PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN 2010

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

HUBUNGAN PENINGKATAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI BPS BEKTI SAYEKTI S.SiT TARUBASAN KARANGANOM KLATEN

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BBLR PERIODE JANUARI SAMPAI DESEMBER 2012 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN TAHUN 2012

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU RA KARTINI JEPARA. Gunawan, Anik Sholikah, Aunur Rofiq INTISARI

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

KARAKTERISTIK UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KURANG ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR TAHUN 2015

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

HUBUNGAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RSUD PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KABUPATEN KLATEN TAHUN 2009

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN NILAI APGAR BAYI BARU LAHIR DI RSUD SUKOHARJO

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UMUR DAN PENDIDIKAN IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BBLR

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

Laila Rahmi Stikes Syedza Saintika Padang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL YANG MENJALANI PERSALINAN SPONTAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD SRAGEN TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB 1 PENDAHULUAN. calon ibu dan bayi yang dikandung harus mendapatkan gizi yang cukup banyak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS KECAMATAN CURUG TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Annisa, M. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persalinan. (online) avaible;

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ALI SADIKIN NIM : J

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan sempurna secara jasmaniah dengan berat badan yang cukup. Masa

HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI. NY. N DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI KAMAR BAYI RESIKO TINGGI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN UMUR, PARITAS DAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA. Abstrak

Transkripsi:

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2008 Sri Handayani, Umi Rozigoh Program Studi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Klaten email: handagustoma@yahoo.com. ABSTRACT: Paritas yang tinggi menimbulkan berbagai masalah kesehatan baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Salah satu dampak kesehatan yang dapat timbul adalah Berat Badan Bayi Lahir Rendah. Ibu dengan paritas tinggi berisiko (50%) melahirkan bayi dengan berat lahir yang rendah. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten periode Januari sampai Desember Tahun 2008. Metode penelitian ini merupakan penelitian observasional. Rancangan penelitian diskriptif analitik dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Jumlah populasi sebesar 175 bayi BBLR pada bulan Januari Desember Tahun 2008. Sampel sejumlah 44 yang diambil dengan teknik simple random sampling. Kontrol diambil secara matcing dengan perbandingan 1 : 1. Analisa data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian BBLR.. Nilai OR : 3, 6 berarti ibu dengan paritas tinggi berisiko melahirkan bayi BBLR. Kata Kunci : Paritas, Berat Badan Lahir Rendah A. PENDAHULUAN Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi disbanding dengan Negara-negara di ASEAN. Angka kematian bayi di Indoesia tercatat 36 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2006. Penyebab kematian bayi terbanyak adalah karena gangguan perinatal. Sekitar 2 27% kematian perinatal disebabkan karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR). Sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7 14% yaitu sekitar 459.200 900.000 bayi (Depkes RI, 2005). Bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang, sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi (Anonim, 2006). BBLR adalah salah satu akibat dari ibu hamil yang menderita energi kronis (KEK) (Depkes RI, 2005).

Menurut WHO, pada tahun 2005 hampir semua (88%) dari 5 juta kematian neonatal berada di negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari dua per tiga kematian adalah BBLR yaitu berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Secara global diperkirakan terdapat 25 juta persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah BBLR dan hampir semua terjadi di negara berkembang (Hadi, 2001). Berdasarkan data indikator kesehatan proporsi BBLR pada tahun 2000 berkisar antara 0,91% (Gorontalo) dan 18,89% (Jawa Tengah), sedangkan pada tahun 2001 berkisar antara 0,54% (NAD) dan 6,90% (Sumatra Utara). Angka tersebut belum mencerminkan kondisi sebenarnya yang ada di masyarakatkarenabelum semua berat badan bayi yang dilahirkan dapat dipantau oleh petugas kesehatan, khususnya yang ditolong oleh dukun atau tenaga non kesehatan lainnya (Profil Kesehatan RI, 2004). Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR antara lain kurangnya gizi pada ibu hamil, ibu hamil perokok, ibu hamil pekerjaberat, sosial ekonomi rendah dan faktor janin (Prawirohardjo, 2002). Joeharno (2008), menambahkan, bahwa BBLR juga dapat terjadi pada ibu dengan paritas tinggi. Ibu dengan paritas tinggi berisiko (50%) melahirkan bayi dengan berat lahir yang rendah. BBLR merupakan masalah kesehatan yang cukup menonjol di Indonesia, karena pada bayi BBLR mempunyai angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Berdasarkan data yang didapatkan di Rumah Sakit Umum dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada tahun 2008 terdapat 324 orang (31,6%) bersalin dengan tidak normal. Dan persalinan tidak normal tersebut terdapat 175 ibu (54%) yang melahirkan bayi dengan BBLR. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional (non eksperimental) yang mencari hubungan dua variabel dengan melalui pengamatan tanpa percobaan (Notoatmodjo, 2002). Rancangan penelitian diskriptifanalitik yaitu membuat gambaran atau deskriptiftentang suatu keadaan secara obyektif kemudian dengan melakukan pengukuran terhadap variabel penelitian kemudian mencari hubungan antara variabel dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan (Sastroasmoro, 2002). Pendekatan penelitian ini adalah retrospektif, yaitu penelitian yang berusaha melihat ke belakang yaitu pengumpulan data dimulai dan efek atau akibat yang telah terjadi, dikemudian dan efek tersebut ditelusuri, pengembangan atau variabel yang mempengaruhi akibat (Notoatmodjo, 2002). Populasi penelitian ini adalah semua bayi baru lahir dengan berat badan lahir

rendah (BBLR) di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 175 bayi BBLR pada bulan Janurai-Desember Tahun 2008. Tehnik pengambilan sampel secara simple random sampling. Jumlah sampel sebanyak 44 bayi BBLR ( 25% populasi). Kelompok kontrol sebanyak 44 bayi yang diambil secara matching antara kelompok kontrol dengan mempertimbangkan umur ibu, usia kehamilan, paritas ibu. Instrumen penelitian adalah lembar observasi yang bersumber pada rekam medik pasien dan laporan persalinan di RSVP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Analisis data dengan uji statistik chi square dengan taraf signifikansi 95%. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. BASIL a. Umur Ibu Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Thu Umur Ka sus Kontrol Total n % n % n < 20 dan > 35 tahun 19 43,2 19 43,2 41 46,7 20-35 tahun 25 56,8 25 56,8 47 53,4 Sumber : Data Rekam Medik Dr. Soeradji Tirtonegoro Tahun 2008 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwamayoritas responden berada pada kelompok umur usia reproduktif yaitu 20-35 tahun sebanyak 25 responden (56,8%). b. Kadar Hb Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kadar Hb Kasus Kontrol Total Kadar Hb n % N % n % TidakAnemia Anemia 23 21 52,3 47,7 23 21 52,3 47,7 46 42 52,3 47,7 Sumber : Data Rekam Medik Dr. Soeradji Tirtonegoro Tahun 2008

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwamayoritas responden tidak anemia dengan kadar Hb lebih dari 11 gr% sebanyak 23 responden (52,3%). c. LiLA Ibu Tabel 3. Distribusi Frekuensi LiLA Ibu Tidak KEK KEK LiLA Ibu Kasus Kontrol Total n % N % n % 23 21 43,2 56,8 23 21 43,2 56,8 46 42 52,3 47,7 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui baik pada kelompok kasus maupun kontrol terdapat 23 responden (52,3%) tidak KEK. d. Jarak kehamilan Tabel 4. Distribusi Frekuensi Jarak kehamilan Jarak Kehamilan Kasus Kontrol Total n % N % n % < 2 tahun 23 43,2 23 43,2 46 52,3 > 2 tahun 21 56,8 21 56,8 42 47,7 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui baik pada kelompok kasus maupun kontrol bahwa sebanyak 23 responden (52,3%) dengan jarak kehamilan kurang dari 2 tahun.

e. Umur kehamilan Tabel 5. Distribusi Frekuensi Umur kehamilan Kasus Kontrol Total Unlit- Kehamilan n % N % n % <36 minggu 23 43,2 23 43,2 46 52,3 > 36 minggu 21 56,8 21 56,8 42 47,7 Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui baik kelompok kasus maupun kelompok kontrol sebanyak 23 responden (52,3%) dengan umur kehamilan kurang dari 36 minggu. f Paritas Ibu Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas Ibu Ka sus Kontrol Total Paritas Ibu n % N n Primipara 30 68,2 39 88,6 69 78,4 Multipara 14 31,8 5 11,4 19 21,6 Grandemultipara 0 0 0 0 0 0 Berdasarkan tabel 6. dapat diketahui bahwa pada kelompok kasus sebagian besar responden ibu mempunyai paritasprimipara sebanyak 30 responden (68,2%). Sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 39 responden (88,6%) dengan paritas primipara. g. Hubungan paritas dengan Berat badan lahir rendah Tabel 7. Hubungan Paritas dengan Berat Badan Lahir Rendah Paritas BBL Total BBLN BBLR N % n % n % x 2 p OR Primipara 39 88,6 30 68,2 69 78,4 5,437 0,02 3,6 Multipara 5 11,4 14 31,8 19 21,6

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa ada hubungan antara paritas dengan berat badan lahir rendah dengan ditunjukkan nilai p < 0,05 dengan OR = 3,6. 2. PEMBAHASAN Paritas ibu berhubungan dengan beratbadan bayi lahir rendah, dimana paritas Primipara mempunyai risiko sebesar 3,6 untuk melahirkan bayi dengan BBLR.. Berdasar hasil penelitian, ibu dengan paritas primipara sebanyak 68,2% responden melahirkan BBLR. Hasil ini sesuai dengan penelitian Barends (2005), bahwa paritas 0 dan paritas lebih atau sama dengan 4 mempunyai risiko lebih besar dibanding paritas 1, 2 dan 3 yang melahirkan BBLR. Hasil penelitian ini menyanggah penelitian Istiyarsi (2000) di Kabupaten Magelang, dimana paritas tinggi mempunyai risiko 10,2 kali untuk melahirkan BBLR. Demikian pula dengan penelitian Marsianto dan Syamsuri (1997), bahwa ibuprimigravida mempunyai risiko lebih rendah untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah bila dibandingkan dengan multigravida Hal ini dapat dijelaskan bahwa, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR. Menurut Prawirohardjo (1999), BBLR dapat disebabkan : a. Jarak kelahiran kurang 2 tahun. Seorang ibu memerlukan waktu 2 sampai 3 tahun antara kehamilan agar pulih secara fisiologis dan persalinan sebelumnya dan mempersiapkan diri untuk kehamilan berikutnya (Behrman dalam Istiyarsi, 2000). Semakin pendek jarak antara dua kelahiran semakin besar risiko melahirkan BBLR, hal tersebut disebabkan karena seringnya terjadi komplikasi perdarahan waktu hamil, partus prtmatur dan anemia berat (Istiyarsi, 2000). b. Malnutrisi Penelitian Rosmeri, (2002) menunjukkan bahwa status gizi ibu hamil mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kejadian BBLR. Ibu hamil dengan status gizi kurang mempunyai risiko 4,27 x untuk melahirkan bayi BBLR dibanding dengan ibu yang mempunyai status gizi baik (normal). Dalam penelitian ini sebanyak 56.8% responden mengalami gizi kurang semasa hamil. c. Kadar Hb Status gizi yang kurang atau malnutrisi, terutama pada ibu hamil yang mengalami defisiensi Fe, menyebabkan Hb dalam darah yang dibutuhkan untuk membawa oksigen kepada sel-sel jaringan tubuh dan janin tidak cukup, sehingga berisiko perdarahan pada

waktu persalinan dan nifas yang mengakibatkan berat bayi lahir rendah (Wiknjosastro, 1999). Demikian juga pada ibu yang bekerja semakin banyak energi yang dikeluarkan sehingga menyebabkan asupan gizi untuk bayi berkurang (Suryatni, 2004). d. Perokok Berat badan bayi yang lahir dan ibu perokok lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang lahir dan ibu yang tidak merokok (Soetjiningsih, 1999). e. Pekerja berat Semakin berat ibu bekerja, semakin banyak energi yang dikeluarkan sehinggamenyebabkan asupan gizi untukbayi berkurang (Suryatni, 2004). f. Penyakit hipertensi ( kelainan vaskular ibu ). Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan penyakit vaskular yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas. Hal ini menyebabkan gangguan pertumbuhan janin intra uterin dan berat lahir janin tidak sesuai dengan lamanya kehamilan (Sastrawinata, 2005 ). Faktor janin Berat Badan Lahir Rendah dapat terjadi karena falctor janin itu sendiri yaitu sesudah minggu ke 20 mulai terjadi perbedaan antara pertumbuhan janin lakilaki dan janin perempuan. Menurut Kloosterman (1999) perbedaan itu dapat mencapai 135 gram pada kehamilan 40 minggu. Jadi bayi laki-laki lebih berat dari bayi perempuan. h. Usia ibu kurang 20 tahun dan lebih 35 tahun. Usia ibu kurang dari 20 tahun alat reproduksi belum siap menerimakehamilan, sehingga mudah terjadi risiko pada kehamilannya (premature) sedangkan pada usia lebih dan 35 tahun alat reproduksi mengalami regenarasi sehinggamuclah terjadi BBLR. Dalam penelitian ini 46,7% responden berusia < 20 tahun dan > 35 tahun. D. SIMPULAN DAN SARAN I. Kesimpulan Berdasarkan basil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Terdapat hubungan yang signifikan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian BBLR.

Saran b. Ibu dengan paritas 0 berisiko melahirkan bayi BBLR. 2. 1. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan tenaga kesehatan memberikan penyuluhan tentang faktor risiko BBLR kepada ibu hamil sehingga dapat mencegah terjadinya BBLR. 2. Bagi Ibu Ibu diharapkan untuk mengikuti program KB sehingga bayi yang dilahirkan ibu tidak mengalami BBLR. DAFFAR PUSTAKA Anonim, 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian BBLR. http:// www.jiptunair.com diakses Tanggal 23 Januari 2009 Jam 11.00 WIB Depkes RI, 2001, Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta., 2005, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, Jakarta. Dewi, M., 2003, Kehamilan dengan Risiko BBLR di Desa Tlogorejo, Yogyakarta, KTI, Yogyakarta Hincliff, Sue, 2002, Kamus Keperawatan, Edisi 17, Jakarta Ibrahim, 2002, Perawatan Kebidanan Jilid I, EGC, Jakarta. Istiyarsi, 2000, Menanti Buah Hati, Media Pressindo, Jakarta Joeharno. 2008. Beberapa Faktor Risiko Kejadian BBLR di Rumah Sakit Al Fatah Ambon Perode Januari Desember Tahun 2006. KTI. Jakarta Lubis, 2003, Status Gizi Ibu Hamil serta Pengaruhnya terhadap Bayi yang Dilahirkan. http://www.depkes.go.id, diakses tanggal 23 Maret 2008 Manuaba, 2002, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana I, EGC, Jakarta. Marsianto dan Syamsuri, 1999, Faktor Risiko Terjadinya Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Berita Kedokteran Masyarakat, Yogyakarta Mochtar, R., 2002, Sinopsis Obstetri, EGC, Jakarta Mulyani, H,. 2006, Huhungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi dengan Status Gizi di Puskesmas Gilingan Surakarta, KTI, D III Kebidanan, Klaten Notoatmodjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Prawirohardjo, Wiknjosastro, 2002, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta., 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. Rosmery, 2002, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu, http://gizinet.com availabel [4 Maret 2008] S aifuddin, A.B., 2002, Panduan Perilaku Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Bina Pustaka, Jakarta. Saraswati, 1998, Faktor-faktor yang Mempengaruhi BBLR, KTI, Yogyakarta Sayogo, 1997, Berat Badan Lahir Rendah, EGC, Jakarta Sediaoetama, 2002, Ilmu Gizi, Rineka Cipta, Jakarta Sukman, 2002, Berat Badan Thu Hamil, Raja Grafindo, Bandung Suryatni, 2004, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematian Neonatal di Kalimantan Timur, Thesis, Yogyakarta Wiknjosastro, 2005, Ilmu Kandungan, Edisi III, Yayasan Bina Pustaka Asuhan Prawirohardjo.