonesia

PKN 1 RANGKUMAN SEJARAH SUMPAH PEMUDA, MAKNA DAN ARTI PENTING SUMPAH PEMUDA

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

Keluarga. Tema 1. Kamu Harus Mampu. Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu mengenal makna satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL

GERAKAN KEBANGSAAN DI INDONESIA SAKINA MAWARDAH

PENGARUH PERHIMPUNAN INDONESIA TERHADAP PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh. Chita Putri Lustiahayu NIM

Semenjana11. Kurikulum SMK Edisi 1. Sumpah Pemuda Bahasa Nasional Identifikasi Masalah. Waktu: 2 x 45 Menit

PENGAMALAN SILA PERSATUAN INDONESIA NEGARA PERSATUAN TANPA PERSATUAN

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

Sumpah Pemuda dan Nasionalisme Indonesia

SEJARAH & MAKNA SUMPAH PEMUDA. Ari Wibowo, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

PENDIDIKAN PANCASILA

Komunisme dan Pan-Islamisme

MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA PIDATO PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-89 TAHUN 2017 "PEMUDA INDONESIA BERANI BERSATU"

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1

PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA. Taat, Nasionalisme dan Jatidiri Bangsa,

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN

PENDIDIKAN PANCASILA

1. PENDAHULUAN. Sejarah peradaban bangsa Indonesia mencatat dan membuktikan bahwa

BAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX. 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional

Lingkungan. Tema 2. Mari Berdiskusi. Kamu Harus Mampu

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit )

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI SELAKU KETUA UMUM PERINGATAN HARKITNAS TAHUN 2012

PERANAN PEMUDA DALAM PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA TAHUN

TUGAS KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 36 menit )

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

BAB II SEJARAH, KEDUDUKAN, DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20

BAB 6: SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

SEKILAS SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit)

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BAB II SUMPAH PEMUDA DAN VIDEO INFOGRAPHIC. Sumpah Pemuda II.1.1 Latar Belakang Pristiwa

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

KD: Menganalisis Perjuangan Organisasi Pergerakan Kebangsaan. Oleh Zuyyinatul Aslikhah ( ) S1 Pend. Sejarah B 2014

1.1.1 Peristiwa Penting dalam Perkembangan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda , karena adanya penderitaan

Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP XI TAHUN SMA ISLAM AL AZHAR BSD

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

Konflik dan Persatuan Kesatuan Rakyat Indonesia

ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL ENCEP SUPRIATNA

LATAR BELAKANG DATANGNYA JEPANG

Bab. Makna Sumpah Pemuda

BIOGRAFI MR. ASAAT DATUK MUDO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

Nasionalisme Sukarno dan Nasionalisme Hatta. ( Suatu Studi Perbandingan Mengenai Konsep Nasionalisme menurut Sukarno dan Hatta )

H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH.

Sejarah Penjajahan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi duta besar pertama Amerika untuk RIS. Sementara pemerintahan Truman di Amerika Serikat sedang berusaha

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

PANCASILA DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

BAB III KIPRAH POLITIK AMIR SYARIFFUDIN PADA ORGANISASI DAN PARTAI POLITIK. Keterlibatan Amir Syariffudin dalam pergerakan kemerdekaan dimulai ketika

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85)

Peran koran Tionghoa buat Sumpah Pemuda

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

oleh Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Bahasa Indonesia untuk Broadcast Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta 2015

AKU WARGA NEGARA YANG BAIK

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

PERANAN PEMUDA DALAM PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA TAHUN (Youngmen's Role in National Movement of Indonesia in )

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

Transkripsi:

PERJUANGAN PEMUDA Pergerakan nasional untuk mencapai Indonesia merdeka dikenal melalui tiga generasi, yaitu generasi '08, generasi '28, dan generasi '45. Tiga generasi perjuangan tersebut semuanya diawali oleh golongan pemuda. Dengan kata lain, bahwa ketiga generasi itu digerakkan oleh kaum muda. Namun pergerakan pemuda dari tiga generasi tersebut mempunyai ciri khas tersendiri dalam. langkah perjuangannya. Di bawah ini akan dapat diketahui tentang langkah yang ditempuh oleh golongan pemuda pada setiap generasi. Pada generasi '08, yang ditandai dengan berdirinya. Perkumpulan Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908. Organisasi ini didirikan oleh pelajar STOVIA di bawah kepemimpinan R. Soetomo. Gedung STOVIA adalah sebuah gedung yang merupakan tempat bertemunya para pemuda dari berbagai daerah, baik yang belajar di STOVIA maupun yang bukan pelajar STOVIA. Pemuda-pemuda tersebut tampak lebih mudah bergaul dan ada kebebasan keluar masuk gedung STOVIA setelah Budi Utomo berdiri. Terlebih-lebih setelah selesainya Kongres Budi Utomo Pertama tanggal 3-5 Oktober 1908 di Yogyakarta dan dibebaskannya R. Soetomo dari tuntutan para dosen STOVIA untuk dipecat dari sekolahnya. Direktur STOVIA dr. H.F. Roll membela R. Soetomo, sehingga apa yang dituduhkan oleh para dosen itu dapat dijawab oleh dr. H.F. Roll dengan baik, sehingga R. Soetomo tidak bisa dipecat dari STOVIA. Dengan memperhatikan sikap dan langkah yang dilakukan oleh direktur STOVIA tersebut,. mulailah para pemuda dari luar STOVIA memberanikan masuk ke gedung STOVIA secara teratur. Makin lama terjadilah pergaulan antara pemuda dari berbagai daerah secara akrab. Pada mulanya hanya pemuda-pemuda dari Jawa saja yang menginginkan untuk berorganisasi. Hal itu disebabkan telah ada organisasi Budi Utomo yang selanjutnya diambil alih kepengurusannya oleh golongan yang sudah dewasa atau golongan pejabat. Oleh karena itu, kaum mudanya ingin membentuk organisasi pemuda Jawa. Pada tanggal 7 Maret 1915 di dalam gedung STOVIA, lahirlah organisasi pemuda yang bersifat.kedaerahan bernarna "Tri Koro Dharmo", merupakan organisasi pemuda pertama yang sesungguhnya. Tri Koro Dharmo berarti tiga tujuan mulia, berlambangkan "keris" yang bertuliskan "Sakti, Budi, Bakti". Asas organisasi ini adalah sebagai berikut. 1. Menimbulkan pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah menengah, dan kursus perguruan menengah (uitgebreid) dan sekolah vak. 2. Menambahkan pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya. 3. Membangkitkan dan mempertajam perasaan buat segala bahasa dan budaya Indonesia. (Sartono Kartodirdjo, 1975: 195).

Para pendiri Tri Koro Dharmo adalah dr. Satiman Wiryosanjoyo, Kadarman, Sunardi, dan beberapa pemuda lainnya yang semuanya berasal dari Jawa. Untuk sementara yang dapat diterima masuk menjadi anggota adalah para pemuda yang berasal dari Jawa dan Madura. Tujuan organisasi ini sebenarnya untuk mencapai Jawa Raya, dengan memperkokoh rasa persatuan antara pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. Namun mengingat semakin banyak pemuda yang berminat masuk menjadi anggota, bahkan tidak saja pemuda dari Jawa dan Madura, melainkan juga dari berbagai pulau di Indonesia ini, maka akhirnya Tri Koro Dharmo mernbuka kesempatan pemudapemuda dari berbagai pulau. Dengan kesempatan yang diberikan oleh Tri Koro Dharmo tersebut, banyak pemuda dari Sumatera masuk menjadi anggota Tri Koro Dharmo. Walaupun hal tersebut hanya terjadi untuk sementara, memang saat itu masih diperlukan adanya semangat kedaerahan. Kalau Tri Koro Dharmo didorong oleh adanya organisasi pergerakan nasional pertama, yaitu Budi Utomo yang belum bergerak dalam bidang politik, tidak demikian halnya bagi para pemuda dari Sumatera yang ingin menonjolkan kedaerahannya bergerak di bidang sosial. Pada tanggal 9 Desember 1917, lahirlah organisasi pemuda dari Sumatera bernama "Jong Sumatranen Bond". Di antara pemudapemuda dari Sumatera tersebut, yang lebih terkenal selanjutnya adalah Moh. Hatta dan Moh. Yamin. Kedua pemuda ini akhirnya terpilih sebagai pemimpin dalam organisasi pemuda itu. Organisasi pemuda kedaerahan tersebut sangat hati-hati dan tidak cepat bergerak ke arah politik. Hal ini rupanya mengambil pelajaran dari organisasi-organisasi sebelumnya, yaitu Budi Utomo yang mengawali pergerakannya melalui bidang sosialbudaya, dapat selamat dari pengawasan pemerintah kolonial. Sedangkan SI bergerak melalui bidang ekonomi dan meningkat ke bidang politik, mendapat pengawasan secara ketat oleh pemerintah, bahkan SI dicurigai. Pemerintah berusaha memecah belch persatuan SI tersebut. Selanjutnya organisasi yang lain, yaitu Indische Partij, di mana organisasi ini langsung bergerak dalam bidang politik. Pemerintah mengetahui persis bahwa Indische Partij bergerak dalam bidang politik, maka dengan cepat tidak diberi badan hukumnya. Bahkan ketiga pendirinya ditangkap dan dibuang ke negeri Belanda. Dari pengalaman tersebut, maka organisasi pemuda lebih menitikberatkan semangat kedaerahan. Pada waktu itu semangat kedaerahan masih sangat diperlukan. Hal ini untuk menunjukkan bahwa pergerakan untuk melawan penjajah tidak hanya dilakukan oleh pemuda Jawa saja, tetapi juga daerah-daerah lain ada rasa tidak senang terhadap pemerintah kolonial Belanda. Hanya dalam kesepakatan dan pengalaman dalam perjuangan, maka tidak lagi berjuang secara fisik, melainkan berjuang secara moral. Jadi tidak ada perang fisik, melainkan berjuang melalui semangat persatuan dan kesatuan yang dapat dibina melalui pendidikan. Oleh karena itu, pemuda-pemuda harus

sekolah untuk memperoleh kecerdasan dan menambah wawasan. Dengan berprirfsip seperti tersebut di atas, maka pads tanggal 12 Juni 1918, nama Tri Koro Dharmo diubah namanya menjadi. "Jong Java". Selanjutnya diikuti pemudapemuda dari daerah lain, dengan mendirikan organisasi pemuda sesuai dengan asal nama daerahnya. Sehingga muncul organisasi pemuda: Jong Bataks Bond, long Celebes, Jong Minahasa, Jong Ambon, Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi, Timoresche Jongeren Bond, dan lain-lain. Di samping pemuda-pemuda kedaerahan juga terdapat pemuda-pemuda yang bergerak dalam bidang agama. Dengan demikian, berdiri organisasi pemuda bemapaskan Islam, yaitu "Jong Islamieten Bond" pada tahun 1924, didirikan oleh R. Moh. Cahya dan didukung oleh H. Agus Salim. Untuk Jong Islamieten Bond ini, sebenarnya sudah melangkah ke arah perjuangan politik, karena anggotaanggotanya sudah lebih dewasa dan bertujuan untuk "Persatuan berdasarkan Islam", seperti yang diperjuangkan oleh Partai Sarekat Islam. Sampai, dengan berlangsungnya Kongres Pemuda Pertama pada tanggal 30 April- 2 Mei 1926, semangat kedaerahan tersebut masih dipertahankan secara kuat. Dampak dalam kongres tersebut belum menghasilkan kebulatan pendapat, terutama masalah fusi (penggabungan) organisasi pemuda menjadi satu wadah dan masalah "bahasa persatuan". Juga langkah perjuangannya masih sangat hati-hati, dan belum berani melangkah ke perjuangan dalam bidang politik. Dengan dernikian, organisasi pemuda masih tetap bersifat kedaerahan dan jumlahnya cukup banyak. Dalam Kongres Pemuda Pertama itu di bawah kepemimpinan Moh. Tabrani, sedang organisasi-organisasi pemudanya akhirnya juga menghasilkan tokoh-tokoh terkenal, seperti Ir. Sukarno, Abdullah Sigit, dr. Sukiman dari Jong Java, Amir Sjarifuddin dan STG. Mulia dari Jong Batak, Moh. Hatta dan Moh. Yamin dari Jong Sumatranen Bond, Arnold Mononutu dari Jong Celebes, Sam Ratulangi dari Jong Minahasa, Herman Johannes dari Tomoresche Jongeran Bond, Moh. Husni Thamrin dari Pemuda Kaum Betawi, J. Leimena dari Jong Ambon, dan sebagainya. Walaupun mereka ini, pada mulanya masih mempertahankan sifat kedaerahan, namun ternyata pandangan ke depan cukup luas. Paham Nasionalisme sebagaimana yang telah dikemukakan menurut Ernest Renan telah dipelajarinya. Oleh karena itu, mengenai kebulatan pendapat untuk pembentukan organisasi pemuda "satu wadah" dan yang bersifat nasional itu tinggal menunggu waktu saja. Para pemuda dari berbagai organisasi kedaerahan itu, mencoba untuk menggabungkan berbagai aspirasi dan pendapat, agar segala perbedaan suku, budaya (adat), kepercayaan maupun agama tidak menjadi permasalahan, maka dibentuklah "Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia" (PPPI) pada bulan September 1926 di Jakarta di bawah kepemimpinan Moh. Abdullah Sigit. Pemikiran yang timbul dari PPPI itu, berhasil mendirikan wadah pemuda dalam satu organisasi. Yaitu "Jong Indonesia"

terbentuk pada tanggal 20 Februari 1927 di Bandung. Kemudian Jong Indonesia dalam kongresnya pada bulan Desember 1927 bersepakat mengubah nama organisasinya menjadi "Pemuda Indonesia" dan panjinya berwarna "merah putih berkepala banteng". Adapun generasi '28, yang ditandai dengan tercetusnya "Sumpah Pemuda" dari hasil Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Para pemuda dalam generasi ini sudah berani menggunakan pemikiran politik secara terbuka. Hal ini karena dipengaruhi oleh kejadian-kejadian sebelumnya, antara lain sebagai berikut. 1. Pemberontakan PKI yang gagal, mengakibatkan banyaknya para tokoh pergerakan nasional baik komunis maupun nonkomunis ditangkap, dipenjara, ataupun dibunuh dan yang tidak tertangkap tidak berani melakukan kegiatan, sehingga seolah-olah pergerakan nasional vacuum untuk sementara. 2. Munculnya pergerakan pemuda-pemuda yang bersikap kooperatif (mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda) yang tergabung dalam Indonesische Studieclub di bawah kepernimpinan Dr. Soetomo dan pemuda-pelajar yang bersikap nonkooperatif (tidak mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda) yang tergabung dalam Algemene Studieclub di bawah kepemimpinan In Sukarno. Pemudapemuda ini bergerak untuk mengisi kevakuman (kekosongan) sementara tersebut. 3. Banyaknya para anggota Perhimpunan Indonesia (PI) yang pulang dari negeri Belanda, karena di Eropa merasa.,,tidak aman dan dikejar-kejar oleh pemerintah di Nederlandsch, akibat pemberontakan PKI yang gagal pada tahun 1926. Di samping itu, pulang karena sudah menyelesaikan studinya. 4. Berdirinya partai-partai politik yang melancarkan pergerakan melalui kooperatif dan non-kooperatif sejak tahun 1927. Dari peristiwa-peristiwa tersebut di atas, para pemuda memiliki wawasan politik kebangsaan secara luas. Masalah-masalah yang menjadi hambatan pada waktu Kongres Pemuda Pertarna diteliti kembali. Kebanyakan pemuda-pelajar yang tergabung dalam pergerakan dengan menempuh jalan kooperatif adalah para pemuda-pelajar yang termasuk old elite (elite lama) mengikuti jejak Dr. Soetomo. Sedangkan para pemudapelajar yang tergabung dalam pergerakan dengan menempuh jalan non-kooperatif adalah para pemuda-pelajar yang termasuk new elite (elite barn) mengikuti jejak Ir. Soekarno. Namun, meskipun tampak dua cara yang ditempuh pergerakan pemudapemuda itu, tujuannya tetap sama, yaitu ingin "mencapai Indonesia Merdeka". Pergerakan pemuda-pelajar tersebut tidak hanya dilakukan di dalam negeri, tetapi juga dilakukan di luar negeri, bahkan ada di negeri yang menjajahnya, yaitu di negeri Belanda. Pergerakan pemuda-pelajar di negeri Belanda itu bernama Perhimpunan Indo nesia yang sejak tahun 1926 dipimpin oleh Moh. Hatta. Para pemuda ini memiliki pengalaman secara internasional, karena seringnya mengikuti "Konferensi Internasional" di Eropa untuk menentang Imperialisme, dan Kolonialisme. Dari pengalamai inilah,

merupakan modal yang sangat berharga untuk menunjang perjuangan dalam rangka mencapai Indonesia Merdeka. Dengan demikian, setelah kembali ke tanah air dapat terpadu dengan cita-cita perjuangan nasional yang mengakibatkan pergerakan pemuda lebih mantap dan terarah. Sementara itu, kesadaran nasional menjelang Sumpah Pemuda benar-benar. tertanam di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini tampak jelas. terutama para pemuda ada kecenderungan untuk meninggalkan sifat kedaerahan. Semua yang masih bersifat kedaerahan dengan rela dikesampingkan agar tidak menimbulkan permasalahan dalam persidangan nanti. Dengan belajar dari Kongres Pemuda Pertama bahwa masalah kedaerahan ternyata menjadi ganjalan, karena masing-masing masih mempertahankan sifat kedaerahan itu sangat kuat. Pada saat ini, hal yang menjadi ganjalan itu disadari benar tidak menguntungkan. Oleh karena itu, dalam pembahasan untuk menuju persatuan dan kesatuan tidak mengalami kesulitan. Dengan ikhlas sifat kedaerahan ditinggalkan. Masalah persiapan kongres, telah lama dibahas oleh berbagai wakil dan organisasi pemuda kedaerahan, yaitu PPPI, Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun, Jong Minahasa, Pemuda Indonesia, dan sebagainya. Akhirnya pada bulan Juni 1928, persiapan Kongres Pemuda Kedua telah tersusun, sebagai berikut. Ketua : Sugondo Djojopuspito dari PPPI, mahasiswa Fakultas Hukum. Wakil Ketua : Djoko Marsaid dari Jong Java, mahasiswa Fakultas Hukum. Sekretaris : Moh. Yamin dari Jong Islamieten Bond. Bendahara : Amin Sjarifuddin dari Jong Bataks Bond. Pembantu I : Djohan Moh. Tjai dari Jong Islamieten Bond. Pembantu II : Kotjo Sungkono dari Pemuda Indonesia. Pembantu III : Senduk dari Jong Celebes. Pembantu IV : J. Leimena dari Jong Ambon. Pembantu V : Rohjani dari Pemuda Kaum Betawi. (Sutrisno Kutuyo, 1970 : 50.) Dalam susunan kepengurusan tersebut, tampak hanya terdiri dari para pemudapelajar yang berwawasan politik. Banyaknya pemuda-pelajar yang pernah menjadi anggota Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda, yang kemudian juga ikut dalam pembicaraan persiapan Kongres Pemuda Kedua, maka sedikit banyak akan memberikan arah dan tujuan kongres tersebut. Dengan demikian, keputusan akan mudah diambil. Di samping segala persiapan telah tersusun dengan baik, arah dan tujuan telah ada satu titik pandang, maka para pembicara dalam Kongres Pemuda Kedua itu dengan mudah untuk menyampaikan isi pidatonya. Kongres berlangsung tanggal 27-28 Oktober 1928 dengan tiga kali sidang, yaitu sidang pertama di gedung Katholiek Jongelingenbond

(Katedral-Lapangan Banteng sekarang), sidang kedua di gedung Oost Java Bioscoop (Jl. Medan Merdeka Utara No. 14), dan sidang ketiga di gedung Indonesische Clubgebouw (JI. Kramat Raya No. 106 sekarang). Jadi, sejak hari Sabtu (malam) sampai dengan Minggu (malam). Pemrasaran pada sidang pertama ialah Moh. Yamin tentang "Persatuan dan Kebangsaan Indonesia." Pemrasaran pada sidang kedua ialah Nona Purnomo Wulan tentang "Pendidikan Wanita" dan S. Mangunsarkoro, Sarwono, Ki Hajar Dewantoro tentang "Pendidikan Nasional". Pemrasaran pada sidang ketiga ialah Ramelan tentang "Perihal Kepanduan" dan Mr. Sunario tentang "Pergerakan Pemuda dan Pemuda Internasional". Adapun judul yang akan dibahas tersebut di atas, semuanya telah menunjukkan untuk kepentingan bangsa dan negara.indonesia, apabila negara telah merdeka. Rasa persatuan dan kesatuan menjadi pokok permasalahan dalam pembicaraan bicaraan itu. Dalam pembicaraan tidak ada yang menunjukkan sifat kedaerahan lagi, dan semuanya mengarah kepada terbentuknya negara kesatuan. Sehingga dalam keputusan Kongres Pemuda Kedua, sangat jelas dan tegas, bahwa antara yang hadir merasa ada satu ikatan, yaitu Ikrar Pemuda". Secara lengkap Keputusan Kongres Pemuda Kedua pada tanggal 28 Oktober 1928, dibicarakan oleh Ketua Kongres (Sugondo Djojopuspito) sebagai berikut. "Sesudahnya mendengar pidato-pidato, dan pembicaraan yang diadakan dalam kerapatan tadi. Sesudahnya menimbang segala isi pidato-pidato dan pembicaraan ini, kerapatan lalu mengambil putusan: Pertama : kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia; kedua : kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; ketiga : kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia." Setelah mendengar putusan tersebut, kerapatan mengeluarkan keyakinan asas ini dipakai oleh segala perkumpulan-perkumpulan kebangsaan Indonesia. Mengeluarkan keyakinan persatuan Indonesia diperkuat dengan memperhatikan dasar persatuannya: "kemajuan, sejarah, hukum adat, pendidikan, dan kepanduan". "Kerapatan juga mengeluarkan pengharapan supaya putusan ini disebarkan kita." (Persatuan Indonesia, Koleksi Perpustakaian Nasional 1928 : 1 --- 2). Dalam keputusan itu, pada mulanya disebut "Ikrar Pemuda", tetapi untuk selanjutnya lebih terkenal dengan "Sumpah Pemuda". Hal ini disebabkan, bahwa isinya banyak diilhami oleh jiwa dan semangat "Sumpah Palapa" Gajah Mada, yang pada masa Kerajaan Majapahit bertujuan untuk menyatukan "Nusantara". Jadi, persatuan dan

kesatuan bangsa dapat disamakan dengan persatuan dan kesatuan seperti zaman kejayaan Majapahit. Walaupun sebenarnya pengertian negara pada masa Kerajaan Majapahit dengan negara Indonesia Merdeka (RI), ada perbedaan. Negara Kerajaan Majapahit termasuk nasional tradisi, sedangkan RI termasuk nasional modern (nation state = negara kebangsaan). Namun demikian, sepantasnya harus dihargai bahwa dalam proses penyatuan dari berbagai sifat kedaerahan menjadi sifat nasional merupakan suatu proses integrasi yang nilainya sangat dalam. Hal ini berlaku apa yang telah dikemukakan oleh teori nasionalisme dari seorang pujangga Perancis bernama Ernest Renan, yang intinya adalah bahwa rasa senasib dan sepenanggungan suatu bangsa menyebabkan timbulnya semangat persatuan untuk niembentuk suatu negara kebangsaan. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa sejak selesainya Kongres Pemuda Kedua tersebut, organisasiorganisasi pemuda kedaerahan mulai memproses untuk "bersatu menjadi satu wadah", dan baru berhasil secara tuntas, yaitu pada tanggal 31 Desember 1930 dengan nama organisasi "Indonesia Muda". Perlu dicatat bahwa dalam kongres itu juga berhasil dikumandangkan gesekan lagu Indonesia Raya oleh sang penciptanya, yaitu Wage Rudolf Supratman. Lagu itu cukup dengan gesekan biola saja, karena telah dipertimbangkan tentang isinya dan situasi waktu itu, memang tidak memungkinkan. Isinya sangat heroik dan situasi masih dalam pengawasan PID (Politieke Inlichtingen Dienst) secara ketat. Sehingga Ketua Kongres mempersilakan W.R. Supratman mengumandangkan lagu Indonesia Raya tanpa syair dan dilakukan sebelum keputusan kongres dibacakan. Sebab dalam kongres itu, juga hadir Vand Der Plas dan PID yang sengaja ditugaskan oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada generasi '45, bahwa generasi ini ditandai dengan dicetuskannya "Proklamasi Kemerdekaan Indonesia" tanggal 17 Agustus 1945 di Gedung Pengangsaan Timur No. 56 (sekarang JI. Proklamasi No. 56) Jakarta. Proses tercetusnya "Proklamasi" tersebut memang memerlukan perjuangan sangat berat. Seperti yang sudah disebutkan di bagian depan bahwa pergerakan pemuda sampai dengan tercetusnya Sumpah Pemuda memerlukan sikap yang hati-hati terutama dalam melangkah perjuangan di bidang politik. Hal itu sebenarnya sudah mulai terasa sejak tahun 1929, di mana pada saat itu telah terjadi perlombaan senjata, akibat dari situasi dunia yang telah terjadi saling curiga mencurigai antara negara satu dengan negara lain. Dengan demikian timbul "politik mencari kawan" dan terjadilah dua blok kekuatan besar, yaitu blok Sekutu di satu pihak dan blok fascis (nazi) di lain pihak. Ternyata Belanda menentukan pilihan masuk blok Sekutu. Dengan perhatian masing-masing negara yang sangat menitikberatkan terhadap ancaman dari negara lain, maka keadaan perekonomian terabaikan. Akibatnya terjadilah "malaise (krisis) ekonomi dunia". Kejadian ini berlangsung cukup lama, yaitu dari tahun

1929-1933, sehingga pihak Belanda juga mengikuti perubahan-perubahan, baik perubahan kebijaksanaan di pemerintahan Nederlandsch maupun pemerintahan di negeri jajahan. Di Hindia-Belanda terjadi penggantian Gubernur Jenderal De Graeff (1926-1931) diganti Gubernur Jenderal De Jonge (1931-1936). Gubernur Jenderal De Jonge ini bertindak keras dan sangat reaksioner. Akibatnya pergerakan pemuda dan pergerakan politik, sulit uittuk memperjuangkan cita-citanya. Keadaan demikian berlangsung terus sampai dengan penggantian Gubernur Jenderal yang Baru, yaitu Carla van Starkenborgh Stachouwer (1936-i942), sampai saat penyerahan kekuasaan dari Belanda ke Jepang. Gubernur Jenderal baru ini bersifat kaku dan penuh keangkuhan. Semua yang menjadi keinginan rakyat di negara jajahan tidak mendapat perhatian sama sekali. Dalam kondisi.yang demikian, maka sikap para pemuda acuh tak acuh terhadap, pemerintah kolonial Belanda. Sebaliknya, pengaruh Barisan Propaganda Jepang sudah mulai masuk di Asia dan bagi rakyat Indonesia termasuk pemudanya, sangat mengharapkan kedatangan Jepang di Indonesia. Pergerakan pemuda pada masa penduduan bala tentara Jepang diwarnai dengan pergerakan politik dan telah dibekali dengan pendidikan militer. Pergerakan pemuda tersebut berjalan seiring dengan pergerakan nasional yang banyak dilakukan oleh kaum pergerakan nasional. Oleh karena itu, uraian tentang Perjuangan pemuda akan disatukan dengan uraian tentang peranan organisasi politik di bagian belakang.