ANALISA DATA NILAI KERUSAKAN VISUAL (NKV) DAN RIDING QUALITY (RQ)

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

ruas jalan mengalami kerusakan dan 15 ruas lainnya sedang mengalami perbaikan. Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bapekko),

pergerakan manusia dan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan aman, pengguna jalan perlu terus dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan

ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.

TUGAS AKHIR. Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong sawo No. 8 Surabaya. Tjia An Bing NRP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Survey lapangan yang dilakukan bertujuan untuk peninjauan dan

Peta Sistem Drainase Saluran Rungkut Medokan

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pencapaian penelitian secara optimal sangat ditentukan pada kadar pemahaman

Perencanaan Sistem Drainase Jalan

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE STADION BATORO KATONG KABUPATEN PONOROGO

Gambar 2.1.Komponen Drainase Sistem Polder yang Ideal

III - 1 BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

PERANCANGAN SISTEM DRAINASE

PERENCANAAN DRAINASE LAPANGAN SEPAK BOLA STADION GRESIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perancangan Detail Peningkatan Ruas Jalan Cihampelas Kota Bandung Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN

Oleh : Elvanda Danu Hergaiswara ( ) Sidoarjo JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN - ITS

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para

ABSTRAK. Kata Kunci: debit banjir, pola aliran, saluran drainase sekunder, Mangupura. iii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan

NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK

BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Menurut Triatmodjo (2008), Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya,

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan mencari nafkah di Jakarta. Namun, hampir di setiap awal tahun, ada saja

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Berita Acara Tugas Akhir... Lembar Persembahan... Kata Pengantar... Daftar Isi...

STUDI PENANGGULANGAN BANJIR KAWASAN PERUMAHAN GRAHA FAMILY DAN SEKITARNYA DI SURABAYA BARAT

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR EVALUASI DIMENSI SALURAN DI KAWASAN TERMINAL GROGOL JL. DR. SUSILO JAKARTA BARAT

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL SURABAYA-MOJOKERTO SEKSI IA

BAB I PENDAHULUAN. mungkin terdapat kehidupan. Air tidak hanya dibutuhkan untuk kehidupan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI. 2. Kerusakan DAS yang disebabkan karena erosi yang berlebihan serta berkurangnya lahan daerah tangkapan air.

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran drainase Antasari, Kecamatan. Sukarame, kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir.

TUGAS AKHIR KAJIAN SISTEM SALURAN DRAINASE PRIMER RUAS TUGU MUDA TANAH MAS KOTA SEMARANG

Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian Sub DAS Cikapundung

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014)

Oleh : Surendro NRP :

ANALISA HIDROLOGI dan REDESAIN SALURAN PEMBUANG CILUTUNG HULU KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA

ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.

I. PENDAHULUAN. Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses

BAB III METODOLOGI. Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos, sambungan kata

SISTEM PENGENDALIAN BANJIR SALURAN PRIMER WONOREJO I TUGAS AKHIR

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penelitian tentang Analisis Kapasitas Drainase Dengan Metode Rasional di

BAB IV PEMAHAMAN DAN ANALISIS LAHAN

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN POMPA AIR JEMURSARI TERHADAP SISTEM DRAINASE WONOREJO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penanganan banjir pada sistem drainase perlu dilakukan dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Hidrologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Tujuan Penelitian 1.3 Batasan Masalah

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.

254x. JPH = 0.278H x 80 x 2.5 +

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE

PERENCANAAN BANGUNAN PENGENDALI SEDIMEN (BPS) DI HULU WADUK MRICA SUNGAI SERAYU KABUPATEN WONOSOBO

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN LINGKAR BOTER KABUPATEN ROKAN HULU

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

ANALISIS EFEKTIFITAS KAPASITAS SALURAN DRAINASE DAN SODETAN DALAM MENGURANGI DEBIT BANJIR DI TUKAD TEBA HULU DAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

EVALUASI DAN ANALISA DESAIN KAPASITAS SALURAN DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN. Pada lokasi DAS Sungai Cisimeut Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak,

KATA PENGANTAR Analisis Saluran Drainase Primer pada Sistem Pembuangan Sungai/Tukad Mati

Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur

Kata kunci : banjir, kapasitas saluran, pola aliran, dimensi saluran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

PERENCANAAN DRAINASE KELURAHAN KAMPUNG PONDOK KECAMATAN PARIAMAN TENGAH KOTA PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kawasan perkotaan yang terjadi seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk pada

TUGAS AKHIR ELGINA FEBRIS MANALU. Dosen Pembimbing: IR. TERUNA JAYA, M.Sc

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya

KAJIAN SISTEM DRAINASE PATUKANGAN-PEGULON KABUPATEN KENDAL

ANALISA PERESAPAN AIR PADA LAPANGAN SEPAK BOLA JEMBER SPORT CENTRE (JSC)

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS M. HARRY YUSUF

Transkripsi:

ANALISA DATA NILAI KERUSAKAN VISUAL (NKV) DAN RIDING QUALITY (RQ) 383

Analisa data Nilai Kerusakan Visual dan Riding Quality Mengetahui Ruas Jalan yang Rusak karena pengaruh Genangan Air Mengetahui Upaya Penanganan Kerusakan Jalan Mengetahui Ruas Jalan yang perlu Perencanaan Ulang saluran Drainase Mengatahui Ruas Jalan yang Perlu direncanakan Subdrain 398

Ruas jalan Yang Rusak karena Genangan Air Ruas jalan yang rusak karena faktor genangan air berdasarkan metode Mochtar (1990) dapat diketahui dengan: Ruas jalan dengan tingkat kerusakan yang tinggi Ruas jalan dengan frekuensi terjadinya banjir kategori tinggi Ruas jalan dengan luas genagan banjir >10% Beban kendaraan tinggi atau rendah Ruas jalan yang rusak karena pengaruh genangan air Ruas Jalan Mulyosari Section A Segmen 4 Ruas Jalan Rungkut Industri Section A Segmen 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 408

Ruas jalan Yang Perlu dilakukan Rekontruksi Ruas jalan yang perlu dilakukan rekontruksi berdasarkan metode Mochtar (1990) dapat diketahui dengan: Ruas jalan dengan Nilai Kerusakan Visual > 120 Ruas jalan Rungkut Industri section A segmen 1, 2, dan 6 418

Ruas jalan Yang Perlu dilakukan Overlay 10 cm Ruas jalan yang perlu dilakukan Overlay 10 cm berdasarkan metode Mochtar (1990) dapat diketahui dengan: Ruas jalan dengan Nilai Kerusakan Visual 101-120 Ruas jalan Rungkut Industri section A segmen 3 dan 4 Ruas jalan Jemur Sari section A Segmen 13 428

Ruas jalan Yang Perlu dilakukan Overlay 5 cm Ruas jalan yang perlu dilakukan Overlay 5 cm berdasarkan metode Mochtar (1990) dapat diketahui dengan: Ruas jalan dengan Nilai Kerusakan Visual 70-100 Ruas jalan Mulyosari section A segmen 4 Ruas jalan Rungkut Industri section A segmen 5 Ruas jalan Jemur Sari section A segmen 9, 11, 12, 14, dan 15 Ruas jalan Jemur Sari section B segmen 1. 438

Ruas jalan Yang Perlu dilakukan Perawatan menengah Ruas jalan yang perlu dilakukan Perawaan menengah (sealing dan patching) berdasarkan metode Mochtar (1990) dapat diketahui dengan: Ruas jalan dengan Nilai Kerusakan Visual 61-80 Ruas jalan Mulyosari section A segmen 5 dan 6 Ruas jalan Rungkut Kidul section A segmen 1 dan 2 Ruas jalan Rungkut Industri section B segmen 2, 4, dan 5 Ruas jalan Jemur Sari section A segmen 8, 10 Ruas jalan Jemur Sari section B segmen 13, 14 Ruas jalan Nginden section A segmen 3 Ruas jalan Manyar section A segmen 2, 4, dan 5 448

Ruas jalan Yang Perlu dilakukan Perawatan Ringan Ruas jalan yang perlu dilakukan Perawaan Ringan (sealing) berdasarkan metode Mochtar (1990) dapat diketahui dengan: Ruas jalan dengan Nilai Kerusakan Visual 21-40 Ruas jalan Mulyosari section A segmen 1, 2, 3 Ruas jalan Rungkut Kidul section A segmen 3 Ruas jalan Rungkut Kidul section B segmen 2, 3 Ruas jalan Rungkut Industri section B segmen 1, 3 dan 6 Ruas jalan Jemur Sari section A segmen 1, 4, 5, 6 dan 7 Ruas jalan Jemur Sari section B segmen 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, dan 15 Ruas jalan Nginden section A segmen 1 dan 2 Ruas jalan Nginden section B segmen 1, 2 dan 3 Ruas jalan Manyar section A segmen 1 dan 3 Ruas jalan Manyar section B segmen 4 458

Ruas jalan Yang Perlu dilakukan Perencanaan ulang Drainase Ruas jalan yang perlu perencanaan ulang drainase berdasarkan metode Mochtar (1990) dapat diketahui dengan: Ruas jalan dengan tingkat kerusakan yang tinggi Ruas jalan dengan frekuensi terjadinya banjir kategori tinggi Ruas jalan dengan luas genagan banjir >10% Beban kendaraan tinggi atau rendah Ruas Jalan Mulyosari Section A Segmen 4 Ruas Jalan Rungkut Industri Section A Segmen 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 468

Ruas jalan Yang Perlu dilakukan Perencanaan Subdrain Ruas jalan yang perlu perencanaan subdrain berdasarkan metode Mochtar (1990) dapat diketahui dengan: Ruas jalan dengan tingkat kerusakan yang tinggi Ruas jalan dengan frekuensi terjadinya banjir kategori tinggi Ruas jalan dengan luas genagan banjir >10% Beban kendaraan tinggi atau rendah. Namun diprioritaskan pada beban kendaraan rendah. Hal ini dikarenakan pada ruas jalan dengan beban kendaraan tinggi, faktor penyebab dominan lebih dikarenakan oleh beban kendaraan, bukan karena pengaruh air. Ruas jalan Mulyosari section A segmen 4 Ruas jalan Rungkut Industri section A segmen 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Ruas jalan Jemur Sari section B segmen 4 dan 11 478

UPAYA PENANGANAN KERUSAKAN JALAN MELALUI PERENCANAAN ULANG DRAINASE 483

Pemilihan Ruas yang Perlu dilakukan Perencanaan Ulang Drainase Perencanaan Ulang Drainase : Ruas jalan Mulyosari section A dan Section B Ruas jalan yang perlu perencanaan ulang drainase Difokuskan pada ruas Jalan Mulyosari, hal ini dikarenakan, berdasarkan data Survei Kerusakan Visual dan Riding Quality menurut metode Mochtar (1990) Ruas jalan Mulyosari memiliki tingkat kerusakan yang tinggi Ruas jalan Mulyosari frekuensi terjadinya banjir kategori sering Ruas jalan Mulyosari memiliki luas genagan banjir 30-60% 493

Batasan Analisa banjir yang direncanakan adalah mengevaluasi saluran tepi pada jalan untuk dilakukan perencanaan ulang Perencanaan ulang meliputi upaya untuk memperdalam saluran atau melebarkan saluran dengan tetap memperhatikan tata guna lahan Pengaruh backwater sungai tidak diperhiungkan dalam perencanaan saluran drainas 503

Menghitung Curah hujan Maksimum pada Periode Ulang 1.25, 2 dan 5 tahunan Menghitung Intensitas Hujan Rencana METODE Dimensi saluran Eksisting Menghitung Besar Debit Rencana (Analisa Hidrologi) Menghitung kapasitas saluran dalam kondisi FULL BANK dan ada sedimen (Analisa Hidrologi) Menghitung perencanaan ulang saluran (Analisa Hidrolika) Menghitung Tinggi Jagaan 513

Menghitung Curah hujan Rata-rata Keterangan R1 = Curah hujan di stasiun keputih R2 = Curah hujan di stasiun Kedung Cowek N = Jumlah stasiun hujan yang diamati Tahun Stasiun Hujan Perhitungan Keputih Kedung Cowek R rata rata 2000 88 101 95 2001 103 80 92 2002 123 187 155 2003 102 65 83 2004 58 61 60 2005 110 64 87 2006 140 72 106 2007 127 64 96 2008 90 84 87 2009 120 59 90 2010 90 123 107 2011 78 79 79 523

Menghitung Curah hujan Maksimum pada Periode Ulang 1.25, 2 dan 5 tahunan metode Log Person III Harga rata-rata besaran logaritma Deviasi ratarata Harga skew Coefisien Menghitung besaran logaritma Menghitung besar curah hujan 53 3

Menghitung Intensitas Hujan Rencana 543

Menghitung Besar Debit Rencana (Analisa Hidrologi) 553

Menghitung kapasitas saluran dalam kondisi FULL BANK dan ada sedimen (Analisa Hidrologi) 563

Menghitung perencanaan ulang saluran (Analisa Hidrolika) 573

Menghitung Tinggi Jagaan 583

Hasil Perencanaan Ulang Lebar saluran tetap (1 meter) Kedalaman saluran di tambah hingga 1 m -1,2 m (termasuk tinggi jagaan) Tinggi jagaan rata-rata 0,5 meter 593

Gambar Penampang memanjang Penampang Melintang Tampak Samping saluran 603

UPAYA PENANGANAN KERUSAKAN JALAN MELALUI PERENCANAAN SALURAN DRAINASE BAWAH PERMUKAAN 613

Pemilihan Ruas yang Perlu dilakukan Perencanaan Drainase Bawah Permukaan (Subdrain) Perencanaan Ulang Drainase : Ruas jalan Mulyosari section A dan Section B Ruas jalan yang perlu perencanaan ulang drainase Difokuskan pada ruas Jalan Mulyosari, hal ini dikarenakan, berdasarkan data Survei Kerusakan Visual dan Riding Quality menurut metode Mochtar (1990) Ruas jalan Mulyosari memiliki tingkat kerusakan yang tinggi Ruas jalan Mulyosari frekuensi terjadinya banjir kategori sering Ruas jalan Mulyosari memiliki luas genagan banjir 30-60% Ruas jalan Mulyosari dengan kondisi beban kendaraan ringan 623

Tujuan direncanakan Subdrain pada ruas jalan Mulyosari Mengalirkan air di bawah lapisan base dan subbase agar tidak terjebak di dalam tanah 633

Lokasi perencanaan Subdrain Saluran Subdrain Ditanam pada kedalaman 0,5 meer dengan posisi melintang jalan Kedalaman menyesuaikan tinggi jagaan saluran tepi (0,5 meter) sehingga mencegah air di saluran tepi masuk ke dalam saluran subdrain Perencanaan yang bersifat melintang lebih maksimal dalam menangkap limpahan air yang terdapat dibawah lapisan perkerasan jalan aspal 643

METODE Menghitung laju Infiltrasi tanah yang direncanakan Merencanakan diameter pasir dan Menghitung permeabilitas tanah Menghitung debit rembesan yang mengalir ke dalam pipa Menghitung diameter pipa porous 653

Menghitung laju Infiltrasi tanah yang direncanakan Laju infiltrasi 1/3 s/d 2/3 dari intensitas hujan rencana untuk perencanaan lapisan subsurface drain Sumber : FHWA (Federal Highway Administration, 1973) 663

Perhiungan panjang alur aliran dan kemiringan aliran 663

Perhitungan transmisibilitas dan tebal drain Transmisibilitas, diperlukan untuk mengestimasi jumlah aliran yang dibuang atau kemampuan lapisan drain untuk mengalirkan air. 663

Kontrol tebal drain 663

Kecepatan aliran dalam lapisan drain 663

Waktu yang diperlukan air untuk mengalir melalui sistem drainase 663

Merencanakan diameter agregat pada drain dan Menghitung permeabilitas tanah ` K = 10,000 ft/day Diameter yang direncanakan 0,2 inchi 673

Menghitung debit pipa kolektor dan Jarak antar outlet ` Diameter yang direncanakan 6 inchi Jarak antar outlet 400 ft 683

Menghitung debit pipa kolektor dan Jarak antar outlet ` 693

Bagian Bagian Subdrain 70

Tampak Detail 71

Tampak Perspektif 72