MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah ialah karena dirasakan tidak efektifnya lembaga-lembaga. reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SALMAN AL-FARISI BANDUNG

BAB IV PERANAN SD MUHAMAMDIYAH 1 SIDOARJO DALAM BIDANG PENDIDIKAN, DAKWAH DAN SOSIAL. A. Peranan SD Muhamamdiyah 1 Sidoarjo dalam bidang Pendidikan

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN KADER (PRESEPSI ORGANISASI OTONOM MUHAMMADIYAH)

BAB I PENDAHULUAN. munkar, berakidah Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. 1. dakwah amar ma ruf nahi munkar mengacu pada ayat-ayat berikut:

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN. piatu dan dhuafa. Salah satu lembaga non-formal dalam mewujudkan generasi

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB IV PENUTUP. kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Pesantren di Sekolah Dasar Al- Ahmadi Surabaya peneliti dapat menyimpulkan :

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak seluruh umat manusia. Pendidikan erat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman religiusitas santri BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan watak agama Islam yang dibawanya semenjak lahir.banyak cara. kesempatan untuk meninggikan syi ar Islam.

BAB V KESIMPULAN. Secara kuantitas dapat diakui apa yang dilakukan Muhammadiyah dalam

PERAN ORGANISASI MUHAMMADIYAH DALAM BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL

BAB V PEMBAHASAN. lanjut. Rekapitulasi data hasil penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 rekapitulasi Data Hasil Penelitian Pengujian Hipotesis

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO

1. Bagaimana sejarah awal adanya Pembinaan rohani Islam di RS. Islam. Sejarah Bna Rohani Islam didirikan pada tahun 1990-an pada mulanya

4) Sedangkan unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar. 5) Kualitas hasil akhir yang dapat dicapai.

MILAD KE-107 DAN TA'RUF PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH SEKOTA MEDAN

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BAB IV ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR AN DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

2015 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN CIPARI DESA SUKARASA KECAMATAN PANGATIKAN KABUPATEN GARUT TAHUN

Ma'had al Jamiáh dan Pembinaan Karakter Mahasiswa

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan

BAB II PONDOK PESANTREN METAL MOESLIM AL-HIDAYAH. 1. Latar belakang berdiri pondok pesantren

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kiai Haji Ahmad Dahlan adalah seorang ulama, tokoh pendidikan, dan juga merupakan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi kehidupannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum

Visi : Mewujudkan Generasi Qurani yang Berwawasan global dan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai satu atau. lebih, sehingga terjadi interaksi antar individu.

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berasal dari jawaban responden

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī

BAB V PEMBAHASAN. A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

BAB IV DESKRIPSI ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

Ahlan wa Sahlan. PARA TAMU UNDANGAN open house

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT, terampil cerdas memiliki etos kerja yang tinggi, budi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai macam permasalahan remaja dalam hal ini salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

DOKUMENTASI. Ket: Wawancara dengan ustadz tahfizh dan santri di Pesantren Tahfizh. Qur an Yatim Nurani Insani.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak

Sosok Pendidik Umat Secara Total dan Dijalani Sepanjang Hayat

BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV USAHA-USAHA KH. MASRUR QUSYAIRI DALAM MENGEMBANGKAN PONDOK PESANTREN HIDAYATUL UMMAH PRINGGOBOYO MADURAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang berminat mendaftarkan putra-putrinya pada lembaga

BAB V PEMBAHASAN. 1. Gambaran Akhlakul Karimah di MAN I Tulungagung. Karena sifat anak yang suka meniru terhadap orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. menghantarkan pendidikan menuju kemajuan adalah konsep dan. pengembangan kurikulum yang jelas di sekolah.

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning

Transkripsi:

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN M.Nidhamul Maulana 1 (2014100703111119), Mumtaza Ulin Naila 2 (201410070311120), Zubaidi Bachtiar 3 (201410070311121), Maliatul Khairiyah 4 (201410070311122), Devi Sulvia Lestari 5 (201410070311124), Devia Arum Purmasita 6 (201410070311125) Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Tlogomas 246 Malang Telp 464318 Abstrak Muhammadiyah adalah salah satu gerakan dakwah Islam yang berpengaruh dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan Islam yang memelopori pendidikan Islam modern. Salah satu latar belakang berdirinya Muhammadiyah menurut Mukti Ali ialah ketidak efektifan lembaga pendidikan agama pada waktu penjajahan Belanda, sehingga Muhammadiyah memelopori pembaruan dengan jalan melakukan reformasi ajaran dan pendidikan Islam. Dalam perkembangannya pendidikan Muhammadiyah berkembang sangat pesat dari awal berdirinya samapi sekarang ini. Faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut adalah tuntutan masyarakat yang menginginkan anaknya tidak hanya belajar ilmu-ilmu umum namun juga ilmu agama yang sesuai dengan ajaran Al-qur an dan Al-hadist. Hal ini juga yang membedakan sistem pendidikan di sekolah-sekolah Muhammadiyah dengan sekolah non Muhammadiyah. Key Word: Muhammadiyah dan Pendidikan Muhammadiyah Pendahuluan

Saat kolonial Belanda menjajah bumi nusantara, Pendidikan Islam telah tersebar luas dalam wujud pondok pesantren, dimana islam diajarkan di musholla/langgar/masjid. Sistem yang digunakan seperti sistem sorogan, bandongan, dan wetonan. Sorogan adalah sistem pendidikan dimana secara perorangan menghadap kyai dengan membawa kitab, kyai membacakan dan mengartikan kemudian sang santri menirukannya. Bandongan atau Wetonan adalah sang kyai membaca, mengartikan dan menjelaskan maksud teks dari kitab tertentu namun sang santri hanya mendengarkan penjelasan dari sang kyai (Amien, 2015). Langkah pembaruan yang bersifat reformasi ialah merintis pendidikan modern yang memadukan pelajaran agama dan umum. Gagasan pendidikan yang dipelopori kyai Ahmad Dahlan, merupakan pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek iman dan kemajuan, sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajar yang mampu hidup di zaman modern tanpa terpecah kepribadiannya (Rokhim,2014) Pendidikan di Muhammadiyah mengubah sistem pendidikan model pesantren dan sekolah,. Pendidikan model pesantren diubah dengan memperkenalkan sistem organisasi dan administrasi serta cara-cara penyelenggaraannya sedangkan pada sistem sekolah umum yang tidak ada mata pelajaran agama ditambahkan mata pelajaran agama kedalam krikulumnya. Pembahasan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Kunaryo,1995). Berdasarkan definisi pendidikan di atas, memiliki makna yang terkandung didalamnya yaitu : (1) Usaha sadar dan terencana; (2)

Mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya; (3) memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Kunaryo,1995). Konsep pendidikan yang dikembangkan di sekolah Sekolah Muhammadiyah yaitu pada pendidikan karakter sesuai dengan permintaan pimpinan perserikatan Muhammadiyah. Memang kalau untuk peningkatan kualitas di bidang akademik adalah kewajiban rutinitas pada setiap sekolah Muhammadiyah. Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan memiliki beberapa arti dalam persepsi seseorang. Pendapat tentang Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan diantaranya adalah: Kalau khusus nya di kota Batu itu merupakan amal usaha yang paling besar yaitu di bidang pendidikan. Kemudian amal usaha yang lainnya dalam bidang pendidikan juga tapi dalam bentuk pengajian-pengajian seperti pengajian bulanan, pengajian mingguan di masjid-masjid. Jadi amal usaha yang paling besar di bidang pendidikan. Dalam pendidikan juga menyangkut masalah sosial seperti dalam idul adha yaitu qurban dan idul fitri seperti santunan anak yatim yang ada di sekolah muhammadiyah. Muhammadiyah juga memiliki majelis sendiri seperti panti asuhan (Bapak Zulkifli selaku Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 4 Batu). Bagus, karena diutamakan pendidikan. Mendidik dan mengembangkan pendidikan Muhammadiyah ke arah yang lebih baik (Ibu Dita selaku guru SD Muhammadiyah 4 Batu). Muhammadiyah gerakan untuk pencerahan. Pencerahan yang paling efektif adalah melalui pendidikan. Dari mulai awal berdirinya Muhammadiyah yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan salah satunya adaalah konsen ke pendidikan. Makanya sekolah-sekolah Muhammadiyah banyak karena salah satu tujuannya sebagai pencerahan yang paling efektif. Pencerahan yang dimaksud yaitu untuk kemajuan ummat sama seperti

organisasi lain. Bedanya, Muhammadiyah mempunyai visi misi tersendiri untuk gerakan masyarakat berkemajuan (Bapak Edi Setiawan selaku Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 8 Batu). Berdasarkan ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan untuk pencerahan. Pencerahan yang paling efektif adalah melalui pendidikan yang diwujudkan dengan cara mendidik dan mengembangkan pendidikan Muhammadiyah sesuai dengan Al-qur an dan Assunah yang berbeda dengan sistem pendidikan non Muhammadiyah. Sistem pendidikan Muhammadiyah jelas berlandaskan Al-qur an dan As-sunnah. Misal dari segi manajemennya mempunyai karakter tersendiri karena di sekolah Muhammadiyah ada penekanan tentang Al-Islam Kemuhamadiyahan baik untuk siswa dan guru. Materi untuk Al-Islam dalam jenjang Sekolah Dasar, seperti SD Muhammadiyah 4 Batu diharapkan saat kelas tiga SD sudah bisa baca Al Quran dan tartil tapi ada kemungkinan baru kelas 4 dan kelas 5 yang bisa baca Al-quran tapi targetnya kelas 3 selesai. Yang kedua melalui pembiasaan As Sunnah semacam ekstrakulikuler. Materi untuk Al-Islam dalam jenjang Sekolah Menengah, seperti di SMP Muhammadiyah 8 Batu terdapat 5 jam pelajaran dalam satu minggu, untuk bahasa arab 2 jam, tahfidz 2 jam, untuk baca tulis Al-qur an 7,5 jam dalam satu minggu. Berarti kaitan dengan Al-Islam itu banyak sekali diterapkan dalam sekolah-sekolah Muhammdiyah. Materi AIK ini biasanya dari tingkat ABA sampai tingkat perguruan tinggi tetap ada. Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan sangat benar-benar menitikberatkan pada ilmu agama dan ilmu umum. Artinya, pada sekolahsekolah Muhammadiyah mata pelajaran umum dan mata pelajaran Al- Islam berjalan seimbang. Contohnya, hafalan juz- amma digunakan sebagai syarat hafal Al-quran. Untuk kelas VII wajib ada 17 surat yang di hafal, kelas VIII harus hafal 27-28 surat dan untuk kelas IX harus hafal semua hafal juz amma. Jadi lulusan sekolah Muhammadiyah diharapkan minimal untuk hafal juz 30. Kebetulan di SMP Muhammadiyah 8 Batu bekerjasama dengan

tim Qiroati cabang Malang 2 Karang Ploso yang berjumlah 27 orang untuk membantu tercapainya hafalan tersebut. Faktor yang mempengaruhi berkembangnya pendidikan di Muhammadiyah tergantung visi misi sekolah-sekolah Muhammadiyah tersebut. Sekolah yang mempunyai visi pasti akan maju dan sekolah yang tidak mempunyai visi akan stasioner atau tetap saja. Di daerah Batu dan sekitarnya juga ada sekolah Muhammadiyah yang visinya kurang kuat. Sehingga muridnya tidak terlalu banyak. Jika sekolah Muhammadiyah tidak mempunyai visi akan sulit untuk maju dan berkembang.selain itu, faktor yang menyebabkan pendidikan di Muhammadiyah semakin maju adalah sistem manajemen yang dikembangkan dalam setiap sekolah. Jika sistem yang digunakan berkembang dan bagus pasti sekolah Muhammadiyah itu akan maju. Sedangkan pihak perserikatan Muhammadiyah hanya membantu, mendorong, dan memfasilitasi yang melaksanakan adalah pelaku yang ada di sekolah itu. Sebagai gerakan dakwah Islam amar ma ruf nahi munkar, Muhammadiyah dituntut untuk mengkomunikasikan pesan-pesan dakwahnya dengan cara menanamkan khazanah pengetahuan melalui jalur pendidikan (Amien, 2015). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan bahwa: Cita-cita pendidikan Muhammadiyah untuk menciptakan manusia dan Indonesia yang berbasis islam serta berkemajuan sesuai Al-qur an dan As-sunnah (Bapak Edi Setiawan selaku Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 8 Batu). Cita-cita yang sesuai dengan cita-cita di muhammadiyah yaitu menggerakkan perserikatan atau pendidikan ini sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah. Jadi cita-citanya beragama berlandaskan Al Quran dan As Sunnah (Bapak Zulkifli selaku Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 4 Batu). Mempurifikasi hal-hal yang tidak ada di Al-Qur an dan As-Sunnah yang ditanamkan sejak dini di sekolah kepada siswa (Ibu Dita selaku guru SD Muhammadiyah 4 Batu).

Berdasarkan ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa cita-cita pendidikan Muhammadiyah adalah menjadikan siswa/siswi Muhammadiyah yang berkemajuan sesuai dengan Al-qur an dan Al-Hadits. Untuk mencapai cita-cita tersebut, Sekolah Dasar Muhammadiyah 4 Batu melakukan dengan cara mengintegrasikan berbagai macam bidang studi yang ada di Sekolah dengan pendidikan Al-Quran dan melalui pembiasaan As-Sunnahnya. Seperti, pengumpulan uang, beras, bahan makanan, dan buah-buahan untuk di infaqkan kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan. Sedangkan untuk jenjang Sekolah Menengah, seperti SMP Muhammadiyah 8 Batu untuk mencapai cita-cita pendidikan Muhammadiyah yaitu dengan membentuk tim pengembang Al-Islam Kemuhammadiyahan. Tim ini nantinya ayang akan bertugas untuk merancang dan mewadahi supaya kegiatan pembelajaran AIK siswa/siswi SMP Muhammadiyah 8 Batu benar-benar bisa berjalan dengan efektif. Sekolah ini mempunyai 6 kepala urusan salah satunya adalah tim pengembang Al-Islam Kemuhammadiyahan. Kendala yang terjadi dalam gerakan pendidikan Muhammadiyah yaitu berasal dari siswanya sendiri dan juga dari orang tuanya. Jika di tingkat SMP kebanyakan berasal dari siswanya diaman siswa SMP Muhammadiyah 8 Batu mayoritas bukan dari anak Muhammadiyah, bahkan mereka banyak yang dari abangan (mereka tidak mengerti sama sekali agama). Biasanya siswa ini berasal dari lulusan SD Negeri, yang di rumah tidak pernh shalat dan tidak pernah belajar ngaji. Inilah tantangan terberat di SMP Muhammadiyah 8 Batu. Sehingga orang tua yang menyekolahkan anaknya di lembaga Muhammadiyah yaitu bertujuan supaya anaknya bisa belajar ngaji, belajar shalat, dan mengerti tentang agama. Untuk mencapai hal tersebut kami menggunakan strategi dengan menambah jumlah jam pelajaran yang banyak untuk mata pelajaran Al- Islam Kemuhammadiyahan, menekankan siswa/siswi untuk bisa baca tulis Al-qur an dan praktek ibadah seperti thaharah, belajar shalat, doa dan

dzikir, belajar menjadi imam (siswa laki-laki) ketika shalat berjamaah dan belajar menyampaikan kultum setiap selesai shalat. Makanya di sekolah SMPMuhammadiyah 8 Batu diajarkan pembiasaan-pembiasaan yang sesuai dengan As-sunnah. Dalam hal ini juga banyak tantangan yang dialami seperti sangat susahnya siswa/siswi untuk dibiasakan pada jalan yang benar. Faktor yang menyebabkan hal itu itu terjadi karena siswa masih belum terbiasa dengan pembiasaan tersebut. sehingga siswa merasa kesulitan dan enggan untuk melakukan pembiasaan yang sudah menjadi aturan di sekolah. Siswa maupun orang tua tidak ada yang menentang mengenai hal tersebut karena jika mereka yang sudah masuk ke lembaga Muhammadiyah harus dan wajib mengikuti aturan yang ada di Muhammadiyah. Baik mulai dari tata cara peribadatan yang sesuai dengan ajaran Al-qur an dan Al-hadist. Bapak ibu guru AIK juga menjelaskan mengenai kenapa harus belajar AIK. Malah banyak orang tua yang berasal dari tokoh NU yaang menyekolahkan anaknya ke SMP Muhammadiyah 8 Batu karena mereka ingin mengetahui apa yang disampaikan oleh Muhammadiyah dan apa yang direncanakana oleh pendidikan Muhammadiyah. Sedangkan untuk jenjang Sekolah Dasar, kendala yang dialami kebanyakan berasal dari orang tuanya. Kendalanya karena di Sekolah Dasar Muhammadiyah banyak anak-anak yang masih belum tahu apa-apa. Meskipun orang tuanya islam tapi tradisi di rumah kurang islami dengan kata lain misalnya banyak anak yang belum bisa ngaji. Banyak anak yang masuk SD Muhammadiyah 4 Batu keluarganya tidak mempunyai tradisi islami misalnya berpuasa dan sholat berjamaah. Itulah yang menjadi salah satu tantangan yang paling besar bagi pihak guru. Bisa jadi anak itu bisa mengaji di sekolah tapi setelah di rumah tidak diterapkan. Selain itu anak SD cenderung mencontoh dan meniru kebiasaan orang tua. Misalnya, jika ada anak yang mengetahui tata cara berpuasa tapi dirumah orang tuanya tidak puasa maka dia tidak ikut puasa juga. Dalam kurikulum pendidikan Muhammadiyah, mata pelajaran AIK wajib diikutsertakan agar menjadi bekal peserta didik untuk bisa menjadi

siswa/siswi yang menuju ke jalan yang sesuai dengan ajaran Al-qur an dan Al-hadist. Mata pelajaran AIK wajib diikutsertakan karena itu menjadi ciri khas nya muhammadiyah, salah satu ciri khas sekolah muhammadiyah adalah Al Islam dan Kemuhammadiyahan yang tidak di punyai di sekolahsekolah lainnya. AIK di sekolah dalam bentuk praktek jadi bukan pelajaran seperti sholat berjamaah. Anak-anak yang masuknya jam setengah 7 tapi ada anak-anak yang datangnya setengah 6, jam 7 langsung melaksanakan sholat dhuha (Bapak Zulkifli selaku Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 4 Batu). Al-islam dan Kemuhammadiyahan merupakan basic sekolah Muhammadiyah, jadi murid harus tahu sejarah dan latar belakangmuhammadiyah, harus belajar keislaman lebih dalam dari pada sekolah lain khsusnya sekolah berlabel negeri (Ibu Dita selaku guru SD Muhammadiyah 4 Batu). Menurut Amien (2015) secara teoritik, ada tiga alasan mengapa pendidikan AIK perlu diajarkan: 1. Mempelajari AIK pada dasarnya agar menjadi bangsa Indonesia yang beragama Islam dan mempunyai akal pikiran modern/tajdid/dinamis. 2. Memperkenalkan akal fikiran tajdid, dan diharapkan peserta didik dapat tersentuh dan sekaligus mengamalkannya, dan 3. Perlunya etika/akhlak peserta didik yang menempuh pendidikan di lembaga pendidikan Muhammadiyah. Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan islam yang mempelopori pendidikan Islam modern. Oleh karena itu sistem pondok pesantren di Muhammadiyah khususnya daerah Batu masih belum ada. Tapi kalau di kota lain pasti ada. Sistem pondok pesantren di Muhammadiyah bersifat modern dimana Muhammadiyah berusaha menerapkan sistem organisasi dan administrasi serta cara-cara penyelenggaraannya. Faktor yang menjadi kurang berkembangnya sistem pondok pesantren di Muhammadiyah karena masyarakat mungkin hanya menganggap pondok pesantern sama

saja dengan menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan islam contohnya sekolah Muhammadiyah. Kesimpulan Perkembangan Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan dari mulai awal berdirinya sampai saat ini bisa dikatakan berkembang maju. Hal ini terjadi karena mungkin kesadaran masyarakat bahwa agama itu penting. Selain itu karena sistem yang dikembangkan di sekolah Muhammadiyah bisa memenuhi kebutuhan tuntutan masyarakat. Tuntutan yang dimaksud adalah anaknya selain belajar ilmu-ilmu umum dalam bidang akademik juga bisa baca tulis al-quran dan bisa shalat. Istimewanya Muhammadiyah dibidang pendidikan dibanding dengan sekolah yang lain yaitu karena ada penekanan agama yang berupa Al-Islam Kemuhammadiyahan. Walaupun sekolah Muhammadiyah kalah bersaing dalam bidang akademik namun sekolah Muhammadiyah mampu bersaing dalam bidang agama dan pembiasaan yang di terapkan dalam sekolah Muhammadiyah. DAFTAR PUSTAKA Amien, Saiful. 2015. Al-Islam Al Islam Kemuhammadiyahan III. Malang. UMM Press. Kunaryo, Hadikusumo.1995. Pengantar Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang Press. Rokhim. 2014. Peran Organisasi Muhammadiyah Dalam Bidang Pendidikan Di Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal. Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang. Vol.2 No. 1: 23-31.