149 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue cucur

BAB III METODE PENELITIAN. uji kandungan bakteriologis Escherichia coli pada es buah yang dijajakan dipasar

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan sebagainya (Depkes RI, 2000).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob

HASRIA ALANG Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, STKIP-PI Jl. A.P. Pettarani No. 99 B Makassar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II HASIL PRAKTIKUM. Pengenceran Fanta Aqua Bakso Bakwan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik, agar

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor

HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Desember 2013.

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

DAFTAR ISI. ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

Lampiran 1. Summary. Nama : Defiyanti Pratiwi Nim :

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencernaan manusia dan hewan. Bakteri Coliform digunakan sebagai indikator

II. METODELOGI PENELITIAN

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman.

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

ABSTRAK ISOLASI BAKTERI KOLIFORM PADA BEBERAPA JENIS SUSU KENTAL YANG BEREDAR DI KOTA AMBON

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo.

ANALISIS MIKROBIOLOGI JAJANAN MINUMAN DI SEKITAR SEKOLAH DASAR PADA WILAYAH JEMURWONOSARI, SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB I PENDAHULUAN. bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis. dilaksanakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo.

SUMMARY. UJI KANDUNGAN SIKLAMAT DAN KEBERADAAN Escherichia coli PADA JAJANAN MINUMAN OLAHAN DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO

BAB V PEMBAHASAN. olahan Teh Poci dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 4 kali, dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari luar Provinsi Gorontalo maupun mahasiswa yang berasal dari luar Kota Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

FAKTOR KONTAMINASI BAKTERI E. coli PADA MAKANAN JAJANAN DILINGKUNGAN KANTIN SEKOLAH DASAR WILAYAH KECAMATAN BANGKINANG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga

BAB V PENUTUP. dalam status terkontaminasi Escherichia coli. Air sumur gali tersebut tidak. dapat dikemukakan saran sebagai berikut :

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku dan dapat

HIGIENE SANITASI PANGAN

ANALISIS Escherichia coli DAN HIGIENE SANITASI PADA MINUMAN ES TEH YANG DIJUAL DI PAJAK KARONA JAMIN GINTING KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2013

Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E.coli) Pada Air Galon Reverse Osmosis (RO) dan Non Reverse Osmosis (Non RO)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan

KONDISI SUMUR GALI dan KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR SUMUR GALI DI DESA BOKONUSAN KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG TAHUN 2017

MINUMAN TEH KEMASAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SUNGAI DAMA DAN SELILI MENGGUNAKAN METODE MOST PROBABLE NUMBER (MPN)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

Kata Kunci: Perilaku, Penjamah Makanan, Mie Basah, Bakteri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

Medical Laboratory Technology Journal

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

KONTAMINASI ESCHERICHIA COLI PADA MAKANAN JAJANAN DI KANTIN SEKOLAH DASAR NEGERI WILAYAH DENPASAR SELATAN

Transkripsi:

PENDAHULUAN ANALISIS CEMARAN ESCHERICHIA COLI PADA JAJANAN GORENGAN DAN MINUMAN OLAHAN DI DEPAN KAMPUS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU (UKIM) AMBON Paula Julia Ur (Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku) Natalia C. Latumeten (Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku) Gracia V. Souisa (Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku) ABSTRAK Cemaran Escherichia coli pada jajanan dan minuman dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan para konsumen, salah satunya menyebabkan diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya cemaran E.coli pada jajanan gorengan dan minuman olahan serta faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pengujian laboratorium. Pengujian MPN E.coli dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Maluku dengan tahapan uji yaitu uji pendugaan, uji konfirmasi dan isolasi-identifikasi. Uji dilakukan pada 10 sampel gorengan dan 10 sampel minuman olahan. Hasil penelitian menunjukan bahwa MPN E.coli pada 10 sampel gorengan didapatkan hasil yang sama yaitu negative E.coli (layak untuk dikonsumsi). Sedangkan MPN E.coli pada 10 sampel minuman olahan, 2 sampel dinyatakan negatif Escherichia Coli dan layak dikonsumsi dan 8 sampel lainnya positif Escherichia Coli yang melebihi ambang batas (tidak layak untuk dikonsumsi). Kata Kunci: MPN E.coli, Jajanan gorengan, Minuman olahan. Latar Belakang Keamananan makanan merupakan kebutuhan masyarakat, karena makanan yang aman akan melindungi dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap makanan yang disediakan di luar rumah, maka produk-produk makanan yang disediakan oleh perusahaan atau perorangan yang bergerak dalam usaha penyediaan makanan untuk kepentingan umum, haruslah terjamin kesehatan dan keselamatannya. Pengolahan makanan yang baik dan benar akan menghasilkan makanan yang bersih, sehat, aman dan bermanfaat serta tahan lama (Depkes RI RI, 2004). Makanan jajanan merupakan makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan oleh jasa boga, rumah makan atau restoran, dan hotel (Depkes RI, 2013 dalam Ritonga R dkk, 2013). Makanan jajanan memiliki resiko yang cukup potensial menyebabkan terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan. Salah satu faktor yang menyebabakan gangguan kesehatan akibat makanan adalah kontaminasi atau pencemaran. Pencemaran makanan adalah masuknya zat asing kedalam makanan yang tidak dikehendaki atau diinginkan. Pencemaran makanan yang terutama adalah bakteri, disamping pencemar lainnya yaitu virus, parasit, cacing, zat kimia dan bahan alami pencemar lainnya. Salah satu temuan penyakit bawaan makanan yang terjadi pada tahun 2015 di Institut Pertanian Bogor yaitu Hepatitis Virus pada 29 orang Mahasiswa akibat sanitasi di lingkungan kampus IPB yang buruk atau kantinnya kumuh (Merdeka.com). Salah satu bakteri yang potensial mencemari makanan adalah E.coli. E.coli merupakan bakteri batang gram negatif, tidak berkapsul dan merupakan flora normal di dalam saluran pencernaan hewan dan manusia yang mudah mencemari air. Kontaminasi makanan minuman oleh E.coli menunjukan adanya pencemaran tinja. 149 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Medan Baru (2013) menunjukan bahwa seluruh sampel minuman es teh mengandung E.coli dan seluruh pedagang tidak memenuhi prinsip sanitasi. Penelitian lainnya yang dilakukan di Pasar Sentral, Gorontalo (2013) menunjukan bahwa seluruh minuman olahan positif mengandung E.coli. Pencemaran oleh E.coli dipengaruhi oleh jarak lokasi usaha dari sumber pencemar, lokasi usaha terhindar dari vektor pembawa penyakit, fasilitas sanitasi air bersih, tempat penampungan sampah, saluran pembuangan air limbah dan sebagainya (Ritonga R, dkk, 2013; Ismail R, 2013) Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang besar di kota Ambon. Kebutuhan mahasiswa akan berbagai jajanan makanan dan minuman, menjadi peluang usaha sehingga pedagang jajanan gorengan dan minuman olahan menjamur di sekitar kampus UKIM. Selain harganya yang lebih murah, jajanan gorengan dan minuman olahan yang terdapat di sekitar kampus UKIM juga beragam seperti pisang goreng, sukun goreng, keladi goreng, petatas goreng, tempe goreng, tahu isi dan jajanan minuman olahan seperti es teh, es jeruk, es manis dan lain sebagainya sehingga sering menjadi menu praktis dan favorit mahasiswa di kampus. Pada umumnya pedagang menjajakan jajanannya secara terbuka dan berada di pinggir jalan sepanjang kampus dan beberapa tempat jualan berdekatan dengan sumber pencemar yang memungkinkan adanya lalat sebagai vektor mekanis dalam penularan penyakit. Selain itu, pada saat melayani pembeli, pedagang tidak memperhatikan kebersihan tangan atau tidak menggunakan alat pencapit sehingga sangat besar kemungkinannya terkontaminasi oleh bakteri E. coli yang dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan para konsumen, salah satunya menyebabkan diare. Analisis cemaran E.coli pada jajanan gorengan dan minuman olahan di depan Kampus UKIM penting untuk diteliti. Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya cemaran E.Coli pada Jajanan gorengan dan Minuman olahan di depan Kampus UKIM serta faktor faktor yang mempengaruhinya. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang cemaran E.coli pada jajanan, memberikan informasi bagi masyarakat, dan menambah khasanah pengetahuan menganalisis masalah kesehatan lingkungan, khususnya hiegine dan sanitasi makanan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan pengujian laboratorium. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2017. Pengujian MPN E.coli dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan, Provinsi Maluku dengan tahapan uji yaitu uji pendugaan, uji konfirmasi dan isolasi-identifikasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang jajanan makanan dan minuman di depan kampus UKIM. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu semua pedagang yang menjajakan gorengan dan minuman olahan di depan kampus UKIM pada waktu pengambilan sampel dilakukan yakni sebanyak 20 pedagang. Data yang diperoleh di Laboratorium akan diolah dan hasilnya dibandingkan dengan Permenkes RI Nomor 1096/ Menkes/Per/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan dijelaskan dalam bentuk narasi. HASIL PENELITIAN Pengujian MPN E.coli dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan, Provinsi Maluku. Untuk mengetahui jumlah E. Coli di dalam suatu sampel digunakan uji pendugaan, uji konfirmasi (peneguhan) dan isolasiidentifikasi. Uji pendugaan dan uji konfirmasi dilakukan dengan menggunakan media Blood Pepton Water (BPW), dilanjutkan dengan menggunakan media Laktose Broth (LB) dengan tiga tingkat pengenceran yaitu 10 ml, 1 ml, dan 0,1 ml yang diinkubasi selama 1x24 jam dalam suhu 37 o C. Uji pendugaan dan konfirmasi dinyatakan positif jika terjadi kekeruhan dan terbentuk gas pada tabung durham. Tahap isolasi-identifikasi menggunakan media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) untuk memastikan bahwa bakteri yang tumbuh pada media LB adalah bakteri E.coli. Hasil positif pada media LB, 150 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

Terbuka No Sampel MPN E. coli Dekat dengan pencemar Kebersihan wadah Tidak gunakan alat pencapit Mencuci tangan Kesehatan kuku Memegang makanan secara langsung Volume VII Nomor 2, Mei 2017 pissn 2089-4686 eissn 2548-5970 diinkulasikan ke media EMBA, selanjutnya diinkubasi 1x24 jam, pada suhu 45 o C. Hasil dinyatakan positif mengandung E.coli jika menghasilkan koloni berwarna hijau metalik dengan bintik hitam ditengah koloni dan kilap logam, dan negatif E.coli jika menghasilkan koloni berwarna ungu. EMBA mengandung eosin dan metilen biru yang menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif sehingga bakteri yang tumbuh terseleksi hanya bakteri bersifat Gram negatif. EMBA pun memiliki kandungan laktosa sehingga bakteri Gram negatif yang tumbuh pun akan terdiferensiasi berdasarkan sifatnya yang dapat meragi laktosa. Hasil pengujian E.coli pada sampel jajanan gorengan dan minuman olahan, diuraikan sebagai berikut: Pengujian E. coli pada Sampel Jajanan Gorengan di Depan Kampus UKIM dinyatakan negatif. Hasil uji setelah dibandingkan dengan Permenkes Nomor 1096/ Menkes/Per/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga menunjukan jumlah E.coli pada hasil uji sampel gorengan tidak melebihi ambang batas sehingga layak untuk dikonsumsi. Permenkes Nomor 1096/ Menkes/Per/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga menyatakan persyaratan bakteriologis angka kuman E.coli pada makanan dan minuman harus 0/gr contoh. Tabel 2. Hasil Observasi Hygiene dan Sanitasi Jajanan Gorengan di Depan Kampus UKIM Keadaan Sanitasi Objek Pengamatan Hygiene pedagang Perilaku Konsumen Hasil pengujian E.coli pada 10 sampel jajanan gorengan dan observasi hygiene sanitasi pedagang, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Hasil Uji E.coli pada Sampel Gorengan Depan Kampus UKIM Lactose Broth Lactose Lactose Hasil 5 X10 ml Broth Broth Kombinasi MPN No Sampel 1X10 1X0,1 Tabung Ket E.Coli/100 1 2 3 4 5 ml ml positif ml 1 A1 - - - - - - - 0-0-0 0 LDK 2 A2 - - - - - - - 0-0-0 0 LDK 3 A3 - - - - - - - 0-0-0 0 LDK 4 A4 - - - - - - - 0-0-0 0 LDK 5 A5 - - - - - - - 0-0-0 0 LDK 6 A6 - - - - - - - 0-0-0 0 LDK 7 A7 - - - - - - - 0-0-0 0 LDK 8 A8 - - - - - - - 0-0-0 0 LDK 9 A9 - - - - - - - 0-0-0 0 LDK 10 A10 - - - - - - - 0-0-0 0 LDK Keterangan: LDK = Layak Dikonsumsi Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa Pengujian E.coli pada 10 sampel gorengan yang diperiksa memiliki hasil yang sama yaitu dinyatakan negatif karena tidak terjadi perubahan kekeruhan cairan dan tidak berbentuk gas pada semua sampel, Hal ini menandakan bahwa 10 sampel gorengan tersebut tidak mengandung bakteri dan layak dikonsumsi. Sampel tidak perlu lagi diproses ke tahap selanjutnya yaitu identifikasi E.coli dengan media EMBA karena hasil pendugaan dan konfirmasi 1 A1 0 2 A2 0 3 A3 0-4 A4 0-5 A5 0 6 A6 0-7 A7 0 8 A8 0-9 A9 0 10 A10 0 - Keterangan : = Ya - = Tidak Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa hasil uji E.coli negatif namun keadaan sanitasi jajanan gorengan di depan kampus UKIM termasuk kategori kurang baik, karena dari sampel yang diambil pada 10 tempat dagangan terdapat 8 tempat yang menjual jajanannya dengan keadaan terbuka, wadah yang digunakan untuk menjual jajanan kurang bersih dan semua tempat dagangan dekat dengan sumber pencemar (jalan raya, tempat sampah), jika dilihat dari hygiene pedagang sebagian besar belum memperhatikan kebersihan dirinya karena terdapat 5 pedagang tidak menggunakan alat pencapit untuk mengambil makanan, 9 pedagang tidak mencuci tangan sebelum memegang 151 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

jajanan dan 3 pedagang memiliki kuku yang kotor atau tidak dipotong. Selain itu perilaku konsumen juga kurang baik karena dari hasil observasi ditemui 5 konsumen memegang jajanan gorengan secara langsung tanpa menggunakan alat pencapit. Pengujian E. coli pada Sampel Minuman Olahan di Depan Kampus UKIM Hasil pengujian E.coli pada 10 sampel minuman olahan dan observasi hygiene sanitasi pedagang, dapat dilihat pada tabel berikut: media EMBA didapatkan 2 sampel negatif E. Coli dan layak dikonsumsi. Sedangkan 8 sampel lainnya positif Escherichia Coli dengan nilai yang bervariasi yang jika dibandingkan dengan Permenkes RI Nomor 1096/ Menkes/Per/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga menunjukan jumlah E.coli pada hasil uji sampel minuman olahan melebihi ambang batas sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Permenkes Nomor 1096/ Menkes/Per/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga menyatakan persyaratan bakteriologis angka kuman E.coli pada makanan dan minuman harus 0/gr contoh. Tabel 3. Hasil Uji E.coli pada Sampel Minuman Olahan Depan Kampus UKIM No Sampel Lactose Broth 5 X10 ml 1 2 3 4 5 Lactose Broth 1X10 ml Lactose Broth 1X0,1 ml Kombinasi Tabung positif Hasil MPN E.Coli/ Ket 100 ml 1 B1 Jus - - - - - - 0-0-0 0 LDK lemon 2 B2 Extra jos susu + + + - - + + 3-1-1 75 TLDK 3 B3 Pop ice + + + - - - - 3-0-0 23 TLDK 4 B4 Pop ice + + + - - + + 3-1-1 75 TLDK 5 B5 Jus lemon + + + - - - - 3-0-0 23 TLDK 6 B6 + + - - - - - 3-1-1 75 TLDK 7 B7 - - + + + - - 3-0-0 23 TLDK 8 B8 - - - + + - - 2-0-0 9 TLDK 9 B9 Es + + + - - + + 3-1-1 75 TLDK jeruk 10 B10 Es teh manis - - - - - - - 0-0-0 0 LDK Keterangan : - = Tidak Tumbuh + = Tumbuh Membentuk Gas dan Media Menjadi Keruh LDK = Layak Dikonsumsi TLDK = Tidak Layak Dikonsumsi Berdasarkan tabel 3 didapatkan bahwa Pengujian E.coli pada 10 sampel minuman olahan yang diperiksa memiliki hasil yang beragam dan ke-10 sampel tersebut terjadi perubahan kekeruhan cairan dan terdapat gelembung gas pada tabung durham. Selanjutnya dilakukan uji lanjut yaitu identifikasi E.coli dengan menggunakan media EMBA untuk memastikan bahwa bakteri yang tumbuh adalah E. Coli (gambar 1). Dari hasil pengujian pada Uji EMBA pada sampel Minuman setelah diinkubasi dan hasilnya Negatif E-Coli Uji EMBA pada sampel Minuman setelah diinkubasi dan hasilnya Positif E-Coli Gambar 1. Hasil Uji EMBA pada Sampel Minuman Olahan Depan Kampus UKIM Dari pengujian pada media EMBA di dapatkan hasil 8 sampel terjadi perubahan warna koloni menjadi hijau metalik dengan bintik hitam yang artinya positif E. coli yaitu sampel B2, B3, B4, B5, B6, B7, B8, dan B9. Sedangkan 2 sampel lainnya yakni B1 dan 152 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

Kebersihan Wadah Penyimpanan air Dekat dengan pencemar Es Kristal Es Buatan Sendiri Penggunaan ice scoop Kesehatan kuku Mencuci tangan Memegang sedotan secara bergantian Volume VII Nomor 2, Mei 2017 pissn 2089-4686 eissn 2548-5970 B10 terjadi perubahan warna koloni menjadi ungu, yang berarti negatif E. coli. Tabel 4. Hasil Observasi Hygiene dan Sanitasi Minuman Olahan di Depan Kampus UKIM MPN No Sampel E. coli Keadaan Sanitasi Objek Pengamatan Sumber Es yang Digunakan Hygiene Pedangan Minuman Olahan 1 B1 Jus 0 Lemon 2 B2 75 - Extra Jos Susu 3 B3 Pop 23 - Ice 4 B4 Pop 75 - Ice Coklat 5 B6 Jus 25 Lemon 6 B7 75-7 B8 23 8 B9 9-9 B9 Es 75 Jeruk 10 B10 Es Teh Manis 0 - Keterangan : = Ya - = Tidak Perilaku Konsumen Berdasarkan tabel 4 didapatkan bahwa keadaan sanitasi minuman olahan di depan kampus UKIM termasuk kategori kurang baik, karena dari sampel yang diambil pada 10 tempat dagangan terdapat 5 tempat yang menjual minuman olahan dengan wadah penyimpanan air yang tidak bersih, dekat dengan sumber pencemar (jalan raya, tempat sampah), dan 8 sampel menggunakan es kristal untuk pembuatan minuman olahan. jika dilihat dari hygiene pedagang terdapat 4 pedagang tidak menggunakan ice scoop (penyeruk es batu), 7 pedagang tidak mencuci tangan sebelum menyajikan minuman dan 4 pedagang memiliki kuku yang kotor atau tidak dipotong. Selain itu perilaku konsumen juga kurang baik karena dari hasil observasi ditemui 4 konsumen memegang sedotan secara bergantian tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Sesuai dengan hasil MPN E.Coli yang telah diuji, sampel B2, B4, B6 dan B9 memiliki jumlah E.coli paling tinggi yaitu dengan nilai 75 MPN E.Coli/100ml. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi sanitasi yang kurang baik, wadah penyimpanan air tidak terjamin kebersihannya (kotor), dekat dengan sumber pencemar serta Hygiene pedagang dan perilaku konsumen yang tidak baik. Sedangkan 2 sampel yang negatif E.Coli yaitu pada sampel B1 dan B10, berdasarkan hasil observasi kondisi sanitasi cukup baik, wadah penyimpanan air bersih, walaupun dekat dengan sumber pencemar (jalan raya) tetapi sanitasi dan hygiene pedagang dikatakan baik sehingga tidak memberikan peluang untuk bakteri tumbuh dan hidup pada minuman yang dijual. PEMBAHASAN Escherichia coli (E.coli) merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk basil, ada yang individu (monobasil), saling berpasangan (diplobasil) atau berkoloni membentuk rantai pendek (streptobasil), tidak membentuk spora maupun kapsula, berdiameter ± 1,1 1,5 x 2,0 6,0 μm, dapat bertahan hidup di medium sederhana dan memfermentasi laktosa, menghasilkan asam dan gas. E.coli tergolong bakteri anaerob fakultatif, dimana bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen secara mutlak atau dapat hidup tanpa adanya oksigen, didalam kondisi ini bakteri tersebut aktif, yang memanfaatkan senyawa organik sebagai media tumbuhnya (Natsir D, 2007). E.coli di dalam makanan dan minuman paling umum dijadikan sebagai indikator adanya pencemaran. Dari hasil analisis cemaran E.Coli yang dilakukan terhadap 10 sampel gorengan di depan kampus UKIM diantaranya pisang, tahu, tempe, bakwan dan ubi kayu diperoleh hasil negatif E.Coli untuk semua sampel yaitu dengan jumlah kombinasi Lactosa Broth 0/100 ml MPN sehingga 153 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

termasuk kategori layak dikonsumsi. Selain pengujian jumlah E.coli juga dilakukan observasi terhadap keadaan hygiene dan sanitasi pedagang serta perilaku konsumen ketika pengambilan sampel dilakukan. Hasil analisis Laboratorium 10 sampel jajanan Gorengan di depan Kampus UKIM negatif mengandung bakteri E.coli, namun berdasarkan hasil observasi keadaan Sanitasi dan Hygiene dari pedagang gorengan di depan kampus UKIM masih buruk, hal ini dikarenakan sebagian besar gorengan dijual secara terbuka dan dekat dengan sumber vektor seperti tempat sampah dan jalan raya,wadah yang kurang bersih, kesehatan kuku pedagang yang tidak baik, beberapa tempat jualan yang tidak menggunakan alat pencapit serta perilaku konsumen yang memegang makanan secara bergantian sehingga memungkinkan terjadinya cemaran. Hygiene dan sanitasi pedagang yang buruk, seharusnya memberi potensi adanya cemaran E.coli. Pada penelitian ini, hasil negatif E.coli dipengaruhi oleh pengambilan sampel yang dilakukan sesaat setelah dagangan dijajakan (pukul 10.00-12.30 WIT) atau beberapa saat setelah penggorengan sehingga kualitas gorengan masih dalam keadaan baik. Selain itu, kontaminasi dengan debu, asap kendaraan maupun lalat masih sangat rendah. Faktor waktu pajanan pada makanan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi jumlah dan jenis mikroba dalam makanan. Penelitian yang dilakukan oleh Pagiu (2004), tentang pengaruh waktu pajan terhadap total mikroba dan jenis mikroba patogen dalam makanan jajanan gorengan di Workshop, kampus Universitas Hasanudin Makassar menunjukan bahwa semakin lama makanan gorengan terpajan di lingkungan terbuka, maka semakin tinggi pula jumlah bakteri yang dapat mengontaminasi makanan. Sedangkan hasil analisis cemaran E- Coli yang dilakukan terhadap 10 sampel minuman olahan di depan kampus UKIM diantaranya es jeruk, pop ice, nutrisari, es teh manis dan extra jos susu diperoleh hasil 8 sampel positif mengandung E.Coli dan 2 sampel negatif mengandung E.Coli. Berdasarkan Permenkes Nomor : 1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasa Boga, angka kuman E.coli pada semua jenis sampel makanan dan minuman tersebut harus berada pada batas syarat 0/gr contoh. Berdasarkan hasil observasi, keberadaan kandungan E.coli dalam 8 sampel minuman olahan di depan kampus UKIM dapat dipengaruhi oleh keadaan sanitasi tempat jualan dan hygiene pedagang yang kurang baik, seperti wadah penyimpanan air yang kotor, penggunaan es yang digunakan belum dimasak atau dimasak pada suhu yang memungkinkan bakteri Escherichia Coli dapat bertahan hidup. Jumlah dan jenis mikroba yang dominan didalam makanan dan minuman dipengaruhi oleh faktor pengolahan yang diterapkan pada makanan dan minuman tersebut seperti proses pengolahan dengan menggunakan pemanasan dapat membunuh sebagian atau seluruh mikroba terutama yang tidak tahan panas. selain itu letak sebagian tempat jualan yang dekat dengan sumber pencemar seperti jalan raya dan tempat sampah sehingga vektor pembawa bakteri (lalat) dan debu mudah terkontaminasi dengan minuman atau air dan wadah yang dipakai dalam proses pembuatan minuman. Hygiene pedagang yang tidak mencuci tangan sebelum melayani pelanggan dan kesehatan kuku pedagang yang tidak baik juga memberi peluang adanya cemaran E.coli. Yunaeah (2009) mengemukakan bahwa terdapatnya bakteri E. coli pada jajanan makanan dan minuman dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kondisi sanitasi lingkungan, proses pengolahan, tenaga penjamah atau pedagang makanan jajanan, peralatan yang digunakan, serta cara penyajian. Untuk 2 sampel yang negatif E.coli berdasarkan hasil observasi keadaan sanitasi tempat jualan dan hygiene pedagang juga kurang baik seperti dekat dengan sumber vektor dan tidak mencuci tangan sebelum melayani pelanggan, namun dengan adanya faktor lain seperti penggunaan wadah yang bersih, penggunaan air bersih (air yang dimasak pada suhu tertentu) yang memungkinkan bakteri E.coli tidak dapat bertahan hidup. Bakteri E.coli bersifat gram negatif, serta memiliki sifat hidup fakultatif aerob dimana suhu optimal untuk tumbuh adalah 37 0 C. Apabila bakteri ini dipanaskan pada suhu 60 0 C selama 30 menit maka bakteri ini akan mati (Natsir Djide, 2007) Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Siahaya (2016), tentang Total Mikroba dan Escherichia coli Pada Pangan jajanan, 154 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

menunjukan bahwa hasil total bakteri untuk singkong goreng 2,5x10 6 CFU/ml yang jika berdasarkan standar SNI No.7388-2009 jumlah tersebut berada diatas ambang batas dan tidak aman untuk dikonsumsi. Tingginya jumlah mikroba pada sampel tersebut dapat disebabkan karena pencemaran silang (Cross contamination) antara pedagang/ penjamah makanan yang tidak hygenis/bersih dengan jajanan tersebut ataupun terjadi pencemaran uang (recontamination) terhadap makanan yang sudah dimasak. Kebersihan dari pedagang/pengolah makanan merupakan faktor yang sangat penting sehingga dapat mencegah terjadinya Cross contamination ataupun recontamination. Proses terjadinya pencemaran berdasarkan Depkes RI (2004) dapat dibedakan atas 3 cara, yaitu 1) pencemaran langsung (direct contamination) yaitu adanya bahan pencemar yang masuk ke dalam bahan makanan secara langsung karena ketidaktahuan atau kelalaian baik disengaja maupun tidak disengaja, 2) Pencemaran Silang (Cross contamination) yaitu kontaminasi yang terjadi secara tidak langsung sebagai akibat ketidaktahuan dalam pengelolaan makanan, 3) Pencemaran ulang (recontamination) yaitu penncemaran yang terjadi terhadap makanan yang telah dimasak sempurna. Adanya E.Coli menunjukkan suatu tanda praktek sanitasi yang tidak baik karena bakteri E.Coli dapat berpindah melalui kegiatan tangan ke mulut atau dengan pemindahan pasif lewat makanan, air, susu dan produk-produk lainnya. Keberadaan E.coli dalam air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya bibit penyakit (Patogen) pada pangan (Rahayu, 2003). E.Coli yang terdapat pada makanan atau minuman yang masuk kedalam tubuh manusia dapat menyebabkan gejala seperti kholera, disentri, gastroenteritis, diare dan berbagai penyakit saluran pencernaan lainnya (Nurwanto, 2007 dalam Kurniadi). Sehingga Hygiene dan sanitasi yang baik dalam pengolahan makanan dan minuman sangat perlu diperhatikan sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi para konsumen. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pengujian E.coli pada sampel jajanan gorengan, setelah dibandingkan dengan Permenkes Nomor 1096/ Menkes/Per/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga menunjukan jumlah E.coli pada hasil uji sampel gorengan tidak melebihi ambang batas sehingga layak untuk dikonsumsi. 2. Pengujian E.coli pada sampel minuman olahan, didapatkan 2 sampel negatif E. Coli dan layak dikonsumsi. Sedangkan 8 sampel lainnya positif E. Coli dengan nilai yang bervariasi yang jika dibandingkan dengan Permenkes RI Nomor 1096/ Menkes/Per/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga menunjukan jumlah E.coli pada hasil uji sampel minuman olahan melebihi ambang batas sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.permenkes Nomor 1096/ Menkes/Per/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga menyatakan persyaratan bakteriologis angka kuman E.coli pada makanan dan minuman harus 0/gr contoh. Saran Kepada pada pedagang gorenagan dan minuman olahan di depan UKIM agar memperhatikan hygiene dan sanitasi pengolahan makanan dan minuman DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI.2003. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Departemen Kesehatan RI. 2004. Kumpulan Modul Kursus Hygiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman. Direktorat Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Direktorat Jenderal PPM dan PL. Ismail R. 2013. Uji Kandungan Siklamat dan Keberadaan E. Coli pada Jajanan Minuman Oahan di Pasar Sentral Kota Gorontalo. 155 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

Kepmenkes Nomor 715/Menkes/SK/V/2003 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga, perilaku tenaga/karyawan selama bekerja. Kurniadi Y, Saam Z, Afandi D. 2013. Faktor Kontaminasi Bakteri E. Coli pada Makanan Jajanan di Lingkungan Kantin Sekolah Dasar Wiayah Kecamatan Bangkinang. Jurnal Imu Lingkungan (7) 1. Program Studi Ilmu Lingkungan PPS Universitas Riau. Merdeka.com.Http://m.merdeka.com/peristi wa/belasan-mahasiswa-ipb-terseranghepatitis-a-satu-tewas.html. Natsir Djije dan Sartini. 2007. Bakteriologi. Universitas Hasanuddin; Makasar Pagiu Winda Hayuti, 2004. Pengaruh Waktu Pajanan Terhadap Total Mikroba dan Jenis Mikroba Patogen Dalam Makanan Jajanan Gorengan Di Workshop Kampus Universitas Hasanudin Maksasar. Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Hasanudin. Permenkes Nomor 1096/ Menkes/Per/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga Rahayu, A. 2015. Analisis Cemaran E.coli pada Daging Sapi di Kota Makassar. Skripsi. Repositori Unhas. Ritonga R, Marsaulina I, Chahaya I. 2013. Analisis E. Coli dan Hiegiene Sanitasi pada Minuman Es Teh yang Dijual di Pajak Karona Jamin Ginting Kecamatan Medan Baru Tahun 2013. Siahaya Clawdya Griennasty, 2014. Total Mikroba Dan Escherichia Coli Pada Pangan Jajanan. Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jurnal 2trik. Yunaenah, 2009.Kontaminasi E. coli Pada Makanan Jajanan Di Kantin Sekolah Dasar Wilayah Jakarta Pusat Tahun 2009.Tesis. Depok: Universitas Indonesia. 156 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan