Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

dokumen-dokumen yang mirip
TAHAPAN PENELITIAN & ALUR PIKIR

Kemiringan Lahan KOMPOSISI KELERENGAN KECAMATAN PACET. Sumber : RDTRK Kecamatan Pacet, % 40% keatas. Desa 0-2% 2 8% 8 15%

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam

Kriteria Pengembangan Kawasan Wisata Alam Air Terjun Madakaripura, Kabupaten Probolinggo

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I. PENDAHULUAN. sebagai sebuah pulau yang mungil, cantik dan penuh pesona. Namun demikian, perlu

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

Bab VI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA TIDORE KEPULAUAN. 6.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata. berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

FAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kawasan konservasi tanah dan air bagi kawasan Bopunjur (Bogor,

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Perbandingan Temuan dengan Proposisi

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan yang hidup di lingkungan yang khas seperti daerah pesisir.

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KABUPATEN SINJAI

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia diciptakan di atas bumi, sejak itu manusia telah beradaptasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Putih yang terletak di Kecamatan Ranca Bali Desa Alam Endah. Wana Wisata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2.1. TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA BANDA ACEH

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya mencari kesenangan berubah menjadi desakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

TINJAUAN PUSTAKA. Danau. merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

MODEL AMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREA WISATA. Abstrak

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dian Mayasari, 2013

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Bertolak dari kajian dan hasil analisis pada Bab sebelumnya maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

BAB 4 SUBSTANSI DATA DAN ANALISIS PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendahuluan 1. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila

ZONASI KONDISI KAWASAN HUTAN NEGARA DI DIENG DAN ARAHAN PENGELOLAAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN T U G A S A K H I R. Oleh : INDIRA PUSPITA L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL ± LEMBAR PENGESAHAN ±± LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR MOTTO ABSTRAKSI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESESUAIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN KOTA MALANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. transportasi, Wisata air, olah raga dan perdagangan. Karena kondisi lahan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

commit to user BAB I PENDAHULUAN

Arahan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Tanjung Lesung Berdasarkan Partisipasi Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang tidak dapat

2.1.1 Dasar Perumusan Tujuan Penataan Ruang Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan ruang

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

Transkripsi:

MATA KULIAH TUGAS AKHIR [PW 09-1333] PENELITIAN TUGAS AKHIR Oleh : ERINA WULANSARI [3607100008] PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

LATAR BELAKANG Sektor pariwisata mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah Kabupaten Mojokerto sebesar 34,02% di tahun 2008 dan peningkatannya diperkirakan 8% per tahun. Kabupaten Mojokerto memiliki sumber daya alam berupa hutan lindung seluas 17.007,80 Ha dan hutan produksi seluas 15.137,827 Ha dan sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata seperti Air Terjun Coban Canggu dan Pemandian Air Panas di Desa Padusan yang terletak di lereng Gunung Welirang. Pengembangan kawasan wisata Alam didasarkan atas daya dukung lingkungan Beberapa indikasi faktor penghambat pengembangan kawasan seperti ancaman banjir bandang dan longsor akibat penurunan kualitas lingkungan, prasarana dan aksesibilitas terkait transportasi yang kurang memadai, akses dan partisipasi masyarakat, kelembagaan, serta citra kawasan. Bentang alam Lereng Gunung Welirang dan Gunung Arjuna dengan tingkat kemiringan lahan bergelombang (3-15 ) sampai sangat curam (>40 ) yang masing- masing memiliki luasan lahan 2.802 Ha dan 5.552 Ha yang berpotensi rawan banjir bandang dan longsor

RUMUSAN MASALAH Mengingat : Wisata alam yang berada di Desa Padusan Kecamatan Pacet merupakan salah satu obyek wisata unggulan yang mampu memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan wilayah Kabupaten Mojokerto. Letak Desa Padusan yang berada di lereng Gunung Welirang maka dapat dijadikan obyek wisata alam yang berkualitas karena kondisi fisik yang mendukung. Adanya kecenderungan perkembangan jumlah pengunjung dari tahun ke tahun 2006-2010 yang bergerak secara dinamis pasca bencana longsor dan banjir bandang menyebabkan pengembangan pada kawasan obyek wisata ini juga harus memperhatikan daya dukung lingkungannya. 1 Apa sajakah faktor- faktor penentu yang berpengaruh dalam pengembangan kawasan wisata alam di Desa Padusan Kecamatan Pacet? 2 Perumusan konsep seperti apa yang sesuai untuk pengembangan kawasan wisata di Desa Padusan Kecamatan? 1 TUJUAN DAN SASARAN PENELITIAN Tujuan : Merumuskan konsep pengembangan kawasan wisata alam di Desa Padusan Pacet yang didasarkan atas daya dukung lingkungannya sehingga dapat tetap terjaga kelestarian dan keberlanjutan kondisi lingkungannya. Menganalisis daya dukung lingkungan baik dari aspek fisik dan non fisik untuk pengembangan kawasan wisata alam di Desa Padusan Kecamatan Pacet 2 3 Sasaran : Mengidentifikasi faktor- faktor yang menentukan pengembangan kawasan wisata alam di Desa Padusan Kecamatan Pacet Merumuskan konsep pengembangan kawasan wisata alam di Desa Padusan Kecamatan Pacet.

RUANG LINGKUP RUANG LNGKUP WILAYAH RUANG LINGKUP SUBSTANSI Lingkup substansi yang akan digunakan dalam penelitian nantinya mencakup hal- hal yang berkaitan dengan perumusan konsep pengembangan kawasan wisata didasarkan atas daya dukung lingkungannya. Adapun teori- teori yang terkait beberapa diantaranya adalah teori kepariwisataan, konsep pengembangan pariwisata alam (ekowisata), teori daya dukung lingkungan, teori kesesuaian lahan, dan konsep pembangunan berkelanjutan. Dengan beberapa asumsi analisis yang digunakan sebagai batasan substansi antara lain : Penilaian daya dukung lingkungan sebagai input perumusan konsep pengembangan kawasan wisata alam di Desa Padusan. Penentuan faktor penentu pengembangan kawasan pariwisata

Potensi sumber daya alam berupa hutan di Kabupaten Mojokerto yang sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan parwisata alam. Kegiatan pariwisata alam terkonsentrasi di Desa Padusan karena terletak pada lereng Gunung Welirang yang memiliki potensi keasrian alam dengan vegetasi khas. Indikasi penurunan kualitas lingkungan di kawasan wisata alam Desa Padusan akibat kegiatan pariwisata yang berpengaruh terhadap daya dukung lingkungan Kendala pengembangan kawasan wisata yang bersumber pada daya dukung lingkungan yang dapat berpengaruh dalam pengembangan kawasan wisata alam di Desa Padusan. Latar Belakang KERANGKA ALUR PIKIR PENELITIAN Identifikasi kondisi umum kawasan wisata alam Desa Padusan Kecamatan Pacet Seberapa besar daya dukung lingkungan kawasan wisata alam di Desa Padusan Kecamatan Pacet? Apa saja faktor- faktor penentu yang berpengaruh dalam pengembangan kawasan wisata alam di Desa Padusan Kecamatan Pacet? Bagaimana karakter pengembangan yang dapat dilakukan pada kawasan wisata alam di Desa Padusan Kecamatan Pacet? Perumusan konsep pengembangan kawasan wisata alam di Desa Padusan Kecamatan Pacet didasarkan pada nilai kemampuan daya dukung lingkungannya. Menilai daya dukung lingkungan kawasan wisata alam Desa Padusan Identifikasi faktor penentu pengembangan kawasan wisata alam Desa Padusan Kecamatan Pacet Perumusan konsep yang sesuai untuk pengembangan kawasan wisata alam di Desa Padusan Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Pemetaan karakteristik pengembangan kawasan wisata alam Desa Padusan Rumusan Masalah Sasaran Sumber : Penulis, 2011

TEORI UMUM PARIWISATA DEFINISI PARIWISATA Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu dengan berbagai macam kepentingan/tujuan DAERAH TUJUAN WISATA Daerah tujuan wisata (DTW) atau kawasan wisata idealnya adalah dilihat dari apakah suatu wilayah tersebut memiliki daya tarik wisata, ketersediaan infrastruktur yang memadai dan aksesibel. UNSUR PARIWISATA Unsur pariwisata yang mampu mempengaruhi pengembangan kawasan wisata : daya tarik di daerah tujuan wisata, infrastruktur, aksesibilitas, kelembagaan, citra kawasan, partisipasi masyarakat

TEORI KONSEP PENGEMBANGAN PARIWISATA Pengembangan kawasan pariwisata merupakan kegiatan kompleks yang secara pasti akan memberikan dampak terhadap lingkungan sekitarnya baik dampak sosial, ekonomi, politik, sosial, lingkungan hidup, serta kelembagaannya. Sehingga dalam pengembangannya dibutuhkan integrasi antar aspek tersebut guna mengatasi beberapa kepentingan yakni pencagaran dan pariwisata. KONSEP PENGEMBANGAN WISATA BERKELANJUTAN Pengembangan pariwisata berkelanjutan yang ada saat ini merupakan konsep dari bentuk penyeimbangan pemenuhan kebutuhan pariwisata terhadap kelestarian lingkungan fisik dan non fisik dimasa sekarang yang mempertimbangkan untuk masa akan datang KONSEP EKOWISATA Konsep ekowisata banyak/ sering diadopsi dan digunakan untuk pengembangan kawasan wisata yang berlokasi pada daerah rawan yang dapat mengancam keamanan dan kenyamanan pengunjung. Hal ini semata- mata bertujuan untuk melindungi dan menjaga kualitas lingkungan alam serta keutuhan budaya masyarakat KONSEP DAYA DUKUNG LINGKUNGAN Pada dasarnya untuk menerapkan konsep daya dukung lingkungan, komponen yang paling berperan dilihat dari karakteristik geografi kawasan dan kegiatan yang ada disekitar kawasan. SINTESA PUSTAKA

Indikator dan Variabel Penelitian dalam Identifikasi Faktor Penentu Pengembangan Kawasan Wisata Indikator Variabel Penelitian Alasan Pemilihan Variabel Aspek Fisik Daya tarik wisata 1. Persebaran jumlah daya tarik wisata Suatu kawasan dikatakan sebagai kawasan wisata apabila terdapat daya tarik wisata yang mampu menarik wisatawan untuk berkunjung. Di kawasan wisata studi terdapat daya tarik wisata dengan sumber daya alamnya berupa sumber air panas dan air terjun. Prasarana dan sarana lingkungan kawasan wisata 1. ketersediaan pelayanan listrik 2. ketersediaan pelayanan air bersih 3. ketersediaan pelayanan sarana telekomunikasi 4. ketersediaan fasilitas penunjang dan pendukung Merupakan komponen utama yang menunjang dan mendukung dalam pengembangan kawasan wisata alam di desa padusan.

Aspek Non Fisik Sosial masyarakat 10. kekhasan sosial budaya masyarakat Hal tersebut menyangkut dampak positif ataupun negative yang ditimbulkan kegiatan pariwisata di kawasan wisata alam di Desa Padusan. Wisatawan 11. karakteristik wisatawan Karakteristik wisatawan akan mempengaruhi kondisi sosial masyarakat disamping akan mempengaruhi arah pengembangan wisata. Perekonomian di kawasan wisata 12. variasi jenis mata pencaharian 13. Tingkat kesejahteraan masyarakat Jenis mata pencaharian masyarakat kawasan wisata di Desa Padusan mengalami substitusi terkait kegiatan wisata yang ada sehingga akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakatnya.

Indikator dan Variabel Penelitian dalam Penilaian Daya Dukung Lingkungan Indikator Variabel Penelitian Alasan Pemilihan Variabel Aspek Pembatas Kemampuan Lahan Penggunaan lahan 14. Jenis peruntukan guna lahan Suatu guna lahan di kawasan wisata akan mempengaruhi arah pengembangan suatu kawasan wisata dengan segala aktivitas yang akan diselenggarakan. Topografi 15. Ketinggian dan kemiringan lahan Kawasan studi yakni Desa Padusan Kecamatan Pacet terletak pada kaki gunung Welirang, sehingga semakin tinggi dan lereng yang dimiliki asumsinya adalah kawasan tersebut perlu dipertimbangkan dalam pengembangan kawasan wisata. karena nantinya dapat digunakan untuk menentukan kegiatan wisata. Jenis tanah 16. Karakteristik jenis tanah Karakteristik jenis tanah akan menentukan tingkat erosi di kawasan studi. Hidrologi 17. Potensi air tanah 18. Daerah resapan air Potensi air tanah di kawasan studi dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan penduduk. Sedangkan daerah resapan air sebagai daerah yang dilindungi

KONSEPTUALISASI TEORI KEPARIWISATAAN KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA Jenis dan Daya Tarik Wisata Warpani (2007), Pendit (2006),Gunn (1983 Pembangunan Berkelanjutan Ekowisata Daya Dukung Lingkungan Konteks Spasial Unsur Pokok Pariwisata: Daya tarik di daerah tujuan wisata Fasilitas yang tersedia di daerah tujuan wisata Aksesibilitas dan layanan transportasi Sumberdaya Alam Infrastruktur Moda transportasi Partisipasi masyarakat Sumber daya budaya Aksesibilitas Potensi pasar Kondisi lingkungan Prasarana dasar Pengelolaan Sarana wisata Daya tarik Konsep ekowisata Konsep pembangunan berkelanjutan Komponen Daya Dukung Lingkungan : Aspek ekologis Penggunaan lahan Kemiringan lahan Jenis tanah Kerapatan vegetasi Daerah Bencana Aspek Fisik Ketersediaan prasarana dan sarana Sistem transportasi Aspek Sosial Seni budaya Adat Nilai sejarah Pola hidup Penentuan Kategori Daya Dukung Lingkungan Faktor Penentu Pengembangan Kawasan Wisata Alam Konsep Pengembangan Kawasan Wisata Alam Desa Padusan Kecamatan Pacet Kebijakan terkait pengembangan kawasan wisata