BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
ETIKA PROFESI PUBLIC RELATIONS

PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM MENINGKATKAN ETIKA KERJA KARYAWAN DI PT MEDIA TELEVISI INDONESIA

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.

Modul ke: ETIKA PROFESI. Prinsip-Prinsip Etika Humas. 07Fakultas KOMUNIKASI. Frenia Triasiholan A.D.S.Nababan. Program Studi Hubungan Masyarakat

Prinsip tanggung jawab (bertanggungjawab atas dampak profesinya itu terhadap kehidupan dan kepentingan orang lain, khususnya kepentingan

Etika Profesi Public Relations

PROFESIONAL 1. AHLI DALAM BIDANGNYA 2. MAMPU MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN KERJA SAMA DENGAN LINGKUNGAN PENDUKUNG DAN PENUNJANG 3.

BAB I PENDAHULUAN. dalam profesi Humas antar instansi pun tidak jauh berbeda. Menurut Frank

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Proses Bisnis ETIKA BISNIS LOGO. STMIK PPKIA PRADNYA PARAMITA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I Tinjauan Umum Etika

Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif

01ILMU ETIKA PROFESI. Etika dan Etiket dalam Humas. Frenia KOMUNIKASI.

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

EKSPEKTASI DARI ETIKA DOSEN. Oleh Eva Imania Eliasa,M.Pd*

BAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang

01FEB. Template Standar Business Ethics and Good Governance

BAB 1 TINJUAN UMUM ETIKA. Henry Anggoro Djohan

ETIKA BISNIS DAN PROFESI PPAK

ETIKA PROFESI PURWATI

OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

ETIK UMB ETIKET PERGAULAN. NANDANG SOLIHIN, M.Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi,

BAB II LANDASAN TEORI

Modul ke: ETIKA PROFESI. Kesalahan Etiket Profesional. 06Fakultas KOMUNIKASI. Triasiholan A.D.S.Nababan. Program Studi Hubungan Masyarakat

Tinjauan Umum Etika Profesi

BAB I PENDAHULUAN. Sosialisasi adalah proses seseorang memperoleh pengetahuan,

Konsep Public Relations

PROFESI. Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima 1.

ETIKA PROFESI DAN KODE ETIK KONSULTAN PAJAK INDONESIA. Oleh Bambang Kesit PROGRAM MAKSI-PPAK FE-UII YOGYAKARTA 2010

Etika Profesi Public Relations

I. Bisnis Dan Etika. Softskill Etika Bisnis #

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ETIKA PROFESI GURU. Oleh : Rita Mariyana, M.Pd PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIK ANAK USIA DINI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Etika Profesi Public Relations

BY. IRMA NURIANTI,SKM. MKes PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Etika Profesi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. tentang suatu tindakan yang konsekuen dan sistematis mengenai hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dinilai tidak baik. Etika tidak membahas keadaan manusia, melainkan

ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO

Produksi Media Public Relations AVI. Modul ke: 04FIKOM CORPORATE IMAGE. Fakultas. Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom. Program Studi HUMAS

PENTINGNYA ETIKA PROFESI

Produksi Media PR Cetak

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN DAN NILAI ETIKA

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus.

ETIKA DALAM BERKOMONIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah memiliki citra

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. komunikasi memiliki banyak arti yang berbeda-berbeda. Laswell yang

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA

Pert ke 12. Oleh: Mohklas, SE., M.Si STIE PENA SEMARANG Semarang, Maret 2014

Pembahasan. 1. Pengertian Profesi 2. Etika Profesi 3. Etika Komputer 4. Profesional & Profesionalisme. seorang Profesional

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

Pembahasan 1. Norma 2. Etika 3. Moral 4. Pengertian Etika Profesi 5. Fungsi Kode Etik Profesi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KODE ETIK PSIKOLOGI. Etika dan Moral, Kode Etik Psikologi, Psikolog dan ilmuwan psikologi, Layanan Psikologi, Etika dalam Eksperimen Psikologi

Pengertian Etika. Nur Hidayat TIP FTP UB 2/18/2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

KODE ETIK PSIKOLOGI SANTI E. PURNAMASARI, M.SI., PSIKOLOG. Page 1

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I)

Etika Profesi. Mia Fitriawati, M.Kom. 17/03/2016. Konsep. Etika Profesi merupakan pedoman nilai berperilaku yang disepakati pada tatanan suatu profesi

PERTEMUAN 10 ETIKA PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. media cetak maupun elektronik. Komunikasi merupakan kunci Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OLEH PROF. DR. JAMALUDDIN, M.ED KOORDINATOR WILAYAH XIII ACEH

BAB I PENDAHULUAN. adalah media online seperti yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kabupaten Jepara.

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

Pengertian etika = moralitas

Pertemuan 2 ETIKA PROFESI

PERBEDAAN ETIKA ETIKET MORAL DAN HUKUM

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

Transkripsi:

7 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art) Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah melakukan penelitian diantaranya : Table 2.1 State of The Art No. Keterangan Nama Peneliti I Nama Peneliti II Nama Peneliti III Nama Peneliti IV Linda Klebe Trevin o dan Michael E. Brown Daniel G. Arce M. dan L. Beth Gunn Ike Devi Sulistyaningtyas Mario Antonius Birowo dan Yudi Perbawaningsih Nama Peneliti V Gustina Nama Peneliti pada Penelitian ini Fira Oktaviani Putri 1. Judul Penelitian Managing to be Ethical: Debunking five business ethics myth (2004) Working Well with Others: The Evolution of Teamwork and Ethics (2005) Riset sebagai Ujung Tombak Keberhasilan Program Public Relations (2010) Mengembangkan Self Regulation dalam Etika Komunikasi (2004) Etika Bisnis Suatu Kajian Nilai dan Moral Dalam Bisnis (2008) Peran Public Relations dalam Meningkatkan Etika Kerja Karyawan di PT Media Televisi Indonesia (2014)

8 No. Keterangan Nama Peneliti I Nama Peneliti II Nama Peneliti III Nama Peneliti IV Linda Klebe Trevin o dan Michael E. Brown Daniel G. Arce M. dan L. Beth Gunn Ike Devi Sulistyaningtyas Mario Antonius Birowo dan Yudi Perbawaningsih Nama Peneliti V Gustina Nama Peneliti pada Penelitian ini Fira Oktaviani Putri 2. Metode yang digunakan Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif 3. Subjek Penelitian Mempertanyakan etika manajemen perusahaan atas kasus-kasus tidak beretika dalam lingkungan kerja perusahaan Meneliti cara bekerjasama antar karyawan dengan menggunakan etika dan norma yang baik Meneliti bahwa Public Relations mengarahkan manajemen dan komunikasi yang berfungsi diantara organisasi dan publik Meneliti masalah etika yang muncul dalam berkomunikasi di dunia kerja Meneliti pentingnya etika dan moral dalam berbisnis Meneliti peran public relations dalam meningkatkan etika kerja karyawan 4. Hasil Penelitian Etika bertingkah laku dalam kerja harus di tegaskan secara aktif oleh para pemimpin perusahaan Memberikan hukuman kepada karyawan yang bekerja dengan etika yang buruk Menerapkan regulasi dengan kesadaran diri sendiri dalam beretika dan berkomunikasi Tanpa adanya etika bisnis yang baik, maka kegiatan bisnis tersebut tidak akan bertahan lama Public Relations mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan citra yang baik dari sebuah perusahaan, salah satu cara nya dengan meningkatkan etika kerja

9 karyawannya. Yang dilakukan oleh Public Relations adalah dengan memberikan training kepada karyawannya. No. 5. 6. Keterangan Perbedaan masing-masing Penelitian Persamaan masing-masing Penelitian Sumber: Penulis, 2014 Nama Peneliti I Nama Peneliti II Nama Peneliti III Nama Peneliti IV Linda Klebe Trevin o dan Michael E. Brown meneliti etika secara general dalam manajemen suatu perusahaan meneliti etika agar perusahaan dapat memiliki citra yang baik Daniel G. Arce M. dan L. Beth Gunn meneliti etika dari segi kerja sama antara karyawan meneliti etika agar dapet terciptanya sinergi kerja yang baik Ike Devi Sulistyaningtyas meneliti apa saja peran Public Relations di dalam perusahaan atau organisasi Mario Antonius Birowo dan Yudi Perbawaningsih meneliti tentang masalah etika di dalam komunikasi penelitian ini meneliti permasalahan komunikasi yang disebabkan oleh etika buruk Nama Peneliti V Gustina hanya membahas etika dari segi berbisnis meneliti betapa pentingnya etika kerja yang baik dalam suatu perusahaan Nama Peneliti pada Penelitian ini Fira Oktaviani Putri berfokus pada bahasan peran Public Relations dalam meningkatkan etika kerja karyawan sama-sama membahas tentang etika kerja

10 2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Komunikasi Komunikasi memegang peranan penting di dalam masyarakat, kegiatan komunikasi dalam kehidupan manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat dipisahkan, manusia sejak lahir selalu terlibat dalam aktivitas komunikasi. Terutama pada era globalisasi ini, dimana informasi menjadi salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi. Pemenuhan akan informasi tersebut dapat diperoleh melalui berbagai cara yaitu melaui media massa, media elektronik dan menggunakan teknik dari mulut ke mulut penyebarannya. Dengan adanya komunikasi, manusia menjadi pribadi yang bertahan sebagai mahluk sosial. Komunikasi sangat diperlukan sebagai salah satu saranan untuk mengarahkan mereka menuju pergaulan yang lebih luas. Komunikasi merupakan alat untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain sehingga pesan tersebut dapat tersampaikan. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication yaitu berasal dari bahasa latin, Communicatio dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini memiliki arti sama makna (Effendy, 2004, hal.9). Menurut Karlfred Knap dalam Tommy Suprapto, menyatakan bahwa komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti verbal dan non verbal. Sistem ini bisa dilakukan dengan menggunakan cara tatap langsung atau tulisan (Suprapto, 2009, hal.6). Maka apabila terdapat dua orang terlibat dalam komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama memiliki kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan tersebut belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain, selain mengerti bahasa yang dipergunakan juga mengerti makna dari percakapan. Dengan demikian, secara garis besar komunikasi merupakan suatu sarana untuk menyampaikan informasi maupun pesan kepada orang lain untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, baik mereka secara aktif memberi pesan komunikasi maupun sebagai penerima komunikasi untuk memenuhi kebutuhan mereka yang sangat membutuhkan informasi.

11 2.2.1.1 Prinsip Komunikasi Deddy Mulyana membuat istilah-istilah baru yaitu prinsipprinsip komunikasi. Terdapat prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu (Mulyana, 2007, hal.35) : 1. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu yaitu pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung. 2. Komunikasi bersifat sistemik adalah dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi. 3. Semakin mirip latar belakang budaya semakin efektiflah komunikasi jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan. 2.2.1.2 Tujuan Komunikasi Adapun tujuan komunikasi yang dikutip oleh Rosadi Ruslan adalah tercapainya saling pengertian antar kedua belah pihak. Sebelum pesan-pesan tersebut dikirim kepada komunikan, komunikator memberikan makna-makna dalam pesan tersebut yang kemudian ditangkap oleh komunikan dan diberikan makna sesuai dengan konsep yang dimilikinya (Ruslan, 2006, hal.81).

12 Menurut (Effendy, 2004, hal.55) terdapat empat tujuan komunikasi, yaitu: 1. Mengubah sikap (to change the attitude) Adalah kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan akhirnya supaya masyarakat akan berubah sikapnya. 2. Mengubah opini atau pendapat (to change the opinion) Adalah informasi pada masyarakat dengan tujuan akhirnya supaya masyarakat mau merubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan. 3. Mengubah perilaku (to change the behaviour) Adalah kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya. 4. Perubahan sosial (to change the social change) Adalah perubahan sosial dan partisipasi sosial, memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu di sampaikan. Dalam praktiknya, tujuan komunikasi lebih ditekankan pada usaha penyampaian komunikasi, mendidik, mempengaruhi dan menghibur orang lain. 2.2.1.3 Unsur-Unsur Komunikasi Unsur sering juga disebut bagian, komponen, dan elemen. Jadi yang dimaksud dengan komponen atau unsur adalah bagian dari keseluruhan dalam suatu hal. Unsur- unsur komunikasi menurut (Wiryanto, 2006, hal.23) sebagai berikut: 1. Komunikator Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak atau komunikan. Karena itu komunikator bisa disebut pengirim, sumber, source, encoder. Sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi, komunikator memegang

13 peranan yang sangat penting, terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi. Oleh karena itu, seorang komunikator harus terampil berkomunikasi, dan juga kaya ide serta penuh daya kreativitas. 2. Pesan Dalam buku pengantar ilmu komunikasi, pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau media komunikasi. Isinyabias berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerakgerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan. 3. Media Dalam buku pengantar ilmu komunikasi, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia, maka media yang paling dominasi dalam berkomunikasi adalah panca indera manusia seperti mata dan telinga. Pesan-pesan yang diterima selanjutnya oleh panca indera selanjutnya diproses oleh pikiran. 4. Komunikan Komunikan atau penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya.

14 5. Efek Efek komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri komunikasi, yaitu kognitif (seseorang menjadi tahu tentang sesuatu), afektif (sikap seseorang terbentuk, misalnya setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu), dan konatif (tingkah laku, yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu). 2.2.2 Public Relations Public Relations menurut Rex F. Harlow dalam Cutlip, Center & Broom, menyatakan bahwa Public Relations adalah fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual dan kerja sama antara organisasi dan publiknya, Public Relations melibatkan manajemen problem atau manajemen isu, Public Relations membantu manajemen agar tetap responsif dan mendapat informasi terkini tentang opini publik, Public Relations mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik, selain itu Public Relations membantu manajemen tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahan secara efektif dan Public Relations dalam hal ini adalah sebagai system peringatan dini untuk mengantisipasi arah perubahan (trends) serta, Public Relations menggunakan riset dan komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat utamanya (Cutlip, Center, & Broom, 2006, hal. 5). Selain itu Public Relations juga dapat di definisikan menurut Dominick, op.cit dalam Morissan, Public Relations adalah seni dan ilmu sosial dalam menganalisis kecenderungan, memperkirakan akibat-akibat, memberikan saran kepada pimpinan perusahaan serta melaksanakan program tindakan terencana yang melayani baik kepentingan organisasi dan khalayaknya (Morissan, 2008, hal. 8). Menurut Frank Jefkins dalam Morissan, memaparkan bahwa Public Relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang

15 berlandaskan pada saling pengertian, menurutnya Public Relations pada intinya senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak yakni perubahan yang positif (Morissan, 2008, hal. 8). Dari definisi-definisi yang dinyatakan oleh para ahli, Public Relations dapat disimpulkan bahwa Public Relations merupakan suatu jembatan komunikasi dari organisasi terhadap karyawannya serta merupakan fungsi manajemen yang membantu dan membangun komunikasi antar karyawan. 2.2.2.1 Peran Public Relations Public Relations memiliki banyak peran penting di dalam perusahaan. Peran-peran tersebut dapat memberikan dampak besar terhadap status perusahaan. Menurut (Ruslan, 2006, hal.26) peran Public Relations adalah sebagai berikut: 1. Communicator : Artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak langsung, bisa melalui media cetak, elektronik, online, dan lisan. Di samping itu juga bertindak sebagai persuader. 2. Relationship : Kemampuan peran PR membangun hubungan yang positif antara lembaga yang diwakilinya. Juga, berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerja sama, dan toleransi antara kedua belah pihak tersebut. PR dituntut untuk bisa bekerjasama dengan baik dengan pihak internal dan juga eksternal. 3. Back up Management : Melakukan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti acara seminar, workshop, training, promosi, pemasaran, personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan atau organisasi.

16 4. Good Image Maker : Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktifitas Public Relations dalam melaksanakan manajemen Public Relations membangun citra atau nama baik organisasi yang diwakilinya. 2.2.2.2 Fungsi Public Relations PRSA (Public Relations Society of America) dalam Cutlip, Center & Broom, memaparkan bahwa salah satu fungsi Public Relations adalah sebagai fungsi manajemen. Sebagai sebuah fungsi manajemen, Public Relations mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Memberi saran kepada manajemen di semua level di dalam organisasi sehubungan dengan pembuatan keputusan, jalannya tindakan, dan komunikasi, dan mempertimbangkan ramifikasi publik dan tanggung jawab sosial atau kewarganegaraan organisasi. 2. Meriset, melaksanakan, dan mengevaluasi secara rutin program-program aksi dan komunikasi untuk mendapatkan pemahaman publik yang dibutuhkan untuk kesuksesan tujuan organisasi. Ini mungkin mencakup program marketing, finansial, pengumpulan dana, karyawan, komunitas atau hubungan pemerintah, dan program-program lain. 3. Menentukan tujuan, rencana, anggaran, rekrutmen dan training staf, mengembangkan fasilitas-ringkasnya, mengelola sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan semua hal tersebut diatas. Dalam membantu mendefinisikan dan mengimplementasikan kebijakan, praktisi Public Relations menggunakan beragam keahlian komunikasi profesional dan memainkan peran integratif baik itu di dalam organisasi maupun antara organisasi dan lingkungan eksternal (Cutlip, Center, & Broom, 2006, hal. 7).

17 Selain itu hubungan terpenting dalam organisasi adalah hubungannya dengan karyawan di semua level. Istilah publik internal dan publik karyawan mengacu pada baik itu manajer maupun orangorang yang menjadi bawahannya. Menurut Alvie Smith dalam Cutlip, Center & Broom, ada dua faktor yang mempengaruhi komunikasi internal dengan karyawan dan menambah rasa hormat manajemen terhadap salah satu fungsi Public Relations ini, diantaranya : 1. Manfaat dari pemahaman, teamwork, dan komitmen karyawan dalam mencapai hasil yang diinginkan. Aspek positif dari perilaku karyawan ini sangat dipengaruhi oleh komunikasi interaktif yang efektif di seluruh organisasi. 2. Kebutuhan untuk membangun jaringan komunikasi manajer yang kuat, yang membuat setiap supervisor di semua level dapat melakukan komunikasi secara efektif dengan karyawannya. Kebutuhan ini lebih dari sekadar menciptakan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan tetapi juga harus memuat informasi bisnis dan isu publik yang mempengaruhi organisasi secara keseluruhan. Organisasi akan kehilangan sebagian besar potensi sumber daya manusianya karena tidak memprioritaskan komunikasi dua arah yang efektif yang merupakan landasan untuk hubungan manajemenkaryawan dan kinerja pekerjaan secara keseluruhan. Smith menyebut ini sebagai konsekuensi akibat kemalasan dalam bekerja (Cutlip, Center, & Broom, 2006, hal. 254-255). 2.2.3 Etika Etika (etimologi) berasal dari bahasa yunani, yaitu ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari Bahasa Latin, yaitu mos dan dalam bentuk jamaknya mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan) dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk (Ruslan, 2014, hal. 31). Berikut adalah definisi etika menurut beberapa ahli :

18 1. Menurut Lawrence, Weber, Post, dalam Agoes & Ardana. Etika adalah suatu konsepsi tentang perilaku benar dan salah. Etika menjelaskan kepada kita apakah perilaku kita bermoral atau tidak dan berkaitan dengan hubungan kemanusiaan yang fundamental, bagaimana kita berpikir dan bertindak terhadap orang lain dan bagaimana kita inginkan mereka berpikir dan bertindak terhadap kita. 2. Menurut David P. Baron dalam Agoes & Ardana. Etika adalah suatu pendekatan sistematis atas penilaian moral yang didasarkan atas penalaran, analisis, sintesis, dan reflektif (Agoes & Ardana, 2011, hal. 27). Sering kali orang mencampur aduk istilah etika dan etiket. Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan moral atau kesusilaan. Sedangkan etiket ialah kata karma atau sopan santun (Suranto, 2011,hal. 126). 2.2.3.1 Jenis-Jenis Etika Menurut (Suranto, 2011,hal. 126-127). Etika terbagi menjadi dua kategori, berikut jenis-jenis etika: 1. Etika Deskriptif Etika deskriptif merupakan usaha menilai tindakan atau perilaku berdasarkan pada ketentuan atau norma baik atau buruk yang tumbuh dalam kehidupan bersama, baik dalam keluarga maupun di dalam masyarakat. Kerangka etika ini pada hakikatnya menempatkan kebiasaan yang sudah ada di keluarga atau di masyarakat sebagai acuan etis. Apakah tindakan seseorang itu etis ataukah tidak, tergantung kesesuaiannya dengan yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Jadi ukuran etisnya sederhana saja, kalau tidak bertentangan dengan kebiasaan, maka tindakan itu dikategorikan etis. Namun apabila berbeda dengan yang dilakukan oleh kebanyakan orang merupakan tindakan yang tidak etis.

19 2. Etika Normatif Etika normatif berusaha menelaah dan memberikan penilaian etis atas tindakan dengan cara yang berbeda, yaitu dengan menggunakan norma yang dibuat oleh otoritas tertentu. Dengan demikian apakah tindakan itu etis atau tidak, tergantung dengan kesesuaiannya terhadap norma-norma yang sudah dibakukan oleh sebuah institusi atau masyarakat. 2.2.4 Etika Profesi Menurut Cutlip, Center, dan Broom dalam Ruslan. Arti secara umum tentang etika profesi adalah perilaku yang dianjurkan secara tepat dalam bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral yang pada umumnya dapat diterima oleh masyarakat atau kebudayaan. Menurut profesional aplikasi nilai-nilai moral dalam praktiknya mengacu pada etika pelaksanaannya. Membangun etika perilaku profesi tersebut idealnya sesuai dengan kode etik yang formal dan diakui secara profesional, yang berdasarkan cara pelaksanaannya (how to law enforcement) dan penerapan sanksinya (what is sanctions) jika terjadi pelanggaran dalam praktiknya (Ruslan, 2014, hal.71). Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang yang profesional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Menurut (Moore, 2005, hal. 193), ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi, diantaranya adalah : 1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. 2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial).

20 3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan. Menurut (Ruslan, 2014, hal.54-55), para profesional dapat memiliki kualifikasi kemampuan tertentu, seperti berikut : 1. Kemampuan untuk kesadaran etis (ethical sensibility) Kemampuan ini merupakan landasan kesadaran yang utama bagi seorang profesional untuk lebih sensitif dalam memperhatikan kepentingan profesi, bukan untuk subjektif, tetapi ditujukan untuk kepentingan yang lebih luas (objektif). 2. Kemampuan untuk berpikir secara etis (ethical reasoning) Memiliki kemampuan, berwawasan dan berpikir secara etis, dan mempertimbangkan tindakan profesi atau mengambil keputusan harus berdasarkan pertimbangan rasional, objektif, dan penuh integritas pribadi serta tanggung jawab yang tinggi. 3. Kemampuan untuk berperilaku secara etis (ethical conduct) Memiliki perilaku, sikap, etika moral, dan tata krama (etiket) yang baik (good moral good manner) dalam bergaul atau berhubungan dengan pihak lain (social contact). Termasuk dalamnya memperhatikan hak-hak pihak lain dan saling menghormati pendapat atau menghargai martabat orang lain. 4. Kemampuan untuk kepemimpinan yang etis (ethical leadership) Kemampuan atau memiliki jiwa untuk memimpin secara etis, diperlukan untuk mengayomi, membimbing, dan membina pihak lain yang dipimpinnya. Termasuk menghargai pendapat dan kritikan dari orang lain demi tercapainya tujuan dan kepentingan bersama.

21 2.2.4.1 Prinsip Etika Profesi Menurut Keraf dalam (Ruslan, 2014, hal.55-57), adanya prinsip etika profesi, berikut diantaranya : 1. Prinsip Tanggung jawab Setiap penyandang profesi tertentu harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap profesi. Hasil dan dampak yang ditimbulkan memiliki dua arti sebagai berikut : - Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan atau fungsinya (by function), artinya keputusan yang diambil dan hasil dari pekerjaan tersebut harus baik serta dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan standar profesi, efisien, dan efektif. - Tanggung jawab terhadap dampak atau akibat dari tindakan dari pelaksanaan profesi (by profession) tersebut terhadap dirinya, rekan kerja dan profesi, organisasi/perusahaan dan masyarakat umum lainnya, serta keputusan atau hasil pekerjaan tersebut dapat memberikan manfaat dan berguna bagi dirinya atau pihak lainnya. Prinsipnya, seorang profesional harus berbuat baik (beneficence) dan tidak berbuat sesuatu kejahatan (non maleficence) 2. Prinsip Kejujuran Jujur dan setia serta merasa terhormat pada profesi yang disandangnya, mengakui kelemahannya dan tidak menyombongkan diri, serta berupaya terus untuk mengembangkan diri dalam mencapai kesempurnaan bidang keahlian dan profesinya melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Di samping itu, tidak akan melacurkan profesinya untuk tujuan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan demi tujuan materi semata atau kepentingan sepihak.

22 3. Prinsip Keadilan Yaitu prinsip yang menuntut orang yang profesional agar dalam melaksanakan profesinya tidak akan merugikan hak dan kepentingan pihak tertentu, khususnya orang-orang yang dilayani dalam kaitannya dengan profesi yang dimilikinya. 4. Prinsip Otonomi Yaitu prinsip yang dituntut oleh kalangan profesional terhadap dunia luar agar mereka diberikan kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan profesinya. Sebenarnya hal ini merupakan konsekuensi dari hakekat profesi itu sendiri. Karena hanya mereka yang profesional ahli dan terampil dalam bidang profesinya, tidak boleh ada pihak luar yang ikut campur tangan dalam pelaksanaan profesi tersebut. 5. Prinsip Integritas Moral Yaitu prinsip yang berdasarkan pada hakekat dan ciri-ciri profesi di atas terlihat jelas bahwa orang yang profesional adalah juga orang yang mempunyai integritas pribadi atau moral yang tinggi. Oleh karena itu mereka mempunyai komitmen pribadi untuk menjaga keluhuran profesinya, nama baiknya, dan juga kepentingan orang lain maupun masyarakat luas.

23 2.3 Kerangka Pemikiran Komunikasi Public Relations Peran Public Relations Communicator Relationship Back Up Management Good Image Maker Etika Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

24