BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baden Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menumbuh kembangkan potensi dan bakat manusia, pendidikan dipandang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memberikan contoh hal-hal yang baik dan positif. Penanaman karakter yang

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RENUNGAN BADEN POWELL DAY

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata Pramuka merupakan singkatan dari prajamuda karana, yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun karakter, character building is never ending process

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: RATIH SILVIANA A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru belum terbentuk. Hal ini karena sendi-sendi kehidupan selama ini dianggap

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

PEMBINAAN DISIPLIN ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH. (Studi Kasus di SLB Pelita Bangsa Kesamben Jombang) SKRIPSI

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. Salah satu wacana yang menarik dalam studi globalisasi adalah hipotesis tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelahiran Gerakan Pramuka Dunia dimulai pada tahun 1907 ketika Robert Baden Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan William Alexander Smith, pendiri Boy s Brigade, mengadakan perkemahan di Bronsea Island (Inggris). Keberhasilan perkemahan pemuda ini, membuat kegiatan yang sama menyebar dengan cepat di negara Eropa termasuk Belanda pada tahun 1912. Gerakan kepanduan dibawa Belanda ke Indonesia dan sejak tahun itu perkembangan Gerakan Kepanduan di Indonesia cukup signifikan, berperan dalam persatuan dan kesatuan Bangsa serta turut serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Gerakan pramuka merupakan gerakan kepanduan nasional yang lahir mengakar di bumi nusantara. Gerakan pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral, sepiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya sehingga menjadi, manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan non formal yang memiliki tanggung jawab dalam rangka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya sehingga menjadi sosok berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti 1

2 luhur serta warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gerakan Kepanduan yang notabene diarsiteki oleh tokoh yang memiliki latar belakang militer yakni Lord Baden Powell justru mengedepankan nilai-nilai persaudaraan dan kasih sayang sesama makluk jauh dari kekerasan dan kebencian. Dalam pergaulan sehari-hari, tidak pernah terlepas dari apa yang dinamakan beraktivitas, dari kenyataan inilah setiap orang bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan perkembangan masing-masing individu tersebut. Dengan demikian, setiap orang harus mampu berinteraksi dan memiliki kepedulian terhadap orang lain. Menurut Soetjipto dan Sjafioedin. Dalam buku Metodologi Ilmu Pengetahuan Sosial (1994 : 44). Sikap sosial dapat dilihat dari adanya kerjasama, sikap tenggang rasa, dan solidaritas.sedangkan Menurut Nawawi dalam buku Interaksi Sosial (2000: 33). Bentuk sikap sosial yang positf seseorang yaitu berupa tenggang rasa, kerjasama, dan solidaritas Dari kedua pendapat tersebut di atas, maka tidak ada perbedaan yang mendasar dimana yang termasuk dalam bentuk sikap sosial adalah aspek kerjasama, aspek solidaritas, dan aspek tenggang rasa. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat dari masing-masing bentuk-bentuk sikap sosial tersebut. Sikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata dalam kegiatan-kegiatan sosial. Maka sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek sosial. Hal ini terjadi bukan saja pada orang-orang lain dalam satu masyarakat.

3 Permasalahan sekarang ini adalah bagaimana perananan kegiatan kepramukaan dalam menumbuhkan sikap sosial bagi siswa kelas X SMA Negeri I Sambungmacan Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012?. Apakah memang lembaga pendidikan kita telah kehilangan visi, terlalu sibuk dengan program jangka pendek, telah terlalu banyak terbebani tugas-tugas administratif sehingga lena dan lalai untuk meningkatkan peran penting sikap sosial yang memiliki tujuan jangka panjang dan hasilnya tidak secara langsung dapat dirasakan? Ataukah ada alasan-alasan lain mengapa sikap sosial itu tidak mendapatkan respon yang memadai dikalangan para pendidik, para pengambil kebijakan dan masyarakat. Dari hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan di SMA Negeri I Sambungmacan Kabupaten Sragen pada bulan september sampai dengan desember Tahun 2011 dengan menggunakan metode observasi dan wawancara ditemukan beberapa informasi penting sebagai berikut, hasil observasi terhadap beberapa siswa yang sedang melakukan kegiatan kepramukaan ditunjukan bahwa sikap, perilaku dan perbuatan siswa dalam pergaulannya lebih familiar yaitu terbangunnya sikap saling menghargai, saling menghormati dan saling kerjasama dalam melakukan aktivitas bersama, sedangkan dari beberapa siswa yang tidak ikut mengikuti kegiatan kepramukaan ditemukan beberapa sikap, perilaku dan perbuatan yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada misalnya: membuat corat-coret, merokok, mengganggu siswi di sekolah (usil), berkata jorok, kurang kooperatif dan sebagainya. Sementara hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap beberapa guru, orang tua, dan siswa diperoleh informasi bahwa siswa

4 yang mengikuti kegiatan kepramukaan memiliki sikap lebih baik dibandingkan dengan yang tidak mengikuti kegiatan kepramukaan. demikian juga dalam hal sikap dan perilaku diperoleh informasi bahwa siswa yang mengikuti kegiatan kepramukaan lebih bersikap ramah, sopan, berani berpendapat, mandiri, dan berprestasi. berdasarkan informasi-informasi awal tersebut kiranya sangat perlu dilakukan pengkajian yang mendalam dan lebih ilmiah guna membuktikan informasi tersebut. karena itu perlu dilakukan penelitian yang lebih terarah dan sistematis. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka penulis merumuskannya dalam bentuk penelitian dengan memilih judul Peranan Kegiatan kepramukaan dalam menumbuhkan sikap sosial bagi siswa kelas X SMA Negeri I Sambungmacan Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah atau sering diistilahkan problematika merupakan kegiatan penting yang harus ada dalam penulisan suatu karya ilmiah, dengan adanya permasalahan maka berarti dalam penelitian telah mengidentifikasikan persoalan yang akan diteliti secara jelas. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah peranan kegiatan kepramukaan dalam menumbuhkan sikap sosial bagi siswa kelas X SMA Negeri I Sambungmacan Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012?

5 2. Bagaimanakah realitas sikap sosial bagi siswa kelas X SMA Negeri I Sambungmacan Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012? 3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi upaya-upaya dalam menumbuhkan sikap sosial bagi siswa kelas X SMA Negeri I Sambungmacan Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan titik pijak untuk aktivitas yang akan dilaksana-kan, sehingga perlu dirumuskan secara jelas. dalam penelitian ini pun perlu ada nya tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang diteliti, sehingga peneliti dapat berkerja secara terarah dalam mencari data sampai pada langkah pemecahan masalahnya. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui peranan kegiatan kepramukaan dalam menumbuhkan sikap sosial bagi siswa kelas X SMA Negeri I Sambungmacan Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Untuk mengetahui realitas sikap sosial bagi siswa kelas X SMA Negeri I Sambungmacan Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi upaya-upaya dalam menumbuhkan sikap sosial bagi siswa kelas X SMA Negeri I Sambungmacan Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.

6 D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian Malalui kegiatan penelitian ini diharapkan dapat tercapai beberapa manfaat, yaitu : 1. Manfaat atau kegunaan Teoritis a. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi peranan bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya maupun bagi masyarakat luas pada umumnya tentang peranan mengikuti kegiatan kepramukaan. b. Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya tentang sikap sosial bagi siswa kelas X SMA Negeri I Sambungmacan Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012. c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan penelitian yang sejenis waktu yang akan datang. 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Hasil penelitian ini dapat memberi informasi dan masukan yang berguna tentang perananan kegiatan kepramukaan dalam menumbuhkan sikap sosial bagi siswa kelas X SMA Negeri I Sambungmacan Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012. b. Memberikan sumbangan atau masukan kepada pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas kegiatan kepramukaan sebagai sarana menumbuhkan sikap sosial.

7 E. Daftar Istilah 1. Gerakan pramuka Gerakan Pramuka adalah suatu proses pendidikan diluar lingkungan sekolah dan diluar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti yang luhur. (AD/ART Gerakan Pramuka Bab III Pasal 8 ayat 2a, Kwartil Nasional Gerakan Pramuka, Jakarta:1999). 2. Peranan Peranan adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya. (Abu Ahmadi, 2007:106). 3. Menumbuhkan Sikap Sosial Menumbuhkan sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata,yang berulang-ulang terhadap objek sosial. (Abu Ahmadi, 2007:148).