RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK. Marlita. H. Makaruku ABSTRAK ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

Volume 11 Nomor 2 September 2014

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

KARYA ILMIAH TENTANG. BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI Azolla pinnata TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.))

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta. memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK. Oleh : Ika Kartika Wati

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

PEMANFAATAN URINE KELINCI UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN. DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) VARIETAS TOSAKAN.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

PENGARUH PUPUK ORGANIK SUPERNASA PADA BERBAGAI DOSIS DAN FREKWENSI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

Magrobis Journal 28. PENGARUH PUPUK ROSASOL-N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens L.) ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

Transkripsi:

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L. TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK Marlita. H. Makaruku Fakultas Pertanian Universitas Pattimura - Ambon ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman selada terhadap pemberian pupuk organik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan dosis pupuk organik yang terdiri dari : tanpa pemberian pupuk organik, dosis 3 ton pupuk organik/ha, dosis 6 ton pupuk organik/ha, dosis 9 ton pupuk organik/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman selada. Pemberian pupuk organik dengan dosis 6 ton/ha memberikan jumlah daun, luas daun, berat segar ekonomis, berat segar daun, berat segar batang dan berat segar total per tanaman selada yang tertinggi. Kata kunci : Selada, pupuk organik, pertumbuhan, produksi ABSTRACT This research aims to determine the response growth and production of lettuce against giving of organic fertilizer. This research using the design of random group with the treatment dose of organic fertilizer : without organic fertilizer, dose of 3 ton organic fertilizer/ha, dose of 6 ton organic fertilizer/ha, dose of 9 ton organic fertilizer/ha. The results of research suggests that giving organic fertilizer can increase growth and production of lettuce. Organic fertilizer with dose of 6 ton/ha giving number of leaves, broad leaves, weight of fresh economically, weight of fresh leaves, weight of fresh stems and heavy fresh total plants lettuce the highest. Keywords : Lettuce, organic fertilizer, growth, production PENDAHULUAN Kebutuhan manusia akan sayuran dari hari ke hari semakin meningkat, yang disebabkan karena bertambahnya jumlah penduduk. Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang sangat memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Melonjaknya permintaan akan sayuran segar di pasar-pasar merupakan peningkatan kesadaran konsumen akan gizi. Hal ini disebabkan karena sayuran daun merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral essensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, selain itu sayuran syuran daun banyak mengandung serat. Menurut data yang tertera dalam daftar komposisi makanan yang diterbitkan oleh Direktorat Gizi Departemen Kesehatan, komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam setiap 100 g berat segar selada mengandung 1,2 g protein; 0,2 g lemak; 15 kal kalori; 2,9 g karbohidrat; 22 mg Ca; 25 mg P;0,5 Fe; 540 g vitamin A; 0,04 mg vitamin B; 8 mg vitamin C; serta 94,8 g air (Haryanto, et. al., 2006. Tanaman selada (Lactuca sativa merupakan tanaman yang biasa ditanam di daerah dingin maupun tropis. Tanaman selada merupakan tanaman semusim yang banyak mengandung air. Tanaman ini dimanfaatkan sebagai lalapan oleh masyarakat Indonesia, karena rasanya enak dan lembut (Rukmana, 1994. Selada dapat tumbuh baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Selada juga dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, baik lempung berpasir, lempung berdebu, namun yang paling baik (ideal adalah lempung berpasir yang diberi pupuk organik (Sugeng, 1983.

240 Jurnal Agroforestri X Nomor 3 September 2015 Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman sebab unsur hara yang terdapat di dalam tanah tidak selalu mencukupi untuk memacu pertumbuhan tanaman secara optimal (Salikin, 2003. Selama ini petani cenderung menggunakan pupuk anorganik secara terus menerus. Pemakaian pupuk anorganik yang relatif tinggi dan terus-menerus dapat menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan tanah, sehingga menurunkan produktivitas lahan pertanian. Kondisi tersebut menimbulkan pemikiran untuk kembali menggunakan bahan organik sebagai sumber pupuk organik. Penggunaan pupuk organik mampu menjaga keseimbangan lahan dan meningkatkan produktivitas lahan serta mengurangi dampak lingkungan tanah. Pupuk organik merupakan hasil dekomposisi bahan-bahan organik yang diurai (dirombak oleh mikroba, yang hasil akhirnya dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk organik juga dapat berasal dari limbah industri, seperti limbah rumah potong hewan, limbah industri minyak asiri, atapun air limbah industri yang telah diolah sehingga tidak mengandung bahan beracun. Pupuk organik yang digunakan adalah hasil kombinasi yang variatif dari bahan-bahan organik yang berkualitas seperti : pukan ayam, pukan sapi, eceng gondok, arang tempurung, batuan fosfat, sekam, serbuk gergaji, tanah humus, molasis, dan bahan substituent lainnya. Menurut Handayanto dan Hairiah (2007, pupuk organik merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah. Pupuk organik terbentuk karena adanya kerjasama mikroorganisme pengurai dengan cuaca serta perlakuan manusia. Mikroorganisme ini berperan dalam mentranslokasikan atau mencerna bahan organik bentuk kasar menjadi lebih halus. Secara umum fungsi pupuk organik adalah untuk menambah kesuburan tanah, memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, memperbaiki sifat biologi tanah, dan keamanan penggunaannya dapat terjamin. Mengingat pentingnya peranan bahan organik bagi tanah maka sangat penting dilakukan upaya pengembalian bahan organik ke dalam tanah. Pupuk organik padat merupakan pupuk yang terbuat dari bahan organik dengan hasil akhir berbentuk padat. Pemakaian pupuk organik padat umumnya dengan cara ditaburkan, dibenamkan dalam tanah atau dilarutkan dalam air lalu disiramkan atau disemprotkan pada tanah atau tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman selada terhadap pemberian pupuk organik. METODOLOGI PENELITIAN Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Lateri Kecamatan Baguala Kota Ambon, yang berlangsung mulai Juni sampai Agustus 2015. Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari alat tulis menulis, polybag, kertas label, kamera digital, cangkul, meteran, timbangan. Bahan yang digunakan adalah pupuk organik dan benih selada. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK dengan 4 perlakuan dosis pupuk organik (L yang diulang sebanyak 3 kali. nya terdiri atas : L 0 = tanpa pupuk organik L 1 = 3 ton pupuk organik/ha L 2 = 6 ton pupuk organik/ha L 3 = 9 ton pupuk organik/ha Variabel yang Diamati Adapun variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu : 1. Tinggi tanaman (cm Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang hingga ujung daun yang tertinggi. 2. Jumlah daun (helai Jumlah daun dihitung semua jumlah daun yang terbentuk sempurn setiap minggu sampai panen. 3. Luas daun (cm 2 Dilakukan pada saat panen dengan metode proyeksi dengan rumus (Suseno, 1991 : Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca Sativa L. terhadap Pemberian Pupuk Organik

Jurnal Agroforestri X Nomor 3 September 2015 Dimana : LD = Luas Daun A = Bobot kertas proyeksi daun (g B = Bobot kertas standar (g Z = Luas kertas standar (g 4. Berat segar ekonomis per tanaman (g Dilakukan pada saat panen dengan cara menimbang bagian ekonomis tanaman yaitu bagian daun dan batang tanaman yang telah dipisahkan dari akar. 5. Berat segar daun per tanaman (g Dilakukan pada saat panen dengan cara menimbang seluruh daun tanaman yang telah dipisahkan dari batang dan akar. 6. Berat segar batang per tanaman (g Dilakukan pada saat panen dengan cara menimbang batang tanaman yang telah dipisahkan dari daun dan akar. 7. Berat segar akar per tanaman (g Dilakukan pada saat panen dengan cara menimbang akar yang telah dipisahkan dari batang. 8. Berat segar total per tanaman (g Berat total per tanaman diperoleh dengan menjumlahkan berat segar daun, berat segar batang dan berat segar akar per tanaman. Analisis Data Data hasil penelitian ini dianalisis secara statistik dengan rancangan yang digunakan. Untuk perlakuan tunggal yang berpengaruh nyata atau sangat nyata dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT taraf 5 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diperoleh hasil bahwa perlakuan pupuk organik memberikan pengaruh yang nyata dan sangat nyata terhadap semua variabel yang diamati pada pertumbuhan dan produksi tanaman selada. 241 Tabel 1. Signifikansi Respon Tanaman Selada Terhadap Pemberian Pupuk Organik (L Variabel Yang Diamati Pengaruh Tinggi tanaman (cm Jumlah daun (helai Luas daun (cm2 Berat segar ekonomis per tanaman (g Berat segar daun per tanaman (g Berat segar batang per tanaman (g Berat segar akar per tanaman (g Berat segar total per tanaman (g * * Keterangan : ns : Berpengaruh tidak nyata (P>0,05 * : Berpengaruh nyata (P<0,05 : Berpengaruh sangat nyata (P<0,01 Tinggi Tanaman sangat nyata terhadap tinggi tanaman selada (Tabel 2. dosis pupuk organik 9 ton/ha memberikan tinggi tanaman tertinggi pada tanaman selada yaitu 19,73 cm, berbeda tidak nyata dengan dosis pupuk organik 3 ton/ha dan 6 ton/ha, tetapi berbeda nyata dengan tanpa perlakuan dosis pupuk organik. Tabel 2. Rata-rata Tinggi Tanaman Selada Pada Dosis Pupuk Organik (L Dosis Pupuk Organik (L 16,21 b 18,33 a 19,09 a 19,73 a BNT 5 % 1,55 Pertumbuhan tanaman dianalisis berdasarkan hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk organik 9 ton/ha memberikan tinggi tanaman selada tertinggi yaitu 19,73 cm atau meningkat sebesar 21,72%. Meningkatnya tinggi tanaman selada yang di pupuk dengan pupuk organik disebabkan pengaruh langsung pupuk tersebut melalui penambahan unsur hara dalam tanah. Di samping itu secara tidak langsung pupuk organik dapat meningkatkan ketersediaan fosfat melalui jasa mikroorganisme. Russel (1961 mengatakan Marlita. H. Makaruku

242 Jurnal Agroforestri X Nomor 3 September 2015 bahwa pemberian bahan organik akan membantu meningkatkan kemampuan tanah mengikat N, Ca2+, K+, dan Na+ yang kemudian dilepas secara berangsur-angsur sehingga tersedia bagi tanaman. Dengan demikian pemberian pupuk organik dapat mendorong pertumbuhan tanaman yang lebih baik. Selanjutnya Poerwowidodo (1992, dalam Hadi, 2005 menyatakan bahwa unsur Fosfor berperan dalam menyimpan dan memindahkan energi untuk sintesis karbohidrat, protein, dan proses fotosintesis. Senyawa-senyawa hasil fotosintesis disimpan dalam bentuk senyawa organik yang kemudian dibebaskan dalam bentuk ATP untuk pertumbuhan tanaman. Asam humat dan asam folat serta zat pengatur tumbuh yang terkandung dalam pupuk organik cair akan mendukung dan mempercepat pertumbuhan tanaman. Jumlah Daun sangat nyata terhadap jumlah daun tanaman selada (Tabel 3. dosis pupuk organik 6 ton/ha memberikan jumlah daun terbanyak pada tanaman selada yaitu 21, 58 helai, berbeda tidak nyata dengan perlakuan dosis 9 ton/ha dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Tabel 3. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Selada Pada Dosis Pupuk Organik (L Dosis Pupuk Organik (L 16,08 c 18,67 b 21,58 a 21,17 a BNT 5 % 1,94 Semakin banyak jumlah daun maka daun juga semakin luas. Dengan jumlah daun yang lebih banyak serta lebih luas (tidak saling menaungi energi matahari yang dapat ditangkap untuk proses fotosintesis juga lebih banyak sehingga asimilat yang dihasilkan juga lebih tinggi. Pemberian dosis pupuk organik 6 ton/ha yang memberikan jumlah daun terbanyak yaitu 21,58 helai atau mengalami peningkatan sebesar 32,74% bila dibandingkan dengan jumlah helai yang diperoleh pada perlakuan tanpa pupuk organik yaitu 16,08 helai. Menurut Rinsema (1986, komponen organik dari berbagai produk di dalam tanah sebagian besar dimineralisasi. Berbagai unsur di dalam proses ini terlepas secara berangsur-angsur, terutama persenyawaan nitrogen dan fosfat, juga dimanfaatkan sebagai makanan tambahan. Unsur hara N berperan penting pada fase pertumbuhan dan generatif tanaman. Sedangkan Sarief (1992, menyatakan bahwa nitrogen merupakan bahan penyusun protein, protoplasma dan pembentuk bagian tanaman seperti batang dan daun yang merupakan tempat aktivitas fotosintesis. Luas Daun nyata terhadap luas daun tanaman selada (Tabel 4. dosis pupuk organik 6 ton/ha memberikan luas daun terluas pada tanaman selada yaitu 4591,14 cm 2, berpengaruh yang sama dengan dosis 9 ton/ha dan 3 ton/ha, namun berbeda nyata dengan tanpa perlakuan dosis pupuk organik. Tabel 4. Rata-rata Luas Daun Tanaman Selada Pada Dosis Pupuk Organik (L Dosis Pupuk Organik (L 3667,69 c 4076,84 ab 4591,14 a 4341,01 a BNT 5 % 646,15 Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian dosis pupuk organik 6 ton/ha memberikan luas daun terluas yaitu 4591,14 cm 2 atau meningkat sebesar 25,18% bila dibandingkan dengan luas daun yang diperoleh pada perlakuan tanpa pupuk organik yaitu 3667,69 cm 2. Marsono dan Sigit (2002 menyatakan beberapa unsur hara mikro yang berperan dalam menunjang pembentukan daun antara lain; magnesium (Mg berfungsi dalam membantu Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca Sativa L. terhadap Pemberian Pupuk Organik

Jurnal Agroforestri X Nomor 3 September 2015 pembentukan khlorofil dan senyawa lain, seperti karbohidrat, lemak dan minyak, besi (Fe berperan pada proses-proses fisiologis tanaman, seperti proses pernapasan dan pembentukan khlorofil, tembaga (Cu berfungsi sebagai pendorong proses pembentukan khlorofil dan sebagai komponen yang tinggi akan mampu menunjang tingginya luas daun tanaman selada. Besarnya luas daun sangat mempengaruhi tingginya penyerapan cahaya matahari oleh tanaman, sehingga dapat meningkatkan aktivitas laju fotosintesis. Dengan peningkatan tersebut maka produksi tanaman juga meningkat. Berat Segar Ekonomis per Tanaman sangat nyata terhadap berat segar ekonomis per tanaman selada. dosis pupuk organik 6 ton/ha memberikan berat segar ekonomis per tanaman terberat pada tanaman selada yaitu 279,67 g, berpengaruh yang sama dengan dosis 9 ton/ha, sedangkan pada perlakuan lainnya berbeda nyata. Tabel 5. Rata-rata Berat Segar Ekonomis Per Tanaman Selada Pada Dosis Pupuk Organik (L Dosis Pupuk Organik (L 183,56 b 219,67 b 279,67 a 278,00 a BNT 5 % 55,49 Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian dosis pupuk organik 6 ton/ha memberikan berat segar ekonomis per tanaman selada terberat yaitu 279,67 g atau meningkat sebesar 34,37% bila dibandingkan dengan berat segar ekonomis per tanaman yang diperoleh pada perlakuan tanpa pupuk organik yaitu 183,56 g. Rinsema (1986 menyatakan bahwa pemakaian pupuk organik yang teratur pada akhirnya akan meningkatkan hasil produksi tanaman. Selajutnya Soeryoko (1990, mengemukakan bahwa keuntungan dari penggunaan pupuk organik adalah memperbaiki struktur tanah, menaikkan 243 daya serap tanah terhadap air, mempertahankan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan sebagai sumber unsur hara bagi tanaman. Sedangkan Dwidjoseputro (1986 menyatakan bahwa suatu tanaman akan tumbuh baik dan subur apabila semua unsur hara yang dibutuhkan berada dalam jumlah yang cukup dan tersedia bagi tanaman. Berat Segar Daun per Tanaman sangat nyata terhadap berat segar daun per tanaman selada (Tabel 6. dosis pupuk organik 6 ton/ha dan 9 ton/ha memberikan berat segar daun per tanaman terberat pada tanaman selada yaitu 320,5 g, berpengaruh yang sama dengan dosis 3 ton/ha dan berbeda nyata dengan tanpa perlakuan dosis pupuk organik. Tabel 6. Rata-rata Berat Segar Daun Per Tanaman Selada Pada Dosis Pupuk Organik (L Dosis Pupuk Organik (L 223,00 b 274,67 ab 320,50 a 320,50 a BNT 5 % 55,11 Selada merupakan tanaman sayuran daun, karena daun merupakan bagian utama yang dikonsumsi maka berat segar daun merupakan hal yang penting dalam pertumbuhannya. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian dosis pupuk organik 6 ton/ha dan 9 ton/ha memberikan berat segar daun per tanaman selada terberat yaitu 320,50 g atau meningkat sebesar 30,42% bila dibandingkan dengan berat segar ekonomis per tanaman yang diperoleh pada perlakuan tanpa pupuk organik yaitu 223,00 g. Sutejo, dkk (1991, mengemukakan bahwa pemberian unsur N berfungsi untuk merangsang pertumbuhan daun, menghijaukan daun, serta mempertinggi kandungan protein. Berat Segar Batang per Tanaman Marlita. H. Makaruku

244 Jurnal Agroforestri X Nomor 3 September 2015 sangat nyata terhadap berat segar batang per tanaman selada. dosis pupuk organik 6 ton/ha memberikan berat segar daun per tanaman terberat pada tanaman selada yaitu 25,56 g, berpengaruh yang sama dengan dosis 9 ton/ha sedangkan pada perlakuan yang lainnya berbeda nyata. Tabel 7. Rata-rata Berat Segar Batang Per Tanaman Selada Pada Dosis Pupuk Organik (L Dosis Pupuk Organik (L BNT 5 % 5,53 15,02 b 19,47 b 25,56 a 25,51 a Kegiatan tanaman berupa pertumbuhan vegetatif tanaman ditandai dengan tumbuhnya pucuk muda (bakal cabang atau bakal batang muda. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian dosis pupuk organik 6 ton/ha memberikan berat segar batang per tanaman selada terberat yaitu 25,56 g atau meningkat sebesar 70,17% bila dibandingkan dengan berat segar ekonomis per tanaman yang diperoleh pada perlakuan tanpa pupuk organik yaitu 15,02 g. Lingga (1994 juga mengemukakan jika unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam jumlah yang cukup, maka hasil metabolisme seperti sintesis biomolekul akan meningkat. Hal ini menyebabkan pembelahan sel, pemanjangan dan pendewasaan jaringan menjadi lebih sempurna dan cepat, sehingga pertambahan volume dan bobot kian cepat yang pada akhirnya pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Berat Segar Akar per Tanaman nyata terhadap berat segar akar per tanaman selada (Tabel 8. dosis pupuk organik 9 ton/ha memberikan berat segar akar per tanaman terberat pada tanaman selada yaitu 28,51 g, berpengaruh yang sama dengan dosis 9 ton/ha dan dosis 3 ton/ha, dan berbeda nyata dengan tanpa perlakuan dosis pupuk organik. Tabel 8. Rata-rata Berat Segar Akar Per Tanaman Selada Pada Dosis Pupuk Organik (L Dosis Pupuk Organik (L 20,48 b 22,81 ab 28,33 a 28,51 a BNT 5 % 6,31 Akar tanaman dapat berfungsi sebagai organ yang menyerap hara dan air, walaupun tanaman dapat memperoleh hara dan air dari daun, tetapi dibandingkan dengan jumlah yang diperoleh dari penyerapan akar, penyerapan hara dan air dari daun dapat diabaikan (Kramer, 1979. Hal ini berarti untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik, tanaman harus mempunyai akar dan sistem perakaran yang cukup luas untuk dapat memperoleh hara dan air sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemberian dosis pupuk organik 9 ton/ha mampu memberikan berat segar akar per tanaman selada terberat yaitu 28,51 g atau meningkat sebesar 39,21% bila dibandingkan dengan berat segar akar per tanaman yang diperoleh pada perlakuan tanpa pupuk organik yaitu 20,48 g. Menurut Suseno (1991 unsur fosfor bagi tanaman berguna untuk mentransfer energi dan penyusun karbohidrat, mempercepat pembentukan bunga dan merangsang perkembangan akar, khususnya akar benih. Fosfor diperlukan tanaman sebagai penyusun asam nukleat dan perkembangan jaringan meristem serta merangsang pertumbuhan akar. Selanjutnya Ardianto (1983, mengemukakan bahwa banyaknya bahan organik yang dimasukkan ke dalam tanah mempengaruhi populasi mikroorganisme, makin banyak pemberian bahan organik maka populasi mikroorganisme makin tinggi. Dengan kehadiran mikroorganisme yang menguntungkan di dalam tanah akan lebih hidup yang berarti akan memberikan medium bagi tanaman yang lebih baik. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca Sativa L. terhadap Pemberian Pupuk Organik

Jurnal Agroforestri X Nomor 3 September 2015 Berat Segar Total per Tanaman sangat nyata terhadap berat segar total per tanaman selada (Tabel 9. dosis pupuk organik 6 ton/ha memberikan berat segar total per tanaman terberat pada tanaman selada yaitu 374,39 g, berpengaruh yang sama dengan dosis 9 ton/ha dan dosis 3 ton/ha, namun berbeda nyata dengan tanpa perlakuan dosis pupuk organik. Tabel 9. Rata-rata Berat Segar Total Per Tanaman Selada Pada Dosis Pupuk Organik (L Dosis Pupuk Organik (L 258,51 b 316,95 ab 374,39 a 374,29 a BNT 5 % 63,04 Selada biasa dikonsumsi dalam bentuk segar sehingga penting untuk mengetahui berat segar yang dapat dihasilkan akibat perlakuan yang diberikan. Pemberian dosis pupuk organik 6 ton/ha memberikan berat segar total per tanaman selada terberat yaitu 374,39 g atau mengalami peningkatan sebesar 44,83% bila dibandingkan 245 dengan berat segar total per tanaman yang diperoleh pada perlakuan tanpa pupuk organik yaitu 258,51 g. Menurut Jumin (1986, energi matahari yang tertangkap oleh tanaman, digunakan untuk kegiatan fotosintesis, respirasi, transpirasi, translokasi unsur hara dan asimilat dan lain-lain. Energi cahaya yang ditangkap dalam fotosintesa diubah menjadi energi potensial. Adanya peningkatan hasil berat segar total per tanaman dari kontrol ke dosis 6 ton/ha menunjukkan bahwa unsur hara pada pupuk organik mampu diserap oleh tanaman yang selanjutnya digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Soeroto (1985 menyatakan bahwa bahan organik mempunyai daya untuk mengubah semua faktor-faktor kesuburan tanah dalam arti menambah zat makanan, mempertinggi humus, memperbaiki struktur tanah, dan mendorong jasad renik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian pupuk organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman selada. Pemberian pupuk organik dengan dosis 6 ton/ha memberikan jumlah daun, luas daun, berat segar ekonomis, berat segar daun, berat segar batang dan berat segar total per tanaman selada yang tertinggi. Marlita. H. Makaruku

246 Jurnal Agroforestri X Nomor 3 September 2015 DAFTAR PUSTAKA Ardianto. 1983. Biologi Pertanian. Penerbit Alumni Bandung. Hadi. P. 2005. Abu Sekam Padi Pupuk Organik Sumber Kalium Alternatif pada Padi Sawah. GEMA, Th. XVIII/33/2005. Hal 38 45. Handayanto, E. dan Hairiah, K. 2007. Biologi Tanah, Landasan Pengelolaan Tanah Sehat. Pustaka Adipura. Yogyakarta. Haryanto, E., Suhartini,T., dan Rahayu,E. 2006. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta. Marsono dan Sigit, P. 2001. Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi. Penebar. Swadaya. Jakarta. Rinsema, W.J. 1986. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bharata Karya Aksara. Jakarta. Rukmana. 1994. Bertanam Selada dan Buncis. Kanisius. Yogyakarta. Salikin, K. A. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Sarief, S. 1992. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung. Soeroto. 1985. Ilmu Pemupukan. CV. Yasaguna. Jakarta. Sugeng. 1983. Budidaya Tanaman Sayur-sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta. Sutejo, M.M., Kartasapoetra, A.G dan Sastroadmidjo, R.D. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca Sativa L. terhadap Pemberian Pupuk Organik