PRODUK ALAS KAKI DI KOPERASI KERAJINAN KEPARAKAN MANDIRI SEJAHTERA YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUK ALAS KAKI DI KOPERASI KERAJINAN KEPARAKAN MANDIRI SEJAHTERA YOGYAKARTA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Industri barang dan jasa pun semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISI STRATEGI PENINGKATAN MUTU PRODUK USAHA SANDAL KULIT DALAM PENINGKATAN JUMLAH PRODUKSI DI KELURAHAN MIJI

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. Kebutuhan manusia dapat dibagi sesuai tingkat kepentingan atau prioritas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam situs Sindonews.com dijelaskan bahwa Usaha Kecil Menengah atau

BISNIS PLAN JILBAB SHOP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. barang dari kulit dan alas kaki (KBLI 15) yang naik sebesar 1,67 %. Selanjutnya,

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN

BAB II METODE PERANCANGAN

2.3. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok

Bab VI Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BATIK KULIT DAN PRODUK BARANG-BARANG BATIK KULIT SEBAGAI PRODUK BERCIRI INDONESIA

PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNIK PEMBUATAN POLA SEPATU MODEL OXFORD Oleh: Supriyanta Tyas Purnomo

Buchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB II. METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

Ayu Dwi Utari, et al., Pengembangan Produk Usaha Kecil Handicraft...

PENGEMBANGAN PRODUK DAN STRATEGI PEMASARAN BAHAN BUSANA BATIK BANTULAN DENGAN STILASI MOTIF ETHNO MODERN

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pengembangan industri kecil dan menengah tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

PEMANFAATAN KAIN PERCA BATIK YANG MELIMPAH DAN TERABAIKAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BROS PETIK

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

MUSEUM BATIK TULIS BAKARAN DI KOTA PATI

BAB II METODOLOGI. No Objek Refrensi Keterangan. /

BAB I. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

PENCIPTAAN SEPATU KULIT DENGAN ORNAMEN DAUN SIRIH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUBAR BARCA BUSANA BATIK ANAK-ANAK HASIL DAUR ULANG KAIN PERCA PKM-K

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Peralatan canggih dan ditunjang dengan

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA

PEKALONGAN BATIK CENTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FURNITURE UNIK DARI LIMBAH JERAMI

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENYEDIAAN MEDIA PEMASARAN SEPATU BORDIR UNTUK PENGRAJIN DI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan pasar dengan penemuan-penemuan barunya dan menetukan harga

USAHA PEMANFAATAN BARANG BEKAS PLASTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menciptakan keunikan dari sebuah produk, salah satu cara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Pelaksanaan bauran pemasaran (marketing mix) pada restoran Depot Jogja

WIDYAISWARA PPPPTK SENI BUDAYA

Jurnal FamilyEdu Persepsi Kader PKK Tentang Daur Ulang... 1

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Gambar 1.1 Logo UNKL347

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya

ABSTRACT. Keywords: Innovation design, casual shoes, the function of the product, the form of the product, product quality, product price

BAB I PENDAHULUAN. buangan yang disebut sampah atau limbah. Laju produksi limbah akan terus

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan pergerakan utama ekonomi suatu negara. Selain menjadi

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KAIN ENDEK BALI SEBAGAI INDUSTRI PARIWISATA KREATIF (STUDI KASUS DENPASAR)

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang akan mengalami pertumbuhan lebih lambat dari pada yang. tumpuan harapan bagi pembangunan (Purnama, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Untuk memasuki lingkungan usaha yang kompetitif, sebuah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Padang Panjang. Kegiatan di bidang industri kulit, mulai dari sektor bahan baku,

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi perhatian

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENJAHIT KURMA (KEREN, RAPI, DAN TAHAN LAMA) BIDANG KEGIATAN: PKM-K. Diusulkan oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi, baik kebutuhan yang bersifat jasmani maupun rohani. Kebutuhan adalah UKDW

LAMPIRAN 1 PERTANYAAN WAWANCARA. b. Warna sandal apa saja yang diproduksi oleh CV Rejomanunggal?

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan 1. Fungsi Sandal dan totebag

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi jalan dan bertahannya perusahaan. Persaingan yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Banyu Lanang, Sepatu Cibaduyut Dilema, Antara Meningkatkan Mutu dan Image Murah, Banyu

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PEMASARAN KAIN LURIK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat

Transkripsi:

PRODUK ALAS KAKI DI KOPERASI KERAJINAN KEPARAKAN MANDIRI SEJAHTERA YOGYAKARTA JURNAL KARYA SENI Tri Setiyani NIM 1210011422 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 KRIYA SENI JURUSAN KRIYA FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2016 1

2

PRODUK ALAS KAKI DI KOPERASI KERAJINAN KEPARAKAN MANDIRI SEJAHTERA YOGYAKARTA Oleh : Tri Setiyani ABSTRAK Koperasi Kerajinan Keparakan Mandiri Sejahtera merupakan salah satu home industry yang ada di kampung Keparakan Kidul Yogyakarta. Awal berdirinya KOKKMAS, karena ingin mengubah kampung yang didominasi oleh pengangguran menjadi kampung produktif dalam bidang pembuatan produk kulit, khususnya alas kaki. Penelitian kualitatif ini disajikan secara deskriptif, berdasarkan hasil penelitian menjelaskan secara ringkas pada latar belakang berdirinya KOKKMAS, proses produksi alas kaki dan jenis alas kaki yang dihasilkan di KOKKMAS. Proses penelitian ini dilakukan dengan cara memaparkan hasil dari barang-barang yang diproduksi. Kemudian dalam penulisan tugas akhir ini, berdasarkan pada pendekatan dan teori-teori yang digunakan untuk analisis data. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang perkembangan alas kaki dalam bidang kriya, khususnya kriya kulit. Produk alas kaki di Koperasi Kerajinan Keparakan Mandiri Sejahtera Yogyakarta ini memberikan gambaran desain bentuk alas kaki yang kreatif dan inovatif. Kata Kunci: KOKKMAS, Alas Kaki, Keparakan Kidul ABSTRACT Koperasi Kerajinan Keparakan Mandiri Sejahtera is one of the home industries in the village of Keparakan Kidul, Yogyakarta. The establisment of KOKKMAS is to change the village is dominated by unemployment into productive village in the manufacturing leather products, particularly footwear. This qualitative study is presented descriptively, based on the results of the study briefly describing briefly about the background of the KOKKMAS establishment footwear manufacturing process and types of footwear produced in KOKKMAS. The research process was conducted by describing the results of the goods produced. Later, this thesis, based on the approaches and theories used for data analysis. The results of this study are expected to provide knowledge about the development of footwear in the field of crafts, especially leather craft. Footwear products in Koperasi Kerajinan Keparakan Mandiri Sejahtera provides an overview to creative and innovative footware shape designs. Keywords: KOKKMAS, Footwear, Keparakan Kidul 3

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Industri kerajinan merupakan salah satu jenis industri kreatif yang berkembang pesat di negara Indonesia karena produknya banyak diminati, baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini disebabkan karena setiap industri kerajinan merupakan hasil kreativitas dan inovasi dari pengrajinnya, sehingga menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah dan daya saing tinggi serta tidak melupakan trend pasar yang sedang berkembang (Muhammah, 1992:39). Kerajinan sebagai salah satu hasil budaya, merupakan komoditi penunjang industri pariwisata yang dapat ditawarkan kepada para wisatawan. Produk kulit merupakan barang berharga dan sudah dikenal sejak jaman dulu oleh nenek moyang. Kulit dapat menghasilkan berbagai macam produk dan digunakan oleh masyarakat umum dan para bangsawan untuk memenuhi kebutuhannya. Pada zaman sekarang banyak produk terbuat dari bahan kulit tiruan atau imitasi, tetapi kulit asli yang memiliki nilai kualitas dalam produk kerajinan yang menarik, awet dan tahan lama. Keunggulan-keunggulan kulit asli memiliki nilai praktis dan ekonomis yang menyebabkan para pengrajin tetap bertahan untuk produk-produk yang dihasilkan. Salah satunya produk alas kaki yang secara umum dikenal dengan sepatu dan sandal, merupakan bagian kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh manusia. Dalam menjalankan aktifitasnya terutama bagi masyarakat modern sangat diperlukan agar lebih nyaman, aman dan memberikan nilai lebih bagi pemakainya. Maka dari itu kebutuhan alas kaki menjadi bagian penting bagi semua jenis golongan pemakai agar kaki bisa terlindungi. Sektor industri, khususnya industri alas kaki yang ada di Indonesia, sangat menarik untuk dibahas karena karakteristik unik yang ada di setiap industri. Salah satunya dari industri yang padat karya, produksinya berdasarkan dari pesanan yang berdatangan dan cara mengerjakannya pun dengan menggunakan mesin yang manual dan berteknologi. Dari berbagai macam sektor industri perkulitan yang berkembang selama ini, Keparakan Kidul merupakan ikon baru dalam dunia pariwisata di Yogyakarta dengan mencanangkan nama Kampung Kerajinan Keparakan. Kampung Keparakan merupakan salah satu sentra kerajinan kulit di Yogyakarta. Produktivitas semakin bertambah dan perekonomian masyarakat meningkat diiringi dengan berbagai kegiatan koperasi yang berkesinambungan untuk meningkatkan derajat masyarakat menjadi sejahtera dan mandiri. Untuk memenuhi permintaan pasar, para pengrajin di Keparakan membentuk kelompok-kelompok baru sesuai produk yang sejenis. Produktivitas yang tinggi tidak diiringi dengan kebersamaan antar pengrajin, sikap individualisme dan egois pada setiap pengrajin menjadi hambatan untuk membuat suatu wadah atau paguyuban yang dapat menampung dan memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pengrajin. Berbagai kesulitan dirasakan oleh para pengrajin, mulai dari persaingan harga jual, kekurangan modal, tidak tersedianya peralatan yang tepat guna, hingga 4

kekurangan tenaga trampil. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, para pengrajin bersatu dan membentuk paguyuban Kerajinan Indonesia (KERIND). KERIND bertujuan untuk memberikan pelatihan, konsultasi bisnis, dan promosi produk melalui pameran berkala. Harapan akan kemajuan yang akan diperoleh bersama menjadi basis pembentukan paguyuban ini. Pada awal pembentukannya, KERIND memiliki dana yang masih terbatas, kemudian pengurus memprakarsai pembentukan suatu wadah yang lebih besar dan lebih formal untuk menggerakkan kegiatan pengrajin secara terstruktur. Atas dasar itulah, para pengurus setuju untuk mendirikan organisasi formal yang diharapkan lebih bisa membantu perkembangan kegiatan produksi pengrajin setempat yaitu dengan dibentuknya koperasi yang bernama Koperasi Kerajinan Keparakan Mandiri Sejahtera (KOKKMAS). KOKKMAS untuk menaungi pengrajin yang berdomisili di Keparakan Kidul. KOKKMAS berdasarkan jenis komoditinya tergolong sebagai koperasi industri dan kerajinan. Sebagaimana halnya dengan kegiatan industri dan kerajinan pada umumnya. Kegiatan koperasi jenis ini biasanya berkaitan dengan usaha pengadaan bahan baku, usaha pengolahan bahan baku menjadi barang jadi atau setengah jadi, usaha pemasaran hasil produksi atau gabungan dari ketiga jenis usaha tersebut. Paguyuban Kerind dan KOKKMAS bergabung dalam rumah trampil dan saling bersinergi. Rumah Trampil merupakan rumah sosial yang mendidik masyarakat yang tidak berdaya menjadi lebih berdaya, yang tidak terampil menjadi terampil, sehingga akan mendapat penghasilan dari tangannya sendiri, dalam bidang kerajinan, baik itu kerajinan membatik, menjahit, membuat sandal, sepatu, jaket, tas, accessories, daur ulang sampah dan souvenir tanpa dipungut biaya untuk masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Produk yang dihasilkan KOKKMAS adalah kerajinan berbahan baku kulit seperti sandal, dompet, tas, dan jaket namun yang dominan pada produk alas kaki yang sangat digemari masyarakat. Para pengrajin membuat secara manual mulai dari tahap pembuatan pola, pengguntingan bahan, pewarnaan, pengecatan, hingga tahap finishing. Setiap pengrajin memiliki tenaga pembantu, dari keluarga maupun dari orang luar yang direkrut sebagai karyawan. Hasil produksinya paling banyak dipasarkan di Yogyakarta melalui para pengepul atau langsung menyetorkan hasil produksi ke toko-toko. Untuk memperoleh pendapatan maksimal, pemasaran produksi tidak hanya didistribusikan di wilayah Yogyakarta, namun juga didistribusikan hingga ke Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Jawa Timur, Palembang, Sulawesi, namun tidak semua pengrajin dapat mengembangkan produknya hingga ke luar daerah. Keanekaragaman produk yang dihasilkan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Perkembangan dalam bidang desain produk yang dibuat dengan mengikuti perkembangan dan permintaan pasar, hasil produksi kerajinan kulit KOKKMAS menerapkan motif-motif batik tradisional dan ciri khas asal. Ini menunjukkan bahwa KOKKMAS selalu memperkenalkan motif-motif dari 5

daerah asal dalam hasil produksi kulit, tujuannya agar dikenal daerah lain dan mempunyai branding yang khas Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengangkat atau meneliti produk alas kaki yang ada di KOKKMAS. Adapun alasannya karena proses produksi alas kaki di KOKKMAS untuk desain masih handmade, ciri khas produk motifnya terinspirasi dari alam, seperti jamur, daun, keong mas, belalai, segoro amarto dll. Hasil produksinya pun tetap memiliki kualitas terbaik di Kelurahan Keparakan Daerah Istimewa Yogyakarta. Maka bidang ini sangat menarik untuk dijadikan salah satu bahan acuan suatu kajian ilmiah di penelitian berikutnya. 2. Rumusan Penelitian 1. Bagaimana latar belakang berdirinya KOKKMAS? 2. Bagaimana proses produksi alas kaki yang ada di KOKKMAS? 3. Jenis alas kaki apa saja yang diproduksi di KOKKMAS? 3. Tujuan dan Manfaat a. Tujuan 1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya Koperasi Kerajinan Keparakan Mandiri Sejahtera. 2. Untuk mengetahui proses produksi alas kaki di Koperasi Kerajinan Keparakan Mandiri Sejahtera. 3. Untuk mengetahui jenis alas kaki apa saja yang diproduksi Koperasi Kerajinan Keparakan Mandiri Sejahtera. b. Manfaat 1. Diharapkan penelitian ini dapat dipergunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. Bagi penulis, menambah pengetahuan tentang berdirinya KOKKMAS, proses produksi dan jenis produk alas kaki yang terbuat dari kulit yang diminati konsumen, serta mampu memecahkan permasalahan yang ada. 2. Sebagai sumber informasi ilmiah mengenai proses produksi dan desain alas kaki terbuat dari kulit hewan. Hasil penelitian ini dapat memberikan hasil pemikiran dan data yang akurat dan bermanfaat bagi lembaga pendidikan seni pada umumnya, khususnya Institut Seni Indonesia Yogyakarta. 3. Sebagai media untuk mengetahui kondisi usahanya, sehingga produk di Koperasi Kerajinan Keparakan Mandiri Sejahtera lebih dikenal masyarakat luas, baik lokal maupun Internasional. 4. Teori dan Metode Penelitian a. Teori Teori Dwi Asdono Basuki Fungsi utama alas kaki ialah sebagai pelindung kaki, karena pada masa-masa awal pemakaian alas kaki sudah di kenal oleh masyarakat. Sepatu dibuat untuk melindungi kaki (telapak kaki) dari segala macam 6

iklim seperti; panas, dingin, udara yang buruk, hujan, ataupun karena benda tajam atau runcing lainnya. Sandal adalah alas kaki yang bentuknya terbuka, terdiri dari alas yang melindungi telapak kaki dan tali-tali yang memegang kaki (Dwi Asdono Basuki, 2013:9). Jenis-jenis bentuk pengembangan desain alas kaki adalah sebagai berikut: 1. Boot Bentuk Boot adalah sepatu yang menutup kaki sampai bagian tumit atau di atasnya. 2. Jodhpur Shoe Model Jodhpur adalah tipe sepatu Boot, dengan bentuk potongan quarter di atas tulang tumit dan dipakai untuk keluar rumah atau santai. 3. Mule Bagian bentuknya terdiri dari sebuah vamp, sol dan hak, tanpa memakai pengeras dan quarter. Di India, Mule dikenal dengan nama Pantofles atau Half Slipper. b. Metode Penelitian 1. Metode Pendekatan Dalam penelitian ini metode pendekatan yang dilakukan adalah metode pendekatan kualitatif, artinya data yang didapat bukan angkaangka, tetapi data tersebut dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo dan dokumen resmi lainnya. Tujuan dalam penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan suatu realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakan teori deskriptif. Metode kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan dan menjelaskan kualitas dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan dan digambarkan melalui pendekatan kuantitatif (Saryono, 2010:1). B. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian langsung jenis alas kaki yang dihasilkan oleh KOKKMAS selain memproduksi sepatu sandal sederhana, juga memproduksi sepatu modern yang bermerek. Adapun sepatu yang dihasilkan dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan, namun peningkatan produk yang berkualitas, perubahan dilakukan pada desain, variasi dan modelnya. Di KOKKMAS paling sering memproduksi sepatu model Boot dan Pantofel, disesuaikan dengan pemesanan yang ada dan apa yang sedang banyak diminati oleh para konsumen. Untuk langkah proses produksi adalah sebagai berikut: a. Pembuatan desain atau pola Dalam proses pembuatan desain di KOKKMAS dengan melalui studi pustaka, melihat kondisi pasar, dan melihat permintaan 7

konsumen dan studi lapangan sebagai cara untuk menciptakan desaindesain baru. Desain untuk produk yang ada di KOKKMAS masih banyak dipengaruhi oleh motif-motif batik tradisional, maka dari itu ide dan bentuk sangat perlu dikembangkan untuk menciptakan desain yang kreatif dan inovatif. b. Bahan Bahan baku yang digunakan oleh KOKKMAS dalam produksi barang kulitnya adalah menggunakan bahan baku kulit sapi, kambing dan domba yang siap pakai, yaitu bahan kulit ini sudah diproses dari kulit mentah menjadi bahan yang siap pakai. Tetapi menggunakan bahan kulit sapi paling sering dalam memproduksi alas kaki karena keinginan para konsumen. Bahan yang digunakan merupakan kulit samak nabati, karena kulit ini mudah dalam pengerjaannya, harga mudah terjangkau dan mudah didapatkan di berbagai toko-toko kulit, khususnya yang ada di daerah Yogyakarta. c. Alat Alat yang digunakan pada proses produksi alas kaki di KOKKMAS Yogyakarta adalah masih menggunakan alat manual dan alat permesinan. Oleh karena itu tidak semua dalam produksi dikerjakan dengan mesin, tetapi ada juga yang pengerjaanya perlu menggunakan alat manual seperti dalam pemotongan yang menggunakan gunting atau cutter. d. Teknik Dalam teknik proses pembuatan produk alas kaki yang ada di KOKKMAS, masih sama dengan proses pembuatan barang kulit lainnya, seperti pembuatan sepatu dan sandal pada umumya karena adanya fasilitas yang meliputi mesin pres, mesin jahit, mesin penyeset jadi teknik pengerjaannya lebih mudah dengan bantuan mesin dan bentuk sepatu paling banyak menggunakan teknik plong dengan cara dilubangi kecil-kecil. Proses produksi dengan mesin akan memperlancar dan mempermudahkan dalam pengerjaannya, agar mendapat hasil produk kulit yang memuaskan. Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian penulis tentang jenisjenis alas kaki yang akan disajikan dalam bentuk tabulasi. 8

No Nama Produk Contoh Gambar Produk Keterangan 1. Sepatu Boot Pria Merupakan model sepatu Boot banyak dipakai oleh pria dewasa, Bahan yang digunakan kulit sapi. 2. Sepatu Eargon wanita Merupakan model sepatu Boot dengan potongan rendah, fungsinya sebagai sepatu khusus, golongan pemakai oleh wanita, dan bahan yang digunakan dari kulit sapi. 3. Sepatu Sandal Maeskaki Merupakan model sepatu yang bagian atasnya terbuka, dibuat dengan model datar, golongan pemakai wanita dewasa, bahannya terbuat dari kulit sapi. Sepatu Merupakan sepatu jenis Boot, model 4. Boot anak- sepatu ini dipakai oleh anak-anak, bahan anak baku yang digunakan kulit sapi. Merupakan sepatu model pantofel, tetapi Sepatu tidak menggunakan tali, sepatu jenis ini 5. Pantofel banyak diminati oleh wanita dewasa, wanita karena elegan, sederhana dan mudah dipakai, bahan baku yang digunakan kulit 9

sapi. 6. Sandal keong mas Merupakan sandal dengan model potongan bagian atas, untuk bagian depan terbuka, dipakai oleh kaum perempuan, bahan kulit sapi dikombinasikan dengan vynil. 7. Sandal Segoro Amarto Merupakan sandal dengan model hak tinggi 11 cm, bagian tengah dipotong disesuaikan dengan tali, bahannya dari kulit dikombinasikan dengan kayu dan fiber. C. KESIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh dari Koperasi Kerajinan Keparakan Mandiri Sejahtera Yogyakarta dalam melakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa KOKKMAS adalah rumah untuk produksi, pemasaran, pelatihan dan belajar menjadi tangan trampil yang bisa menghasilkan suatu produk kerajinan yang mempunyai nilai jual. Bagi masyarakat Keparakan Kidul Yogyakarta dengan adanya KOKKMAS menjadikan lebih produktif dan kreatif dalam membuat suatu produk untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang industri kerajinan kulit. Keparakan Kidul sudah dikenal sebagai pusat industri kulit sejak tahun 1985. Dimulai pada tahun 1980 Pak Suyadi ingin mengembangkan Keparakan Kidul. Ia mencoba untuk berinovasi dan menemukan cara untuk membuat sabuk, sepatu dan tas dari kulit dan tak terduga, banyak orang menyukai produk mereka. Sejak saat itu Keparakan Kidul memproduksi lebih dari barang kulit dan terkenal sebagai industri kulit sentral. Perkampungan padat yang berada di pinggir Kali Code ternyata mampu menghasilkan kerajinan dari kulit yang menjadi primadona dalam dan luar negeri. Kerajinan industri kulit yang ada di Mergangsan Keparakan Kidul Yogyakarta, khususnya di KOKKMAS lebih dominan memproduksi untuk produk alas kaki yaitu sandal, selop dan sepatu kulit. 10

Proses produksi masih banyak menggunakan alat manual, meskipun alat permesinan juga diperlukan, untuk produknya itu sendiri dengan desain handmade. Jenis barang yang dihasilkan meliputi: sandal, segoro amarto, sandal kulit jamur, sandal kulit belalai, sandal kulit pitung, sepatu boot, sepatu pantofel, tas kulit, jaket kulit dan lain-lain. Dalam perkembangannya produk yang dihasilkan mengalami peningkatan, terutama dalam menciptakan desain-desain baru hasilnya cukup rapi dan menarik. 11

Daftar Pustaka Abdul Latief dan Diah Iswari. (2002). Membuat sandal dan sepatu santai untuk wirausaha, Puspa Swara, Jakarta. Ariesto Hadi Sutopo dan Andrianus Arief, (2010), Terampil Mengolah Data Kualitatif Dengan NVIVO, Prenada Madia Group, Jakarta. Bram, Palgunadi. (2007). Desain dan Indutri Seni, ITB, Bandung Dwi Asdono Basuki. (2013), Teknologi dan Produksi Sepatu, Citra Media, Yogyakarta. Hermit Sanjaya, A. Md dkk. (2008). Petunjuk Teknis Pembuatan Sepatu Casual, Balai Besar Kulit Karet dan Plastik, Yogyakarta. Margono S. Drs. (2007), Metodologi Penelitian Pendidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Muhammah. (1992) Industri Kerajinan, Angkasa Raya, Jakarta. Nazir, M. (2005), Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. Philip, Kotler. (2000). Manajemen Pemasaran Edisi Millenium Jilid 1 & 2, Prenhalindo, Yogyakarta. Saryono.( 2010), Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta. SII. (2014). Klasifikasi/Penggolongan Istilah dan Definisi Sepatu, Balai Besar Kulit Karet dan Plastik, Yogyakarta. Soeharto, Irawan. (2004), Metode Penelitian Sosial, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Sudijono, Anas. (2006), Persada, Jakarta. Pengantar Statistik Pendidikan, PT Raja Grafindo Sugiyono. (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, AFABETA, cv, Bandung. Sunarto. (2001), Pengetahuan Bahan Kulit Untuk Seni dan Industri, Kanisius, Yogyakarta. Tjiptono, Fandy. (2007). Strategi Bisnis Pemasaran, Liberty Offset, Yogyakarta. 12

Wiryodiningrat, Suliestiyah. (2008). Pengetahuan Bahan Untuk Pembuatan Sepatu/Alas Kaki, Citra Media, Yogyakarta. WEBTOGRAFI: Downloads/Kerajinan khas jogja.htm, (23 Juli 2016 pukul 09.48 WIB Downloads/Kerajinan khas jogja.htm, (Diaskses 23 Juli 2016 pukul 10.00 WIB) Downloads/Kerajinan khas jogja.htm, (Diaskses 23 Juli 2016 pukul 10.16 WIB) Downloads/Kerajinan khas jogja.htm, (Diaskses 23 Juli 2016 pukul 17.30 WIB) http://kerind-handmade.com/kampung-kerajinan-keparakan-kidul, (23 Juli 2016 pukul 17.35 WIB) 13