BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek Penelitian adalah siswa siswa kelas XI Agribisnis Produksi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, secara khusus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Acuan peta permasalahan dalam penelitian ini adalah pemanfaatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan proses pembelajaran yang akan dibahas yaitu Meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di TK Aisyiyah kelompok A Kecamatan Tanjungsari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur yang akan dilalui dalam penelitian, validasi data dan terakhir melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah di Kelas V SDN Randegan Wetan II yang

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) bertujuan untuk

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran sehari-hari dikelas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. inggris disebut Clasroom Action Research (CAR).Penelitian ini terdiri dari empat

BAB III METODE PENELITIAN. Sumedang. Alasan pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metodologi penelitian menurut Sukardi (2004: 19) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian adalah SDN Orimalang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III METODE PENELITIAN. Purwakarta Kabupaten Purwakarta. Secara geografis TK Pembina terletak di

BAB III Metode Penelitian A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpul Data 1. Penelitian Kualitatif 2. Metode PenelitianTindakan Kelas 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi/ tempat penelitian adalah Taman Kanak-kanak Satu Atap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon. Adapun alasan peneliti memilih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari Kemmis dan Taggart dalam Pargito (2011: 37), yaitu: (1) plan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alasan Pemilihan Metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kepada situasi kelas atau Classroom Action Research dengan tujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat hubungan antara subjek penelitian, seperti yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemampuan motorik halus pada anak yang terjadi di PAUD Baiturrahim, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di SDNegeri Cimanggu yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan berbatasan dengan Kecamatan Sagalaherang. orang siswa yang terdiri 106 siswa laki laki dan 107 siswa perempuan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif.bogdan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas berkolaborasi dengan guru kelas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subang Kecamatan Pagaden Kebupaten Subang Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENEL ITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) ini dilaksanakan di sekolah yang berlokasi di Jln. Pahlawan Belakang No. 17 Bandung yaitu di SMA Persatuan Guru Islam Indonesia 2 Bandung. Subjek penelitian ini adalah siswa yang duduk dikelas X.1 SMA PGII 2 Bandung tahun ajaran 2013-2014. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian adalah 26 orang, terdiri dari 16 perempuan dan 10 laki-laki. Peneliti menggunakan teknik pemilihan subjek dalam penelitian ini adalah purposve sampling. Menurut Sugiyono (2009: 300) purposve sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan peneliti memilih kelas X.1 SMA PGII 2 Bandung sebagai subjek penelitian berdasarkan atas pelaksanaan observasi yang mana menunjukan bahwa adanya suatu pembelajaran yang kurang kondusif. Berdasarkan pengamatan peneliti, peneliti mendapatkan gambaran bahwa situasi pembelajaran yang kurang kondusif dan terdapat kelas yang selalu gaduh dan prestasi belajar siswa kelas X.1 rendah jika dibandingkan dengan kelas lainya khususnya dalam pembelajaran sejarah. B. Desain Penelitian Menurut Milan (Muhadi, 2011: 11) desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian. Metode yang peneliti gunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang merujuk pada model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart. Desain yang digunakan adalah model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Alasan peneliti menggunakan desain model spiral tersebut 36

adalah karena desain spiral yang sederhana dan mudah dimengerti oleh peneliti. Selain itu desain spiral tersebut efektif dan efesien dengan masalah yang diteliti yaitu penerapan media gambar untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran sejarah. Untuk mengetahui apakah siswa memiliki aktivitas yang tinggi dalam belajar yaitu apakah tumbuh, tetap, atau malah menurun setelah diterapkanya media gambar, tidak akan bisa diketahui dengan hanya dalam satu tindakan, tapi dalam beberapa siklus dilakukan agar hasil yang didapat akurat. Prosedur penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) akan dilakukan dengan beberapa siklus. Setiap siklus di dalamnya terdiri dari tahapan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode yang peneliti gunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang merujuk pada model beberapa siklus spiral dari Kemmis dan Mc Taggart. Adapun gambar desainya sebagai berikut: Gambar B.1. Desain Penelitian Pra Rencana tindakan 1 Tindakan 1 Tindakan 2 Tindakan 3 Rencana Rencana Tindakan 2 Tindakan 3 Refleksi Refleks i Refleksi Dst. Observasi Observasi Observasi Model spiral dari Kemmis dan Taggart terdiri dari empat langkah dimana akan terus berulang seperti spiral sampai akhirnya permasalahan yang dirasakan mengalami perbaikan. Dari gambar tersebut terdapat empat langkah penting dalam PTK, yaitu rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. Mengadopsi desain penelitian tindak kelas (PTK) model Kemis & MC Taggart ( Aqib, 2008: 22-23). Menjelaskan langkah-langkah tersebut sebagai berikut: 37

Keterangan: 1. Rencana (plan) Rencana atau perencanaan adalah suatu persiapan yang harus dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian dilapangan. Perencanaan akan terkait dengan beberapa hal, dalam tahapan ini berupa penyusunan rencana tindakan yang menjelaskan tentang bagaimana tindakan tersebut dilakukan, dengan tahapan ini diharapkan pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan dapat tersusun dengan baik dan dapat direncanakan terlebih dahulu. Dalam tahap ini peneliti akan menyusun serangkaian rencana kegiatan dan tindakan yang akan dilakukan bersama guru mitra untuk mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisa masalah yang didapatkan. Pada penelitian ini rencana yang disusun adalah: a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. b. Menentukan observasi pra penelitian terhadap kelas yang akan digunakan untuk penelitian. c. Meminta kesediaan guru untuk menjadi kolaborator peneliti dalam penelitian yang akan dilaksanakan. d. Menyusun kesepakatan dengan kolaborator mengenai waktu penelitian. e. Mendiskusikan dan menentukan materi yang akan diterapkan dalam penelitian tindakan kelas. f. Menyusun silabus dan rencana pengajaran yang akan digunakan saat pembelajaran dalam penelitian. g. Merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat mengukur proses pembelajaran.. h. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk melihat perkembangan aktivitas belajar siswa. i. Merencanakan diskusi balikan yang akan dilakukan dengan kolaborator peneliti. j. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut dari diskusi balikan yang telah dilakukan dengan mitra peneliti. 38

k. Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dari penelitian. 2. Tindakan (act) Langkah kedua yang perlu diperhatikan adalah langkah tindakan atau pelaksanaan yang terkontrol secara seksama. Kunandar (2008: 72) tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Tindakan dalam penelitian tindakan kelas harus hati-hati dan merupakan kegiatan praktis yang terencana. Ini dapat terjadi jika tindakan tersebut dibantu dan mengacu kepada rencana yang rasional dan terukur. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini yakni: a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan, yaitu tindakan yang sesuai dengan silabus dan rencana pengajaran yang telah disusun. b. Mengoptimalkan penggunaan media gambar dalam kegiatan belajar mengajar. c. Mengadakan evaluasi non test dengan rubrik yang telah dibuat oleh guru. d. Menggunakan instrument penelitian yang telah disusun. e. Melakukan diskusi balikan dengan mitra penelitian. f. Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi balikan. g. Melaksanakan pengolahan data. 3. Pengamatan (observe) Observasi pada PTK mempunyai fungsi mendokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek. Oleh karena itu, observasi harus mempunyai beberapa macam unggulan seperti memiliki orientasi prospektif, memiliki dasar-dasar reflektif waktu sekarang dan masa yang akan datang. Observasi yang hati-hati dalam hal ini sangat diperlukan untuk mengatasi keterbatasan tindakan yang diambil peneliti yang disebabkan oleh adanya keterbatasan menembus rintangan yang ada di lapangan. 39

Pada tahap ini pelaksanaan observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Pada kegiatan observasi ini, peneliti melakukan sebagai berikut: a. Pengamatan terhadap keadaan kelas yang diteliti. b. Pengamatan mengenai kesesuaian penerapan media gambar dengan materi yang berlangsung. c. Pengamatan kesesuaian penggunaan media gambar dengan kaidah-kaidah teoritis yang digunakan. d. Mengamati perubahan dalam aktivitas belajar siswa ketika proses pembelajaran. 4. Refleksi (reflect) Langkah ini merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat dalam observasi. Langkah reflektif ini berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka kerja proses, problem, isu dan hambatan yang muncul dalam perencanaan tindakan strategik. Menurut Kunandar (2008: 75) pada tahapan ini peneliti dan mitra mengingat semua penelitian yang berlangsung dari awal hingga akhir dan mengevaluasi untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap kurang. Langkah ini juga dapat digunakan untuk menjawab variasi situasi sosial dan isu sekitar yang muncul sebagai konsekuensi adanya tindakan terencana. Pada kegiatan ini peneliti melakukan sebagai berikut: a. Kegiatan diskusi balikan dengan kolaborator maupun mitra dan siswa setelah tindakan dilakukan. b. Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya. C. Metode Penelitian Tahapan awal dari suatu penelitian adalah menentuan sebuah metode yang tepat untuk digunakan oleh peneliti. Metode penelitian adalah hal terpenting dalam suatu penelitian karena dapat sangat menentukan kesuksesan atau tidakanya suatu penelitian terutama dalam memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi 40

peneliti. Tujuanya adalah untuk menjadi pedoman agar dapat mengarahkan dalam pelaksanaan penelitian. Metode penelitian yang akan digunakan adalah penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian adalah suatu cara memperoleh informasi atau memecahkan permasalahan yang ada (pada pendidikan). Metode yang peneliti gunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang merujuk pada model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart. Menurut Sugiyono (2009: 2) bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Milan (Muhadi, 2011: 11) desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) menurut Aqib (2008: 12-13) dari namanya sendiri penelitian tindakan kelas sebenarnya sudah menunjukan isi yang terkandung di dalamnya. Ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka maka ada tiga pengertian pula yang dapat diterangkan: 1. Penelitian - kegiatan yang mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untukmeningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan - sesuatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. 3. Kelas - sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Batasan yang ditulis untuk pengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami secara luas oleh umum dengan ruang tempat guru mengajar. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar, kelompok orang yang sedang belajar dapat kerja di lab, lapangan olahraga, workshop, dan lainlain. 41

Menurut Supriatna (2007: 190), juga turut melengkapi pendapat di atas bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) yang merupakan terjemahan dari (Classroom Action Research) dapat didefinisikan sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru secara individual atau kelompok terhadap masalah pembelajaran yang dihadapinya guna memecahkan masalah tersebut atau menghasilkan model atau prosedur tertentu yang paling cocok dengan cara dia mengajar, cara siswa belajar dan kultur yang sedang berlaku dilingkungan setempat. Dari pengertian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dilakukan dan terjadi di dalam sebuah kelas. Selain itu juga penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) juga memiliki sifat dan karakteristik tertentu. Metode penelitian adalah menekankan kepada cara bagaimana memperoleh data yang menekankan pada bagaimana caranya mendapatkan informasi atau data yang bisa disebut sebagai strategi, proses dan pendekatan dalam memilih jenis, karakteristik, dimensi ruang dan waktu dari data yang diperlukan. Menurut Winter (Aqib, 2008: 17) ada enam kharakteristik tindak kelas (Classroom Action Research), yaitu: penelitian 1. Kritik refleksi, 2. Kritik dialektis, 3. Kolaborasi, 4. Resiko, 5. Susunan jamak, dan 6. Internalisasi teori dan praktik. Menurut Hopkins (Aqib, 2008: 17) melengkapi bahwa ada enam prinsip dalam penelitian tindak kelas (Classroom Action Research), yaitu sebagai berikut: 42

1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apa pun metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang diterapkannya seyogianya tidak menggagu komitmenya sebagai pengajar. 2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang menggagu proses pembelajaran. 3. Metode yang digunakan harus reliable, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipoteris secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk mrnjawab hipotesis yang dikemukakan. 4. Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukan, dan bertolak dari tanggung jawab profesional. 5. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaan. 6. Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan class room excerding perspective, dalam arti permasalahan tidak terlihat terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu, melaikan perspektif misi sekolah secara keseluruhan. Sebagai contoh yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah adalah memperbaiki sekolah, sedangkan pengewas sekolah memperbaiki sistem pendidikan (operasional kepengawasan). PTK hanyalah sebuah modal, yang penting proses memperbaiki. Secara umum penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Selain itu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) juga memberikan kontribusi kepada pengajar (guru) atau mereka yang sedang menghadapi persoalan dan membutuhkan penyelesainya dalam hal pendidikan.tujuan tersebut sebenarnya melekat di dalam diri seorang pengajar 43

(guru) dalam melakukan tugasnya sebuah penunaian misi profesional kependidikan. Menurut Mulyasa (2005: 155) secara umum penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) bertujuan untuk: 1. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran di kelas; 2. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran di kelas khususnya layanan kepada peserta didik (siswa); 3. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan tindakan dalam pembelajaran yang direncanakan di kelas; dan 4. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan pengkajian terhadap kegiatan pembelajaran yang dulakukan. Menurut Aqib (2008: 18) Adapun manfaat yang dapat dipetik jika guru (pengajar) mau dan mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas itu terkait dengan komponen pembelajaran, antara lain: 1. Inovasi pembelajaran. 2. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas. 3. Peningkatan profesionalisme guru. D. Definisi Operasional. Definisi operasional dalam penelitian ini diperlukan untuk menghindari kesalahpahaman antara penulis dan pembaca dalam menafsirkan istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Untuk memudahkan dalam penelitian, maka di bawah ini terdapat beberapa definisi operasional yang akan menjelaskan mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain : 1. Media Gambar 44

Media Gambar adalah alat yang digunakan sebagai suatu alat salur untuk menyampaikan pesan atau informasi yang berguna untuk merangsang perhatian siswa dalam proses belajar mengajar, dalam bentuk gambar yang menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian, tempat maupun objek yang akan di perlihatkan dalam bentuk gambar. 2. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan kegiatan prilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar, kegiatan yang dimaksud tersebut adalah kegiatan yang mengarah kepada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas, dapat menjawab pertanyaan dari guru dan dapat bekerja sama dengan siswa yang lain termasuk bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan. Maka aktivitas belajar siswa adalah keterlibatan dalam bentuk sikap, pikiran dan perhatian dalam kegiatan belajar untuk menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Aktivitas belajar siswa dapat diukur melalui perhatian siswa atau fokus siswa dalam pembelajaran, keaktifan siswa dan rajinnya siswa mengejakan ataupun mengumpulkan tugas dari guru. Berdasarkan definisi operasional, maka indikator-indikator yang merujuk pada aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut: a. Perhatian belajar siswa yang menunjukkan fokusnya siswa dalam pembelajaran. b. Aktifnya siswa dalam proses pembelajaran (bertanya, menjawab dan mengajukan pendapat). c. Rajin mengerjakan dan mengumpulkan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. E. Teknik Pengolahan Data Analisis data dilakukan terhadap data yang terkupul dan berpedoaman pada kenyataan-kenyataan yang telah dibuat dalam penelitian. Data yang bersifat kualitatif dianalisis secara deskriptif untuk menemukan kecenderungan- 45

kecenderungan yang muncul pada saat penelitian. Adapun prosedur pengolahan data kualitatif. pengumpulan, kodifikasi dan kategorisasi data sebagai berikut: (1) Validasi Data. Dan (2) Analisis Data. 1. Analisis Data Menurut Sanjaya (2010: 106 a) menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukan sebagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang sudah terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan untuk dapat melihat hasil dari penelitian, data diperoleh pada saat pra penelitian dan data yang diperoleh pada saat pelaksanaan penilitian yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode media gambar dan setelah melaksanakan pembelajaran berupa hasil tes. Data yang sudah terkumpul dari berbagai instrumen penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis. Pada penelitian data yang dikumpulkan berupa tes belajar siswa, wawancara dan catatan lapangan. Data yang terkumpul akan diolah, karena menurut Sanjaya (2010: 107 a) mengungkapkan bahwa data yang telah dikumpulkan tidak akan berarti apa-apa tanpa dianalisis dan diberi makna melalui interpretasi data. Prosedur yang akan digunakan dalam pengolahan dan analisis data kualitatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Reduksi Data Menurut Sugiono (2005: 92). reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dilakukan karena jumblah data yang banyak oleh karena itu diperlukan pencatatan secara teliti agar menghasilkan data yang akurat. b. Penyajian Data Menurut sugiono (2005: 95) dalam penelitian kualitatif penyajian data dilakukan dalam bentuk bagan, uraian singkat maupun hubungan antara kategori. 46

2. Validasi data Data yang dibutuhkan dalam penelitian adalah aktivitas belajar siswa yang dilakukan pada saat tindakan dilakukan. Oleh karena itu dalam mengumpulkan semua data yang ada di lapangan diperlukan beberapa perangkat peneliatian. Adapun perangkat-perangkat yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data antara lain: a. Member check, merupakan salah satu alat validasi data, pada tahap ini peneliti memeriksa kembali keterangan ataupun informasi data yang diperoleh dari observasi dan wawancara. Menurut Wiraatmadja (2009: 168) yaitu memberikan kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara sumber. Pada penelitian ini member check dilakukan antara guru, siswa dan peneliti. b. Audit trail, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dengan meminta bantuan kepala mitra guru yang memahami prosedur penelitian tindakan kelas untuk memerikasa keabsahan didalam proses yang dipakai peneliti dalam pengambilan keputusan. Memeriksakan data yang telah dukumpulkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini audit trail dilakukan dengan cara mendiskusikan dengan mitra peneliti. Dengan menggunakan audit trail, dapat memeriksa kesalahan-kesalahan di dalam metode yang digunakan oleh peneliti, dan juga dalam pengambilan suatu keputusan. c. Expert opinion adalah nasehat dari para pakar. Expert opinion dilakukan dengan meminta saran dan nasehat kepada pembimbing. Perbaikan, modifikasi atau penghalusan berdasarkan arahan pembimbing akan memvalidasi hipotesis, konstruk, dan analisis sehingga akan meningkatkan derajat keterpercayaan penelitian yang dilakukan. Pada tahap ini peneliti akan berkonsultasi pada pembimbing untuk mendiskusikan data yang didapatkan pada setiap tindakan sehingga pembimbing dapat memberikan masukan dan kritikan apakah data tersebut sudah cukup tepat dan dipercaya. 47

d. Triangulasi adalah memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis yang dilakukan peneliti dengan membandingkan dengan hasil mitra lain yang hadir dan menyaksikan pada situasi yang aman. Perbandingan yang telah dilakukan menyebabkan peneliti mempunyai kesempatan untuk menganalisisnya dan melakukan perubahan berdasarkan data yang baru dan lengkap. Pada tahap ini peneliti akan berdiskusi dengan kolaborator mengenai data yang telah diperoleh kemudian menyimpilkan kekurangan dan kelebihan tindakan yang telah dilakukan. Kekurangan haris diperbaiki pada pertemuan selanjutnya sedangkan kelebihan harus dipertahankan dan dimaksimalkan. F. Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, maka instrumen atau teknik pengumpulan data dalam proses penelitian ini maka sangat dibutuhkannya suatu teknik atau cara bagaimana data tersebut dapat terkumpul yang selanjutnya dapat diolah oleh peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat-alat sebagai berikut: 1. Observasi/Catatan Lapangan Teknik pengumpulan data yang pertama adalah pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi biasa disebut pula dengan pengamatan. Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti yang terjadi dalam kehidupan nyata. Teknik observasi peneliti digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi belajar siswa disekolah, kegiatan di perpustakaan, dan kegiatan belajar mengajar sejarah di kelas. Peneliti mengobservasi kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Menurut Syaodih (2007: 220) observasi (Observation) atau 48

pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Metode observasi dilakukan karena dalam penelitian tindakan kelas, penelitian mengamati aktivitas pada proses pembelajaran, mengamati apa saja yang dilakukan siswa dan guru. 2. Wawancara (interview) Interview yang sering disebut dengan wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari yang terwawancara. Teknik wawancara digunakan untuk mengungkapkan dan mengumpulkan informasi tambahan sehubungan dengan model pembelajaran sejarah pada umumnya, kesulitan apa saja yang ditemui dalam proses pembelajaran, dan upaya apa yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terpimpin dan bebas. Interview dilakukan secara lisan dan tatap muka. Wawancara merupakan salah satu bentuk pengumpulan data yang banyak digunakan pada penelitian kualitatif, deskriptif, kuantitatif. Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara (interview) peneliti sebelumnya sudah mempersiapkan apa saja yang akan ditanyakan pada pelaksanaan wawancara hal ini dilakukan agar terstruktur dengan baik. Peneliti pula harus memiliki hubungan baik dengan narasumber, agar dalam pelaksanaan wawancara dengan narasumber dapat berjalan lancar dan dapat dengan leluasa memberikan komentarnya atau jawabanya atas apa yang peneliti tanyakan. 3. Studi Dokumentasi Metode ini adalah studi dokumenter, suatu teknik pengumpulan data dan menganalisis dokumen-dokumen, baik yang tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumentasi seperti halnya gambar dapat digunakan untuk mengabadikan 49

bagaimana proses pembelajaran yang menggunakan media gambar, kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran yang berlangsung tersebut. Metode yang ketiga adalah studi dokumenter (Dokumentari study), menurut Syaodih (2007: 221) dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Metode dokumentasi seperti halnya gambar dapat digunakan untuk mengabadikan bagaimana pembelajaran yang menggunakan media gambar berlangsung, kegiatan siswa dan kegiatan guru pada proses pembelajaran tersebut. 4. Tugas Siswa Tugas siswa diberikan baik secara individu maupun kelompok untuk memperlihatkan hasil refleksi siswa secara non-lisan. Hal ini dilakukan untuk melihat aktivitas belajar siswa apakah siswa mengerjakan dan mengumpulkan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Tugas-tugas refleksi ini dapat berbentuk berbagai produk misalnya karangan bebas, puisi, artikel, surat, karikatur, poster dan lain-lain. 50