ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

Yunilas Staf Pengajar Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

I. Pendahuluan. Yunilas 1

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Peternak Itik pada Pola Usahatani Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan

PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT. Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK PENDAHULUAN

USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI PUBLIKASI ILMIAH

HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

MATERI DAN METODE. Materi

PENDAHULUAN. dimiliki oleh petani masih dalam jumlah yang sangat terbatas.

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

PENDAHULUAN mencapai ekor, tahun 2015 bertambah menjadi ekor

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14, Nomor 1, Juni 2016

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015

Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

PENDAHULUAN Latar Belakang

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

I.M. Mulyawati, * D. Mardiningsih,** S. Satmoko **

Ditulis oleh Mukarom Salasa Jumat, 03 September :04 - Update Terakhir Sabtu, 18 September :09

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2017, VOL.17, NO. 1

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

MINAT PETERNAK UNTUK MENGEMBANGKAN TERNAK SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Studi Kasus : Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi)

ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN PETERNAK KELINCI DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. yang strategis karena selain hasil daging dan bantuan tenaganya, ternyata ada

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi)

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali

PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan

Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU

ALOKASI WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi,

Intisari. Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo. Zulfanita

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 124,00 ha.

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN. umum rumahtangga petani peternak sapi sebagai responden. Keadaan umum wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Gunungkidul (2013), wilayah Gunungkidul memiliki topografi

STRUKTUR CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk,

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap pekerja berhak atas derajat kesehatannya yang optimal untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Purbowati, 2009). Domba lokal jantan mempunyai tanduk yang kecil, sedangkan

JURNAL INFO ISSN : TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

PEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o

SKRIPSI. Oleh : Desvionita Nasrul BP

Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi p-issn: Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-issn:

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

KONTRIBUSI DAN STATUS WANITA DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG (The contribution and Status of Women In Beef Cattle Poduction)

TINJAUAN PUSTAKA Kambing Kambing Perah

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK ASAL KOTORAN SAPI Hasil sampingan pemeliharaan ternak sapi atau sering juga disebut sebagai kotoran sapi tersusun dari feses,

D. Mardiningsih Laboratorium Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro ABSTRAK

Prevalensi Trematoda pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR Oleh: Mangonar Lumbantoruan

IbM PAKAN FERMENTASI SEBAGAI SUPLEMEN PAKAN TERNAK KAMBING DI WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG Alfedro Putut P 1, Eny Dyah Yuniwati 2, I Kirno Prasetyo 33

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

PROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT. Oleh:

POTENSI PENGEMBANGAN USAHATERNAK KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI VALENT FEBRILIANY

KONTRIBUSI PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA PADA USAHA PEMBUATAN TEMPE TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA

METODE. Materi. Pakan Pakan yang diberikan selama pemeliharaan yaitu rumput Brachiaria humidicola, kulit ubi jalar dan konsentrat.

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Kabupaten Pati Keadaan Umum Kecamatan Pati

BAB IV Hasil Dan Pembahasan

Transkripsi:

ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG ANALYSIS OF USE FAMILY LABOR CULTIVATION OF SHEEP LIVESTOCK IN THE SUBDISTRICT BUAHDUA DISTRICT SUMEDANG Riyadhi Abdan Rabbani Fakultas Peternakan Universitas Padjadajran e-mail : abdanrabbani@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang dari bulan April sampai dengan Mei 2016. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui besaran curahan tenaga kerja peternak dalam pemeliharaan domba, proporsi curahan tenaga kerja peternak untuk pemeliharaan domba di kandang dan penyediaan pakan hijauan domba, di Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode survey, pengambilan responden dipilih secara proportional simple random sampling, ditentukan sebanyak 30 responden peternak domba di Kecamatan Buahdua. Untuk mengetahui perbandingan efisiensi tenaga kerja pria dan wanita dalam menyediakan pakan hijauan domba, maka diakukan uji t. Berdasarkan hasil penelitian : pada rata-rata jumlah pemilikan 7,4 ekor domba, menunjukan bahwa : curahan tenaga kerja keluarga dalam pemeliharaan sebesar 5,32 jam/hari dengan masing-masing curahan, yaitu tenaga kerja pria 3,27 jam/hari, wanita 1,96 jam/hari, dan anak 0,09 jam/hari. Proporsi curahan tenaga kerja keluarga untuk pemeliharaan di kandang sebesar 0,3 jam/hari (9,96%), dengan masing-masing curahan yaitu tenaga kerja pria 0,16 jam/hari, wanita 0,34 jam/hari dan anak 0,03 jam/hari, sedangkan untuk penyediaan pakan hijauan domba 4,79 jam/hari (90,04%), dengan masing-masing curahan yaitu tenaga kerja pria 3,11 jam/hari, wanita 1,62 jam/hari, dan anak 0,06 jam/hari. Penggunaan tenaga kerja pria dalam menyediakan pakan hijauan domba lebih efisien dibanding tenaga kerja wanita. Kata Kunci : Curahan Tenaga Kerja, Efisiensi, Proporsi, Rumah Tangga, Domba. ABSTRACT These research has been performed in the Subdistrick Buahdua District Sumedang since April till Mei 2016. The purpose of this research is to know far the family labor recipitation of breeder in the cultivation of the sheep cultivation is, how far the proportion of family labor recipitation of breeder for the care of livestock in the stall and for the preparation of the greenes of livestock breed and also to know the comparison the family labor eficiency of man and of women in preparing the greenes of breeding of sheep livestock in the Subdistrict Buahdua District Sumedang. The used method in this research is a survey one, in which responden collecting are proportionally random sampling selected, they are determined as much 30 sheep breeders in the Subdistrict Buahdua District Sumedang. For knowing the comparison of family labor eficiency of man and women in preparing the greenes of livestock breeding, the T test is carried out. The conclusion of this research is as the following : The family labor precipitation of breeder in cultivation of the sheep livestock in this Subdistrict Buahdua District Sumedang is 5,32 hour/day. The proportion of family labor precipitation of breeder for cultivation of stall and for preparation of greenes of the breeding sheep is 0,53 hour/day for the livestock cultivation of sheep in stall (9,96%) and 4,79 hour/dar for preparation of greenes of livestock breed (90,04%). The use of family labor of man in preparing the greenes of the breeding of sheep livestock in the Subdistrict Buahdua District Sumedang is more eficien to be carried out by the woman labors. Keywords : Family, Labors, Efficiency, Proportion, Sheep

PENDAHULUAN Usaha pengembangan peternakan sedang gencar dilaksanakan, hal ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat. Peningkatan populasi manusia menyebabkan peningkatan peningkatan kebutuhan protein, dan kebutuhan protein hewani erat kaitannya dengan produksi ternak potong. Salah satu ternak potong yang potensial dikembangkan adalah domba Pemeliharaan domba ini merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi pengangguran semu di kalangan petani akibat sifat musiman dari sektor pertanian. Cara ini diharapkan dapat membuka lapangan kerja. sehingga tenaga kerja produktif tersebut dapat dimanfaatkan untuk menyediakan pakan sehubungan dengan semakin langkanya lahan yang khusus ditanami pakan hijauan. Besar curahan, proporsi, dan efisiensi tenaga kerja merupakan faktor penting dalam usaha ini karena ketiga hal tersebut diatas adalah kunci dalam usaha peternakan berskala rumah tangga. METODE Metode penelitian yang akan digunakan adalah survey. Metode ini dipilih atas dasar keterbatasan waktu, sebaran petani yang terpencar, dan keterbatasan biaya. Objek penelitian adalah peternak yang memelihara domba di Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Sampel akan diambil dari 3 desa yaitu : Desa Cilumping, Kalapanunggal, dan Cibitung. Responden dalam penelitian ini ditetapkan secara purposive sebanyak 30 orang. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencurahan Tenaga Kerja dalam Pemeliharaan Domba Pemeliharaan domba memiliki dua kegiatan utama. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari pemeliharaan ternak di kandang dan penyediaan hijauan pakan ternak. A.1. Pemeliharaan Ternak di kandang A.1.1. Pemberian Pakan dan Minum Peternak yang menjadi responden (66,67%) memberikan pakan pada ternaknya sebanyak 2 kali setiap hari yang diikuti sebesar 26,67% yang memberi pakan 3 kali sehari, sedangkan yang memberikan pakan 1 kali dan 4 kali masing-masing hanya satu responden 3,33%. Dilihat frekuensi pemberian pakan secara umum dari responden telah cukup baik karena frekuensi pemberian pakan tergantung pada kebiasaan peternak yaitu ada yang 2 kali dan ada juga yang 3 kali setiap hari (Direktorat Jenderal Peternakan, 2007). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Frekuensi Pemberian Pakan pada Pemeliharaan Domba. No. Responden Frekuensi (orang) (kali/hari) Keterangan 1 1 1 pagi 2 20 2 pagi dan siang 3 8 3 pagi, siang, dan sore 4 1 4 pagi, siang, sore, dan malam Peternak di Kecamatan Buahdua memberikan hijauan lebih dari cukup, karena jumlah kebutuhan pakan untuk domba dalah 10% dari berat badan. Tabel 2 membuktikan bahwa tenaga kerja peternak dalam memelihara ternaknya banyak dicurahkan untuk menyabit rumput. Tabel 2. Kisaran Jumlah Pemberian Pakan Hijauan pada Pemeliharaan Domba. Kisaran Pemberian Jumlah Responden (kg/ekor/hari) (orang) 3,50-5 9 > 5-8 21 Jumlah Responden 30 A.1.2. Pembersihan Kandang Kandang domba biasanya dibersihkan sesetiap hari waktu pagi sebelum petani peternak pergi ke sawah atau ke kebun atau mengerjakan pekerjaan lainnya. Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh kepala keluarga, istri, dan kadang-kadang anak. Sesetiap kali melakukan pekerjaan ini memakan waktu sekitar 15 menit. A.1.3. Pengangkutan Feses Domba Pengangkutan feses dilakukan 1-3 bulan sekali. Jangka waktu pengangkutan kotoran hingga cukup untuk pupuk atau dijual berbeda-beda tergantung dari jumlah ternak yang dipelihara dan waktu luang yang tersedia untuk melakukan pekerjaan tersebut. Didalam lubang penampungan kotoran biasanya terdapat pula campuran daundaunan. Sisa hijauan limbah pertanian ini sengaja dipindahkan untuk campuran pupuk. Daun-daunan dan feses secara berkala diaduk, bagian yang sudah menjadi pupuk atau biasa disebut sudah dingin diangkut ke sawah atau kebun pada waktu yang tersedia pekerjaan ini rata-rata memakan waktu selama 2 jam. A.1.4. Perbaikan Kandang Perbaikan kandang biasanya dilakukan sesetiap 3 12 bulan sekali dan biasanya dilakukan oleh kepala keluarga, dibantu oleh tetangga atau anak laki-laki Memakan waktu selama kurang lebih 6 jam.

A.1.5. Memandikan Ternak Waktu yang digunakan untuk memandikan ternak adalah 30 60 menit, waktu banyak terbuang pada saat menggiring ternak ke sungai atau kolam apabila jarak dari kandang ke tempat pemandian cukup jauh. Tujuan memandikan domba adalah untuk membersihkannya dari kuman atau parasit yang menempel pada kulit dan bulunya. Kegiatan ini dilakukan 2-12 kali pertahun (Sumoprastowo, 1990) A.1.6. Pencukuran Bulu Pencukuran bulu pada umumnya dilakukan pertama kali pada domba berumur 7 bulan, selanjutnya pencukuran bulu dilakukan setiap 1 tahun sekali. Kegiatan ini dilakukan oleh laki-laki (kepala keluarga) selama kurang lebih 60 menit per kegiatan A.1.6. Pelaksanaan Reproduksi Pelaksanaan perkawinan ini biasanya dilakukan oleh kepala keluarga. Waktu pelaksanaan perkawinan ini tidak sama, ada yang pagi hari, siang atau sore. Perbedaan waktu ini disebabkan karena waktu berahi yang tidak tentu. Umur domba pertama dikawinkan adalah 7 bulan. Keadaan ini cukup baik karena sesuai dengan pendapat Toelihere (1999) yang menyatakan bahwa ternak domba mulai dewasa kelamin pada umur 6-12 bulan. A.2. Pencurahan Tenaga Kerja dalam Penyediaan Hijauan Pakan Ternak Kegiatan menyabit rumput atau kegiatan penyediaan pakan hijauan ternak adalah kegiatan yang paling banyak menyita waktu yang dicurahkan untuk pemeliharaan ternak. Tabel 3 memperlihatkan keterlibatan suami dalam menyediakan pakan hijauan domba yaitu 100% berarti suami selaku kepala keluarga sangat dominan dalam penyediaan pakan hijauan domba. Tabel 3. Jumlah Tenaga Kerja Keluarga yang Terlibat dalam Penyediaan Pakan Hijauan Domba. No Status didalam Keluarga Jumlah (orang) Proporsi Keterlibatan (%) n = 30 1 Suami 30 100 2 Istri 26 83 3 Anak 4 13

Penyediaan hijauan terutama rumput diambil dari berbagai tempat, yaitu pematang sawah, kebun, perkebunan bahkan sampai ke gunung. Tabel 4 menjelaskan Jarak dan waktu tempuh ke masing-masing lokasi. Tabel 4. Jarak dan Waktu Tempuh Pengambilan Pakan Hijauan Domba pada Berbagai Lokasi. No Lokasi Jarak (km) Waktu Pencurahan (Jam) 1 Area Pertanian 0,05-0,5 1,0-1,5 2 Area Kaki Gunung 0,30-2,0 1,5-2,5 3 Area Perkebunan 1,50-2,5 2,5-3,5 B. Proporsi Pencurahan Tenaga Kerja dalam Pemeliharaan Domba di Kandang dan Penyediaan Pakan Hijauan. Tabel 5 dibawah menggambarkan bahwa curahan tenaga kerja dari ke tiga kelompok tenaga kerja yaitu pria, wanita, dan anak, proporsinya lebih besar untuk penyediaan pakan hijauan dibanding untuk pemeliharaan di kandang. Tabel 5. Curahan Tenaga Kerja dalam Pemeliharaan Domba di Kandang dan Penyediaan Pakan Hijauan. No Status Tenaga Kerja Pemeliharaan Rutin di Kandang Curahan Penyediaan Hijauan Pakan Jam/hari (%) Jam/hari (%) 1 Pria 0,16 30,19 3,11 64,93 2 Wanita 0,34 64,15 1,62 33,82 3 Anak 0,03 5,66 0,06 1,25 Jumlah 0,53 100 4,79 100 Rata-rata / ekor 0,08 0,96 Tenaga kerja pria mencurahkan tenaga kerjanya untuk penyediaan pakan hijauan sebesar 3,11 jam setiap hari 64,93 % dan hanya 0,16 jam setiap hari 30.19 % untuk pemeliharaan di kandang. Curahan tenaga kerja wanita dan anak dalam penyediaan pakan hijauan adalah sebesar 1,62 jam setiap hari untuk tenaga kerja wanita dan 0,06 jam setiap hari untuk

tenaga kerja anak, sedangkan untuk pemeliharaan di kandang, curahan tenaga kerja wanita sebesar 0,34 jam setiap hari dan tenaga kerja anak sebesar 0,03 jam setiap hari. Keadaan ini terjadi karena menyangkut jarak tempuh ke tempat pengambilan hijauan lebih jauh dibanding dengan jarak ke kandang. Tabel diatas juga memberi gambaran bahwa persentase pencurahan tenaga kerja untuk penyediaan hijauan 90,04% lebih besar dibanding untuk pemeliharaan Domba di kandang 9,96%. Proporsi curahan tenaga kerja tersebut terjadi karena ternak sepanjang tahun berada di kandang. Tenaga kerja pria menempati curahan tertinggi dalam pemeliharaan domba yaitu sebesar 3,27 jam setiap hari (61,47%), ini disebabkan karena pria selain berperan sebagai yang bertanggung jawab mencari nafkah juga memiliki kemampuan fisik yang relatif lebih baik dibanding wanita. Tenaga kerja wanita dalam kegiatan sehari-harinya memiliki pekerjaan dan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga, sehingga dalam beternak domba hanya mencurahkan waktu sekitar 1,96 jam (36,84%). Tenaga kerja anak mencurahkan waktu sekitar 0,09 jam setiap hari (1,69%). Tampak pula bahwa walaupun usaha ternak domba masih sebagai usaha sampingan atau tambahan disamping usaha pokok lainnya, tetapi tetap lebih banyak dikerjakan oleh suami sebagai kepala keluarga. (Tabel 6) Tabel 6. Curahan Tenaga Kerja Peternak dalam Pemeliharaan Domba. No Status Tenaga Kerja Curahan (jam/hari) Persentase (%) 1 Pria 3,27 61,47 2 Wanita 1,96 36,84 3 Anak 0,09 1,69 Jumlah 5,32 100 C. Efisiensi Tenaga Kerja Pria dan Wanita dalam Penyediaan Pakan Hijauan. Rata-rata kemampuan tenaga kerja pria menyediakan hijauan sebanyak 34,85 kg/hari yang nyata lebih besar daripada jumlah yang dihasilkan tenaga kerja wanita yaitu sebanyak 12,57 kg/hari dengan curahan tenaga kerja pria yaitu 3,11 jam/hari dan tenaga kerja wanita yaitu 1,62 jam/hari dan tingkat efisiensi tenaga kerja pria dalam penyediaan hijauan sebesar 11,20 kg/jam dan efisiensi tenaga kerja wanita sebesar 7,76 kg/jam.

Tabel 7. Efisiensi Tenaga Kerja Pria dan Wanita dalam Penyediaan Hijauan. Rata rata Produksi Hijauan (kg/hari) Curahan dalam Penyediaan Hijauan (jam/hari) Efisiensi dalam Penyediaan Hijauan (kg/jam) Pria 34,85 3,11 11,2 Wanita 12,57 1,62 7,76 Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan aplikasi SPSS, dapat dikatakan bahwa penggunaan tenaga kerja pria dalam penyediaan pakan hijauan domba di Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang lebih efisien dibanding tenaga kerja wanita (P 0,05). KESIMPULAN Tenaga kerja pria menempati curahan tertinggi dalam pemeliharaan domba yaitu sebesar 3,27 jam perhari (61,47%) Tenaga kerja wanita yaitu 1,96 jam perhari (36,84%) dan tenaga kerja anak yaitu 0,09 jam perhari (1,69%). Curahan dan proporsi tenaga kerja diihat pada tabel dibawah ini No Kelompok Tenaga Kerja Pemeliharaan di Kandang Curahan Penyediaan Hijauan Pakan Jam/hari (%) Jam/hari (%) 1 Pria 0,16 30,19 3,11 64,93 2 Wanita 0,34 64,15 1,62 33,82 3 Anak 0,03 5,66 0,06 1,25 Jumlah 0,53 100 4,79 100 Rata-rata / ekor 0,08 0,96 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan juga didapatkan tingkat efisiensi tenaga kerja pria dalam penyediaan hijauan sebesar 11,20 kg tiap jam dan efisiensi tenaga kerja wanita sebesar 7,76 kg tiap jam. Jadi tenaga kerja pria lebih efisien dibanding tenaga kerja wanita.

DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Peternakan. Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta. 2007. Sumoprastowo,R.M. 1990. Beternak Kambing yang Berhasil. Bhatara Karya Aksara, Jakarta. 26. Toelihere, M. R. 1999. Fisiologi Produksi Ternak. Aksara Jakarta. 171.