Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani

dokumen-dokumen yang mirip
Pendidikan Jasmani Berbasis Masalah Gerak

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN BOLA MODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASING DALAM PERMAINAN FUTSAL

Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nuraeni Septiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. antara guru dan peserta didik, tujuan dari pembelajaran tersebut meliputi tiga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pembinaan manusia yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Definisi Pendidikan Jasmani (Penjas) menurut Harold M. Barrow dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mas Athi Sugiarthi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

BAB III PENILAIAN A. Benar-Salah. Petunjuk:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BESAR TERHADAP KERJASAMA SISWA

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2011

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

2015 PERBANDINGAN PENGARUH SENAM IRAMA LINE DANCE DAN SENAM BODY COMBAT TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMAN 1 BATUJAJAR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

Analisis Tujuan Materi Pelajaran dan Metode Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Defri Mulyana, 2013

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan

PELATIHAN OUT BOUND BAGI GURU PENJASKES SEKOLAH MENENGAH ATAS SE YOGYAKARTA

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA PADA PKn DALAM KERANGKA KONSEP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN. oleh Tubagus Herlambang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dea Wulantika Utami, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Royan Rizalul Fiqri, 2013

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taufik Akbar Firdaus, 2013

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizal Faisal, 2013

IMPLEMENTASI AKTIVITAS BERMAIN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Prima Hendri Cahyono ( /PJKR A o8)

KISI KISI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. lebih nikmat, lebih cepat, dan lebih lancar karenanya. Dengan kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan hidup sehari-hari, (2) olahraga pendidikan yang menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

Mahendra (2009:10) juga memaparkan bahwa secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

BAB I PENDAHULUAN. agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan tahapan yang tepat dapat meningkatkan fungsi organ tubuh ke arah yang lebih

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II MATERI PELATIHAN. A. Konsep, Kedudukan Dan Makna Pendidikan Jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Sidiq Nugraha, 2013

2016 PENGARUH PERMAINAN BULUTANGKIS TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMP NEGERI 6 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa mengajarkan pada kita

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

GAYA MENGAJAR INKLUSI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Oleh; Aris Fajar Pambudi* (dosen POR FIK UNY)

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan (UUD 1945). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS VI - SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. moral, spiritual, dan lain-lain. Apabila manusia mengalami pendidikan yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mencakup pengajaran dan pelaksanaan nilai-nilai, isi pendidikan ialah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

Transkripsi:

Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani Disajikan pada: Diklat PLPG Penjas Bandung - Desember 2008 1 Presented by Agus Mahendra

Kedudukan dan Pentingnya Penjas Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sudah mencapai tahap yang sangat maju, telah menghadapkan manusia, terutama para remaja dan anak-anak, pada gaya hidup yang semakin menjauh dari semangat perkembangan total, karena lebih mengutamakan keunggulan kecerdasan intelektual, sambil mengorbankan kepentingan keunggulan fisik dan moral individu. Budaya hidup sedenter (kurang gerak) karenanya semakin kuat menggejala di kalangan anak-anak dan remaja, berkombinasi dengan semakin hilangnya ruang-ruang publik dan tugas kehidupan yang memerlukan upaya fisik yang keras. Segalanya menjadi mudah, sehingga lambat laun kemampuan fisik manusia sudah tidak diperlukan lagi. Penyakit degeneratif meningkat dan menjadi ancaman utama. Dikhawatirkan, secara evolutif manusia akan berubah bentuk fisiknya, mengarah pada bentuk yang tidak bisa kita bayangkan, karena banyak anggota tubuh kita, dari mulai kaki dan lengan sudah dipandang tidak berfungsi lagi. 2

Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. 3

Hakikat Pendidikan Jasmani (lanj) Pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia. 4

Esensi Pendidikan Jasmani Meskipun didefinisikan secara berbeda-beda, esensinya sama bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik untuk mengembangan keutuhan manusia. Dalam kaitan ini diartikan bahwa melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut terkembangkan, bahkan dengan penekanan yang cukup dalam. Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada perkembangan moral, tetapi aspek fisik tidak turut terkembangkan, baik langsung maupun secara tidak langsung. 5

Esensi Penjas (lanjutan ) pendidikan jasmani, karenanya, harus menyebabkan perbaikan dalam pikiran dan tubuh yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga domain kependidikan: psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan meminjam ungkapan Robert Gensemer (Freeman, 2001), penjas diistilahkan sebagai proses menciptakan tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa. Artinya, dalam tubuh yang baik diharapkan pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan dengan pepatah Romawi Kuno: Men sana in corporesano. 6

Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani, permainan, atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan 7

Makna yang dikandung Makna proses pendidikan Makna proses pendidikan tentang dan melalui. Pengertian aktivitas jasmani, permainan atau olahraga Makna yang terpilih 8

Makna proses pendidikan Proses pendidikan mengandung makna bahwa penjas adalah proses mendewasakan anak agar siap menjadi manusia utuh yang didukung perkembangan fisik, mental, emosi, dan sosial. Proses pendidikan menunjuk pada keharusan hadirnya dan terlibatnya seorang dewasa di antara anak yang dididik. 9

Makna proses pendidikan tentang dan melalui Penjas berarti: Mendidik anak tentang aktivitas jasmani, permainan dan olahraga yang dimaknai oleh berkembangnya anak secara fisik, motorik, kesadaran ruangnya, kesadaran taktisnya, pengetahuan tentang aturan, dsb. Mendidik anak melalui aktivitas jasmani, permainan dan olahraga yang dimaknai bahwa ketiga bidang di atas hanya menjadi alat untuk mendidik (mendewasakan anak) 10

Pengertian aktivitas jasmani, permainan atau olahraga Aktivitas jasmani: seluruh gerak atau aksi tubuh yang melibatkan kelompok otot besar dan memerlukan suplay energi. Permainan: aktivitas jasmani yang sudah mengandung unsur-unsur yang menyenangkan di dalamnya. Olahraga (sport): seluruh aktivitas jasmani yang mengandung unsur permainan dan/atau unsur tantangan thd. diri sendiri serta tantangan alam dan didukung oleh rule of the games yang resmi serta sudah memiliki badan/organisasi resmi. 11

Makna yang terpilih Seluruh aktivitas harus merupakan pilihan guru sesuai dengan pemahaman guru bahwa aktivitas tersebut bermanfaat secara fisik, secara mental, moral, emosional dan sosial. Aktivitas tersebut dirancang secara bertahap dan berulang-ulang sehingga diharapkan menjadi bekal bagi anak untuk menjadi warga negara yang baik. 12

Tujuan Pendidikan Jasmani Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas seharihari secara efisien dan terkendali. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga. 13

Dasar Pemikiran Perlunya Penjas di Sekolah Masyarakat modern, yang mendorong manusia terlanda hipokinetik, berpartisipasi dalam budaya gerak menyumbang bagi peningkatan kualitas hidup. Terus terlibat dan menikmati budaya gerak menuntut perbendaharaan kompetensi penguasaan kompetensi tersebut memerlukan pengorganisasian proses belajar-mengajar. Setiap anak menghabiskan waktunya selama 12 tahun di sekolah; sekolah merupakan kunci yang utama dalam memperkenalkan budaya gerak. 14

Dua Warisan Falsafah Penjas Biologistic ideology: training of the body-object Penjas sebagai pelatihan kebugaran Pedagologistic ideology: Education through movement/sport Penjas sebagai alat pendidikan 15

Training of the Physical Concept Asalnya: Senam Swedia (Pehr H. Ling) Pandangan terhadap tubuh: Objek mesin instrumen Alasan ttg Penjas: MP penting sebagai kompensasi terhadap kurangnya gerak Tujuan Penjas: diformulasikan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Isi: Latihan dikelompokkan berdasarkan efeknya pada tubuh Tugas siswa: tugas berupa latihan (bukan tugas pembelajaran). Prinsip metodik: pengerahan tenaga tinggi; pengulangan latihan-latihan sederhana. Evaluasi: Tes Kebugaran 16

Education through the physical concept Asal: philantropisme, Gustmutsh, senam Austria Pandangan terhadap tubuh: tubuh sebagai pintu masuk ke dalam pikiran. Alasan ttg Penjas: MP penting untuk mendidik manusia utuh membentuk karakter. Tujuan Penjas: bukan belajar bergerak tetapi bergerak untuk belajar Isi: permainan, senam, dansa, olahraga Tugas siswa: mempelajari gerak/olahraga sesuai pengarahan Prinsip metodik: gagasan tentang pendidikan fungsional: jika anak belajar dengan tertib, maka hasil yang diharapkan akan tercapai. Evaluasi: Kualitas proses (kesenangan, harmoni, disiplin) 17

Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Olahraga Perbedaan Antara Penjas dan Pendidikan Olahraga Pendidikan Jasmani Sosialisasi atau mendidik via olahraga. Sosialisasi atau mendidik ke dalam olahraga. Menekankan perkembangan kepribadian menyeluruh. Pendidikan Olahraga Mengutamakan penguasaan keterampilan berolahraga. Menekankan penguasaan keterampilan Menekankan penguasaan dasar. teknik dasar. 18

Nilai Dasar Falsafah Pendidikan Jasmani Sumbangan unik dari pendidikan jasmani, yaitu: meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan siswa, meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kaya, serta meningkatkan pengertian siswa dalam prinsipprinsip gerak serta bagaimana menerapkannya dalam praktek. 19

Kebugaran dan kesehatan Kebugaran dan kesehatan akan dicapai melalui program pendidikan jasmani yang terencana, teratur dan berkesinambungan. Dengan beban kerja yang cukup berat serta dilakukan dalam jangka waktu yang cukup secara teratur, kegiatan tersebut akan berpengaruh terhadap perubahan kemampuan fungsi organ-organ tubuh seperti jantung dan paru-paru. 20

Keterampilan fisik dan motorik Keterlibatan anak dalam asuhan permainan, senam, kegiatan bersama, dan lain-lain, merangsang perkembangan gerakan yang efisien yang berguna untuk menguasai berbagai keterampilan. Keterampilan tersebut bisa berbentuk keterampilan dasar misalnya berlari dan melempar serta keterampilan khusus seperti senam atau renang. Pada akhirnya keterampilan itu bisa mengarah kepada keterampilan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari 21

Terkuasainya prinsip-prinsip gerak Pendidikan jasmani yang baik harus mampu meningkatkan pengetahuan anak tentang prinsip-prinsip gerak. Pengetahuan tersebut akan membuat anak mampu memahami bagaimana suatu keterampilan dipelajari hingga tingkatannya yang lebih tinggi. Dengan demikian, seluruh gerakannya bisa lebih bermakna. Sebagai contoh, anak harus mengerti mengapa kaki harus dibuka dan bahu direndahkan ketika anak sedang berusaha menjaga keseimbangannya 22

Konsep Gerak dalam Penjas Rangkaian Aksi (action words) Kualitas Gerak (movement qualities) Prinsip Gerak (movement principles) Strategi Gerak (movement strategies) Pengaruh Gerak (movement effects) Emosi Gerak (movement affects) 23

Kemampuan berpikir Memang sulit diamati secara langsung bahwa kegiatan yang diikuti oleh anak dalam pendidikan jasmani dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak. Namun demikian dapat ditegaskan di sini bahwa pendidikan jasmani yang efektif mampu merangsang kemampuan berpikir dan daya analisis anak ketika terlibat dalam kegiatan-kegiatan fisiknya. Pola-pola permainan yang memerlukan tugastugas tertentu akan menekankan pentingnya kemampuan nalar anak dalam hal membuat keputusan 24

Kepekaan rasa Dalam hal olah rasa, pendidikan jasmani menempati posisi yang sungguh unik. Kegiatannya yang selalu melibatkan anak dalam kelompok kecil maupun besar merupakan wahana yang tepat untuk merasakan reaksireaksi emosi ketika berinteraksi dengan sesama teman. 25

Keterampilan sosial Pendidikan jasmani menyediakan pengalaman nyata untuk melatih keterampilan mengendalikan diri, membina ketekunan dan motivasi diri. Hal ini diperkuat lagi jika proses pembelajaran direncanakan sebaikbaiknya. Setiap adegan pembelajaran dalam permainan dapat dijadikan arena dialog dan perenungan tentang apa sisi baik-buruknya suatu keputusan. 26

Kepercayaan diri dan citra diri (self esteem) Melalui pendidikan jasmani kepercayaan diri dan citra diri (self esteem) anak akan berkembang. Secara umum citra diri diartikan sebagai cara kita menilai diri kita sendiri. Citra diri ini merupakan dasar untuk perkembangan kepribadian anak. Dengan citra diri yang baik seseorang merasa aman dan berkeinginan untuk mengeksplorasi dunia. 27

PEMBELAJARAN PENJAS KOGNITIF konsep gerak arti sehat memecahkan masalah kritis, cerdas PSIKOMOTOR gerak dan keterampilan kemampuan fisik & motorik perbaikan fungsi organ tubuh AFEKTIF menyukai kegiatan fisik merasa nyaman dengan diri sendiri ingin terlibat dalam pergaulan sosial percaya diri 28

Perluasan Domain Tujuan Penjas Mengembangkan sikap positif terhadap gerak/aktivitas jasmani, dansa, permainan dan olahraga (affective learning), Mengembangkan kompetensi untuk memecahkan sedemikian banyak problema technomotor (technomotor learning) Mengembangkan kompetensi untuk memecahkan persoalan pribadi dan antarpribadi yang terkait dengan situasi gerak/olahraga (sociomotor learning) Menumbuhkan pengetahuan dan wawasan yang diperlukan untuk memahami peraturan dan ketentuan dalam budaya gerak serta mampu mengubahnya secara bermakna (cognitive-reflective-learning) Meningkatkan kualitas kehidupan sekolah. 29

Dasar-Dasar Pengembangan Program Kurikulum Pendidikan Jasmani haruslah berorientasi kepada anak dan tingkat perkembangannya Setiap anak berbeda-beda dalam hal kebutuhan dan kemampuan belajarnya Anak harus dilihat sebagai manusia yang utuh Hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan anak harus diajarkan melalui pendidikan jasmani Gerakan merupakan dasar bagi pendidikan jasmani Pembelajaran harus terjadi melampaui kepentingan sesaat tapi harus menawarkan keterampilan yang berguna untuk seumur hidup 30

Dorongan Dasar Anak-Anak Dorongan untuk Bergerak Dorongan untuk Berhasil dan Mendapat Pengakuan Dorongan untuk Mendapatkan Pengakuan Teman dan Masyarakat Dorongan untuk Bekerjasama dan Bersaing Dorongan untuk Kebugaran Fisik dan Daya Tarik Dorongan untuk Bertualang Dorongan untuk Kepuasan Kreatif Dorongan untuk Menikmati Irama Dorongan untuk Mengetahui 31

Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani 1. Aktivitas Permainan dan Olahraga 2. Aktivitas Kebugaran Jasmani 3. Aktivitas Senam 4. Aktivitas Ritmik 5. Aktivitas Aquatik 6. Aktivitas Luar Kelas/Sekolah 32

Arah serta Sasaran yang Harus Dikembangkan Murid menjadi sadar akan potensi geraknya Murid dapat bergerak dan tampil baik secara meyakinkan Murid mengerti dan mampu menerapkan konsep-konsep gerak yang mendasar Murid menjadi orang yang serba bisa dalam gerak Murid menghargai olahraga yang menyehatkan 33

Anak Yang Terdidik Jasmaninya adalah anak yang : Memiliki keterampilan yang penting untuk melakukan bermacam-macam kegiatan fisik bergerak dengan menggunakan konsep kesadaran tubuh, kesadaran ruang usaha dan hubungannya. menunjukkan kemampuan dalam keterampilan-keterampilan manipulatif, lokomotor, dan non lokomotor menunjukkan kemampuan dalam mengkombinasikan keterampilan manipulatif, lokomotor, dan non lokomotor yang dilakukan secara perorangan dan dengan orang lain. menunjukkan kemampuan dalam bermacam-macam bentuk kegiatan fisik menunjukkan penguasaan dalam bentuk kegiatan jasmani telah belajar bagaimana caranya mempelajari keterampilan baru Bugar secara fisik menilai, mencapai, dan mempertahankan kebugaran jasmani merancang program kebugaran yang aman dan bersifat pribadi disesuaikan dengan prinsipprinsip latihan Berpartisipasi secara teratur dalam kegiatan fisik berpartisipasi dalam kegiatan fisik yang mendukung kesehatan minimal 3 kali dalam satu minggu memilih dan berpartisipasi teratur dalam kegiatan olahraga seumur hidup Mengetahui dampak dan manfaat dari keterlibatan dalam kegiatan fisik mengenali manfaat, harga, dan kewajiban yang berhubungan dengan partisipasi teratur dalam kegiatan fisik. mengenal faktor resiko dan keselamatan yang berhubungan dengan partisipasi teratur dalam kegiatan fisik. menerapkan konsep dan prinsip untuk mengembangkan keterampilan motorik memahami bahwa kesehatan melebihi keadaan bugar jasmani semata mengetahui peraturan, strategi dan perilaku yang pantas untuk kegiatan permainan tertentu mengakui bahwa keikutsertaan dalam olahraga dapat mengarah pada saling pengertian antar budaya dan bangsa mengerti bahwa olahraga menyediakan kesempatan untuk kegembiraan, ekspresi diri, serta komunikasi Menghargai kegiatan fisik dan sumbangannya terhadap gaya hidup sehat menghargai hubungan dengan orang lain sebagai hasil dari keikutsertaan dalam olahraga. 34 menghormati peranan yang dimainkan kegiatan olahraga dalam pencapaian kesehatan dan kesejahteraan sepanjang hayat.

Orientasi Model Kurikulum pendidikan gerak (movement education) pendidikan olahraga (sport education) pendidikan petualangan (adventure education) pendidikan perkembangan (developmental education) pendidikan kebugaran (fitness education) pendidikan disiplin keilmuan olahraga (kinesiological studies) 35

Pendekatan Pengajaran Penjas Pendekatan Taktis (TGfU) dalam Permainan, Pendekatan Pola Gerak Dominan dalam Senam dan Atletik Pendekatan/Model Kooperatif Pendekatan/Model Pemecahan Masalah Gerak 36