PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehingga sistim pengairan air yang terdiri dari sungai dan anak sungai

LAMPIRAN. Kuesioner Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Becana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana

MITIGASI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB III LANDASAN TEORI

PERAN PEMERINTAH DESA DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA LOROG KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI, SURAKARTA SKRIPSI. Guna mencapai derajat Sarjana S-1

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GABUNGAN KELOMPOKTANI (GAPOKTAN) DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA BULU KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian banjir dalam Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga

ARTIKEL PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR

PENGETAHUAN DAN KESIAPSIAGAAN GURU DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DENGAN PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII A B, DAN E DI SMP NEGERI 1 TULUNG DI KECAMATAN TULUNG KLATEN

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KORBAN BENCANA BANJIR DI DESA CEMANI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII DALAM MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 12 KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta.

KESIAPSIAGAAN SMP NEGERI 1 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENGHADAPI BENCANA ALAM NASKAH PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA BERO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (2006) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. kewilayahan dalam konteks keruangan. yang dipelajari oleh ilmu tersebut. Obyek formal geografi mencakup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Bencana banjir merupakan limpahan air yang melebihi tinggi muka air

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dikenal dengan sebutan bencana. Upaya meminimalisasi resiko. atau kerugian bagi manusia diperlukan pengetahuan, pemahaman,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan Bencana. kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI ANCAMAN BENCANA KEBAKARAN DI KELURAHAN KAUMAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKATA ARTIKEL PUBLIKASI

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

RESPON MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

Naskah Publikasi Karya Ilmiah

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

Powered by TCPDF (

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada di tiga lempeng tektonik dunia, yaitu: Lempeng Indo-

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

KERENTANAN (VULNERABILITY)

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KELURAHAN JOYOTAKAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GURU TERHADAP BENCANA GEMPABUMI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

NASKAH PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DIKELURAHAN GANDEKAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

KAJIAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DI KECAMATAN KOTAGEDE KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TUGAS POKOK & FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KERENTANAN DAN KESIAPSIAGAAN DI DESA BAWAK KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TERHADAP BENCANA BANJIR NASKAH PUBLIKASI

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JOYOSURAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

ANGGI PRATIWI A

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak diantara pertemuan Lempeng Eurasia dibagian utara,

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

INTEGRASI RPB dalam PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR, GEMPA BUMI, DAN TANAH LONGSOR DI KECAMATAN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Membangun Kemandirian Melalui Desa Tangguh Bencana. Oleh : Yan Agus Supianto, S.IP, M.Si Kasi Pencegahan BPBD Kabupaten Garut

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Geografi

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANGGARAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan mereka, termasuk pengetahuan bencana longsor lahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

VI. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis temuan penelitian rencana strategi BPBD Kota Bandar

No.1087, 2014 BNPB. Badan Penanggulangan Bencana. Daerah. Pembentukan. Pedoman KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. (Pribadi, Krisna. 2008)

MITIGASI BENCANA BANJIR DI DESA NGROMBO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DAN GEMPA BUMI DI SMP NEGERI 1 GATAK

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

2016 KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun Rencana Tahun 2015 Kebutuhan Dana/ Pagu Indikatif (Rp.

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

PENGETAHUAN SISWA MTS MUHAMMADIYAH TAWANGSARI DALAM KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi Oleh HILDA SULIKAH A610100104 Kepada: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2014

ABSTRAK PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA Hilda Sulikah, A610100104 Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 Pembimbing: Drs. Dahroni, M.Si Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari, Surakarta. Pada Tahun 2007 dan 2009 kelurahan tersebut pernah terjadi bencana banjir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ancaman dan peran pemerintah dalam menghadapi bencana banjir. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif yang didukung data kualitatif dengan menggunakan seluruh aparat Kelurahan Nusukan yang berjumlah 9 orang serta ketua rukun warga dan tokoh masyarakat sebagai sumber data. Penggalian data digunakan dengan kuesioner, wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa 1). Tingkat ancaman Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta berdasarkan penggabungan indeks ancaman dan indeks penduduk terpapar diperoleh bahwa kelurahan nusukan memiliki tingkat ancaman banjir tinggi dengan skor kerentanan sosial 0,814. 2). Berdasarkan hasil penelitian peran pemerintah Kelurahan Nusukan dalam konteks ketangguhan bencana, Kelurahan Nusukan berada dalam tahap Kelurahan Tangguh Bencana pratama yang dicirikan dengan adanya upayaupaya awal dalam hal menyusun kebijakan, menyusun dokumen, membentuk forum, membentuk tim relawan mengadakan pengkajian dan meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan. Kata kunci: Ancaman, Peran Pemerintah, Bencana Banjir.

1. Pendahuluan A. Latar Belakang Banjir yang terjadi di Kelurahan Nusukan adalah banjir limpasan atau banjir kiriman, Kerugian yang ditimbulkan oleh bencana banjir limpasan berdampak besar bagi lingkungan dan masyarakatnya, menyikapi hal tersebut, maka diperlukan peran Pemerintah Kelurahan sebagai pihak yang harus bertanggung jawab dalam melindungi masyarakat dari ancaman bencana sesuai dengan peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 3 Tahun 2008 tentang pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BAB II). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimana tingkat ancaman bencana banjir yang terjadi di Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta. 2) Bagaimana peran pemerintah di kelurahan Nusukan dalam menghadapi bencana banjir yang mencerminkan tingkat ketahanan kelurahan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka, dapat ditentukan tujuan penelitian sebagai berikut: 1) Mengetahui tingkat ancaman bencana banjir yang terjadi di Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta. 2) Mengetahui peran pemerintah di Kelurahan Nusukan dalam menghadapi bencana banjir yang mencerminkan tingkat ketahanan kelurahan. D. Manfaat Penelitian 1) Manfaat teoritis Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada pemerintah kelurahan dalam menghadapi banjir. 2) Manfaat praktis a. Bagi Pemerintah Kelurahan Nusukan Sebagai penentu langkah awal dalam mengayomi masyarakatnya dalam menghadapi bencana banjir b. Bagi Universitas Muhammadiyah Surakarta Memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan

c. Bagi peneliti Dapat menambah informasi serta wawasan penelitian dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang peran pemerintah desa dalam menghadapi bencana. 2. Tinjauan Pustaka Bencana banjir adalah suatu kejadian saat air menggenangi daerah yang biasanya tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa, hilangnya harta benda, kerusakan infrastruktur, kerusakan lingkungan, maupun dampak psikologis. Sesuai dengan UU No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab penyelenggaraan penanggulangan bencana. Pengembangan kelurahan tangguh bencana pada dasarnya merupakan bagian dari pelaksanaan tanggung jawab ini yang pengaturannya diserahkan kepada desa/kelurahan, menjadi tanggung jawab pemerintah desa dan kelurahan. Lebih lanjut Peraturan Kepala BNPB nomor 3 tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Badan penanggulangan Bencana Daerah (BAB II), menetapkan bahwa pemerintah daerah bertanggung jawab untuk antara lain melindungi masyarakat dari ancaman dan dampak bencana melalui: a. Pemberian informasi dan pengetahuan tentang ancaman dan risiko bencana di wilayahnya. b. Pendidikan, pelatihan dan peningkatan ketrampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. c. Perlindungan sosial dan pemberian rasa aman, khususnya bagi kelompok rentan bencana d. Pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, penanganan darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana no 1 Tahun 2012. Kelurahan Tangguh Bencana adalah kelurahan yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak-dampak bencana yang merugikan. Pemerintah Daerah (BPBD) tingkat kabupaten/kota perlu berperan aktif dalam mendorong dan menfasilitasi kelurahan agar tangguh bencana Sigap dan tanggap bencana. Peran pemerintah kelurahan akan diatur dengan lebih terinci dalam pedoman yang akan diterbitkan. Progaram Kelurahan Tangguh Bencana akan mengacu juga pada kerangka masyarakat tangguh internasional yang dikembangkan berdasarkan Kerangka Aksi Hyogo, yakni mengandung aspek tata kelola; pengkajian risiko; peningkatan pengetahuan dan pendidikan kebencanaan; manajemen risiko dan pengurangan kerentanan; dan aspek kesiapsiagaan serta tanggap bencana. Peranan pemerintah desa dan masyarakat akan terwujud dalam Kelurahan Tangguh Bencana yang dibagi menjadi tiga kriteria utama, yaitu Kelurahan Tangguh Bencana Utama, Madya dan

Pratama. Atas dasar kriteria tersebut maka disusun berdasarkan aspek perolehan nilai sebagai berikut: Tabel 1 Kriteria Desa/Kelurahan Tangguh Bencana No Kriteria Skor 1 Desa/Kelurahan Tanggap Bencana Utama >51 2 Desa/Kelurahan Tanggap Bencana Madya 36-50 3 Desa/Kelurahan Tanggap Bencana Pratama <35 Sumber: BNPB Tahun 2012 3. Metode Penelitian A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. B. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2013 sampai dengan April 2014. C. Populasi Populasi dalam penelitian peran pemerintah mengambil populasi dari seluruh aparat pemerintah Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta yang berjumlah 9 orang serta ketua rukun warga dan tokoh masyarakat sebagai sumber data. D. Variabel Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010) variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian. Variabel dalam penelitian ini adalah indikator ancaman bencana banjir dan indikator kelurahan tangguh bencana. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang peran pemerintah Kelurahan Nusukan dalam menghadapi bencana banjir. Responden pada teknik wawancara ini adalah kepala pemerintah Kelurahan Nusukan, ketua RW, Tokoh Masyarakat, dan warga setempat. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data peran pemerintah dan tingkat ancaman banjir Kelurahan Nusukan. 2) Kuesioner Kuesioner yang akan diajukan terhadap responden adalah meliputi Legislasi (upaya awal dalam pembuatan PRB), Perencanaan, Kelembagaan, Pendanaan, Pengembangan kapasitas, dan Penyelengaraan penanggulangan bencana dengan jenis pertanyaan tertutup. Responden pada teknik ini adalah kepala

pemerintah Kelurahan Nusukan, ketua RW, Tokoh Masyarakat untuk mendapatkan data peran pemerintah. 3) Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati apakah program pemerintah kelurahan telah berjalan dengan baik dan untuk mengamati bagaimana kondisi lingkungan Kelurahan Nusukan. Observasi menggunakan observasi nonpartisipan. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yang di dukung oleh data kualitatif. 4. Hasil dan Pembahasan A. Tingkat Ancaman Bencana Banjir Tingkat ancaman dihitung dengan menggunakan indeks ancaman bencana banjir dan indeks penduduk terpapar Kelurahan Nusukan. Indeks ancaman bencana banjir kelurahan Nusukan tergolong dalam kelas indeks sedang, sedangkan indeks penduduk terpapar tergolong dalam kelas tinggi. Penentuan tingkat ancaman pada bencana Banjir di Kelurahan Nusukan dengan menggabungkan kedua indeks tersebut dengan cara menarik garis lurus secara horizontal pada indeks ancaman dan secara vertikal pada indeks penduduk terpapar yang kemudian diambil pada titik temu garis tersebut. Gambar 1 Matriks Tingkat Ancaman Bencana Banjir Sumber: Hasil penelitian Berdasarkan penggabungan kedua indeks tersebut di atas diperoleh bahwa Kelurahan Nusukan memiliki tingkat ancaman bencana banjir tinggi.

B. Peran Pemerintah Kelurahan Nusukan Analisis tingkat peran pemerintah kelurahan dalam ketangguhan menghadapi bencana menggunakan metode analisis kuantitatif deskriptif. Analisis dilakukan dengan cara menjumlahkan semua nilai dari pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner dengan variasi jawaban YA memiliki nilai 1 dan jawaban TIDAK memiliki nilai 0. No Kriteria Tabel 2 Kriteria Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Skor 1 Desa/Kelurahan Tanggap Bencana Utama >51 2 Desa/Kelurahan Tanggap Bencana Madya 36-50 3 Desa/Kelurahan Tanggap Bencana Pratama <35 Sumber: BNPB Tahun 2012 Hasil penelitian yang telah dilakukan di pemerintahan Kelurahan Nusukan menunjukkan bahwa peran pemerintah yang diberikan dalam konteks ketangguhan bencana berada pada tahap Kelurahan Tangguh Bencana Pratama. Hal ini ditunjukkan dengan adanya jumlah skor yang telah didapatkan dari pengisian angket oleh aparat pemerintah Kelurahan Nusukan dalam penelitian ini adalah 28 dengan kriteria seperti pada tabel 2. Berdasarkan hasil penelitian Kelurahan Nusukan masuk dalam kriteria Kelurahan Tangguh Bencana Pratama yang dicirikan sebagai berikut: a) Adanya upaya-upaya awal untuk menyusun kebijakan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) ditingkat kelurahan seperti adanya kebijakan pembersihan saluran drainase dan pembuatan sumur resapan disetiap daerah-daerah rawan genangan disetiap RT dan RW. b) Adanya upaya-upaya awal untuk menyusun dokumen perencanaan pengurangan bencana yang disusun dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelurahan (MUSRENBANGKEL) yang didalamnya terdiri dari 4 bidang, yaitu: bidang fisik prasarana, bidang ekonomi, bidang sosial budaya, dan umum. Dokumen ini memuat tentang peraturan pembersihan saluran drainase, pembuatan saluran resapan per RT dan RW. c) Adanya upaya-upaya awal untuk membentuk forum PRB yang beranggotakan wakil-wakil dari masyarakat seperti ibu-ibu PKK, karang taruna dan tokoh masyarakat. d) Adanya upaya awal untuk membentuk tim relawan penanggulangan bencana kelurahan dengan membentuk kajian pembangunan

masyarakat Nusukan yang beranggotakan tokoh masyarakat Kelurahan Nusukan. e) Adanya upaya-upaya awal untuk mengadakan pengkajian risiko, manajemen risiko dan pengurangan kerentanan dengan melakukan penghijauan, pembuatan dan perbaikan drainase serta pembuatan sumur resapan. f) Adanya upaya-upaya awal untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan serta tanggap bencana melalui pelatihan menjelang musim penghujan dan dilakukan oleh lembaga kelurahan dan tokoh masyarakat. Pernyataan diatas menggambarkan bahwa peran pemerintah Kelurahan Nusukan dalam menghadapi banjir masih terbatas pada tahap upaya awal dalam hal menyusun kebijakan, menyusun dokumen, membentuk forum, membentuk tim relawan, mengadakan pengkajian dan meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan, belum sampai pada tahap mengembangkan, melegalkan dan mengaplikasikan kebijakan-kebijakan pengurangan resiko bencana. Langkah konkrit yang telah di lakukan Kelurahan Nusukan adalah dengan mengadakan pembersihan goronggorong dan pembuatan saluran air. 5. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat ancaman Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta berdasarkan penggabungan indeks ancaman dan indeks penduduk terpapar diperoleh bahwa Kelurahan Nusukan memiliki tingkat ancaman bencana banjir tinggi dengan skor kerentanan sosial 0,814. 2. Berdasarkan hasil penelitian peran pemerintah Kelurahan Nusukan dalam konteks ketangguhan bencana, Kelurahan Nusukan berada pada tahap Kelurahan Tangguh Bencana Pratama. B. Implikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kepada Pemerintah Kelurahan Nusukan sehingga dapat mensosialisasikan, mengadakan penyuluhan, seminar dan mengarahkan warganya untuk memiliki kesiapsiagaan dan kesadaran agar lebih tanggap terhadap ancaman bencana banjir. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan peran pemerintah dalam menghadapi bencana banjir di Kelurahan Nusukan,

kecamatan Banjarsari Surakarta maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Saran Bagi masyarakat Setiap masyarakat memerlukan pendidikan dan pelatihan agar dapat memahami tentang bencana banjir, bahaya bencana banjir bagi kehidupan dan lingkungan sekitar dan bagaimana cara memitigasinya sehingga dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir. 2. Saran bagi pemerintah kelurahan Diharapkan Pemerintah Kelurahan Nusukan dapat meningkatkan kapasitas untuk melindungi warganya dari ancaman bencana banjir. 3. Saran bagi peneliti berikutnya Diharapkan jika peneliti selanjutnya ingin melakukan penelitian tentang peran pemerintah dalam menghadapi bencana banjir dapat menjadi referensi dan dapat lebih menggali lagi variabel-variabel penelitian yang lebih kompleks dan rinci.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Jakarta: Diriktorat Mitigasi, Lakhar BAKORNAS BP. Anonim. 2012. Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Jakarta. BNPB. Anonim. 2012. Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. Jakarta.BNPB Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta Bank Data Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta 2013 BPS Surakarta. 2012. Kecamatan Banjarsari dalam Angka 2012. Surakarta. BPS Surakarta Pribadi, Krishna S DKK. 2008. Buku Pegangan Guru: Pendidikan Siaga Bencana. Bandung. Pusat Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung Rokhani, Roni. 2013. Potensi dan pengembangan Pariwisata di Kota Surakarta [skripsi]. Surakarta. Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta Sofian effendi dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta. LP3ES Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta