III. METODE PENELITIAN. penelitian suatu subyek akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Negeri 1 Tri Tunggal Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

III. METODE PEMBELAJARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Clas room action research) CAR. Dari namanya sudah

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

I. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan,

III. METODE PENELITIAN. dilaksanakan pada siswa kelas VI SDN 1 Wates Kecamatan Gadingrejo

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003 : 93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

I. METODOLOGI PENELITIAN. meningkatkan atau mengefektifkan proses belajar mengajar dengan menggunakan

METODOLOGI PENELITIAN. karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan. hal ini peneliti akan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang di anut dalam. pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV A SD Negeri 5

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan dilaksanakan

III. METODE PENELITIAN. penelitian terhadap subyek yang akan diteliti. guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada

III. METODE PENELITIAN. suatu penelitian terhadap suatu subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti

I. METODE PENELITIAN. atau disebut juga dengan Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindak kelas ( PTK )karena

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena

III. METODOLOGI PENELITIAN. karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan

METODE PENELITIAN. Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Classroom Action Research) CAR. Dari namanya sudah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman peneliti tindak kelas (Clas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis, maka dalam penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITAN. tertentu yang sesuai dengan persedur penelitian. Penelitan tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

III. METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan

METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, peneliti ini menggunakan metode tindakan

METODOLOGI PENELITIAN. penyelidikan atau mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan

III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian tindakan kelas (Clas room action

III. METODE PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang

I. METODOLOGI PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid,

METODOLOGI PENELITIAN

I. METODE PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang

III. METODE PENELITIAN. (classroom action research) yang mampu menawarkan cara baru untuk

I. PENDAHULUAN. tetapi pada siswa.orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan

I. METODOLOGI PENELITIAN. kelas, (Classroom Action Research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan

III. METODE PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode tindak

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

I. METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dengan jumlah 20 orang peserta didik yang terdiri dari 10 orang peserta didik putra dan 10

Tolak Peluru. Presented By Suci Munasharah

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. kelas, (Class Room Action research). Jenis penelitian ini mampu

III. METODOLOGI PENELITIAN. mencakup telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh

I. PENDAHULUAN. Peranan dan fungsi guru Penjaskes yang baik akan tewujud apabila memiliki

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Tema/Topik

I. METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research). Menurut Suhardjomo (2007: 58) Penelitian

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS PERTAMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Tema/Topik

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Tolak Peluru dan Aspek-Aspeknya. bermula diletakkan dipangkal bahu.

I. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. bersifat spesifik melalui putaran-putaran spiral orientasi, rencana, diteruskan dengan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN. pada siswa kelas V semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

III. METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka

SURAT KETERANGAN Nomor: / /2012

PENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI METODE LEARNING TOGETHER

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

METODE PENELITIAN. membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan diteliti.

UPAYA MENINGKATKAN TEKNIK DASAR TOLAK PELURU MELALUI MODIFIKASI ALAT DI SMP NEGERI 22 PALEMBANG

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI MENGGUNAKAN MEDIA YANG DIMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. Samiun Alim

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kondisi awal hasil belajar passing bawah bola voli siswa putra kelas V

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan pada siswa kelas IV

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. : Bola Volley (Passing Atas dan Smash)

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. sampai dengan Mei Tahun Pelajaran 2011/2012

I. PENDAHULUAN. gerak dasar atletik berdasarkan konsep gerak yang benar serta nilai-nilai yang

Nama Sekolah : SMA KARYA PEMBANGUNAN : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : X / 1 Pertemuan : Pertemuan pertama

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon. Adapun alasan peneliti memilih

KRITERIA/KETUNTASAN PENSKORAN. No Aspek Komponen Skor Keterangan 1 Sikap Badan 1. Condong ke depan 2. Pandangan ke depan 3.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :


BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Latar Dan Karakteristik Subjek Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 7 Bulango Selatan Kabupaten Bone

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PEMBELAJARAN TOLAK PELURU MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK PADA SISWA KELAS IV SDN I JOMBOR KECAMATAN JUMO TEMANGGUNG SKRIPSI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum penelitian ini dilakukan, langkah yang harus dilakukan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kedua, dan seterusnya sistem spiral yang saling terkait perlu diperhatikan

Transkripsi:

23 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasikan dari suatu penelitian suatu subyek akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan dilaksanakan pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Batu Putu Bandar Lampung dengan alasan bahwa siswa kelas VI memiliki kemampuan sangat rendah dalam melakukan kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani khususnya tolak peluru. Penelitian tindakan kelas menurut (Muhajir,1997) bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain. Dengan bercirikan sebagai berikut: 1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual dalam dunia kerja. 2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik. 3. Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral.

24 Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan kemampuan keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembelajaran di kelasnya dan atau di sekolahan sendiri. Pelaksanaan penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan di setiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Dalam pelaksanaan nya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran atau spiral yang disetiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan observasi dan refleksi. Seperti digambarkan di bawah ini: Siklus Penelitian Tindakan Kelas a b a b a b I II III d c d c c d ccc c Gambar 10. Siklus Penelitian Tindak Kelas Diadopsi dari (Muhajir,1997) Keterangan Gambar: - a : Rencana - b: tindakan - c: observasi - d: refleksi

25 B. Subyek Penelitian Untuk memperoleh data suatu penelitian diperlukan suatu sumber data yang terdiri dari suatu subyek penelitian, seperti yang diterangkan Suharsimi (1991:102) adalah : Subyek penelitian adalah keseluruhan obyek penyelidikan yaitu berisi seluruh siswa. Yaitu dimaksud subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V1 SD Negeri 2 Batu Putu Bandar Lampung sebanyak 31 siswa, yang terdiri dari 11 putra dan 20 putri. C. Ruang Lingkup Penelitian (PTK) 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Batu Putu Bandar Lampug. Kelas VI di semester 1. 2. Pelaksanaan penelitian. Lama waktu yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dua bulan 3. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK disetiap siklusnya. Alat itu berupa indikator-indikator penilaian gerak melempar tolak peluru. Bentuk indikator dalam tolak peluru adalah: 1). Persiapan, 2). Awalan,.3). Sikap tolak, 4). Pelepasan, dan 5). Pemulihan. Instrumen untuk menganalisis keterangan gerak dasar tolak peluru diadaptasi dari International Atletik Assosiation Federation (IAAF-2000).

26 Menurut Freire and Cuningham dalam Muhajir (1997) alat ukur untuk instrumen dalam PTK dikatakan valid, bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk menghadapi masalah yang dihadapi. Sehingga kreteria validitas PTK terletak pada aplikatifnya atau berfungsinya tindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang dihadapi. Cara penilaian pada proses pembelajaran gerak dasar tolak peluru ini dengan melihat nilai dari tahap persiapan, awalan, sikap tolak, pelepasan dan pemulihan. Jika siswa memenuhi setiap aspek pada tahap tahap proses gerak tolak peluru maka siswa mendapatkan nilai 0-5. Sedangkan aspekaspek dari tahap tersebut meliputi: 1. Persiapan 1.1 Sikap tubuh Posisi menyamping ke arah tolakan, berat badan berada pada kaki sebelah kanan (kaki bagian belakang) 1.2 Kaki Kaki kanan di belakang dan ditekuk, sedangkan kaki kiri di depan dan lurus 1.3 Peluru Dipegang di tangan dan diletakan pada leher di bawah rahang. 1.4 Lengan Selama kaki bergerak posisi kedua lengan tetap seperti tahap persiapan. 1.5 Badan Berat badan berada pada kaki kanan.

27 2. Awalan 2.1 Kaki Letakkan kaki kanan di belakng dan ditekuk, untuk bergeser cepat ke arah Tolakan. 2.2 Peluru Tetap menempel pada leher di bawah rahang. 2.3 Lengan Selama kaki bergerak posisi kedua lengan tetap seperti tahap persiapan 2.4 Badan Berat badan tetap bertumpu pada kaki kanan agar percepatan peluru terjaga. 2.5 Sikap tubuh Posisi tubuh menyampingi arah tolakan sehingga, bahu kiri menghadap arah tolakan. 3. Sikap Tolak 3.1 Sikap tolak Posisi menyamping ke arah daerah lemparan atau tolakan. 3.2 Kaki Dorong kaki kanan hingga lurus kekuatan penuh, tegakkan badan dan luruskan kaki kiri. 3.3 Peluru Peluru tetap dijaga agar leher tidak terkena peluru saat melakukan tolakan.

28 3.4 Lengan Lengan kiri diangkat ke atas (sejajar bahu) dan ditekuk. Siku kanan sedikit terangkat. 3.5 Badan Berdayakan kaki kanan dan seluruh badan membantu tolakan. 4. Pelepasan 4.1 Sikap tubuh Diputar ke arah lemparan yang berporos pada gerakan kaki kanan. 4.2 Kaki Kaki kanan diluruskan secara cepat dan diputar ke arah sektor lempar, demikian pula dengan kaki kiri 4.3 Peluru Selama proses gerakan kaki, peluru tetap menempel pada leher atas di bawah rahang. 4.4 Lengan Setelah tubuh menghadap ke arah sektor lempar, lengan kanan diluruskan secara cepat ke arah depan atas dan jari-jari melepaskan peluru dengan lecutan yang cepat. Lengan \ bahu kiri memblok gerakan tubuh. 4.5 Badan Menghadap ke sektor lempar, sikap membusur.

29 5. Pemulihan 5.1 Kaki kiri Dipindahkan dengan cepat ke belakang. 5.2 Kaki kanan Dipindahkan dengan cepat ke depan dan lutut ditekuk. Titik tertinggi di atas belakang bahu kiri, titik terendah di depan kaki kanan 5.3 Badan Dibungkukkan 5.4 Lengan Terbuka menjaga keseimbangan. 5.5 Pandangan Ke arah bawah D. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes dan pengamatan di lapangan untuk mengumpulkan informasi dan menilai atau mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran tolak peluru gaya menyamping E. Teknik Analisis data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk mengumpulkan informasi, menganalisa dan menilai atau mengevaluasi hasil dari proses belajar mengajar dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran.

30 Setelah data terkumpul melalui tindakan setiap siklus, selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, persentase dan normative. Untuk melihat kualitas hasil tindakan di setiap siklus digunakan rumus (Subagio 1991:107 dalam Surisman 1997) sebagai berikut : P = x 100 % Keterangan rumus: P: Persentase keberhasilan F: Jumlah yang berhasil N: Jumlah siswa yang melakukan tes Untuk melihat keefektifan hasil tindakan pada PTK ini digunakan perhitungan yang dikemukakan oleh Goodwin dan Coates, dalam Surisman (1997) dengan rumus sebagai berikut: Hasil Pembelajaran E = 100 % Keterangan rumus: E : Efektifitas gerak melempar pada siswa n : Rerata nilai siklus ke 2 i : Rerata nilai tes awal atau tes sebelum tindakan Bila hasil perhitungan meningkat 50 % ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.

31 F. Proses Pembelajaran Ketrampilan Gerak Dasar Tolak Peluru Siklus I Rencana : Waktu yang digunakan adalah 10 menit 1. Menyiapkan alat-alat berupa bola plastik yang besarnya sama dengan peluru sebenarnya berjumlah 16 buah, Kapur untuk membuat garis dan pancangpancang yang diberi bendera, yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan. 2. Menyiapkan siswa-siswi kelas VI yang berjumlah 31 anak, yang terdiri dari 11 putra dan 20 putri. Untuk mengikuti proses belajar dan mengajar pendidikan jasmani khususnya tolak peluru. Tindakan: Waktu yang digunakan adalah 60 menit 1. Membarisan anak menjadi 4 baris 2. Setelah anak dibariskan guru memimpin doa 3. Melakukan pemanasan selama 10 menit dalam bentuk permainan 4. Memberikan petunjuk, mendemonstrasikan cara melaksanakan siklus pertama 5. Melakukan pelemparan peluru ke arah depan dengan menggunakan bola Plastik yang besarnya sama dengan tolak peluru sebenarnya. 6. Pengulangan menolak peluru gerak dasar menyamping dengan satu langkah minimal 5 kali setiap siswa

32 Observasi: Waktu yang digunakan adalah 20 menit Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat diulang untuk menjaga objektifitas penilaian. Dari observasi siklus I terdapat peningkatan proses pembelajaran namun belum signifikan. Refleksi: 1. Hasil observasi disimpulkan, bahwa tindakan siklus pertama dengan menggunakan latihan melempar peluru keberbagai arah dengan menggunakan bola plastik yang besarnya sama dengan tolak peluru sebenarnya, sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak dasar tolak peluru, namun masih terdapat kekurangan. 2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana penulis berencana memberikan latihan belajar pembentukan sikap menolak dengan menggunakan bola plastik yang besarnya sama dengan peluru sebenarnya yang diisi dengan semen. Siklus II Rencana : Waktu yang digunakan adalah 60 menit 1. Menyiapkan peralatan berupa bola plastik yang besarnya sama dengan tolak peluru sebenarnya yang diisi dengan semen, sebanyak 16 buah. Dan skenario pembelajaran berupa perangkat pembelajaran (RPP), data terlampir.

33 2. Menyiapkan siswa-siswi kelas VI yang berjumlah 31 anak, yang terdiri dari 11 putra dan 20 putri. Untuk mengikuti proses belajar dan mengajar pendidikan jasmani khususnya tolak peluru. 3. Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera untuk mengambil gambar yang berhubungan saat penelitian dilaksakan baik siswa, peraga, dan petugas observasi. 4. Menyiapkan instrumen indikator-indikator keterampilan gerak dasar tolak peluru diantaranya,tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan gerak lanjutan, berupa format penilaian sebanyak 31, untuk mengevaluasi dan mengobservasi Tindakan (data terlampir). Tindakan : Waktu yang digunakan adalah 60 menit 1. Membarisan anak menjadi 4 baris 2. Setelah anak dibariskan guru memimpin doa 3. Melakukan pemanasan selama 10 menit dalam bentuk permainan 4. Memberikan petunjuk, mendemonstrasikan cara melaksanakan siklus II 5. Memberi petunjuk cara pelaksanaan siklus ke dua 6. Guru memberikan alat memodifikasi dengan bola plastik yang besarnya sama dengan tolak peluru sebenarnya yang diisi dengan semen. 7. Setiap siswa melakukan gerakan tolakan seperti yang telah dicontohkan guru sebanyak sebanyaknya tolakan.

34 Observasi : Waktu yang digunakan adalah 20 menit. Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai /dievaluasi dari hasil siklus kedua dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat diulang untuk menjaga objektifitas penilaian. Refleksi: Hasil observasi siklus kedua didiskusikan dan disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua dengan melakukan latihan belajar pembentukan sikap menolak terdapat peningkatan yang sangat signifikan dengan prosentase rata-rata diatas 50 %, untuk itu penulis beranggapan bahwa penelitian ini dikatakan berhasil dan mendapat nilai yang memuaskan.