BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang di Indonesia kita kenal dengan nama penyakit gula atau kencing

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

The JaMMiLT ISSN The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh hormon pankreas atau tidak berfungsinya hormon insulin dalam menyerap gula

Sistem Ekskresi Manusia

yang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam proses penyimpanan Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurang produksi hormon

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL TAHUN

HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN BETA HIDROKSI BUTIRAT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Obat Herbal Diabetes Pencegah Ketoasidosis & Keton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Komplikasi akut adalah gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah

Definisi Diabetes Melitus

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan

Dosis : 0,2-1 unit/kgbb/hari, diberikan secara subkutan 1-2 x/hari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, dan kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : ERICA PUSPA NINGRUM : J1C111208

PERANCANGAN ALGA PURIN (ALAT PERAGA PEMBENTUKAN & PENGUJIAN URIN) MELALUI MANIPULASI CARA KERJA NEFRON

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 9. Ciri-Ciri Makhluk Hidup Latihan Soal 9.1

KETOASIDOSIS DIABETIK

KETOASIDOSIS DIABETIK

BAB I PENDAHULUAN. hasil laboratorium yang baik dan terpercaya. Salah satu pemeriksaan laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seimbangkan Kadar Gula Darah Anda Sekarang

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

BAB I PENDAHULUAN. suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman

ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gula darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

Dr. Siti Nurul Q, Sp PK PDSPATKLIN CAB SMG RSUD SOEWONDO PATI

repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV

TUJUAN ANALISIS BIOKIMIA URIN

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. uretra. Volume urin sekitar ml/24 jam, dengan komposisi air sekitar

BAB XII. Kelenjar Pankreas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidap diabetes. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, tinggal di kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KETOASIDOSIS DIABETIK. yang serius, suatu keadaan darurat yang harus segera diatasi. Merupakan

EFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang khas dengan gejala-gejala kadar gula darah tinggi, glukosuria dan setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk akhir metabolisme karbohidrat serta sumber energi utama pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan. Biaya untuk memenuhi pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular dan penyebab utama end stage renal disease (ESRD). Kematian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RUMAH BIRU (BIOETANOL URIN MANUSIA) Dari Masyarakat Untuk Masyarakat Oleh : Benny Chandra Monacho

GAMBARAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA ORANG YANG KURANG TIDUR DI USIA PRODUKTIF

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisis Urinalisis merupakan suatu metode analisa untuk mengetahui zat-zat yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine. Urinalisis berasal dari bahasa Inggris yang merupakan gabungan dari kata urine dan analysis. 1. Definisi Urine Urine merupakan hasil metabolisme tubuh yang diekskresikan oleh ginjal dan dikeluarkan oleh tubuh melalui proses urinalisis dalam bentuk cairan (Iqbal ali, 2008). 2. Proses Pembentukan Urine Proses terbentuknya urine adalah melalui organ ginjal. Ginjal bertugas untuk membuang zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh, dan zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh direabsorpsi kembali ke aliran darah. Urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk ke dalam ginjal melalui glomerulus yang disebut sebagai proses ultrafiltrasi. Pada simpai bowman, hasil filtrasi di tampung kembali untuk selanjutnya dibawa ke tubulus gunjal dan terjadi penyerapan kembali zat-zat yang sudah disaring. Sisa cairan yang tidak dibutuhkan akan diteruskan ke piala ginjal dan keluar bersama urine melalui ureter (Syaifuddin, 2003). Terbentuknya urine melalui 3 proses yaitu filtrasi, sekresi dan reabsorbsi. 5

6 a. Proses Filtrasi Proses filtrasi terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen pada glomerulus sehingga terjadi penyerapan darah. Bagian cairan darah kecuali protein sebagian tersaring dan ditampung oleh Simpai Bowman yang terdiri dari air, natrium, glukosa, sulfat yang kemudian diteruskan ke tubulus ginjal (Syaifuddin, 2003). b. Proses Reabsorbsi Reabsorbsi adalah suatu proses penyerapan kembali sebagian glukosa, asam amino, protein bersama air masuk ke filter glomerulus kemudian ke aliran darah melalui tubulus proksimal. Tubulus proksimal juga mengembalikan natrium, fosfat, dan kalium. Secara halus, tubulus distal bekerja mengatur konsentrasi ion-ion natrium, kalium, bikarbonat, hidrogen dan fosfat serta Simpai Henle berfungsi mereabsorbsi air dan natrium (Frances K Widmann, 1995). c. Proses Sekresi Proses sekresi merupakan proses penyerapan sisa filtrasi dan reabsorbsi urine yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal kemudian masuk ke ureter dan keluar melalui vesica urinaria bersama urine (Syaifuddin, 2003). B. Benda Keton Benda keton merupakan produk metabolisme asam lemak dan protein yang terdiri dari 3 senyawa yaitu asam asetoasetat, aseton dan asam beta hidroksibutirat, ketika tubuh mengalami gangguan metabolisme, terutama

7 gangguan metabolisme karbohidrat, maka tubuh akan menggunakan simpanan asam lemak dan protein sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi (Riswanto, 2010). Keton dalam keadaan normal diproduksi oleh hati sebagai metabolisme asam lemak. Hati akan mengubah lemak menjadi aseton sebagai bahan bakar oleh otot ketika tubuh tidak memiliki cukup glukosa. Peningkatan keton di dalam urin dan darah menyebabkan asam lemak bekerja sebagai pengganti metabolisme karbohidrat karena kurangnya asupan glukosa sebagai pembentukan energi didalam tubuh (John dkk, 2011). Benda keton yang sering dijumpai didalam urin adalah asam asetoasetat dan aseton. Kedua senyawa tersebut berada didalam urin karena keton memiliki struktur yang kecil sehingga dapat diekskresikan kedalam urin. Asam asetoasetat dan aseton yang mengalami peningkatan disebut Ketosis. Ketosis yang terjadi didalam urin disebut Ketonuria (Riswanto, 2010). O Rumus bangun senyawa aseton O O Rumus bangun senyawa asam asetoasetat OH OH O OH Rumus bangun asam beta hidroksibutirat Gambar 1. Rumus bangun benda keton (Haryanto Arlen, 2016)

8 Ketonuria akibat gangguan metabolisme karbohidrat terjadi pada penderita diabetes melitus, pelaku program diet, serta gangguan kehamilan seperti Hiperemesis. Pada ibu hamil trimester I, sekitar 80% mengalami Hiperemesis gravidarum yang ditandai dengan mual, muntah, susah makan dan rasa lemah pada badan. Hal ini dapat mengganggu metabolisme tubuh dan menyebabkan komplikasi seperti dehidrasi, hipokalemia, penurunan berat badan dan ketonuria (J Indon Med Assoc, 2011). Peningkatan kadar ketonuria didalam tubuh dapat menyebabkan ketoasidosis dan penurunan ph darah jika tidak segera mendapatkan penanganan, pada ibu hamil dapat menyebabkan kematian janin serta ketoacidic koma. Keton di dalam urin dapat dideteksi dengan melakukan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan ketonuria. Pemeriksaan ketonuria dapat dideteksi dengan beberapa metode sepertimetode Gerhardt, metode dipstick dan metode Rothera (Riswanto, 2010). 1. Ketonuria Istilah benda keton terdiri dari 3 senyawa yaitu asetoasetat, aseton dan beta hidroksibutirat. Diantara 3 senyawa tersebut yang pertama kali dibentuk oleh hati adalah asetoasetat. Secara enzimatis, asetoasetat direduksi menjadi beta hidroksibutirat dan aseton. Beta hidroksibutirat merupakan benda keton yang kadarnya terbesar selama ketogenesis, namun metode yang digunakan untuk mendeteksi keton di dalam urin tersebut tidak tersedia (Moh Rizki, 2015).

9 Normalnya benda keton tidak terdapat di dalam tubuh sebagai produk akhir dari metabolisme karbohidrat dan asam lemak karena produk akhir dari metabolisme asam lemak adalah karbondioksida dan air. Di dalam tubuh penderita yang mengalami gangguan karbohidrat seperti diabetes mellitus, ketersediaan karbohidrat menjadi terbatas karena kadar insulin yang rendah sehingga terjadi peningkatan glukosa yang melebihi ambang batas. Peningkatan glukosa ini, akan mempengaruhi metabolisme lemak yang bekerja sebagai pengganti metabolisme karbohidrat dalam pembentukan energi (Kaplan, 1992). Lemak akan dihidrolisis, menghasilkan asam lemak dan gliserol kemudian dikatabolisme dengan melepas 2 atom karbon menghasilkan asetil KoA. Penumpukan asam lemak yang terus menerus akan mengakibatkan terjadinya penumpukan asam aseto asetat didalam tubuh. Asam aseto asetat dapat terkonversi menjadi aseton dan adanya karbondioksida akan membentuk asam beta hidroksibutirat, ketiga senyawa tersebut disebut benda keton. Hal ini menyebabkan siklus Krebs bekerja lebih maksimal karena sebagian besar asetil koa mengalami peningkatan, maka mitokondria mulai mengaktifkan ketogenesis. Ketogenesis terjadi akibat ketosis yang memanjang sehingga menyebabkan terjadinya gangguan tubuh seperti ketonemia dan ketonuria (Robert R, 2002). Ketonemia adalah sejumlah besar benda keton yang dilepaskan ke dalam darah sehingga terdeteksi di dalam darah, sedangkan ketonuria merupakan terjadinya peningkatan benda keton di dalam darah yang melebihi

10 nilai ambang batas ginjal yang kemudian diekskresikan ke dalam urin. Benda keton tidak signifikan ada di dalam urin yang normal maupun semalaman berpuasa, akan tetapi, keton merupakan sumber penting bagi pembentukan energi ketika ketersediaan glukosa dibatasi. Tubuh akan mengalami gangguan metabolisme yang disebabkan oleh beberapa hal yaitu diabetes melitus, kelaparan, gangguan kehamilan maka kadar glukosa di dalam tubuh sebagai bahan pembentukan energi akan berkurang (Riswanto, 2015). Benda keton yang berada di dalam urin dan darah memiliki presentase yang berbeda pada masing-masing produk dan sesuai dengan tingkat keparahan kondisi, antara lain sebanyak 78% beta hidroksibutirat, 20% asetoasetat dan 2% aseton (Riswanto, Moh Rizki, 2015). Beberapa faktor penyebab ketonemia dan ketonuria antara lain : 1. Tubuh tidak mampu menggunakan karbohidrat sebagai bahan pembentukan energi, misalnya pada penderita diabetes melitus. 2. Ketidakseimbangan tubuh dalam mengatur pola makan seseorang yang melakukan program diet, karena kelaparan, paparan dingin dan demam akut pada anak-anak. 3. Hilangnya karbohidrat karena sering muntah,biasanya terjadi pada ibu hamil trimester I serta adanya gangguan reabsorpsi ginjal. Pemeriksaan ketonuria sangat membantu dokter dalam pengelolaan dan pemantauan pada pasien dengan indikasi diabetes mellitus. Selain itu, ibu hamil yang mengalami gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan hiperemesis kemungkinan akan ditemukan hasil ketonuria positif.

11 Ketonuria positif pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis terjadi karena ketidakseimbangan karbohidrat didalam tubuh yang disebabkan karena seringnya muntah dan berkurangnya nafsu makan sehingga menyebabkan penderita tidak mendapatkan asupan makanan dengan baik dan kadar glukosa didalam darah menjadi rendah, sehingga tubuh akan menggunakan lemak sebagai bahan pengganti karbohidrat dalam proses pembentukan energi. 2. Gejala-gejala Ketonuria Menurut Tilley, 2000, gejala yang menunjukkan adanya indikasi terhadap ketonuria yaitu: a. Polidipsi (banyak minum) b. Poliuri (banyak kencing) c. Kondisi tubuh lemah dan mudah lelah 3. Metode Pemeriksaan Ketonuria Metode pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya aseton dan asam asetoasetat di dalam urin yaitu dengan pereaksi nitroprusida yang banyak digunakan oleh laboratorium. Reaksi Nitroprusida pertama kali dikembangkan oleh Legal pada tahun 1883 dan kemudian pada tahun 1908 dimodifikasi oleh Rothera (Riswanto, 2015). Beberapa metode yang digunakan untuk pemeriksaan keton urin antara lain dengan uji Rothera, uji Gerhardt, dan yang sekarang banyak digunakan oleh laboratorium adalah dipstick. Uji Rothera merupakan reaksi antara Natrium Nitroprusid dengan asam asetoasetat dan aseton membentuk senyawa yang berwarna ungu/terbentuknya cincin ungu jika keton urin

12 positif, jika keton urin negatif, maka akan berwarna coklat muda (Hardjoeno,H ; Fitriani, 2007). Pada tahun 1865, sebelum menggunakan Uji Rothera, untuk mendeteksi adanya keton urin yaitu dengan uji klorida (Uji Gerhardt). Salisilat merupakan zat pengganggu, karena menyebabkan hasil positif sehingga tes ini tidak digunakan lagi. Uji Gerhardt merupakan reaksi antara besi klorida dengan asam diasetat membentuk senyawa yang berwarna merah anggur atau merah Bordeaux. Tingkat sensitifitas pada uji ini sangat rendah yaitu berkisar antara 25-50 mg/dl asam diasetat. Hasil yang dapat dilaporkan pada tes ini yaitu secara kualitatif (Riswanto, 2015). Penentuan keton urin telah menggunakan metode dipstick yang lebih cepat dan mudah seiring berkembangnya zaman. Uji dipstick dilakukan dengan cara mencelupkan strip reagen/dipstick pada urin segar dan ditunggu selama 15 detik, lalu diamati terjadinya perubahan warna pada strip reagendan, jika strip berwarna merah anggur/ungu maka hasil ketonuria positif, sebaliknya jika tidak terjadi perubahan warna pada strip maka hasil ketonuria negatif. Uji ketonuria dengan strip reagen lebih sensitif terhadap asam asetoasetat daripada aseton karena sifat aseton yang mudah menguap. Pada Uji Dipstick, ketonuria dapat menggunakan tablet Acetest atau strip reagen Ketostix atau dengan strip reagen multitest seperti Chombur, Multistix, Arkray, dan sebagainya (Riswanto, 2010).

13 Gambar 2. Stick Chombur (Medisave Supply, 2016) Stick Chombur merupakan salah satu stick yang digunakan dalam pemeriksaan urinalisis dan cara pembacaannya dengan menggunakan alat urysis analyzer. 4. Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan Ketonuria yang tinggi merupakan suatu tanda klinis adanya penyakit karena ketidakseimbangan metabolisme karbohidrat. Ketonuria positif ditemukan pada penderita dengan kondisi kelaparan, gangguan kehamilan (hiperemesis), diabetes mellitus dan hipokalemia. Hasil ketonuria dapat menunjukkan positif palsu maupun negatif palsu karena ada beberapa faktor yang dapat mengganggu pemeriksaan (John dkk, 2011). Berikut ini merupakan faktor yang menyebabkan hasil positif palsu : 1. Terlalu banyak mengkonsumsi vitamin C. 2. Terlalu lama dalam memberikan sampel urine kepada petugas. 3. Pasien dengan pengkonsumsi obat seperti levodopa, asam askorbat, isopropyl, paraldehida dan insulin. 4. Urine dengan ph rendah dan berat jenis yang tinggi.

14 Selain menyebabkan hasil positif palsu juga dapat menyebabkan hasil negatif palsu antara lain: 1. Sampel urin yang disimpan pada suhu kamar dalam waktu yang lama. 2. Pada tahap pra analitik yang tidak sesuai dengan prosedur. 3. Penundaan pemeriksaan dalam waktu yang lama. C. Kerangka Teori Gangguan metabolisme karbohidrat Hiperglikemia Diabetes mellitus Kurangnya insulin Asam lemak Asetil KoA Benda keton : - Aseton - Asamasetoasetat - Asam beta hidroksibutirat Ketogenesis Ketosis Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan: 1. Sampel yang terlalu lama disimpan 2. Penundaan pemeriksaan 3. Penutupan reagen dipstick yang kurang rapat Rothera Ketonemia Ketonuria Dipstick Intensitas warna

15 D. Kerangka Konsep Metode Rothera Keton urine Metode dipstick E. Hipotesis dipstick. Ada perbedaan hasil ketonuria metode Rothera dengan metode