I. PENDAHULUAN. (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan itu sendiri

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

I. PENDAHULUAN. setiap negara yang ada di dunia untuk berlomba lomba meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

TRANSFORMASI STRUKTURAL PEREKONOMIAN INDONESIA BY : DIANA MA RIFAH

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN BERDASARKAN PENDEKATAN SHIFT SHARE DI SURAKARTA TAHUN

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

BAB I PENDAHULUAN. telah resmi dimulai sejak tanggak 1 Januari Dalam UU No 22 tahun 1999

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah (regional development) pada dasarnya adalah

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. utama. Industrialisisasi dimasa sekarang tidak dapat terlepas dari usaha dalam

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 1. Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

STRUKTUR EKONOMI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Secara defenitif, pada awalnya pengertian pembangunan ekonomi diberi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dapat menikmati hasil pembangunan. Salah satu bukti telah terjadinya

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses perubahan sistem yang direncanakan

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengedepankan dethronement of GNP, pengentasan garis kemiskinan,

SURAT PERNYATAAN STRUKTUR EKONOMI DAN KESEMPATAN KERJA SEKTOR PERTANIAN DAN NON PERTANIAN SERTA KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses perubahan struktural di Indonesia dapat ditandai dengan: (1) menurunnya pangsa

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

Perekonomian Indonesia

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. perkapita, dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan juga

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 2010).

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. devisa, serta pertanian juga berfungsi dalam mengurangi kemiskinan.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akademisi ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai

5. PROFIL KINERJA FISKAL, PEREKONOMIAN, DAN KEMISKINAN SEKTORAL DAERAH DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

III.METODE PENELITIAN. Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN MALUKU UTARA

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pusat dan daerah membawa implikasi mendasar terhadap. yang antara lain di bidang ekonomi yang meliputi implikasi terhadap

Analisis Isu-Isu Strategis

IDENTIFIKASI AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT AKIBAT KEBERADAAN INDUSTRI DI KECAMATAN KALIWUNGU TUGAS AKHIR. Oleh: YOWALDI L2D

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

LAPORAN PENELITIAN ANALISIS TRANSFORMASI EKONOMI DAN PENENTUAN SEKTOR UTAMA PEREKONOMIAN PROVINSI BANTEN DI MASA DEPAN OLEH:

BAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau transformasi ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Transformasi struktural merupakan prasyarat dari peningkatan dan kesinambungan pertumbuhan serta penanggulangan kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan itu sendiri (Todaro, 1999). Proses perubahan struktur perekonomian ditandai dengan: (1) menurunnya pangsa sektor primer (pertanian), (2) meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri), dan (3) pangsa sektor tersier (jasa) juga memberikan kontribusi yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi (Todaro, 1999). Masalah yang sering diperdebatkan adalah: (1) apakah penurunan pangsa pangan sebanding dengan penurunan pangsa penyerapan tenaga kerja sektoral dan (2) industri berkembang cepat. Jika transformasi kurang seimbang maka dikuatirkan akan terjadi proses kemiskinan dan eksploitasi sumber daya manusia pada sektor primer (Supriyati dan Sumedi, 2001).

2 Sejarah pertumbuhan ekonomi negara-negara maju menunjukkan pentingnya pengaruh tingkat perkembangan struktural dan sektoral yang tinggi dalam proses pertumbuhan ekonomi. Beberapa komponen yang utama dari proses perubahan struktural tersebut antara lain mencakup pergeseran bertahap dari aktivitas sektor pertanian ke sektor non pertanian Pertumbuhan ekonomi telah mengakibatkan perubahan struktur perekonomian. Transformasi struktural sendiri merupakan proses perubahan struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri, perdagangan dan jasa, di mana masing-masing perekonomian akan mengalami transformasi yang berbeda-beda. Pada umumnya transformasi yang terjadi di negara sedang berkembang adalah transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri. Perubahan struktur atau transformasi ekonomi dari tradisional menjadi modern secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam ekonomi yang berkaitan dengan komposisi penyerapan tenaga kerja, produksi, perdagangan, dan faktor-faktor lain yang diperlukan secara terus menerus untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sosial melalui peningkatan pendapatan perkapita (Chenery, 1986). Pertumbuhan ekonomi nasional mempunyai pengaruh atas stuktur ekonomi daerah karena pertumbuhan nasional mempunyai pengaruh atas pertumbuhan daerah, sebab daerah merupakan bagian internal dari suatu negara. Indonesia merupakan negara kesatuan, dimana rencana pembangunan meliputi rencana nasional maupun rencana regional. Pembangunan ekonomi yang berorientasi pada sektor pertanian, industri, perdagangan dan jasa yang menyebabkan prestasi baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah menjadi lebih meningkat. Hal ini

3 dapat dilihat pada variabel seperti pendapatan daerah, penyerapan tenaga kerja, dan nilai tambah sebagai proporsi sebelumnya dalam struktur perekonomian negara maupun struktur perekonomian daerah selama kurun waktu tertentu Struktur ekonomi daerah berdampak pada peningkatan sektor-sektor perekonomian lainnya yang saling berkaitan. Suatu daerah dapat dikatakan maju apabila ditunjang dari segi pengetahuan masyarakat yang tinggi, adanya sumber daya alam yang cukup memadai yang dikelola oleh sumber daya manusia yang mempunyai potensi besar guna tercapainya kemajuan pembangunan daerah. Aspek penting lain dari perubahan struktural adalah sisi ketenagakerjaan bahwa pertumbuhan ekonomi melalui 2 proses transformasi dapat dicapai melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja di setiap sektor dan transfer tenaga kerja dari sektor yang produktivitas tenaga kerjanya rendah ke sektor yang produktivitas tenaga kerjanya lebih tinggi (Clark dalam Ketut, 2001). Peningkatan kegiatan ekonomi di berbagai sektor akan memberikan dampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap penciptaan lapangan kerja. Tanggung jawab ideal dari dunia kerja adalah bagaimana dapat menyerap sebesar-besarnya tambahan angkatan kerja yang terjadi setiap tahun, dengan tetap memperhatikan peningkatan produktivitas pekerja secara keseluruhan. Sebab dengan meningkatnya produktivitas, diharapkan upah juga meningkat sekaligus kesejahteraan pekerja dapat diperbaiki. Perubahan struktural tersebut juga memberikan dampak tidak langsung terhadap perubahan struktur ketenagakerjaannya. Ketidakserasian antara perkembangan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, secara umum akan menimbulkan kelemahan pada sistem penawaran dan permintaan tenaga kerja. Untuk mengetahui secara lebih

4 mendalam masalah-masalah ketenagakerjaan ini, perlu dikaji hubungan dan keterkaitan antara perkembangan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja dengan implikasinya pada perubahan struktur ekonomi. Kecenderungan wilayah yang berkembang dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatnya adalah dengan pembangunan disektor industri, pertanian, perdagangan dan jasa karena dianggap lebih mampu meningkatkan perekonomian dan menumbuhkan berbagai kegiatan yang saling berkaitan sehingga mampu berfungsi sebagai pendorong pembangunan. Pada awalnya struktur perekonomian di wilayah yang masih berkembang seperti di Provinsi Lampung pertumbuhan ekonomi masih didominasi oleh sektor pertanian, ini disebabkan sebagian besar penduduk yang bermata pencaharian bertani atau agraris. Kondisi tersebut berbeda dengan struktur perekonomian diwilayah yang telah maju. Dominasi perekonomian yang telah maju sangan didominasi oleh kegiatan ekonomi modern, seperti konsep struktur ekonomi negara maju yang memiliki sektor industri, perdagangan, dan jasa yang kuat. Sehingga dapat memberikan pembangunan struktur ekonomi yang lebih berarti atau berkembang dengan cepat. Adanya proses industrialisasi ini diharapkan dapat menanggulangi permasalahan peningkatan kebutuhan lapangan pekerjaan yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya transformasi struktural, yaitu proses pergeseran pertumbuhan sektor produksi dari yang semula mengandalkan sektor primer menuju sektor sekunder. Pergeseran pertumbuhan sektor produksi ini secara langsung juga akan berpengaruh pada perubahan komposisi tenaga kerja dari yang

5 semula bermata pencaharian utama pada sektor pertanian, bergeser ke sektor industri,perdagangan, keuangan dan jasa. Peningkatan kebutuhan lapangan pekerjaan pada sektor indusri dan jasa menjadikan sektor pertanian mengalami penurunan dalam pertumbuhannya. Daerah yang sedang berkembang sebagian besar penduduknya bekerja disektor pertanian. Namun semakin lama perkembangan dominasi sektor pertanian pun akan semakin menurun. Pada tahun 2001 tenaga kerja sektor pertanian Kabupaten Lampung Selatan masih menunjukan dominasi yang cukup besar yaitu sebanyak 408.528 jiwa, selain sektor pertanian, sektor perdagangan memiliki dominasi kedua yaitu sebesar 48.901 jiwa. Besarnya dominasi sektor pertanian pada awal tahun 2000-an terhadap penyerapan tenaga kerja Kabupaten Lampung Selatan, menunjukan bahwa ekonomi Lampung Selatan masih dalam proses berkembang. Sektor pertanian Lampung Selatan selama satu dekade memiliki kontribusi penyerapan tenaga kerja yang masih sangat dominan bila dibandingkan dengan sektor lain dengan besar rata-rata kontribusi selama 10 tahun terakhir 51,02 persen. Hal Ini menunjukan bahwa sektor pertanian Lampung Selatan menjadi sektor yang sangat besar manfaatnya bagi penyerapan tenaga kerja masyarakat.

6 Dari tabel 1pertumbuhan tenaga kerja Kabupaten Lampung Selatan sejak tahun 2001 sampai 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 6,50 persen. kontribusi sektor terbesar dalam penyerapan tenaga kerja pada tahun 2010 adalah sektor Pertanian yaitu sebesar 49,08 persen dan diikuti oleh sektor industri pengolahan yaitu sebesar 18,99 persen. Dominasi sektor pertanian dapat juga dilihat dari PDRB kabupaten Lampung Selatan pada sektor pertanian di tahun 2010 yaitu sebesar 46 persen,. Hal ini menunjukan bahwa peran sektor pertanian masih sangat besar penyerapannya terhadap tenaga kerja di Kabupaten Lampung Selatan. Sejak tahun 2001 sampai 2010 perkembangan PDRB pada sektor pertanian Lampung Selatan mengalami penurunan sebesar 7,56 persen menjadi 0,44 persen atau menurun sebesar 7,12 persen selama 5 tahun terahir. Namun disektor lain seperti industri pengolahan, komunikasi, perdagangan dan jasa-jasa mengalami pertumbuhan yang meningkat. Hal ini menunjukan bahwa Lampung Selatan sedang mengalami transformasi struktur ekonomi. Tabel 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2001-2010 Tahun PDRB Laju Pertumbuhan 2001 3.558.874-2002 3.697.854 3,76 2003 3.823.555 3,29 2004 3.987.720 4,12 2005 4.156.669 4,06 2006 3.492.899-19,00 2007 3.721.149 6,13 2008 3.908.422 4,79 2009 4.114.890 5,02 2010 4.348.906 5,38 Sumber: BPS Lampung Selatan

7 PDRB ekonomi Lampung Selatan pada tahun 2005 mengalami peningkatan yaitu sebesar 4,06 persen. Namun pada tahun 2006 PDRB Kabupaten Lampung Selatan mengalami penurunan sebesar 19 persen. Penurunan PDRB Kabupaten Lampung Selatan dikarenakan adanya pemekaran Kabupaten Pesawaran. Setelah dimekarkan Kabupaten Lampung Selatan Menjadi dua Wilayah administrative yang berbeda(kabupaten) di tahun 2007 PDRB Kabupaten Lampung Selatan mengalami Peningkatan sebesar 6,13 persen. Berkembangnya ekonomi Kabupaten Lampung Selatan secara keseluruhan menunjukan bahwa secara makro Lampung Selatan telah mampu tumbuh dan berkembang sesuai harapan. Namun perkembangan ekonomi Lampung Selatan secara sektoral tidaklah sama. Bila kita melihat sektor pertanian Kabupaten Lampung Selatan masih memiliki kontribusi yang sangat besar yaitu sebesar 46,56 persen. Hal ini cenderung menurun jika dibandingkan sepuluh tahun lalu yaitu sektor pertanian Lampung Selatan sebesar 50,9 persen kontribusinya terhadap PDRB atau dengan kata lain menurun sebesar 4,24 persen. Menurunnya pertumbuhan sektor pertanian Kabupaten Lampung Selatan menunjukan bahwa sektor pertanian Lampung Selatan tidak lagi sebagai sektor yang mendominasi ekonomi Lampung Selatan. Selain itu penurunan kontribusi sektor pertanian selama sepuluh tahun terahir mengindikasikan bahwa telah ada perubahan struktur ekonomi Kabupaten Lampung Selatan. Perubahan struktur ekonomi Kabupaten Lampung Selatan pastinya juga akan di ikuti oleh perubahan komposisi tenaga kerja yang semula bekerja di sektor pertanian (daerah berkembang) kini mulai bergeser pada

8 sektor-sektor yang memiliki potensi kearah struktur ekonomi modern (maju). Secara sektoral PDRB Kabupaten Lampung Selatan mengalami pertumbuhan yang berbeda, ada sektor yang mengalami penurunan dan juga ada sektor yang mengalami peningkatan kontribusinya terhadap PDRB Lampung Selatan. Secara keseluruhan sektor industry Kabupaten Lampung selatan terus mengalami penurunan. Sejak tahun 2001 sampai tahun 2010 sektor industry Kabupaten Lampung Selatan mengalami penurunan sebesar 2,52 persen. Namun hal sebaliknya terjadi pada sektor perdagangan dan jasa yang mengalami perkembangan yaitu sebesar 32,40 persen ditahun 2005 dan naik menjadi 38,74 persen ditahun 2010 atau meningkat sebesar 6,34 persen. Hal ini menunjukan bahwa sektor perdagangan dan jasa Lampung Selatan selama 6 tahun terakhir berkembang cukup pesat bila dibandingkan dengan sektor lainnya. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa kontribusi sektor pertanian selama 10 tahun terahir mendominasi PDRB Kabupaten Lampung Selatan dengan nilai rata-rata sebesar 48,8 persen. Kontribusi terbesar kedua pada sektor perdagangan, restoran dan hotel yaitu 11,85 persen di tahun 2010. Mengingat bahwa sektor pertanian sebagai sektor yang unggul dalam maka tentunya dibutuhkan kondisi atau iklim usaha yang sehat dan kondusif, serta sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendukung keberhasilan dan keberlanjutan proses pembangunan di wilayah Kabupaten Lampung Selatan. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan terhadap tenaga kerja sektor industri yang disebabkan oleh industrialisasi di Kabupaten Lampung Selatan. Maka perlu kajian lebih mendalam untuk mengetahui bagaimana pengaruh terjadinya perubahan struktur

9 ekonomi pada pertumbuhan ekonomi daerah dan penyerapannya terhadap tenaga kerja. Kajian yang kemudian akan dilakukan adalah analisis terhadap perubahan struktur ekonomi yang terjadi didaerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar. Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, Oleh Karena Itu penulis mengambil judul Analisis Struktur Perekonomian Kabupaten Lampung Selatan Dengan Menggunakan Pendekatan Shift Share Tahun 2001-2010 B. Rumusan Masalah Dengan adanya perubahan pergeseran penyerapan tenaga kerja dan konstribusi tingkat PDRB, struktur perekonomian di Kabupaten Lampung Selatan mengalami perubahan dari struktur perekonomian tradisional yang mengandalkan sektor pertanian menuju struktur perekonomian modern yang lebih mengandalkan sektor industri, perdagangan dan jasa. Dari uraian latar belakang diatas maka dapat diambil pokok permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penyerapan tenaga kerja terhadap sektor pertanian, industri, perdagangan dan jasa dengan adanya pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Lampung Selatan?

10 C. Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis struktur ekonomi daerah berdasarkan shift share dilihat penyerapan tenaga kerja dan kontribusi terhadap PDRB di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2001-2010. Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan untuk penelitian sendiri dan syarat penyelesaian studi Strata Satu (s1) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 2. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan kajian bagi peneliti lainnya agar dapat memberikan konstribusi yang positif bagi penelitian-penelitian selanjutnya. D. Kerangka Pemikiran Dalam suatu Struktur ekonomi Tenaga Kerja dan Produk Domestik Regional Bruto adalah yang paling penting karena untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah ditunjukkan oleh data Tenaga Kerja dan Produk Domestik Regional Bruto. Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku yang digunakan untuk mengetahui perubahan struktur ekonomi. Perubahan struktur sektor pertanian yaitu perubahan pola komposisi produksi, urutan produksi dan perubahan sumberdaya yang digunakan. Dalam proses pertumbuhan ekonomi, pangsa sektor pertanian baik dalam PDRB maupun dalam kesempatan kerja menurun sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita. Proses pertumbuhan PDRB juga disertai pertumbuhan sektor pertanian yang meningkat dengan cepat

11 bersamaan dan bahkan mendahului pertumbuhan PDRB (Menurut Hayami dan Ruttan 2001). Sektor industri mempunyai ketergantungan yang erat dengan sektor pertanian. Perkembangan sektor industri akan disertai dengan penurunan keuntungan jika tidak didukung oleh perkembangan sektor pertanian. Hal ini disebabkan oleh karena sektor industri tidak menghasilkan bahan makanan. Sektor industri tidak dapat berkembang tanpa didukung perkembangan sektor pertanian. Adanya tingkat pertumbuhan ekonomi atau produksi yang tidak merata, dan sisi lain tidak diikuti oleh kemampuannya dalam penyerapan tenagakerja akan membawa konsekuensi terjadinya perubahan struktur dari kedua aspek tersebut yang semakin menjauh baik antar sektor maupun antar subsektor pada masing-masing sektor. Pada bahasan berikut berturut-turut akan dilihat perubahan dari struktur tersebut baik antar sektor maupun antar subsektor yang difokuskan pada sektor pertanian, mengingat sektor ini masih menjadi tumpuan sebagian pekerja Indonesia. Dari uraian tersebut dapat diambil penjelasan mengapa revolusi industri dan revolusi pertanian terjadi bersamaan dan mengapa negara dimana sekitar sektor pertanian mengalami kelambatan, maka sektor industri mengalami perkembangan.adanya keserasian antara pertumbuhan sektor pertanian dengan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sektor pertanian mempunyai keterkaitan dengan kebijakan ekonomi secara keseluruhan.

12 Serta sektor yang digunakan untuk melihat struktur perekonomian suatu wilayah adalah sektor pertanian, Industri, Perdagangan dan Jasa yang sangat mempengaruhi dan memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian ketimbang sektor-sektor yang lainnya. Sehingga dapat diambil kerangka pemikiran seperti pada gambar 2.3 STRUKTUR EKONOMI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TRANSFORMASI SEKTORAL 1. Pertanian 2. Industri 3. Perdagangan 4. Jasa PERGESERAN KONTRIBUSI DAN PENYERAPAN 1. Tenaga Kerja 2. PDRB Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Struktur Perekonomian