BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang optimal dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu : faktor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular cukup tinggi dan prevalensinya meningkat karena

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Chikungunya

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIK)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit bermunculan. Selain Demam Berdarah (DB) juga muncul penyakit. bagian persendian (arthralgia) (Arini, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat 19 November 2016, Vol.1.No.1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan.terlebih lagi dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bagi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berlanjut siklusnya bila faktor pendukungnya ada (Depkes RI, 2007).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dan dalam waktu yang relatif singkat. Penyakit jenis ini masih

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue, ditularkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), program pencegahan dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Anggraeni, D.S., Stop Demam Berdarah Dengue, Bogor: Bogor Publishing House.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Chikungunya merupakan salah satu re-emerging disease di

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. World Health

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional karena upaya memajukan bangsa tidak akan efektif apabila tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. umum dari kalimat tersebut jelas bahwa seluruh bangsa Indonesia berhak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Haemorraghic Fever

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Skripsi ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: DIAH NIA HERASWATI J

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemorrhagic fever

BAB 1 PENDAHULUAN. Acuan Pembangunan kesehatan pada saat ini adalah konsep Paradigma

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditularkan melalui gigitan nyamuk yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis di

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan kesehatan dalam rencana strategis kementerian

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung jumlah pasien serta semakin luas. epidemik. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Diantara kota di Indonesia, Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditularkan lewat gigitan nyamuk. Penyakit Chikungunya disebakan

BAB I PENDAHULUAN. serotype virus dengue adalah penyebab dari penyakit dengue. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles,

BAB I PENDAHULUAN. Waktu survival (survival time) merupakan salah satu penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

FOKUS UTAMA SURVEI JENTIK TERSANGKA VEKTOR CHIKUNGUNYA DI DESA BATUMARTA UNIT 2 KECAMATAN LUBUK RAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2009

STUDI KEBERADAAN JENTIK DAN PERILAKU PENDERITA CHIKUNGUNYA DI DESA TALUMELITO KECAMATAN TELAGA BIRU

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa di negara yang sedang berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengue, keduanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit. chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya.

BAB I PENDAHULUAN. Gigitan nyamuk sering membuat kita risau karena. rasanya yang gatal. Akan tetapi nyamuk tidak hanya

africanus, Aeluteocephalus, Ae opok, Ae. furciper, Ae taylori, Ae cordelierri).

NYAMUK SI PEMBAWA PENYAKIT Selasa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENINGKATKAN KEMANDIRIAN DASA WISMA KELURAHAN SEKARAN DALAM PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE

bio.unsoed.ac.id Ordo :Virales Oleh: Drs. Priyo Susatyo, MSi Awal tahun ini, selain kasus demam berdarah yang merebak di sejumlah wrlayah Divisio: -

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN CIKUNGUNYAH. OLEH Nurhafni, SKM., M.Kes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Menurut Hendrik L. Blum dalam Kusnoputranto (1986), derajat kesehatan masyarakat yang optimal dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu : faktor lingkungan, perilaku manusia, pelayanan kesehatan dan keturunan. Keempat faktor tersebut saling terkait dengan faktor lain, yaitu sumber daya alam, keseimbangan ekologi, kesehatan mental, sistem budaya dan populasi sebagai satu kesatuan. Lingkungan mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan masyarakat. Faktor lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik, lingkungan biologik dan lingkungan sosio kultural (Depkes RI, 2003). Dewasa ini banyak penyakit menular yang telah mampu diatasi bahkan ada yang telah dapat dibasmi berkat kemajuan teknologi dalam mengatasi masalah lingkungan biologis yang erat hubungannya dengan penyakit menular. Akan tetapi masalah penyakit menular masih tetap dirasakan oleh sebahagian besar penduduk negara sedang berkembang, disamping munculnya masalah baru pada negara yang sudah maju. Penguasaan teknologi terhadap pengaruh lingkungan biologi yang erat hubungannya dengan penyakit menular maka penguasaan terhadap lingkungan fisik sedang dikembangkan di berbagai negara dewasa ini yang sejalan dengan penguasaan terhadap lingkungan biologis (Noor, 2000). Manusia memiliki hubungan timbal balik dengan lingkungan dalam hal ini menitikberatkan pada interaksi interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Kejadian penyakit merupakan hasil hubungan interaktif antara penduduk dengan

lingkungan yang memiliki atau mengandung potensi bahaya yang menimbulkan gangguan kesehatan, salah satunya adalah penyakit yang ditularkan melalui vektor. Mewabahnya penyakit yang disebabkan oleh vektor itu diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang buruk, juga termasuk lingkungan fisik (Anies, 2006). Kondisi faktor lingkungan fisik seperti adanya perubahan iklim, pencahayaan yang kurang, kelembaban yang tinggi, kondisi lingkungan disekitar rumah yang buruk menyebabkan perkembangbiakan vektor semakin meningkat, salah satunya adalah penyakit demam Chikungunya. Disamping kasus demam berdarah yang merebak di sejumlah wilayah Indonesia dan penderitanya semakin banyak, masyarakat direpotkan pula dengan kasus Chikungunya. Demam Chikungunya banyak ditemukan di daerah daerah beriklim tropis dan subtropis. Penyakit ini tidak menimbulkan kematian tetapi apabila mewabah dapat menimbulkan kerugian karena akan menurunkan produktivitas individu (Anies, 2006). Infeksi dengan virus Chikungunya menimbulkan demam Chikungunya yang mirip dengan demam dengue, tetapi gejala klinik dan pendarahannya lebih ringan daripada yang ditimbulkan oleh virus dengue. Gejala yang seringkali menjadi keluhan bagi penderita adalah demam dengan nyeri tulang (break-bone fever) dan disebut sebagai flu tulang. Penyakit demam Chikungunya ini dapat ditularkan oleh nyamuk-nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus, Culex fatigans, Culex tritaeniorrhynchus, Culex gelidus dan nyamuk Mansonia. Penularan penyakit Chikungunya sangat cepat karena penyebarannya melalui nyamuk yang mudah berkembang biak di setiap tempat yang memiliki air tergenang. Penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), menjaga

kebersihan lingkungan dan upaya pembinaan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan lingkungan. Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit disebabkan semakin banyaknya transportasi penduduk, adanya pemukiman baru, kurangnya peran aktif masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk, terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya sirkulasi virus sepanjang tahun (Suroso, 2003). Penyakit demam Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung (that which contorts or bends up), mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki. Daerah penyebaran penyakit di daerah tropis, terutama urban di Asia, India, Afrika Timur. Virus Chikungunya menimbulkan epidemi di wilayah tropis Asia dan Afrika sejak diidentifikasi tahun 1952-1953 di Afrika Timur. Sejak 1954, virus menyebabkan epidemi di negara Asia termasuk Filipina, Thailand, Cambodia, India, Birma, dan Sri Lanka. Dibeberapa negara, Chikungunya dianggap sebagai penyakit emerging dan re-emerging. Terjangkitnya penyakit Chikungunya erat kaitannya dengan migrasi dan musim (Suharto, 2007). Di Indonesia, demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda tahun 1973. Kemudian berjangkit di Kuala Tunkal, Jambi tahun 1980. Tahun 1983 merebak di Martapura, Ternate dan Yogyakarta. Setelah vakum hampir 20 tahun, awal 2001 terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam Chikungunya terjadi di Muara

Enim, Sumatera Selatan dan Aceh, disusul Bogor bulan Oktober. Setahun kemudian, demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah) tahun 2002. Jumlah kasus Chikungunya yang terjadi sepanjang tahun 2001-2003 mencapai 3.918 kasus tanpa kematian (Suharto, 2007). Pada tahun 2007, kasus demam Chikungunya muncul di Sumatera Utara, yakni di Pancur Batu, Deli Serdang. Selanjutnya sejak tahun 2008 sampai dengan tanggal 10 Juni 2009 Chikungunya telah berjangkit di beberapa kabupaten/kota dengan beberapa penderita, namun belum ada kematian. Rincian berdasarkan laporan yang masuk, sebagai berikut : Kabupaten Padang Lawas Selatan 48 penderita, Asahan 93 penderita, Serdang Bedagai 715 penderita, Labuhan Batu 726 penderita, Labuhan Batu Selatan 151 penderita, Labuhan Batu 59 penderita, Nias Selatan 80 penderita, Langkat 70 penderita, dan Deli Serdang 123 penderita. Tidak tertutup kemungkinan di daerah lain selain daerah-daerah tersebut sudah ada kasus demam Chikungunya tetapi tidak dilaporkan ke puskesmas atau tidak termonitor oleh petugas kesehatan (Chandra, 2009). Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan Sei Rampah yang terdiri dari 17 desa yang berpenduduk 15.302 pada bulan September 2009. Telah terjadi wabah demam Chikungunya yang menjangkit banyak penduduk karena pada tahun tahun sebelumnya belum pernah terjadi wabah demam Chikungunya. Wabah demam Chikungunya yang terjadi di tujuh desa awalnya muncul pada bulan April sampai pada bulan Juni 2009 yaitu di Desa Simpang Empat dengan jumlah kasus sebanyak 88 kasus, Desa Tanah Raja 165 kasus, Desa Pergulaan 26 kasus, Desa Sinah Kasih 60 kasus, Desa Silau Rakyat 176 kasus, Desa Cempedak Lobang 26 kasus, Desa

Rambung Estate 10 kasus tanpa adanya ditemui kasus kematian. Dan mungkin saja dapat kasus yang sama di desa lain tetapi tidak terdata oleh pelayan kesehatan setempat atau masyarakat merasa tidak terlalu menimbulkan bahaya bagi dirinya sehingga tidak mau memeriksakannya (Profil Puskesmas Firdaus Kecamatan Sei Rampah, 2009). 1.2. Perumusan Masalah Tingginya kasus demam Chikungunya Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai karena banyak terdapat lahan pertanian, kebun, memelihara ternak dan kondisi lingkungan fisik yang buruk sehingga meningkatkan kuantitas vektor. Hal inilah yang menjadi kontribusi bagi peneliti untuk melakukan penelitian di Kecamatan Sei Rampah sehingga dapat dibuat suatu perumusan masalah yaitu belum diketahuinya hubungan faktor lingkungan fisik dengan kejadian penyakit Chikungunya di desa Tanah Raja Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2009. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan fisik dengan kejadian penyakit Chikungunya di desa Tanah Raja Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2009. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik responden meliput i jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan dengan kejadian Penyakit Chikungunya di desa Tanah Raja Kecamatan Sei Rampah tahun 2009. 2. Untuk mengetahui hubungan antara pencahayaan dengan kejadian penyakit Chikungunya di desa Tanah Raja Kecamatan Sei Rampah tahun 2009. 3. Untuk mengetahui hubungan antara kelembaban dengan kejadian penyakit Chikungunya di desa Tanah Raja Kecamatan Sei Rampah tahun 2009. 4. Untuk mengetahui hubungan antara suhu dengan kejadian penyakit Chikungunya di desa Tanah Raja Kecamatan Sei Rampah tahun 2009. 5. Untuk mengetahui hubungan antara tempat perindukan nyamuk dengan kejadian penyakit Chikungunya di desa Tanah Raja Kecamatan Sei Rampah tahun 2009. 6. Untuk mengetahui hubungan antara tempat peristirahatan nyamuk dengan kejadian penyakit Chikungunya di desa Tanah Raja Kecamatan Sei Rampah tahun 2009. 7. Untuk mengetahui hubungan antara keberadaan jentik dengan kejadian penyakit Chikungunya di desa Tanah Raja Kecamatan Sei Rampah tahun 2009.

1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai masukan bagi Pemerintah Daerah khususnya Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai bahan informasi dalam mendukung pelaksanaan kegiatan pemberantasan penyakit Chikungunya. 2. Bagi penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu selama menempuh pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan. 3. Sebagai bahan masukan informasi bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini dalam rangka pemberantasan penyakit Chikungunya di Kabupaten Serdang Bedagai.