BAB I PENDAHULUAN. satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

Denpasar, Juli 2012

BAB I PENDAHULUAN. adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terdapat banyak daerah-daerah tujuan di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyak lagi. Gelar kota pariwisata dapat diraih karena memang

BAB I PENDAHULUAN. Data statistik mengenai jumlah wisatawan nusantara (Wisnus) setiap tahunnya

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL BULAN MEI 2004

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

BAB II KEBIJAKAN UMUM NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENINGKATAN PARIWISATA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL NOVEMBER 2009

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI ,10 PERSEN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Sumatera Selatan Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, sebagai penghasil devisa nomor dua setelah pertambangan. Dalam Garis-

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JULI 2015

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I.YOGYAKARTA BULAN MEI 2014 SEBESAR 63,02 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan pariwisata di Sumatera Barat. Untuk itu peningkatan kunjungan wisatawan

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN OKTOBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu bisnis yang tumbuh sangat cepat, dengan

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 46,82 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada di Yogyakarta, baik secara fisik maupun secara psikis 1.

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER ,94 PERSEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penenlitian

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA KE OBJEK WISATA KOTA BANDUNG Jumlah. Jumlah Tahun.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013

Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Sumatera Selatan September 2017

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2014 SEBESAR 52,70 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. industri pariwisata nasional. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas

Wedding Chapel di Kuta Selatan BAB I PENDAHULUAN

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 51,99 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL OKTOBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER ,30 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN kunjungan, mengalami penurunan sebesar 3,56 persen dibandingkan

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan). Selain itu pariwisata juga merupakan salah satu sub ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN kepulauan yang berlokasi disepanjang khatulistiwa di Asia Tenggara yang

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER ,79 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL DESEMBER 2010

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRACT...

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan gejala sosial yang sangat kompleks yang tak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 59,63 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. dilihat perkembangan jumlah wisatawan ke Bali dapat dilihat dari data berikut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan lima pulau besar yang dimiliki serta pulau-pulau kecil yang tersebar dari

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasikan sektor-sektor produktif lainnya (Pendit,

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN APRIL ,36 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata dinilai banyak pihak memiliki banyak arti penting sebagai salah satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki keterbatasan sumber daya alam. Seperti halnya Bali dengan beragam keunikan budaya dan pesona wisata alamnya tetap menjadikannya salah satu tujuan wisata yang paling populer di dunia terbukti selama beberapa tahun, Bali mendapatkan predikat sebagai destinasi pariwisata terbaik dunia oleh beberapa majalah internasional seperti Travel Leisure Magazine (2009). Hal ini menunjukan bahwa Bali memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus). Semua kalangan menyadari bahwa pasar wisatawan nusantara (wisnus) memiliki peran sangat strategis dalam pariwisata Indonesia. Pada saat melemahnya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), kontribusi terhadap daerah tujuan wisata tergantikan oleh kontribusi dari wisatawan nusantara. Potensi sangat besar meliputi 230 juta penduduk Indonesia, dengan 53,34 persen dari total populasi Indonesia melakukan perjalanan wisata, dan menjadikan Bali sebagai salah satu tujuan wisata (survei Kemenbudpar, 2010). Pergerakan wisatawan nusantara kini dirasa semakin cepat, sejak lancarnya fasilitas transportasi dan perubahan tren liburan, menjadi suatu kebutuhan gaya hidup yang mendorong mereka untuk melakukan perjalanan. Ini merupakan peluang emas bagi Bali sebagai daerah tujuan wisata yang digemari saat ini. Di samping itu, dengan adanya fenomena yang terjadi akhir-akhir ini pada industri pariwisata pasca 1

2 berbagai aksi teroris dan wabah penyakit yang melanda dunia, mengakibatkan kunjungan wisatawan mancanegara mengalami fluktuasi. Pengembangan pariwisata mengacu pada amanat UU No.10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, dimana kepariwisataan diselenggarakan dengan tujuan untuk: (1) meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat; (2) mengatasi pengangguran dan menghapus kemiskinan; (3) melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya; (4) memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa, dan mempererat persahabatan antar bangsa; (5) memupuk rasa cinta tanah air rakyat, memperkokoh jati diri dan kesatuan bangsa. Sehubungan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan kepariwisataan nasional tersebut maka peranan wisatawan nusantara tidak kalah pentingnya dengan wisatawan mancanegara. Jika dilihat dari lima tahun terakhir jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke Bali menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Berikut merupakan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali, dapat di sajikan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Nusantara ke Bali Tahun 2006 2011 Jumlah Wisatawan Tahun (orang) Mancanegara Domestik 2006 1.260.317 2.474.787 2007 1.664.854 2008 1.968.892 2009 2.229.945 2010 2.493.058 2.484.644 2.898.794 3.521.135 4.646.343 Total Wisatawan (orang) Pertumbuhan (%) 3.735.104-4.149.498 11,09 4.867.786 17,3 5.751.080 18,14 7.139.401 24,14 2011 2.756.579 5.675.121 8.431.700 13,98 Rata Rata 13,84 Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2012

3 Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui jumlah kunjungan wisatawan ke Bali dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2011 jumlah kunjungan wisatawan mengalami peningkatan yang cukup besar, pada tahun 2006 sebesar 3.735.104 tahun 2007 sebesar 2.484.644, ditahun 2008 sebesar 2.898.794, pada tahun 2009 sebesar 3.521.135, pada tahun 2010 sebesar 4.646.343, dan data pada tahun 2011 sebesar 5.675.121. Pergerakan wisatawan nusantara mengalami peningkatan, hal ini akan berdampak baik terhadap pandangan wisatawan mancanegara terhadap pariwisata Indonesia. Peningkatan ini karena dibarengi dengan peran pemerintah didalam peningkatan keamanan dan kegiatan promosi. Bagi wisatawan domestik dipengaruhi oleh cuti bersama yang ditetapkan oleh pemerintah dan mudahnya transportasi ke Bali menimbulkan geliat kepariwisataan dalam negeri semakin baik. Disamping itu juga, karena berpariwisata ke Bali merupakan suatu gaya hidup dan kebutuhan seseorang untuk mendapatkan pengalaman baru di Bali dengan berbagai daya tariknya. Berdasarkan survei yang dilakukan Disparda Bali (2011), diketahui total wisatawan nusantara pertahun menurut asal daerah wisatawan yang menduduki posisi paling banyak adalah wisatawan yang berasal dari Jawa Timur. Berikut ini merupakan persentase wisatawan nusantara yang berwisata ke Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk dan Bandara Ngurah Rai berdasarkan daerah asalnya dapat disajikan seperti dalam tabel berikut :

4 Tabel 1.2 Persentase Wisatawan Nusantara yang Berwisata ke Bali Berdasarkan Daerah Asal Tahun 2011 No. Daerah Asal Persentase (%) 1 Jakarta 4,6 2 Jawa Barat 5,1 3 Jawa Tengah 36,3 4 Jawa Timur 40,2 5 Sumatera 0,6 6 Kalimantan 0,1 7 Sulawesi 0,2 8 NTT 0,2 9 NTB 0,2 10 Lainnya 12,5 Jumlah 100,0 Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2011 Berdasarkan daerah asal wisatawan yang berwisata ke Bali, persentase tertinggi wisnus yang meninggalkan Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk dan Bandara Ngurah Rai dicapai oleh Jawa Timur (40,2%). Menyusul kemudian Jawa Tengah (36,3%), Jawa Barat (5,1%), Jakarta (4,6%), Sumatera (0,6%), Sedangkan NTB, Sulawesi, Kalimantan rata-rata di bawah 1%, dan sejumlah daerah lainnya sebesar 12,5%. Jawa Timur merupakan pasar paling besar wisatawan nusantara yang berwisata ke Bali terbukti dengan survei yang dilakukan disparda pada Tahun 2011. Melihat banyaknya persentase wisatawan yang berasal dari Jawa Timur merupakan pasar utama wisatawan nusantara yang berlibur ke Bali. Peluang bagi pelaku usaha untuk membuat suatu paket wisata yang diminati oleh wisatawan dari Jawa Timur. Kenyataan ini dikarenakan berwisata merupakan suatu kebutuhan bagi wisatawan Jawa Timur dan jarak antara Jawa Timur dengan Bali yang relatif dekat. Berikut merupakan persentase kunjungan wisatawan yang berasal dari kabupaten dan kota di Jawa Timur.

5 Tabel 1.3 Rekapitulasi Kunjungan Wisatawan Asal Jawa Timur Tahun 2011 No. Daerah Asal Persentase (%) 1 Banyuwangi 8,59 2 Surabaya 7.04 3 Malang 6,03 4 Jember 4,32 5 Pasuruan 2,09 6 Sidoarjo 1,74 7 Lumajang 0,85 8 Lain-lain 9,54 Jumlah 100,0 Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2011 Jawa Timur sendiri terdiri dari beberapa kabupaten dan kota, salah satunya adalah Malang. Malang merupakan kota besar kedua setelah Surabaya di Jawa Timur. Data menunjukan dari 40,2 % wisatawan Jawa Timur yang berwisata ke Bali 6,03% nya adalah wisatawan berasal dari Malang (Rekapitulasi hasil survei Disparda Bali). Suatu peluang jika dapat dikembangkan menjadi suatu produk wisata, melihat di Malang sendiri banyak terdapat objek dan daya tarik wisata yang cukup dikenal bagi wisatawan Jawa Timur. Malang sendiri, merupakan sebuah terminologi yang menjadi representasi kultural dari sebagian wilayah eks Karesidenan Malang, yaitu Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu. Hingga saat ini menjadi populer dengan kawasan Metropolitan Malang Raya. Terkait upaya untuk mengetahui karakteristik dan persepsi wisatawan Malang maka penelitian inipun ingin dilakukan agar mampu membaca peluang dan potensi dari wisatawan Malang. Dalam manajemen pariwisata, inisisasi sebuah penelitian harus berdasarkan beberapa unsur seperti stakeholder demands, best practice, dan innovation (Hall, Colin Michael, 2009). Dalam stakeholder demans permintaan terhadap analisis karakteristik wisatawan baik itu lokal, regional, maupun internasional memang sangat dibutuhkan. Karakteristik

6 dan persepsi wisatawan Malang sangat penting untuk dikaji agar stakeholder mampu membaca keinginan pasar terutama tipe pasar wisatawan Malang, begitu pula persepsi wisatawan sendiri agar stakeholder mampu mengeksplorasi persepsi wisatawan terhadap daya tarik wisata serta faktor-faktor penunjang terkait dengan perkembangan kepariwisataan Bali. Best practice ditujukan untuk pelaku ataupun stakeholder agar secara nyata mampu menjawab keinginan dan kebutuhan wisatawan Malang sehingga mampu melihat keragaman permintaan dari wisatawan itu sendiri, dari sebab itu maka diperlukan adanya inovasi yang berasal dari cara stakeholder dalam memahami karakteristik dan persepsi wisatawan Malang itu sendiri. Oleh karena itu penelitian mengenai karakteristik dan persepsi wisatawan Malang sangat dibutuhkan, karena berbeda karakteristik dan persepsi maka berbeda pula suatu inovasi yang dibutuhkan dari pelaku usaha. Dengan adanya persepsi yang didapat dari wisatawan Malang, yang bertujuan untuk mendorong peningkatan wisatawan Malang melakukan kegiatan wisata ke Bali, diperlukan perhatian terhadap daerah tujuan wisata di Bali, sebagai penyedia produk pariwisata. 1.2 Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang dapat dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana karakteristik wisatawan Malang yang berwisata ke Bali? 2. Bagaimana persepsi wisatawan Malang setelah berwisata ke Bali?

7 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui karakteristik wisatawan Malang yang berwisata ke Bali. 2. Untuk mengetahui persepsi wisatawan Malang setelah berwisata ke Bali. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah: 1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan mahasiswa khususnya bidang psikologi pariwisata, selain itu juga menambah wawasan berfikir mahasiswa sehingga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat merekomdasikan adanya perubahan pada industri pariwisata dalam rencana pengembangan produk pariwisata yang lebih berkualitas dan serta perencanaan di bidang pemasaran wisatawan nusantara yang dirasa sangat potensial. 1.5 Sistematika Penyajian Sistematika penyajian terdiri dari 5 (lima) bab, dimana bab satu dengan bab yang lainnya saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan sehingga akan

8 memudahkan dalam pemahaman isi laporan ini. Adapun isi dari sistematika penyajian laporan ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam Bab pendahuluan akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam Bab tinjauan pustaka ini akan dijelaskan mengenai tinjauan hasil penelitian sebelumnya, tinjauan konsep yang berisikan teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini. Adapun tinjauan konsep dimaksud yang akan dibahas seperti tinjauan tentang definisi pariwisata, wisatawan nusantara, karakteristik wisatawan, persepsi wisatawan, dan daya tarik wisata. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini merupakan sarana utama yang akan digunakan oleh peneliti dalam menganalisa dan membatasi ruang lingkup penelitian, seperti lokasi penelitian, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik penentuan sampel dan analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini akan diuraikan mengenai karakteristik dan persepsi wisatawan Malang yang berwisata ke Bali. Dalam pembahasan ini menggambarkan mengenai karakteristik wisatawan Malang yang berwisata ke Bali berdasarkan karakteristik sosio-demografi, dan

9 persepsi wisatawan Malang setelah berwisata ke Bali. Merupakan hasil dari penelitian yang berupa data diperoleh selama melakukan survei di Pelabuhan Gilimanuk sebagai pintu gerbang wisatawan meninggalkan Bali, selama bulan Juni sehingga merumuskan jawaban dari hal-hal yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah yang telah diuraikan pada Bab I. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Merupakan bab penutup yang menguraikan tentang kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran- saran berdasarkan hasil pembahasan.