BAB IV ANALISIS. Pustaka Pelajar, 2001, hlm Azyumardi Azra, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA. maka dalam bab ini peneliti kemukakan secara garis besar mengenai

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS DATA. Bahwasanya kehidupan di dunia ini pada kodratnya diciptakan dalam bentuk yang

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

PEDOMAN OBSERVASI. No Aspek yang diamati Keterangan. dalam menjaga hubungan yang

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB IV ANALISIS DATA

I. PENDAHULUAN. mayoritas dengan penganut minoritas. Penganut atau golongan agama saling

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras,

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

KESENJANGAN ANTARA TEORI DAN PRAKTEK TENTANG BERTOLERANSI ANTARUMAT BERAGAMA

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latarbelakang

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Bersama Nasional, 27 Desember 2010 Senin, 27 Desember 2010

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012

BAB IV ANALISA DATA. A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. jika yang dinamakan hidup bersama dan berdampingan pasti ada masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

BAB V PENUTUP. Interaksi sosial pasca konflik yang terjadi di Maluku perlu mendapat perhatian

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN. a. Keharusan saling mengenal, b. Keberagamaan keyakinan, c. Keberagamaan etnis.

I. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB IV ANALISIS TERHADAP TERJADINYA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. A. Pemahaman Masyarakat Tentang Kerukunan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (2000) p Budyanto, Dasar Teologis Kebersamaan dalam Masyarakat yang Beranekaragam Gema Duta Wacana, Vol.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Rosania Mega Fibriana, 2014 Perkembangan nila-nilai kerukunan ummat beragama pada masyarakat majemeuk

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

BAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS TENTANG PENANAMAN DAN PENERAPAN TOLERANSI BERAGAMA DI SMK THERESIANA SEMARANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV KESIMPULAN. dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam di mana mengakui keberagaman,

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

ANALISI DATA. Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis di lakukan bersamaan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian

DALAM AGAMA BUDDHA AGAMA DIKENAL DENGAN:

BAB VII KESIMPULAN. dan berkembang di Kota Singkawang merupakan suatu fakta sosiologis yang tak

BAB I PENDAHULUAN. kemajemukan, tetapi yang terpenting adalah keterlibatan aktif terhadap kenyataan

Efektifitas Komunikasi Interpersonal Umat Beragama di Perumahan Bekasi Jaya Indah Rt 10/14

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fety Novianty, 2013

PEDOMAN WAWANCARA A. Aparat Desa Margolinduk Bonang Demak B. Tokoh Mayoritas NU di Desa Margolinduk Bonang Demak

BAB I PENDAHULUAN. hal budaya maupun dalam sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan

HILANGNYA KEDUDUKAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya.

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kodrat alam, manusia dimana-mana dan pada zaman apapun juga selalu

Oleh: DEPUTI VI/KESBANG KEMENKO POLHUKAM RAKORNAS FKUB PROVINSI DAN KAB/KOTA SE INDONESIA

MENJAGA INDONESIA YANG PLURAL DAN MULTIKULTURAL

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN. 1. Solidaritas Sosial sebagai Kekuatan dalam Hubungan Kekerabatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Al-Quran yang ditelaah melalui konsep Pendidikan Islam, penulis menemukan

BAB V PENUTUP. keseluruhan penulisan skripsi ini yang mengangkat bahasan tentang Pendidikan

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Tentang Kegiatan Gotong Royong. beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB 5 Penutup. dalam ciri-ciri yang termanifes seperti warna kulit, identitas keagamaan

Pendidikan Agama Islam Bab 11 ISLAM DAN TOLERANSI

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA DIALOG INTERAKTIF LINTAS AGAMA DAN PENGUKUHAN PENGURUS FKUB KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016

Peningkatan Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial

Pedoman Pengumpulan Data. 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen. a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen?

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

Membangun Kemitraan Antar Umat Beragama

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERAYAAN NATAL TAHUN 2015

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

II. TINJAUAN PUSTAKA. tindakan atau suatu prilaku yang perlu dilaksanakan oleh seseorang yang menempati

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya

BAB V. Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran

Pentingnya Toleransi Beragama dalam Menjaga Ketahanan dan Persatuan Bangsa 1. Prof. Dr. Musdah Mulia 2

ARTIKEL ILMIAH POPULER STUDY EXCURSIE

Oleh : DUSKI SAMAD. Ketua MUI Kota Padang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari deskripsi dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, dapat peneliti

MENYELESAIKAN SENGKETA PEMBAGIAN HARTA WARISAN MELALUI PERAN KEPALA DESA. Ibrahim Ahmad

BAB I PENDAHULUAN. keberagamaan, cita-cita, perspektif, orientasi hidup. Tingginya pluralisme bangsa Indonesia membuat potensi konflik bangsa

Agama Dalam Masyarakat yang Multi Religius Oleh Ven K Sri Dhammananda

TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Kelompok masyarakat (suku bangsa) di Indonesia secara umum mengenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III DATA DEMOGRAFI PENELITIAN. banyaknya curah hujan 0,36 mm/tahun serta merupakan dataran rendah.

Transkripsi:

44 BAB IV ANALISIS A. Kualitas Tingkat Toleransi Pada Masyarakat Dukuh Kasaran, Desa Pasungan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten Toleransi antar umat beragama, khususnya di Indonesia bertujuan untuk menumbuhkan saling pengertian dan kedamaian diantara agama-agama yang berbeda merupakan babak baru dalam hubungan antara kaum Muslim dan Kristiani pada khususnya. Usaha-usaha yang disengaja untuk terciptanya pengertian dan kedamaian diantara kedua penganut agama ini, seperti dialog antar agama merupakan tanda-tanda yang memberi harapan, apalagi mengingat bahwa hubungan di antara kedua belah pihak sering ditandai dengan saling tidak percaya, curiga mencurigai, dan bahkan antipati satu sama lain. 1 Dengan meningkatnya toleransi diharapkan dapat terjalin rasa saling menghargai dan menghormati antar umat beragama, yang pada giliranya diharapkan dapat menciptakan perdamaian dan kerukunan di antara umat manusia. Toleransi antar umat beragama bertujuan untuk menciptakan kerukunan hidup antar umat beragama secara riil merupakan upaya yang mendesak di Indonesia sekarang ini. Masyarakat plural tidaklah menjadi kendala atau persoalan untuk melakukan hubungan atau interaksi dalam suatu masyarakat. Umat manusia sebagai penganut agama harus saling menjaga dengan menghormati agama lain, dan tidak saling membenci. Namun, dengan rasa solidaritas yang tinggi dan mempunyai persamaan hak lah bahwa manusia mendapatkan penghormatan atas agama yang dianutnya. 2 1 Azyumardi Azra, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika Kerukunan Hidup Beragama Menurut Prespektif Agama-Agama Bingkai Theologi Kerukunan Hidup Beragama, Jakarta; Balai Penelitian Pengembangan Agama Proyek Peningkatan Kerukunan Hidup Umat Beragama, 1999-2000, hlm.17 2 Th. Sumartana, Plurlisme, Konflik dan Pendidikan Agama di Indonesia, Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2001, hlm.89 44

45 Sikap toleransi dalam kontek pluralitas beragama umat manusia pada hakekatnya merupakan upaya menanamkan saling pengertian, sehingga menimbulkan kesadaran serta pemahaman bahwa semua agama itu mengajarkan kebaikan. Setiap agama pasti mengajarkan dan menanamkan sikap perdamaian dan kerukunan sebagai manifestasi dari semangat toleransi. Umat manusia perlu menyadari dan memahami bahwa semua agama pada pinsipnya mengajarkan toleransi, perdamaian dan kerukunan dalam menjalani hidup. Dengan demikian semangat hidup bersama yang penuh toleransi, kedamaian dan kerukunan dapat terwujud dalam kehidupan umat beragama di Indonesia. Demikian halnya kenyataan yang terdapat pada kelompok marginal masyarakat dukuh Kasaran, pluralisme sangat terlihat disana. Antara pemeluk agama Islam dan Katholik dapat hidup berdampingan secara damai dalam sebuah perbedaan. Memang suatu kenyataan yang tidak bisa dibantah adalah pluralitas yang terkotak-kotak ke dalam berbagai suku, agama, ras, bangsa, profesi, status sosial, budaya dan golongan. Mengingkari suatu kenyataan pluralitas sama halnya mengingkari kesadaran kita sebagai manusia. Akan tetapi bagaimana kita bisa menciptakan suasana damai dan menyatu dalam kenyataan pluralitas tersebut. Melihat kenyataan semacam ini maka kita harus menyadari bahwa aspek pluralisme agama adalah aspek yang sangat peka terhadap permasalahan di dalam masyarakat. Masalah-masalah yang ditimbulkan adanya pluralisme agama sangatlah rawan menggangu keselarasan dan keseimbangan hidup bersama, sehingga kerukunan harus diupayakan.berangkat dari itu semua ide toleransi antar umat beragama mulai didengungkan untuk menjaga harmoni kehidupan umat beragama dan membangun kerukunan antar umat beragama.

46 Adapun syarat untuk membangun kerukunan atau toleransi umat beragama dapat ditempuh melalui beberapa cara antara lain: Membentuk forum bersama antar umat beragama yang efektif mulai dari tingkat provinsi sampai ketingkat desa. Memfungsikan ikatan dan rasa kekeluargaan di kalangan sesama warga masyarakat. Membangun kesadaran untuk menghargai dan saling memerlukan antar kelompok masyarakat dan kehendak mewujudkan kehidupan umat beragama yang rukun demi keutuhan dan berlangsungnya kehidupan berbangsa dan bernegara. 3 Di samping itu dialog antar umat beragama sangatlah dibutuhkan. Di sini para pemeluk dari suatu agama yang berbeda saling bertemu dalam aktifitas kehidupan sehari-hari. Mereka berbaur melakukan kerja sama dalam berbagai bidang kegiatan sosial tanpa memandang identitas dari masingmasing suatu agama. Dengan dialog setiap pihak mengetahui masalah-masalah yang muncul atau dihadapi oleh masing-masing agama sehingga dapat menimbulkan perasaan simpati atau empati, yakni perasaan terlibat atau ikut membantu memecahkan persoalan tersebut. 4 Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan bahwa seluruh masyarakat dukuh Kasaran mempunyai keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan yang menjalankan ajaran agama sekitar 95%, karena masyarakat di Dukuh Kasaran tergolong masyarakat yang taat dalam menjalankan ibadahnya, dan sisanya hanya kadang-kadang menjalankan ajaran agamanya kira-kira 5%. 5 3 Eko. B. Harsono, Kerukunan Umat Sebuah Keharusan Bernegara, Jakarta; Suara Pembaruan 24 Januari 2005 4 Mun im A. Sirry (Ed), Fikih Lintas Agama: Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis, Jakarta; Paramadina,2004, hlm. 202 5 Hasil Angket pada Tanggal 24 Mei 2006

47 Sikap mereka kepada tetangga yang berbeda agama menunjukkan 90% bersikap baik, dan 10% masyarakat menunjukkan sikap biasa saja. Jika penulis amati dalam pergaulan masyarakat dukuh Kasaran seharihari, antara warga yang beragama Islam dan Katholik mereka bergaul dengan baik dan mereka tidak memandang dan tidak pilih kasih dalam bergaul, mereka berbaur menjadi satu dalam masyarakat. Motifasi yang mendorong mereka menerima tetangga atau warga yang berlainan agama adalah karena tulus untuk menjalin persaudaraan meskipun berbeda agama, karena diantara mereka masih mempunyai hubungan darah meskipun berbeda keyakinan. 6 Mereka juga saling berbagi suka maupun duka seperti ketika tetangga sedang mengalami musibah seperti kematian, tetangga yang lain juga ikut membantu atau melayat. Atau jika tetangga membutuhkan bantuan baik itu pada masalah ekonomi, sosial, seperti adanya koperasi simpan pinjam Anggoro Kasih sebagai media atau sarana untuk saling membantu dalam kebutuhan ekonomi dan sosial. 7 Ketika masyarakat di dukuh Kasaran dihadapkan pada kehidupan masyarakat yang plural dalam perbedaan, mereka dapat menerima dan merespon keberadaan warga yang berbeda agama dengan baik. Dalam suatu kegiatan sosial ataupun keagamaan sering kali ada masalah-masalah atau perbedaan pendapat tetapi mereka bisa menyelesaikan dengan baik dan mencari jalan keluar untuk semua persoalan yang mereka hadapi. Arti toleransi banyak yang memberikan penafsiran, tetapi inti dari toleransi adalah menerima perbedaan yang ada, selain itu juga menghargai dan menghormati perbedaan yang ada baik itu pada masalah agama/keyakinan, sosial, ekonomi, politik serta pendidikan. 6 Ibid, Hasil dari Angket 7 Hasil dari Angket.

48 Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa toleransi beragama yang terjalin pada masyarakat dukuh Kasaran didasarkan pada rasa kekeluargaan dan kegotong royongan, karena hidup pada lingkungan masyarakat yang plural. Saling membantu dalam bidang sosial, ekonomi, bahkan dalam hal keagamaan. Perilaku keagamaan mereka menunjukkan kurang lebih 95% bersikap toleransi kepada warga lain baik itu yang seiman maupun yang berbeda agama. Karena mereka memahami betul arti penting toleransi beragama. 8 Adapun faktor yang mempengaruhi mereka untuk bertoleransi dengan warga yang berbeda agama adalah atas kesadaran mereka sendiri disamping karena pemahaman tentang arti persatuan dalam Negara kesatuan Republik Indonesia, disamping anjuran dari tokoh agama masing-masing. Semua itu bertujuan untuk membangun sebuah kerukunan antar umat beragama. Sikap saling tolong menolong antar umat beragama ditunjukkan pada perilaku masyarakat dukuh Kasaran seperti ketika tetangga sedang mengalami musibah, adanya peristiwa gempa bumi pada tanggal 27 mei yang lalu, dengan tidak memandang agama apapun mereka saling membantu seperti ketika ada rumah salah satu warga yang roboh, warga yang lain juga ikut membantu / bergotong royong mendirikan tenda, membersihkan puing-puing reruntuhan rumah, membuat dapur umum, membagikan sembako kepada tetangga yang rumahnya roboh. 9 Bila tetangga yang berbeda agama membutuhkan bantuan untuk kepentingan agamanya 95% dari mereka memberikan bantuan, tetapi perlu ditegaskan bahwa mereka memberikan bantuan sejauh tidak untuk kepentingan ritual ibadah agama orang lain. Seperti contohnya ketika umat Islam akan merayakan Halal bi Halal, tetangga dekatnya meskipun beragama Katholik bersedia membantu seperti memasak untuk persiapan makanmakannya. Tetapi ada juga tetangga yang tidak membantu karena berbeda agama. 8 Hasil Angket pada Tanggal 24 Mei 2006 9 Hasil dari Angket

49 Bentuk toleransi yang dilakukan oleh masyarakat di dukuh Kasaran selain dalam bidang sosial, ekonomi, juga pada bidang teologi atau agama, seperti ketika warga yang beragama Islam merayakan hari raya, maka umat agama Katholik dari hasil agket tersebut menunjukkan 85% ikut merayakan, begitupun jika warga yang beragama Islam mendapatkan undangan untuk merayakan hari raya Natal 80% dari mereka juga menghadiri undangan tersebut. 10 Akan tetapi seperti telah dijelaskan diatas bahwa mereka ikut merayakan hari raya tetangga mereka yang berbeda agama, hanya sebatas pada perayaannya saja, tidak sampai masuk pada kegiatan ibadahnya. Karena pada umumnya masyarakat dukuh Kasaran faham betul batasan toleransi yang harus mereka jalani. Disatu sisi mereka perlu menciptakan kerukunan antar umat beragama, dan disisi lain tidak boleh mencampur adukkan suatu aqidah. Umat Islam di dukuh Kasaran memandang umat Katholik adalah saudara begitupun sebaliknya, karena tidak sedikit dari mereka yang memang masih mempunyai hubungan darah, dan mereka menerima dengan baik perbedaan-perbedaan tersebut. Selain didasari oleh rasa kekeluargaan juga didasari oleh rasa ingin hidup rukun dan berdampingan secara damai meskipun dengan warga yang berbeda agama tanpa adanya konflik yang mengakibatkan perpecahan. Sedangkan bentuk-bentuk toleransi yang terjalin pada masyarakat Kasaran berupa perbuatan yang langsung dipraktikan dalam kehidupan seharihari. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Kasaran dalam pelaksanaan toleransi, mereka tidak terpaksa atau dapat tekanan dari orang lain melaikan mereka melakukanya karena telah terbiasa hidup pada masyarakat yang plural dan dapat dengan mudah menerima segala perbedaan-perbedaan tersebut. Berdasarkan data yang telah penulis peroleh bahwa toleransi agama yang terjalin di dukuh Kasaran sudah berjalan cukup baik sehingga dalam kehidupan sehari-hari belum pernah terjadi konflik dan perselisihan yang 10 Hasil Angket pada Tanggal 25 Mei 2006

50 berarti. Mereka terlihat hidup rukun, sebagaimana kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, perkumpulan-perkumpulan dilakukan secara bersama-sama tanpa membedakan suku, ras, status sosial, golongan bahkan agama. Masyarakat dukuh Kasaran termasuk masyarakat yang dapat dikatakan warga yang cinta kedamaian, karena penulis tidak pernah melihat adanya konflik dengan warga lain baik itu sesama pemeluk agama ataupun dengan pemeluk agama lain, kalaupun sampai ada konflik sejauh ini mereka bisa menyelesaikannya dengan damai. B. Kendala dalam Pelaksanaan Toleransi Beragama Meskipun pada masyarakat Kasaran lebih mudah untuk mewujudkan sikap toleransi, namun masih ada kendala atau hambatan diantaranya manakala dari masing-masing tidak bisa mengendalikan diri dari sifat egois yang cenderung tidak bisa menerima keberadaan keyakinan agama lain, dan fanatisme yang tinggi yaitu sifat yang menonjolkan kebenaran keyakinannya dan menyalahkan keyakinan orang lain. Ada pula warga yang belum menyadari bahwa kita hidup dilingkungan masyarakat yang plural, tidak bisa menerima perbedaan-perbedaan yang ada, menutup diri dengan tetangganya. Kendala-kendala lain yang umumnya bisa menghambat pelaksanaan toleransi antara lain sifat fanatisme yang berlebihan, faham radikalisme, dan sikap extrim. Jika hal-hal tersebut tidak dapat dihilangkan maka sudah jelas akan menjadi kendala dalam pelaksanaan toleransi antar umat beragama. C. Dampak Positif dari Toleransi Agama merupakan femonema sosial yang memiliki dimensi individual disamping dimensi sosial, dalam memcapai tujuan hidup yakni keselamatan lahir batin seperti yang diajarkan oleh suatu keyakinan, norma, lingkungan dan komunitas keagamaan. Agama mempunyai makna dan fungsi dalam kehidupan manusia, agama merupakan suatu kebutuhan hidup yang pemenuhan kebutuhannya

51 melalui suatu interaksi dalam suatu system yang terbuka dari individu maupun dalam suatu struktur sosial yang plural. Tetapi beberapa pengalaman menurut rasionalitas tertentu memiliki dasar yang rapuh, karena akan mengakibatkan masalah keberagamaan dalam masyarakat diantaranya adanya perilaku menyimpang. Berdasarkan data yang penulis dapatkan di lapangan, bahwa toleransi yang terjalin pada masyarakat dukuh Kasaran berdampak positif, karena dari masing-masing umat beragama (Islam dan Katholik) mampu menghasilkan atau menumbuhkan rasa solidaritas yang tinggi tanpa ada rasa terpaksa. Kemudian disertai dengan sikap yang baik sehingga dalam menciptakan suasana toleransi berjalan sesuai yang diharapkan. Dampak positif yang lain dari toleransi yang dilakukan oleh umat Islam dan Katholik di dukuh Kasaran adalah Terjalinnya sikap saling menghormati, suasana kehidupan yang lebih rukun. Tercapainya rasa solidaritas yang tinggi Terjalinya tali persaudaraan yang tinggi Terciptanya masyarakat yang harmonis Meningkatkan ketaatan kepada ajaran mereka masing-masing dengan tidak menggangu umat agama lain Kerukunan hidup antar umat beragama sudah berjalan dengan baik, tidak pernah terjadi permasalahan yang berakar dari permasalahan agama. Keadaan tersebut dikarenakan rasa toleransi yang tinggi, rasa tenggang rasa dan saling menghormati pendapat dan karya orang lain sudah tertanam dengan baik dalam kebiasaan hidup bermasyarakat. Sebagai masyarakat mayoritas, umat Islam yang hidupnya berdampingan dengan umat Katholik tidak pernah terjadi permasalahan yang berarti bahkan pada keluarga yang berbeda agama pun, tetapi justru menjadikanya sebagai motifasi untuk meningkatkan ajaran agama masingmasing.

52 Pada dasarnya setiap umat beragama wajib mendakwahkan agamanya kepada seluruh umat manusia dengan tanpa paksaan. Toleransi antar umat Islam dan Katholik yang dilakukan oleh masyarakat dukuh Kasaran menjadikan masyarakat lebih mawas diri dalam menjalani hidup beragama, meningkathan ibadah dan ukhuwah wathoniyahnya sebagai upaya untuk tetap menjaga toleransi antar umat Islam dan Katholik di Dukuh tersebut. Dikemukakan oleh Bapak Sri Urip, bahwa kita harus menjaga toleransi pada lingkungan masyarakat dukuh Kasaran khususnya dan seluruh masyarakat pada umumnya, dengan saling menghormati dan tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain. Lebih meningkatkan kesadaran keberagamaan masyarakat dan dapat mengurangi pertikaian yang dapat mengakibatkan perpecahan dalam masyarakat. Perlu diwaspadai dan diingat bahwa dakwah keagamaan harus didasari dengan rasa toleransi yang tinggi dan saling menghormati umat agama lain. Agar tidak terjadi kesalah pahaman yang dapat memicu konflik antar umat beragama. 11 Umat Islam dan Umat Katholik di dukuh Kasaran dapat hidup rukun dan damai ditengah kemajemukan umat beragama, dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang pernah mengalami konflik. Dukuh Kasaran tidak pernah mengalami konflik antar agama yang demikian parah hingga mengoyak sendi-sendi persatuan antar umat beragama. Berkaitan dengan hubungan beragama pada masyarakat dukuh Kasaran sedikitnya memberi harapan, apalagi dengan telah berlangsungnya dialog antar para pemuka agama masing-masing. Ketika sedikit saja terdapat permasalahan yang sekiranya akan mengakibatkan konflik beragama, segera saling menegur dan mengingatkan dengan arif dan bijaksana. Toleransi dapat terjadi karena adanya perbedaan prinsip yang memang harus diakui dan dihormati tanpa khawatir dapat menipiskan prinsip masingmasing. Beberapa hal yang dapat menjadi pegangan dalam toleransi beragama adalah larangan melakukan pemaksaan dalam agama. 11 Wawancara dengan Bapak Sri Urip, 20 Mei 2006

53 Terjalinnya toleransi antar umat Islam dan Katholik pada lingkup kecil kehidupan masyarakat di dukuh Kasaran tersebut diharapkan dapat menjadi contoh dalam kehidupan sosial masyarakat pada umumnya, dalam menjalin persaudaraan antar sesama manusia dan warga Negara. Dengan terjalinya rasa persaudaraan dapat menciptakan suasana kedamaian dalam terwujudnya kerukunan antar umat beragama

54 DAFTAR PUSTAKA Azra, Azyumardi, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika Kerukunan Hidup Beragama Menurut Prespektif Agama- Agama Bingkai Theologi Kerukunan Hidup Beragama, Jakarta; Balai Penelitian Pengembangan Agama Proyek Peningkatan Kerukunan Hidup Umat Beragama, 1999-2000. Harsono, Eko. B, Kerukunan Umat Sebuah Keharusan Bernegara, Jakarta; Suara Pembaruan 24 Januari 2005 Madjid, Nurkholis, Fikih Lintas Agama: Membangun Masyarakat Inklusif- Pluralis, Jakarta; Paramadina, 2004. Sumartana, Th., Plurlisme, Konflik dan Pendidikan Agama di Indonesia, Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2001