BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

MANAJEMEN PRAKTIK KERJA INDUSTRI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR (Studi kasus di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Bandar Lampung) Oleh

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Bagian ini merupakan bab penutup terdiri dari: 1) kesimpulan, 2)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada. perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

ADMNISTRATOR SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, keterbukaan bursa kerja di tingkat nasional dan internasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Shinta Aryanti, 2013

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PPL BLOK WAKTU. Universitas Pendidikan Indonesia

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program SMK adalah dengan adanya Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB III LANDASAN TEORI

BAB. I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Visi Pembangunan Pertanian adalah terwujudnya sistem pertanian bioindustri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Pada Bab V tesis ini, dikemukakan tiga hal pokok yang disajikan sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang terkumpul dan pembahasan hasil penelitian, maka. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lulusannya kelak dapat memasuki dunia kerja dan menjadi tenaga kerja yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. A. Simpulan 1. Hasil Implementasi TF-6M pada Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 1 Majalengka

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan, SMK Swasta Immanuel

Dr.Burhanuddin Tola, M.A. NIP i

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo

LAMPIRAN-LAMPIRAN. LAMPIRAN 1 Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang Jabatan Smk N 1 Wonosobo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

ISBN LAPORAN EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat pada Peraturan

EVALUASI DAN DESAIN HIPOTETIK PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK NEGERI 2 PADANG PANJANG

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan

Lampiran: 1 PROFILE SEKOLAH. 1. Sejarah Singkat

Kode Dok Tanggal Berlaku No.Revisi Halaman 1 dari 8 PROSES BELAJAR MENGAJAR

Tugas Administrasi Pendidikan. Tugas Pokok Administrasi Pendidikan di SMK NEGERI 1 TENGARAN :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Setelah melalui proses analisis data beserta pembahasannya, maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. lain. Perubahan merupakan proses sosial dimana orang dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas tamatan / lulusan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses yang tidak akan ada hentinya, sejak seseorang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PPL Pada Semester Gasal dan Genap

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pimpinan

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

Indonesia KURIKULUM SMK. Sekolah Menengah Kejuruan. Dadang Hidayat M LOGO

BAB II KERANGKA TEORITIS

DAFTAR ISI... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya bidang pendidikan. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. mendukung masa depan. Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Hasil penelitian tentang Efektivitas Implementasi Dan Dampak Akreditasi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Desain kurikulum program produktif bidang pertanian agribisnis di ketiga

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

A. Analisis Situasi SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK SLEMAN berada dilokasi yang cukup strategis. Selain berada di pusat kota, SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK

ADMINISTRASI PERKANTORAN

PENGELOLAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan salah satu aspek penting

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instruktur praktek kerja lapangan (PKL) pada tempat praktek kerja lapangan

Tata Kelola Program Keahlian Ganda (PKG)

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang berada di front line sebagian besar adalah tenaga kerja

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Bagian ini merupakan bab penutup terdiri dari: 1) Kesimpulan, 2) Implikasi, dan 3) Saran. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 6.1.1 Perencanaan praktik kerja industri pada Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor di SMKN 2 Bandar Lampung telah memenuhi kaidahkaidah yang dipersyaratkan dalam sebuah organisasi, antara lain ditunjukkan dengan adanya langkah langkah seperti : 1) menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai, 2) meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan, 3) mengumpulkan datadata dan informasi yang diperlukan, 4) menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan, 5) merumuskan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan, 6) proses evaluasi, serta 7) penentuan pembiayaan yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan. Selanjutnya dalam perencanaan prakerin juga telah melibatkan dan memberdayakan unsur-unsur yang terkait dalam kegiatan prakerin mulai dari internal sekolah yang meliputi tenaga pendidik dan kependidikan serta para siswa, orang tua siswa, masyarakat terutama komite sekolah serta dunia usaha/dunia industri.

141 6.1.2 Pengorganisasian praktik kerja industri di SMKN2 Bandar Lampung pada prinsipnya telah mengacu pada konsep organisasi dalam Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di Sekolah Menengah Kejuruan, dimana terdapat 3 (tiga) organisasi yang masing-masing terlibat dan independen, yaitu : 1) Sekolah; 2) Dunia Usaha / Dunia Industri; dan 3) Komite Sekolah. Agar pelaksanaan prakerin berjalan dengan baik, maka semua kegiatan perlu terkoordinasi dengan baik pula. Semua unsur yang terkait dalam organisasi PSG diharapkan dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya. Sebagai koordinator seluruh kegiatan prakerin sesuai panduan semestinya adalah Komite Sekolah, sedangkan Sekolah dan Dunia Usaha / Dunia Industri melaksanakan kegiatan praktik kerja industri. Namun kenyataan yang ada dalam kegiatan praktik kerja industri di SMK Negeri 2 Bandar lampung penanggung jawab kegiatan bukan komite tetapi pihak sekolah, sedangkan komite sebagai mitra kegiatan. Pengambilan peran atau tugas Komite oleh sekolah, ini didasarkan pada prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah, karena disadari bersama bahwa personal yang ada di kepengurusan komite sekolah pada umumnya memiliki kesibukan tugas pokok personal mereka, sehingga komite lebih banyak berfungsi sebagai mitra sekolah. 6.1.3 Dalam pelaksanaan praktik kerja industri agar berjalan dengan baik serta dalam rangka menjaga mutu, diperlukan adanya sistem evaluasi yang bersifat menyeluruh dan terpadu. Bersifat menyeluruh berarti harus mencakup semua komponen tahapan mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan pembelajaran serta evalusi. Walaupun secara umum 141

142 penguasaan kompetensi kejuruan para siswa sudah sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, namun kondisi di SMK Negeri 2 Bandar Lampung sistem evaluasi ini belum sepenuhnya berjalan dengan baik, masih ada yang terlambat atau tidak sesuai dengan jadual yang telah direncanakan. Kemudian hasil temuan dari evaluasi belum seluruhnya ditindak lanjuti oleh SMK Negeri 2 Bandar Lampung. Pelaksanaan monitoring yang dilaksanakan oleh guru terhadap siswa yang sedang melaksanakan prakerin juga masih ada yang tidak sesuai dengan jadual yang direncanakan, disebabkan oleh aktivitas guru yang padat dalam melaksanakan tugas pokok sesuai dengan tuntutan sertifikasi jam mengajar wajib tatap muka sekurang-kurangnya 24 jam perminggu, ditambah dengan beban tugas-tugas tambahan guru seperti menjadi ketua program kompetensi keahlian; wali kelas; kepala bengkel; pembina ekstra kurikuler; serta kewajiban pokok guru dalam menyusun persiapan pembelajaran serta evaluasi hasil belajar, sehingga manakala peserta didik menemui permasalahan serta kesulitan selama pelaksanaan prakerin tidak cepat teratasi. 6.1.4. Penerapan link and match di SMK Negeri 2 Bandar Lampung perlu diawali dengan penelusuran keterserapan lulusan sekolah di dunia industri. Data ini penting untuk menjadi pijakan awal tentang respon dan kebutuhan dunia industri terhadap lembaga pendidikan. Oleh karena itu, keterserapan lulusan pada dunia industri sangat dibutuhkan, terutama untuk pengembangan arah kebijakan pendidikan di sekolah pada waktu 142

143 mendatang. Seberapa besar tingkat keterterserapan lulusan pada dunia industri pada Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor SMK N 2 Bandar Lampung, belum semuanya terdata secara utuh, dan berdasarkan data yang penulis peroleh tingkat keterserapan masih pada kisaran 50% bekerja, 15 % meneruskan ke perguruan tinggi,10 % membuka usaha sendiri dan sisanya tidak terdata. 6.2 Implikasi Implikasi dapat dirumuskan berdasarkan temuan-temuan penelitian yang merupakan konsekwensi untuk mencapai kondisi ideal dalam melaksanakan program praktik kerja industri kompetensi keahlian Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 2 Bandar Lampung, implikasi dari penelitian ini adalah : SMK Negeri 2 Bandar Lampung dalam melaksanakan program praktik kerja industri perlu terus dikembangkan secara baik mulai dari persiapan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta proses evaluasi selama berlangsungnya prakerin sampai dengan proses uji kompetensi peserta didik. Upaya membangun komunikasi dengan dunia usaha dan dunia industri terus dilakukan sehingga terjadi hubungan yang harmonis diantara kedua belah pihak, sehingga apabila selama berlangsungnya kegiatan prakerin timbul permasalahan yang dilakukan oleh peserta didik dapat segera terselesaikan. Pemberian tugas pelajaran kelompok normatif dan adaptif berupa modul yang diberikan kepada peserta didik selama prakerin masih menimbulkan 143

144 kesulitan dalam penyelesaiannya, sehingga kedepan perlu dirancang bahan ajar/modul yang baik dan menarik, agar dapat mendorong siswa terus belajar secara baik. Pengembangan bahan ajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan alternatif yang perlu segera dilakukan oleh guru untuk membantu siswa belajar mandiri melalui media internet. Pihak sekolah tentunya harus memfasilitasi guru dalam mempersiapkan pembelajaran berbasis TIK serta menyediakan sarana prasarana pendukung, mulai dari pelatihan guru dalam pembuatan bahan ajar sampai dengan fasilitas koneksi internet. Untuk megetahui ketercapain program prakerin maupun ketuntasan tugas modul pelajaran normatif dan adaptif, pihak sekolah menjadwalkan pertemuan dengan siswa sekurang kurangnya setiap dua minggu sekali seluruh siswa hadir ke sekolah untuk membahas permasalahan yang muncul selama berlangsungnya kegiatan prakerin dan membahas modul yang diberikan oleh para guru kepada peserta didik. 6.3. Saran-saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, maka diberikan saran-saran sebagai berikut: 6.3.1. Bagi SMKN 2 Bandar Lampung 144

145 Mengingat pentingnya program praktik kerja industri dalam upaya meningkatkan kompetensi profesional peserta didik, maka disarankan agar pengelola program yang terkait memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a). Bagi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Mengingat terdapat mata pelajaran normatif dan adaftif yakni: 1) Bahasa Indonesia, 2) Bahasa Inggris dan 3) Matematika, selain diujikan di sekolah (UAS) juga di uji nasionalkan (UN) maka para guru perlu membekali peserta didik yang sedang prakerin, dengan bahan ajar/modul yang dapat dipergunakan belajar secara mandiri secara baik dan komunikatif, bahkan disarankan guru memiliki bahan ajar yang di upload di Web-blog sebagai media yang dapat digunakan setiap saat untuk berkomunikasi dengan peserta didik jika mengalami kesulitan pada saat belajar. Selanjutnya diperlukan jadual pertemuan khusus bagi siswa untuk hadir ke sekolah untuk membahas modul normatif dan adaptif yang dibawa siswa pada saat prakerin berlangsung, sehingga diperoleh keseimbangan kompetensi yang dicapai oleh siswa. Dari jadual prakerin yang berlangsung selama 6 bulan, sekurang-kurangnya siswa hadir ke sekolah setiap dua minggu sekali untuk tatap muka dengan guru normatif dan adaptif membahas modul, dan juga sekaligus sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan dan permasalahan yang dihadapi siswa di industri, sehingga permasalahan-permasalan yang muncul selama prakerin dapat segera teratasi b). Bagi Koordinator Program Prakerin 145

146 Agar dalam pelaksanaan prakerin berjalan dengan baik serta dalam rangka menjaga mutu, diperlukan adanya sistem evaluasi yang bersifat menyeluruh dan terpadu. Bersifat menyeluruh berarti harus mencakup semua komponen tahapan mulai dari perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan monitoring yang dilaksanakan oleh guru, seyogyanya sesuai dengan jadual yang telah direncanakan, sehingga kesulitan yang dihadapi peserta didik selama kegiatan prakerin dapat segera teratasi. Untuk petugas monitoring hendaknya dilakukan oleh guru-guru yang sedikit tugas tambahannya. c). Bagi Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas dan Industri Penerapan link and match di SMK Negeri 2 Bandar Lampung perlu diawali dengan penelusuran keterserapan lulusan sekolah pada dunia industri. Program penelusuran lulusan yang dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan keterampilan dan kemampuan melahirkan keputusan untuk menggunakan strategi yang sesuai dengan kondisi peningkatan kinerja peserta didik sehingga diharapkan dapat menciptakan kualitas pendidikan yang baik. Penelusuran lulusan dapat dilakukan oleh pihak sekolah melalui waka humas, Konselor (bimbingan penyuluhan) dan pemberdayaan ikatan alumni SMK Negeri 2 Bandar Lampung yang telah terbentuk. Pendataan dapat juga dilakukan sekolah dengan memberikan instrumen kepada peserta didik yang baru diluluskan, melalui pengiriman kembali ke sekolah instrumen pendataaan siswa/alumni setelah siswa mendapatkan pekerjan atau kuliah atau mandiri. Dalam rangka pendataan lulusan (alumni) ini 146

147 juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui email sekolah, face book atau menggunakan web-blog 6.3.2. Bagi Komite Sekolah Idealnya dalam kegiatan program prakerin, penanggung jawab kegiatan adalah komite sekolah dimana tugas dari Komite Sekolah dalam kegiatan prakerin meliputi: 1) mengkoordinasikan seluruh kegiatan prakerin mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi/penilaian; 2) menampung dan merumuskan standar kompetensi, keterampilan yang akan ditetapkan menjadi kemampuan tamatan SMK secara bersama-sama; 3) menyelenggarakan pelaksanaan pembuatan akad kerjasama Nota Kesepahaman (MoU) antara pihak Dunia Usaha/Dunia Industri dengan SMK; 4) Menyelenggarakan Lomba Keterampilan Siswa (LKS), Gebyar SMK, Uji Kompetensi peserta didik, Uji Profesi peserta didik kalau memungkinkan; 5) mencarikan peluang untuk mendapatkan sumber dana selain dari yang telah ada antara lain mengupayakan pemasaran barang hasil kegiatan unit produksi sekolah dan lain-lain 6.3.3. Bagi Dunia Usaha/Dunia Industri Komunikasi dengan pihak sekolah oleh pihak industri perlu di intensifkan dalam upaya mengurangi permasalahan yang muncul dari siswa selama kegiatan prakerin berlangsung, baik melalui guru pembimbing sekolah yang bertugas memonitor kegiatan siswa atau melalui komunikasi telepon. Hal ini dilakukan untuk menghindari siswa terkena sanksi disiplin, baik 147

148 oleh pihak industri maupun oleh pihak sekolah. Proses evaluasi bulanan untuk mengukur ketercapaian kompetensi yang diperoleh siswa selama prakerin oleh pihak industri perlu dilakukan secara berkelanjutan, sehingga hasil yang dicapai oleh setiap siswa bisa terukur dan valid. Selain melakukan evaluasi terhadap pencapaian kompetensi oleh para siswa, pertemuan bulanan juga berfungsi untuk membahas permasalahanpermasalahan yang muncul atau dihadapi oleh para siswa sekaligus mencarikan solusi pemecahannya. 6.3.4. Bagi Dinas Pendidikan. Agar dinas Pendidikan terus mendorong Sekolah untuk terus meningkatkan dan memperluas kerjasama dengan Dunia Usaha/Dunia Industri sebagai mitra sekolah dalam upaya meningkatkan kompetensi profesional peserta didik. Selanjutnya tidak hanya pada Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor saja yang dikembangkan program prakerinnya, tetapi juga Kompetensi Keahlian yang lain. Diharapkan dinas pendidikan bisa memfasilitasi sekolah untuk melakukan MoU dengan industri yang relevan dalam upaya peningkatan kualitas lulusan dimasa mendatang yang benar-benar siap memasuki dunia kerja. 148