BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

. BAB III METODE PENELITIAN. negeri favorit yang berada di kota Samarinda. Semua Guru yang mengajar di SMA Negeri 3 Samarinda.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka penulisan skripsi ini penulis mengambil lokasi pada Hotel

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini dapat diketahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Unit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat di Jalan Balam No. 13 Sukajadi Pekanbaru. Wika Pekanbaru, data-data tersebut menyangkut : 1.

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di Kantor Badan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan tingkat eksplanasi, adalah tingkat

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT.Hexindo Adiperkasa Tbk Pekanbaru yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Februari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi pada PT.Telkom Pekanbaru yang terletak di jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang lakukan ini adalah penelitian survey, dimana peneliti

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Bagi perusahaan yang mempunyai banyak karyawan diperlukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan penulis di Ma had Putri Sunan Ampel Al-Ali

BAB III METODE PENELITIAN. maka yang menjadi objek penelitian ini adalah kinerja dan pelayanan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel)

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Langkah yang penting dalam keseluruhan proses penelitian ini

sementara terhadap rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Motivasi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Produktivitas Kerja

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang bersistem; sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. penelitian eksploratif (explorative research), penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan angket atau kuesioner. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA N 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang dikelompokan melalui penelitian yang diperoleh secara langsung dari

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning. akan diteliti adalah peserta BPJS Kesehatan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Karya Utama

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB III METODE PENELITIAN. untuk penelitian inferensial pengujian hipotesis dan menyandarkan pada suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai wadah (wahana) kegiatan dari orang orang yang bekerja sama dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sumber data yang dimaksud adalah menyangkut sumber-sumber informasi

III. METODE PENELITIAN. yang menggunakan data yang sama dimana peneliti menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan prinsip-prinsip

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir menjelaskan filosofi dari gagasan (ide) riset yang diajukan, sehingga memerlukan suatu model penelitian, yang ditampilkan dalam suatu diagram untuk memperlihatkan aliran-aliran atau kaitan-kaitan antara suatu variabel dengan variabel lainnya. 3.1.1. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Auditor Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Motivasi kerja dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji. (Mangkunegara, 2002, 102) Sedangkan pengertian kinerja menurut Lembaga Administrasi Negara adalah sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian suatu pelaksanaan kegiatan / program / kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi. (Widodo, 2001, 206) Untuk mendapatkan kinerja auditor yang baik, diperlukan suatu motivasi yang berupa dorongan dari masing-masing individu 41

42 (auditor) untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaikbaiknya dan penuh tanggung jawab agar tujuan organisasi dapat tercapai. Berdasarkan pengertian motivasi kerja dan pengertian kinerja tersebut, maka pengaruh antara motivasi kerja dan kinerja mempunyai pengaruh yang sangat erat yaitu apabila motivasi kerja dari masingmasing auditor tinggi akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi pula yang pada akhirnya akan memberikan hasil kerja ( kinerja ) yang baik. 3.1.2. Pengaruh antara Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja Auditor Kemampuan kerja merupakan suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. (Robbins, 2001, 46) Profil seorang pegawai yang produktif menekankan pada mutu dan bukan pada kuantitas. Menambah lebih banyak pegawai belum tentu berhasil meningkatkan produktifitas (Timpe, 2003, 111). Jadi harus dipastikan dulu bahwa yang ada sekarang dapat bekerja sesuai kemampuan mereka untuk menghasilkan kinerja yang baik.

43 Dari kedua pengertian tersebut bahwa seorang pegawai dalam hal ini auditor yang memiliki kemampuan kerja yang baik akan memberikan hasil kerja (kinerja) yang baik pula. 3.1.3. Pengaruh Antara Kesiapan Menerima Perubahan Terhadap Kinerja Auditor Hakekat kesiapan menerima perubahan adalah kemampuan dan kekuatan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara adaptif dalam rangka menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan organisasi. Perubahan adalah sesuatu yang sudah pasti, maka tidak perllu dihindari, tetapi sebaiknya dihadapi agar dikelola dan dikendalikan. Suatu kinerja bermasalah dapat muncul dimana-mana, misalnya seorang auditor dengan prestasi baik, mungkin saja tiba-tiba menjadi seseorang yang sering mangkir atau gemar membuang-buang waktu. Setiap kali terjadi perubahan, auditor diharapkan dapat bekerja dengan cara yang berbeda, dan hal terrsebut menuntut terjadinya beberapa perubahan kecil atau bahkan besar dalam rantai kinerja. Untuk itu semua diperlukan kesiapan (readiness) bagi auditor untuk menghadapi dan menyiasati kinerja yang tidak menurun.

44 3.1.4. Pengaruh Motivasi, Kemampuan Kerja dan Kesiapan Menerima Perubahan Secara Bersamasama Terhadap Kinerja Auditor Hakikat Kinerja Auditor adalah prestasi atau hasil kerja yang diperlihatkan seorang Auditor atas pekerjaannya pada waktu tertentu. Adanya keinginan dan dorongan atau motivasi dan kemampuan kerja yang baik serta apabila yang bersangkutan memmiliki kesiapan untuk menerima suatu perubahan, maka diharapkan akan memberikan kinerja yang baik. 3.2. Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir maka dapat disusun rumusan hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi, kemampuan kerja dan kesiapan menerima perubahan secara bersama-sama terhadap kinerja auditor. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja, kemampuan kerja dan kesiapan menerima perubahan secara parsial terhadap kinerja auditor. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara data demografi jenis kelamin terhadap kinerja auditor.

45 4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara data demografi tingkat pendidikan terhadap kinerja auditor. 5. Terdapat pengaruh yang signifikan antara data demografi masa kerja terhadap kinerja auditor. 6. Terdapat pengaruh yang signifikan antara data demografi status kepegawaian terhadap kinerja auditor. X 1 D 1 D 2 X 2 Y Y = a + bx 1 + bx 2 + bx 3 D 3 X 3 D 4 Gambar 3.1. Model Penelitian Keterangan : X 1 : Motivasi X 2 : Kemampuan kerja X 3 : Kesiapan menerima perubahan Y : Kinerja auditor D 1 : Jenis Kelamin D 2 : Pendidikan D 3 : Masa Kerja : Status Kepegawaian D 4

46 3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.3.1. Variabel Motivasi Kerja A. Definisi Motivasi merupakan daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebagian besar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai tujuannya. (Siagian, 2002, 102) B. Operasionalisasi Secara operasional variabel motivasi kerja auditor Itjen Depkes RI diukur dengan menggunakan instrumen dengan indikator meliputi tanggung jawab dan semangat kerja yang tinggi untuk merealisasi tujuan, partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan, menyenangi pekerjaan yang diberikan, bekerja sesuai prosedur dan alur kerja, serta berani mengambil resiko yang terjadi pada pekerjaan tersebut, pengembangan karier, pelatihan dan kesejahteraan. C. Pengukuran Variabel Berpedoman pada definisi konseptual maupun operasional, maka kisi-kisi variabel motivasi kerja adalah sebagai berikut:

47 Tabel 3.1. Pengukuran Variabel Motivasi Kerja Variabel Indikator Skala Motivasi Kerja 1. Tanggung jawab 2. Semangat kerja 3. Partisipasi aktif 4. Menyenangi pekerjaan 5. Sesuai prosedur & alur kerja 6. Berani ambil resiko 7. Pengembangan karier 8. Pelatihan 9. Kesejahteraan 3.3.2. Variabel Kemampuan Kerja A. Definisi Kemampuan kerja merupakan suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Seluruh kemampuan tersebut pada hakikatnya tersusun dari dua perangkat faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik (Robbins, 2001, 46). B. Operasionalisasi Definisi operasional kemampuan kerja diukur dengan menggunakan instrumen dengan indikator meliputi, cerdas dan dapat belajar dengan cepat, kompetensi secara profesional/teknis, kreatif dan inovatif (memperbaiki hasil kerja), memahami pekerjaan, bekerja dengan efisien, dianggap bernilai oleh pengawasnya, mau menerima kritik yang konstruktif, mudah menerima ide-ide, berupaya memanfaatkan peluang, berupaya meningkatkan kualitas diri.

48 C. Pengukuran Variabel Berpedoman pada definisi konseptual maupun operasional, maka kisi-kisi variabel kemampuan kerja adalah sebagai berikut: Tabel 3.2. Pengukuran Variabel Kemampuan Kerja Variabel Indikator Skala Kemampuan Kerja 1. Cerdas dan dapat belajar dengan cepat 2. Kompetensi secara profesional/teknis. 3. Kreatif dan Inovatif (memperbaiki hasil kerja). 4. Memahami pekerjaan. 5. Bekerja dengan efisien. 6. Dianggap bernilai oleh pengawasnya. 7. Mau menerima kritik yang konstruktif. 8. Mudah menerima ide-ide. 9. Berupaya memanfaatkan peluang. 10. Berupaya meningkatkan kualitas diri 3.3.3. Variabel Kesiapan Menerima Perubahan A. Definisi Kesiapan menerima perubahan merupakan kemampuan, kekuatan dan sifat seseorang untuk berbuat dalam rangka menyesuaikan dengan lingkungan secara adaptif untuk mencapai tujuan.

49 B. Operasionalisasi Definisi operasional kesiapan menerima perubahan diukur dengan menggunakan instrumen yang meliputi indikator tingkat keterampilan dalam menyiasati perubahan, keinginan untuk menghadapi perubahan, adaptif terhadap perubahan, kondisi lingkungan internal dan eksternal, komitmen dalam menghadapi perubahan. C. Pengukuran Variabel Berpedoman pada definisi konseptual maupun operasional, maka kisi-kisi variabel kesiapan menerima perubahan adalah sebagai berikut: Tabel 3.3. Pengukuran Variabel Kesiapan Menerima Perubahan Variabel Indikator Skala Kesiapan Menerima Perubahan 1. Tingkat keterampilan dalam menyiasati perubahan 2. Keinginan untuk menghadapi perubahan 3. Adaptif terhadap perubahan 4. Kondisi lingkungan internal dan eksternal 5. Komitmen dalam menghadapi perubahan 3.3.4. Variabel Kinerja A. Definisi Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja seorang auditor selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai

50 kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan (Soeprihantono, 1988, 7). B. Operasionalisasi Definisi operasional kinerja auditor diukur dengan menggunakan instrumen dengan indikator tingkat kemampuan auditor dalam bekerja, semangat dalam menyelesaikan pekerjaan, prosedur dalam melaksanakan pekerjaan, tingkat kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. C. Pengukuran Variabel Berpedoman pada definisi konseptual maupun operasional, maka kisi-kisi variabel kinerja adalah sebagai berikut: Tabel 3.4. Pengukuran Variabel Kinerja Auditor Variabel Indikator Skala Kinerja Auditor 1. Tingkat kemampuan auditor dalam bekerja 2. Semangat dalam menyelesaikan pekerjaan 3. Prosedur dalam melaksanakan pekerjaan 4. Tingkat kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan 5. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan Berdasarkan uraian kisi-kisi indikator dari ketiga variabel, dapat diketahui adanya 29 indikator yang dituangkan dalam kuisioner berupa pertanyaan sebanyak 53 butir. Kuisioner tersebut dikirimkan kepada responden sebanyak 60 orang

51 untuk diisi. Terhadap jawaban responden diuji validitas dan reliabilitasnya. 3.4. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Inspektorat Jenderal Departemen Kesehatan Jl. H. R. Rasuna Said Blok X-5 Kav.4-9 Kuningan - Jakarta Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan pada Minggu I II bulan Februari 2009. 3.5. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.5.1. Jenis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang merupakan jawaban responden terhadap kuesioner. Dari data yang dimaksud, untuk kepentingan analisis diubah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan skala Likert yang diberi bobot 1 sampai dengan 5. 3.5.2. Sumber Data A. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh sebagai hasil jawaban kuisioner yang disebarkan kepada seluruh Auditor Itjen Depkes RI. Data primer dikumpulkan melalui penggunaan daftar

52 pertanyaan terstruktur (kuisioner) yang berisi motivasi kerja, kemampuan kerja, kesiapan menerima perubahan dan kinerja auditor. 1. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian merujuk pada skala model Likert. Skala berisi sejumlah pernyataan yang menyatakan objek yang hendak diungkap. 2. Penskoran atas kuisioner skala model Likert yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada lima alternatif jawaban, yakni Sangat setuju/sangat puas (5), Setuju/Puas (4), Raguragu (3), Tidak setuju/tidak Puas (2) dan Sangat tidak setuju/sangat tidak puas (1). B. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari data kepegawaian Inspektorat Jenderal Departemen Kesehatan RI. 3.5.3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian atau penulisan tesis ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data observasi yang didapat dari hasil hasil penelitian sebelumnya dan data data dari bagian kepegawaian di Inspektorat Jenderal Departemen Kesehatan RI. Selanjutnya penelitian ini dilakukan dengan cara survey yaitu penelitian dengan mengambil contoh atau sampel dari populasi yang

53 ada. Data di peroleh dengan menggunakan kuisioner untuk menentukan kejadian relatif, distribusi dan pengaruh antar variabel (Sugiyono, 1997, 7). Analisa deskriptif dilaksanakan untuk menjelaskan karakteristik responden, sedangkan analisa kuantitatif dilakukan untuk mengetahui tingkat kedalaman hubungan keempat variabel tersebut. Analisa kuantitatif yang dilakukan dengan metode statistik yang dilakukan dua kali uji. 3.6. Populasi dan Sampel 3.6.1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor Inspektorat Jenderal Departemen Kesehatan RI yang berjumlah 128 orang, yang kesemuanya akan digunakan dalam analisis deskriptif dan analisis regresi. 3.6.2. Sampel Yang dijadikan sampel untuk uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian sebanyak 60 orang.

54 3.7. Instrumen Penelitian Administrasi pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti. Akses terhadap responden sangat dimungkinkan karena penulis adalah juga auditor di Inspektorat Jenderal Departemen Kesehatan RI. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner yang meliputi lima bagian. Bagian pertama mengenai profil responden, bagian kedua tentang motivasi kerja, bagian ketiga tentang kemampuan kerja, bagian keempat tentang kesiapan menerima perubahan dan bagian kelima tentang kinerja auditor. 3.8. Metode Analisis 3.8.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji statistik yang pertama adalah untuk menguji tingkat validitas dan reliabilitas instrumen penelitian yang berupa kuisioner dalam angket. Sebelum kuisioner dibagikan kepada responden yang akan menjadi objek penelitian, terlebih dahulu rancangan kuisioner tersebut diuji keshahihan dan keandalannya melalui penelitian pendahuluan. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas, diperoleh hasil pertanyaan yang dinyatakan valid dan reliabel untuk dapat dipergunakan sebagai instrumen penelitian. Terhadap pertanyaan

55 pertanyaan yang dinyatakan tidak valid dan tidak reliabel selanjutnya dikeluarkan dari daftar kuisioner dan tidak digunakan lagi. Untuk menguji validitas instrumen penelitian (kuisioner), yaitu untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya, digunakan metode statistika Koefisien Korelasi Product Moment dari Pearson. Dalam hal ini penulis menggunakan alat bantu program SPSS 12.0. Uji reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama, sehingga memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten (Umar, 2003, 113). Digunakan uji statistik Cronbach Alpha. Dalam hal ini penulis menggunakan alat bantu program SPSS 12.0. 3.8.2. Analisis Deskriptif Analisa deskriptif dilaksanakan untuk menjelaskan karakteristik responden, sedangkan analisa kuantitatif dilakukan untuk mengetahui tingkat kedalaman hubungan dan pengaruh keempat variabel tersebut. 3.8.3. Analisis Regresi Berganda Apabila regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal satu variabel independen dengan satu variabel

56 dependen, maka regresi berganda didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal dua variabel independen atau lebih dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi linier berganda adalah : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 dimana: a = nilai konstanta b 1,b 2,b 3 = koefisien regresi X 1,X 2,X 3 = variabel bebas Y = variabel terikat Bentuk analisis yang memakai dua variabel bebas atau lebih guna meramalkan variabel terikat Y, dikenal sebagai regresi berganda. Untuk menentukan nilai nilai tersebut, penulis menggunakan alat bantu software SPSS 12.0. 3.8.4. Uji Hipotesis dengan t-test dan F-test Uji hipotesis dengan t-test digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Setelah didapatkan nilai t hitung, maka untuk menginterpretasikan hasilnya berlaku ketetapan sebagai berikut: 1) Jika t hitung > t tabel maka H 0 di tolak (ada pengaruh yang signifikan). 2) Jika t hitung < t tabel maka H 0 diterima (tak ada pengaruh yang signifikan).

57 Untuk mengetahui t tabel digunakan ketentuan n 2 pada level of significance ( α ) sebesar 5 % ( tingkat kesalahan 5% atau 0,05 ) atau taraf keyakinan 95% atau 0,95. Jadi apabila tingkat kesalahan suatu variabel lebih dari variabel tersebut tidak signifikan. Uji hipotesis dengan F test digunakan untuk menguji pengaruh dua variabel bebas atau lebih secara bersama-sama dengan variabel terikat. Jika nilai F hitung > F tabel maka H 0 ditolak demikian pula sebaliknya. 3.8.5. Analisis Koefisien Determinasi Untuk mengukur seberapa besar variabel-variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, digunakan koefisien determinasi (R 2 ). Koefisien ini menunjukkan proporsi variabilitas total pada variabel dependen yang dijelaskan oleh model regresi. Nilai R 2 berada pada interval 0 R 2 1. Logikanya makin banyak estimasi model dalam menggambarkan data, maka makin dekat nilai R ke nilai 1 (satu). Nilai R 2 dapat diperoleh dengan rumus : R 2 = (r) 2 x 100% Keterangan : R 2 = Koefisien determinasi r = Koefisien korelasi