FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KASUS DIARE DI PUSKESMAS ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

Kata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

DESI MAHFUDHAH 1. Intisari

Oleh: Aulia Ihsani

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

FACTORS-FACTORS WITH ROLE RELATED MIDWIFE VILLAGE IN EFFORT DERIVE MATERNAL MORTALITY WORKING WOMEN HEALTH REGION LHOONG DISTRICT OF ACEH BESAR

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

ABSTRACT. Keywords: Diarrhea, PHBS indicators

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

Analisis Sarana Dasar Kesehatan Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE DI KELURAHAN GOGAGOMAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT TAHUN 2015

HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

Keywords: Diarrhea, Defecate, Kuningan Village

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kejadian ISPA Di Indonesia, pada balita adalah sekitar 10-20%

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

Gambaran Perilaku Orang Tua Tentang Penyakit Diare dan Pencegahannya pada Balita di Puskesmas Simalingkar Medan Tahun 2016

Yulisetyaningrum ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEURAXA TAHUN 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango. Utara, Kabupaten Bone Bolango pada tanggal 10 Mei Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEHTAHUN 2012

HUBUNGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN CIBABAT KECAMATAN CIMAHI UTARA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA PARDEDE ONAN KECAMATAN BALIGE TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUL AMAN

ANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE DAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2011 DENGAN PEMETAAN WILAYAH DI PUSKESMAS KAGOK SEMARANG

HUBUNGAN PERILAKU HIGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA SISWA SD NEGERI 01 TRANGSAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

Riki Nur Pratama. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE KANTIN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA PENJAMAH MAKANAN PT. X DI KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012

ANALISIS KARAKTERISTIK IBU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

Anwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari 1. *Korespondensi penulis: No. Hp : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara berkembang dari pada negara maju. Di antara banyak bentuk

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tingkat penerapan PHBS

Tino Adi Prasetyawan 1, Mas Imam Ali Affandi 2, Heni Maryati 3 ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato

Hubungan Kejadian Diare Dengan Pemberian Susu Formula Pada Bayi Umur 0-1 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Tahun 2013

Transkripsi:

Jurnal Kesehatan Masyarakat FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KASUS DIARE DI PUSKESMAS ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012 Intisari MUHZIADIˡ ˡMahasiswa STIKes U Budiyah Banda Aceh Diare didefinisikan secara klinis sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah..tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor yang berhubungan dengan kasus diare di Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh Tahun 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif analatik dengan desain cross sectional yaitu menjelaskan tentang faktor-faktor yang berhubungan Ulee Kareng Kota Banda Aceh tahun 2012. Populasi sebanyak 173 pasien yang pernah mengalami kasus diare dan sampel sebanyak 64 responden, tehnik pengambilan sampel dengan random sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 Juli sampai 21 Juli 2012 di Puskesmas. Teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner dan wawancara. Teknik analisa data menggunakan statistik uji chi-square test (α = 0.05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara lingkungan dengan kasus diare dengan p = 0,001. Ada hubungan antara perilaku dengan kasus diare dengan p = 0,036. Ada hubungan antara makanan dengan kasus diare dengan p = 0,037. Kesimpulan : menunjukan bahwa terdapat hubungan antara lingkungan, perilaku, makanan dengan kasus diare.saran: diharapkan kepada seluruh tenaga kesehatan, agar lebih meningkatkan promosi kesehatan tentang upaya pencegahan kasus diare. Kata Kunci : Kasus Diare, Lingkungan, Perilaku, Makanan Abstract Diarrhea is clinically defined as an increased frequency of bowel movements (defecation) more than usual/ more than three times per day, accompanied by a change in stool consistency (become s liquid) with or without blood. This was a descriptive analytical research with cross-sectional design. It described the factors related to diarrhea cases in Ulee Kareng Sub district of Banda Aceh in 2012. The population was 173 patients who have experienced diarrhea case and samples were 64 respondents collected by using random sampling technique. The research was conducted on July 16 to July 21, 2012 in Ulee Kareng Sub district of Banda Aceh in 2012. Data were collected by distributing questionnaire and interviewing the patients. Data were analyzed with chi-square statistic test (α =0.05). Results there was correlation between environment and diarrhea cases with p=0.001; there was a correlation between behavior and diarrhea cases with p=0.036; there was a correlation between food and diarrhea cases with p= 0.037. Conclusion: there was correlation between environment, behavior, food and diarrhea cases. Suggestion: it is expected that all health personnel improve health promotion about the effort of preventing diarrhea cases.

Keywords : Diarrhea Cases, Environment, behavior, food PENDAHULUAN Diare didefinisikan secara klinis sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten. (WHO, 2000). Setiap orang dalam hidupnya tidak mungkin lepas dari masalah penyakit, apakah penyakit tersebut ringan atau berat. Dalam keadaan tersebut pengobatan sangat dibutuhkan untuk penyembuhan sebagaimana kondisi semula. Kebutuhan akan dibutuhkan pengobatan masyarakat secara proses alam terjadi pola penggunaan fasilitas kesehatan di masyarakat. (Notoatmodjo,1999). Setiap orang dalam hidupnya tidak mungkin lepas dari masalah penyakit, apakah penyakit tersebut ringan atau berat. Dalam keadaan tersebut pengobatan sangat dibutuhkan untuk penyembuhan sebagaimana kondisi semula. Kebutuhan akan dibutuhkan pengobatan masyarakat secara proses alam terjadi pola penggunaan fasilitas kesehatan di masyarakat. Pada dasarnya tujuan hidup sehat pada masa depan adalah lingkungan yang bebas polusi, tersedianya air bersi, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta tolongmenolong dengan memelihara nilainilai budaya bangsa. (Dep.Kes RI, 2000). Berdasarkan data tahun 2007 sebanyak 4.121 kasus, tahun 2008 sebanyak 5.750 kasus, tahun 2009 sebanyak 5.875 kasus dan tahun 2010 sebanyak 6.454 kasus. Diare umumnya lebih sering dialami anak balita (bayi dibawah 5 tahun ). (Din.Kes Kota Banda Aceh, 2011). Berdasakan laporan tahunan rekapitulasi dari seluruh kegiatan pokok di Puskesmas Ulee Kareng yang dilaporkan selama tahun anggaran 2011. Pada tahun 2011 telah berjalan program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) sehingga seluruh masyarakat Aceh dapat berobat secara gratis. Diare merupakan salah satu 20 penyakit terbesar di wilayah Puskesmas Ulee Kareng. Jumlah kasus diare 655 kasus pada tahun 2011. (Puskesmas Ulee Kareng, 2011). Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kasus diare di Puskesmas Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh tahun 2012.

Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mengetahui bagaimana faktor-faktor yang berhubungan dengan kasus diare di Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh Tahun 2012. Tujuan Khusus a. Mengetahui faktor perilaku yang berhubungan dengan kasus diare di Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh. b. Mengetahui faktor lingkungan yang berhubungan dengan kasus diare di Kecamatan Ulee Kareng. c. Mengetahui faktor makanan yang berhubungan dengan kasus diare di Kecamatan Ulee Kareng. Manfaat Penelitian 1. Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman dalam proses penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kasus penyakit diare. 2. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Ulee Kareng dalam meningkatkan PHBS kepada masyarakat, penyuluhan tentang kesehatan lingkungan dan bahaya penyakit diare. 3. Sebagai bahan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan manajemen kesehatan dan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti berikutnya. METODE PENELITIAN Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Depkes RI (2002), Notoadmojdo (2010), dan Widoyono (2002) mengenai diare, maka konsep pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut : Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang diteliti, untuk lebih jelas dapat dilihat dari kerangka teori tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kasus diare di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh berikut ini : V. Independent V. Dependent Lingkungan Perilaku Makanan Hipotesis 1. Ada hubungan antara lingkungan Ulee kareng Kota Banda Aceh. 2. Ada hubugan antara perilaku Ulee kareng kota Banda Aceh. 3. Ada hubungan antara makanan yang dikonsumsi dengan kasus diare di Puskesmas Ulee kareng kota Banda Aceh. Jenis Penelitian Kasus Diare Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional yaitu menjelaskan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kasus diare di Puskesmas Ulee Kareng tahun 2012.

Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang pernah mengalami kasus diare di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Berdasarkan data awal yang penulis dapatkan di Puskesmas Ulee Kareng pada Januari sampai dengan Mei tahun 2012 jumlah pasien diare sebanyak 173 kasus. Sampel Jumlah sampel sebanyak 64 orang dengan kriteria sampel sebagai berikut : 1) Bersedia menjadi responden. 2) Bisa membaca dan menulis Desain penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh, waktu penelitian dari tanggal 16 sampai dengan 21 Juli tahun 2012. Pengumpulan Data Pengolahan Data dan Analisa Data Data dalam penelitian ini dapat diolah dengan cara editing, coding, transfering dan tabulating. Analisa data dilakukan secara bertahap dari analisa univariat dan bivariat. a. Analisa Univariat Analisa ini menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel. b. Analisa Bivariat Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa statistik dengan mengunakan uji data kategori Chi square Test (X 2 ) pada tingkat kemaknaannya adalah 95% (P 0,05) HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 6.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kasus Daire Di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda AcehTahun 2012 No Kasus Diare Jumlah % 1 2 Akut Tidak Akut 57 7 89 11 Jumlah 64 100 Dari tabel 6.1 diketahui dari 64 orang responden pada umumnya dengan kategori akut yaitu sebanyak 57 orang (89%). Tabel 6.2 Distribusi Responden Berdasarkan Lingkungan Di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda AcehTahun 2012 No Lingkungan Jumlah % 1 Sehat 48 75 2 Tidak Sehat 16 25 Jumlah 64 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 64 responden sebagian besar 48 orang ( 75%) lingkungannya sehat.

Tabel 6.3 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh Tahun 2012 No Perilaku Jumlah % 1 Baik 8 12,5 2 Buruk 56 N 87,5 o Jumlah 64 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 64 responden sebagian besar 56 orang (87,5%) perilaku buruk. Tabel 6.4 Distribusi Responden Berdasarkan Makanan Di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda AcehTahun 2012 No Makanan Jumlah % 1 2 Bersih Tidak Bersih 39 25 60,9 39,1 Jumlah 64 100 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 64 responden sebagian besar 39 orang (60,9 %) makanannya bersih. Tabel 6.5 Hubungan Lingkungan Dengan Kasus Diare Di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh Tahun 2012 Lingk ungan Kasus diare Akut Tidak akut f % f % Jm lh 1 Sehat 47 73 1 2 48 75 2 Tidak sehat % 10 16 6 9 16 25 Total 57 89 7 11 64 100 Berdasarkan tabel 6.5 diatas menunjukkan bahwa dari 48 orang responden, yang lingkungannya sehat sebanyak 48 orang (75,0%), dan 47 orang (73%) yang mengalami diare Akut. Hasil analis data menunjukkan bahwa ada hubungan antara lingkungan dengan kasus diare di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh dengan nilai p yaitu 0,001 < 0,05. p- valu e 0,00 1

N o Perila ku 1 Buruk 5 2 Tabel 6.6 Hubungan Perilaku Dengan Kasus Diare Di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh Tahun 2012 Kasus diare Akut Tidak akut f % f % 81 4 6,2 5 Ju ml ah 56 87, 5 2 Baik 5 8 3 4,6 8 12, 5 Total 5 7 89 7 11 64 100 % p- v al u e 0,0 36 Berdasarkan tabel 6.6 diatas menunjukkan bahwa dari 56 orang responden, yang perilakunya buruk sebanyak 52 orang ( 81%), dan 52 orang (81%) yang mengalami diare akut. Berdasarkan hasil uji Chi- Square data menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku dengan kasus diare di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh dengan nilai p yaitu 0,036 < 0,05. Tabel 6.7 Hubungan Makanan Dengan Kasus Diare Di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh Tahun 2012 N o Makan an Kasus diare Akut 1 Bersih 32 5 0 2 Tidak Bersih Tidak akut f % f % 25 3 9 Total 57 8 9 Juml ah % 7 11 39 61 0 0 25 39 7 11 64 100, 0 Berdasarkan tabel 6.7 di atas menunjukkan bahwa dari 39 orang responden, makanannya bersih sebanyak 32 orang ( 50%), dan 32 orang (50%) yang mengalami Diare Akut. Berdasarkan hasil uji Chi- Square data menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku dengan kasus diare di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh dengan nilai p yaitu 0,037 < 0,05. Pembahasan Hubungan Lingkungan Dengan Kasus Diare Berdasarkan tabel 6.5 diatas menunjukkan bahwa dari 64 orang responden, yang lingkungannya sehat sebanyak 48 orang (75,0%), dan 47 orang (73%) yang mengalami diare Akut. Hasil analis data menunjukkan bahwa ada hubungan antara lingkungan dengan kasus diare di p- valu e 0,03 7

Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh dengan nilai p yaitu 0,001. Menurut penelitian Aprilia Ayu Pamela (2009), kondisi lingkungan di dalam dan sekitar rumah adalah keadaan responden yang terdiri dari semak-semak dan kandang ternak sebagai tempat istirahat nyamuk, parit, atau selokan saluran air yang digunakan untuk pembuangan air hujan, limbah rumah tangga yang mengenang yang dapat digunakan sebagai tempat berkembangnya nyamuk. Kesehatan lingkungan ini untuk menghindari dari lingkungan yang apabila dipraktekkan dapat mencegah banyak penyakit infeksi lebih dari jenis penyakit dan kematian pada anak balita disebabkan oleh kuman yang masuk ke dalam mulut melalui makanan, air dan tangan yang kotor oleh karenanya kotoran manusia dan tinja harus dibuang ke jamban (Dep.kes RI, 2006) Peneliti berasumsi lingkungan sehat tidak menutup kemungkinan bisa terkena diare dan apabila lingkungan masyarakat tidak sehat maka sudah tentu semakin meningkat kasus diare. Meskipun ada responden dengan lingkungan tidak sehat tetapi kasus diarenya akut karena kebiasaan dan mengkonsumsi makanan yang sehat seperti cara pengolahan makanan yang bersih dan terhindar dari binatang seperti lalat, kecoak, tikus dan lain-lain. Lingkungan sehat juga bisa terjadinya diare apabila apabila seseorang sering melakukan kegiatannya di luar lingkungan tempat tinggalnya. Begitu pula sebaliknya lingkungan tidak sehat belum tentu seseorang terjadi diare, apabila dia bisa mengantisipasinya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilalukan di Puskesmas Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Hubungan Perilaku Dengan Kasus Diare Berdasarkan tabel 6.6 diatas menunjukkan bahwa dari 64 orang responden, yang perilakunya buruk sebanyak 56 orang (87,5%), dan 52 orang (81%) yang mengalami diare akut. Hasil analis data menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku dengan nilai p yaitu 0,036. Berdasarkan penelitian Aprilia Ayu Pamela (2009) perilaku baik dan sehat adalah mencakup bagaimana masyarakat menjaga kesehatan dan terhindar dari berbagai macam penyakit, dengan perilaku masyarakat yang tidak membuang sampah sembarangan dan perilaku masyarakat dalam menjaga PHBS. Indikator perilaku adalah tidak merokok, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,imunisasi, penimbangan balita, gizi keluarga atau sarapan, kesertaan Askes, mencuci tangan pakai sabun, menggosok gigi sebelum tidur, olah raga teratur. Indikator lingkungan tersebut adalah ada jamban, ada air bersih, ada tempat sampah, ada SPAL, ada ventilasi (Dep.kes RI, 2006) Hal ini sesuai dengan teori Dep.kes (2006), yang menyatakan bahwa perilaku sehat adalah sikap dan tindakan proaktif untuk

memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat dengan demikian upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan dalam menciptakan suatu kondisi bagi kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat secara berkesinambungan dapat terlaksana. Peneliti berasumsi adanya responden dengan perilaku baik tetapi masih terkena diare disebabkan karena perilaku responden dalam pengolahan makanan tidak benar seperti jika mengkonsumsi buahbuahan tetapi tidak dicuci terlebih dahulu, oleh karena itu bisa menyebabkan diare. Begitu pula bila responden yang perilaku buruk tetapi ada yang tidak terkena diare tidak akut karena cara pengolahan makanan yang sesuai seperti memasak sayur sebelum dimasak sayurannya dicuci dulu. Maka belum tentu semakin buruk perilaku masyarakat semakin meningkat kasus diare dan apabila baik perilaku masyarakat semakin menurun kasus diare. Hubungan Makanan Dengan Kasus Diare Berdasarkan tabel 6.7 di atas menunjukkan bahwa dari 64 orang responden, makanannya bersih sebanyak 39 orang (61%), dan 32 orang (50%) yang mengalami Diare Akut. Hasil analis data menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku dengan nilai p yaitu 0,037. Penyakit diare sebagian besar 75 % disebabkan oleh kuman seperti virus dan bakteri. Melalui air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat terjadi bila seseorang menggunakan air minum yang sudah tercemar, baik tercemar dari sumbernya, tercemar selama perjalanan sampai ke rumah-rumah atau tercemar pada saat disimpan di rumah. Pencemaran dirumah terjadi bila tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan tercemar menyentuh air pada saat mengambil air ataupun makanan dari tempatnya. (Widoyono, 2004) Peneliti berasumsi adanya responden yang makanannya bersih tetapi bisa terkena diare tidak akut karena cara pengolahan makanan yang tidak bersih dan tidak memperhatikan makanan yang mereka makan seperti selesai memasak maka makanan tersebut tidak di tutup sehinga lalat hinggap di makanan tersebut dan air yang di konsumsi ternyata tidak terlalu mendidih. Makanan bersih tidak menutup kemungkinan juga bisa terkena diare, karena makanan bersih belum tentu makanan tersebut sehat dan bisa dikonsumsi. Hal ini sesuai dengan teori Wijdaja (2002), yang menyatakan makanan yang juga bisa menyebabkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak mentah (sayuran) dan kurang matang. Tetapi faktor psikologis juga dapat menimbulkan diare disebabkan oleh rasa takut, cemas dan tegang.

PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari tanggal 16 s/d 21 Juli 2012 di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara lingkungan tahun 2012 2. Ada hubungan antara perilaku tahun 2012 3. Ada hubungan antara makanan tahun 2012 DAFTAR PUSTAKA Dep.Kes MTBS ( Penanganan diare), Jakarta : 2004 Din.Kes NAD, Profil kesehatan NAD tahun 2011, NAD, 2011 Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta Saran 1. Kepada Peneliti Mendapatkan tambahan pengetahuan dan pengalaman dalam proses penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kasus penyakit diare. 2. Kepada Puskesmas Peneliti bisa memberikan masukan bagi Puskesmas Ulee Kareng dalam meningkatkan PHBS kepada masyarakat, penyuluhan tentang kesehatan lingkungan dan bahaya penyakit diare. 3. Kepada Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes U budiyah Banda Aceh Peneliti bisa memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan manajemen kesehatan dan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti berikutnya.