Gambar V.8 Potongan lahan fasilitas 2

dokumen-dokumen yang mirip
Bab V Konsep dan Hasil Rancangan


Bab III Gambaran Umum Bentang Alam Trowulan dan Review Rencana Pengembangan Wilayah

Bab IV Analisis Pengembangan Fasilitas Wisata Trowulan

Bab I Pendahuluan. Istilah kekunaan diartikan pada tinggalan fisik yang bernilai arkeologis atau benda cagar budaya (BCB).

UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PERANCANGAN FASILITAS WISATA TROWULAN DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR

ABSTRAK. Kata Kunci: Aegle marmelos, sosiabilitas, vitalitas, periodisitas

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN WISATA CANDI PENATARAN DI BLITAR JAWA TIMUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Persebaran populasi maja di Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto

BAB II KONDISI TROWULANMOJOKERTO

Integrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan

TUGAS AKHIR. Bahruddin Salam Pembimbing : Dr. Ir. Rimadewi Suprihardjo, MIP

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

TINJAUAN PULO CANGKIR

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kampung Wisata -> Kampung Wisata -> Konsep utama -> akomodasi + atraksi Jenis Wisatawan ---> Domestik + Mancanegara

MUSEUM AFFANDI YOGYAKARTA

Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB III: TINJAUAN LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2010). Aksesibilitas adalah konsep yang luas dan fleksibel. Kevin Lynch

BAB III METODE PERANCANGAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

Kabupaten Mojokerto secara topografis terletak di sepanjang Sungai Brantas hingga dataran tinggi di lereng Pegunungan Penanggungan dan Welirang dan

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori ini membahas tentang kosep dan teori-teori yang dijadikan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kerangka berpikir Arkeologi maka digunakan penelitian kualitatif.

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

5.1.1 Perubahan pada denah Perubahan pada struktur dan penutup atap D Interior dan exterior ruangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PANTI ASUHAN DAN SEKOLAH UNTUK ANAK TERLANTAR & TUNADAKSA DI KOTA CIANJUR

Penerapan Metode Consensus Design pada Penataan Kembali Sirkulasi Kampung Kota di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

BAB II LANDASAN TEORI. keutamaan media interaktif, peranan media interaktif terhadap cagar budaya/objek

Pengkaj ian Teori 8

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

TAMAN REKREASI RAWA PERMAI DI TUNTANG SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Penerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Cagar Budaya Trowulan, Kabupaten Mojokerto

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa


DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

Pelestarian Cagar Budaya

GALERI FOTO DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR PERANCANGAN/SKRIPSI SEMESTER I TAHUN 2007/2008

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB VI HASIL PERANCANGAN

PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

dengan view sungai Serayu sebagai daya tariknya. Resort yang menjadi sarana akomodasi wisata arung jeram memiliki fasilitas penunjang lainnya, yaitu

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan itu membuat seseorang harus membagi waktu untuk

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yang akan dilakukan, rumusan masalah yang menjadi topik

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

XIANG SHAN MEDITATION CENTER (HEALING ARCHITECTURE) ANTON HERMAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL BINTANG TIGA DI BANDUNG

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

RUANG KONFERENSI DAN GALERI VIDEO REFERNSI DAN PUSAT INFORMASI GALERI PAMER TEMPORER /RUANG MULTIFUNGSI POTONGAN LAHAN SELATAN-UTARA TAMPAK BARAT Gambar V.8 Potongan lahan fasilitas 2 0 10 20 50 meter GALERI PAMER RELIK 100 m POTONGAN LAHAN UTARA-SELATAN SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008 UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PERANCANGAN FASILITAS WISATA DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR MAHASISWA : I W. WIMBA ANENGGATA / 25205013 PEMBIMBING Ir. Dhian Damajani, MT Dr. Ir. Sri Rahayu BUK, MSA 121

SAWAH, LADANG TEBU, LADANG JAGUNG Bambu Kuning ANGSANA SITUS PERUMAHAN SEGARAN II Angsana C Plumeria PASIR BATA SITUS SUMUR B A ANGSANA SITUS BALONG DOWO B ANGSANA MAJA D Asam E E PASIR BESI SAWAH BAMBU KUNING SITUS KOLAM SEGARAN 0 10 20 50 m Angsana U Gambar V.9 Tata Hijau Fasilitas 3 Fasilitas Penyimpanan Relik dan Lab LEGENDA SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008 A PENYIMPANAN RELIK - LABORATORIUM B REST AREA C KAWASAN SITUS PERMUKIMAN D KANTOR BALAI DESA E BIKE-RACK UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PEMBIMBING PERANCANGAN FASILITAS WISATA Ir. Dhian Damajani, MT DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR Dr. Ir. Sri Rahayu BUK, MSA MAHASISWA : I W. WIMBA ANENGGATA / 25205013 122

POTONGAN LAHAN UTARA-SELATAN POTONGAN LAHAN SELATAN-UTARA SKEMA SUSUNAN KONTAINER 0 10 20 50 meter 100 m TAMPAK SELATAN Gambar V.10 Potongan lahan fasilitas 3 SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008 UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PERANCANGAN FASILITAS WISATA DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR MAHASISWA : I W. WIMBA ANENGGATA / 25205013 PEMBIMBING Ir. Dhian Damajani, MT Dr. Ir. Sri Rahayu BUK, MSA 123

FASILITAS 2 / GALERI PAMER TETAP / OBSERVATORI BATU TIANG - KOLAM SEGARAN FASILITAS 3 / PENYIMPANAN RELIK - LAB ARKEOLOGI SITUS PERMUKIMAN SITUS SUMUR SITUS KANAL FASILITAS 1 / INTERMODAL - AREA PENERIMA KAWASAN ARAH KEPULANGAN UTAMA SITUS BALONG DOWO SITUS BATU TIANG SITUS KOLAM SEGARAN SITUS KANAL ARAH KEDATANGAN UTAMA SITUS MAKAM PUTRI CAMPA SITUS KUBUR PANJANG SITUS KANAL SITUS KANAL Gambar V.11 Perspektif dan detil BATU TIANG/CANCANGAN GAJAH SITUS CANDI MENAKJINGGO SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008 0 50 100 m U UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PERANCANGAN FASILITAS WISATA DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR MAHASISWA : I W. WIMBA ANENGGATA / 25205013 PEMBIMBING Ir. Dhian Damajani, MT Dr. Ir. Sri Rahayu BUK, MSA 124

LEMAHGENENG TANGGALREJO KEDUNGWULAN BENDORANGKANG SEKETI MUTERAN KEDUNGLUMPANG TUMENGGUNG BEJIJONG TEGALAN KEJAGAN SIDOMULYO PAKIS WONOSARI TAWANGSARI WONOREJO SOKOANYAR JAMBUMENTE TROWULAN PAKEMULONG SENTONOREJO PANDANSILI BATOKBALUNG KALITANGI KEPITING JATIPASAR JATISUMBER SAMBISARI MERJOYO 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 SELOMALANG KLINTEREJO BLENDREN WATESUMPAK SEMANDING BELOH TEMON TEMBORO KEDUNGMALING GENTEKAN KEBOWUNI KUMITIR BLENDOKULON 3 3 2 SITUS GBHRE KAHURIPAN KE MOJOKERTO-SURABAYA WILAYAH WISATA BUDAYA RENCANA INDUK ARKEOLOGI 1986 1 5 5 7 6 5 4 ASUMSI BATAS-BATAS KOTA KUNO ERA MAJAPAHIT 2 4 0 1 3 2 F SITUS SITI HINGGIL KE JOMBANG D PETIRTAAN KOLAM SEGARAN E GAPURA CANDI WRINGINLAWANG AMAKAM PUTRI CAMPA-KUBUR PANJANG 0 CANDI MENAKJINGGO BALAI PENYELAMATAN ARCA SITUS LANTAI SEGI ENAM PERMAKAMAN TRALAYA C U B OBYEK-SITUS KEKUNAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM LANSEKAP (RIA 1986) MINTAKAT OBYEK-OBYEK KEKUNAAN TROWULAN DI DALAM JARINGAN JALUR WISATA BUDAYA (RIA 1986) JALUR-JALUR KANAL KUNO INTERPRETASI FOTO UDARA PARIT-IRIGASI-SUNGAI SUTT 4 1 DESTINASI 1. YONI BULAT LEBAKJABUNG 2. YONI BHRE KAHURIPAN 3. YONI TUGU - SUMOBITO 4. YONI GAMBAR - SEDAH 5. SPOT SEGARAN, SITUS PERMUKIMAN ATAU MENAKJINGGO 64 km 16 km 7,5 km PROGRAM 1 DESTINASI 1. SITI HINGGIL 2. SPOT BRAHU-GENTONG 3. YONI BHRE KAHURIPAN 4. GAPURA WRINGINLAWANG 5. SPOT SEGARAN, SITUS PERMUKIMAN ATAU MENAKJINGGO 6-8 jam 4 jam 1 jam 4 jam 3 jam DESTINASI 1. CANDI MENAKJINGGO 2. CANDI TIKUS 3. GAPURA BAJANGRATU 4. MAKAM TROLOYO 5. SPOT SEGI ENAM, KEDATON DAN UMPAK-UMPAK 6. SPOT PENDOPO AGUNG, SITUS PERMUKIMAN DAN PETILASAN R. WIJAYA 7. SPOT SEGARAN DAN SITUS PERMUKIMAN 3 jam 2 jam 1 jam PROGRAM 2 PROGRAM 3 PROGRAM 4 PROGRAM 5 1st DAY 2nd DAY 1st DAY 2nd DAY 7-12 14-16 7-12/14-16 7-12/14-16 0 500 1000 2000 3000 4000 5000 m Gambar V.11 Durasi dan rute wisata yang direkomendasikan SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008 UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PERANCANGAN FASILITAS WISATA DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR MAHASISWA : I W. WIMBA ANENGGATA / 25205013 PEMBIMBING Ir. Dhian Damajani, MT Dr. Ir. Sri Rahayu BUK, MSA 125

Gambar V.13 Model III setara kelas III jalan lokal sekunder. 5.2 Konsep Aksesibilitas dan Jaringan Jalur Wisata Kota kuno Trowulan seluas 9x11 km 2 adalah sebuah kawasan yang sangat luas. Bentang alam dan bukti-bukti keberadaannya tersebar. Pengunjung atau wisatawan yang mengunjungi kawasan ini tentunya berkeinginan untuk dapat menggambarkan kota kuno era Majapahit tersebut. Menanggapi hal itu maka disusunlah sebuah program kunjungan wisata kota kuno Trowulan. Program tersebut intinya mengutamakan kenyamanan dan rekreasi. Kota kuno ini dibatasi oleh empat titik situs yang diyakini dahulunya merupakan tapal batas kota. Kunjungan ke seluruh situs di Trowulan dimulai dari wilayah A. Untuk bagian terluar yang dicapai pertama kali adalah situs Lebakjabung yang berada terdekat dengan gunung Penanggungan (ke arah tenggara). Hal ini dikarenakan gunung adalah yang utama sesuai dengan keyakinan kuno masyarakat Majapahit karena dianggap sebagai rumah para dewa. Kemudian diikuti titik terdekat di sebelah utara yaitu situs Yoni Bhre Kahuripan dan Yoni Tugu Su mobito ke arah barat. Kunjungan keempat atau yang terakhir pada kelompok kunjungan batas terluar 126

A B Gambar V.14 Model IIA dan IIB setara kelas II jalan lokal primer. adalah Yoni Gambar ke arah selatan. Kunjungan batas luar ini diakhiri kembali menuju Wilayah A. Total jarak tempuh adalah 64 km. Titik tersebut dijadikan jaringan terluar dari skenario kunjungan. Lebih ke dalam lagi maka disusun 12 titik sebagai rangkaian kunjungan inti berdasarkan kedekatan antar situs. Kelompok ini dibagi dua bagian yaitu yang terpanjang jarak tempuhnya yaitu 16 km untuk mengunjungi empat situs di Wilayah D hingga G saja. Kelompok rute terpendek adalah pada kunjungan Wilayah A hingga C sejauh 7,5 km. Ketiga rute tersebut dapat dibagi lagi untuk menyiasati kenamanan dan waktu maka disusun pula program yang lebih spesifik (lihat Gambar V.12). Moda aksesibilitas pada rute wisata kota kuno ini terdiri atas berjalan kaki, bersepeda, sepeda motor, mobil pribadi, shuttle bus, dan kursi roda khusus untuk rute kunjungan dalam (Wilayah A - C). Kelompok bersepeda dan pejalan kaki sangat diutamakan di dalam merancang jalur aksesibilitas. Pada model-model jalan pengendara sepeda diberikan dedicated lane (lihat Gambar V.13-15). 127

Gambar V.15 Model I setara kelas I jalan arteri primer. 5.3 Observatori Situs. Tiap situs-situs yang dikategorikan golongan A ditinjau dan ditata kembali. Umumnya elemen bentang alam yang dibenahi meliputi sekuen, material, konsep penataan vegetasi, dan fasilitas-fasilitas pelengkap yang mengoptimasi faktor keamanan situs dan kenyamanan wisatawan. Pada aspek sekuen pada seluruh situs akan ditelusuri kembali orientasi sumbu-sumbu grid kuno. Secara umum penetrasi wilayah sebagian besar berorientasi dari barat ke timur dan utara-selatan pada dua situs di wilayah B yaitu Bajang Ratu dan Candi Tikus. Urutan-urutan tersebut menghasilkan sebuah lahan I, IIA dan IIB yang dianggap lebih terarah daripada kondisi eksisting saat ini. Hal ini diharapkan dapat menggugah apresiasi pengunjung agar didapatkan gambaran-gambaran tentang fungsi monumenmonumen terkait dengan kesumbuannya dan panorama di sekelilingnya. Guna membuat suatu kontinyuitas terhadap panorama di sekelilingnya tersebut maka beberapa jenis tanaman akan dipindahkan atau ditambahi apabila dinilai kurang memperkuat efek visual. 128

Material dan konstruksi yang digunakan secara umum diseragamkan dengan apa yang telah diterapkan dengan fasilitas-fasilitas utama wisata di wilayah A. Di samping itu sebagai situs-situs kunjungan dengan jarak yang relatif saling berjauhan beberapa akan digabungkan dengan situs-situs penting terdekat di dalam satu wilayah. Hal ini terjadi pada wilayah C dan D. Fasilitas pelengkap utama wisatawan adalah adanya anjungan-anjungan yang berorientasi pada kegiatan-kegiatan bersepeda, berolahraga, beristirahat, berdiskusi, presentasi lapangan dan observasi monumen akan diletakkan pada posisi paling potensial di dalam tiap-tiap lahan IIA masing-masing situs. Fasilitas servis tidak ditambahkan secara signifikan karena fasilitas pelayanan yang terdapat di tiap situs masih dinilai memadai. Berikut adalah deskripsi-deskripsi berisi sketsa-sketsa dan rincian terkait. Gambar V.16 Penataan Bentang Alam Situs Candi Brahu dan Candi Gentong (wilayah D) 129

Gambar V.17 Penataan Bentang Alam Situs Candi Bajang Ratu (wilayah B) 130

Gambar V.18 Penataan Bentang Alam Situs Candi Tikus (wilayah B) 131

Gambar V.19 Penataan Bentang Alam Situs Candi Gapura Wringinlawang (wilayah E). 132