GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG PENCABUTAN GIGI DI SMP NEGERI 2 LANGOWAN

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG PENCABUTAN GIGI DI DESA MOLOMPAR UTARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi yang paling sering

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS KARIES GIGI PADA SISWA SMP KRISTEN 67 MANADO

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

Perilaku Pemeliharaan dan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN MULUT SISWA SD KATOLIK ST. AGUSTINUS KAWANGKOAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk

GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MASYARAKAT DI DUSUN NGEBEL, KASIHAN BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 7 MANADO TENTANG KATARAK.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

GAMBARAN INDIKASI PENCABUTAN GIGI DALAM PERIODE GIGI BERCAMPUR PADA SISWA SMP NEGERI 1 LANGOWAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kuci: Mutu Pelayanan Tenaga Kesehatan, Kepuasan Pasien

KEMAMPUAN INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ) MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU HAMIL DI PUSKESMAS MANTRIJERON

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

ABSTRAK. Raden Ghita Sariwidyantry, 2009, Pembimbing : Donny Pangemanan, drg., SKM. dan Surya Tanurahardja, dr., MPH., DTM&H.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

Sri Hariati Dongge,S.Farm,Apt,MPH Dinas Kesehatan Kab. Konawe Sulawesi Tenggara

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN SIKAP PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI TIRUAN

PERSEPSI PASIEN PENGGUNA GIGI TIRUAN LEPASAN BERBASIS AKRILIK YANG MENGGUNAKAN JASA DOKTER GIGI DI KOTAMOBAGU

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

PERSEPSI MASYARAKAT KECAMATAN TOMPASO TERHADAP PEMAKAIAN GIGI TIRUAN

Catur Setiya Sulistiyana, Yogi Irawan Fakultas Kedokteran, Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon

GAMBARAN SKOR PLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADYAH GODEAN 1

ABSTRAK. Kata kunci: kecemasan dental, pencabutan gigi, mahasiswa program profesi pendidikan dokter gigi, rumah sakit gigi dan mulut maranatha.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

METODE PENELITIAN. n =

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

Kata kunci: Penyakit periodontal, Gingivitis, Kualitas Hidup, OHIP-14

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

Patria Asda, A., Perbedaan Persepsi Pasien...

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MENGENAI DIARE DI WILAYAH KERJA UPT KESMAS BLAHBATUH II, KABUPATEN GIANYAR BALI TAHUN 2015

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

BAB III PENYAJIAN DATA. A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU HAMIL TRISEMESTER III DI KECAMATAN DENPASAR BARAT TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik RSSN Bukittinggi pada tanggal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta. Semua responden penelitian berdomisili di

1,2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Denpasar

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

PROFIL INDIKASI PENCABUTAN GIGI DI RSGM UNSRAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan pelayanan kesehatan secara umum bisa dikaitkan baik. di beberapa daerah yang mengalami kendala dalam

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS SUKAWARNA TAHUN 2010

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

Fajarina Lathu INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin

PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA SOSIAL TERHADAP KEMANDIRIAN LANSIA DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI DI PELAYANAN SOSIAL LANSIA BINJAI

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

Pengaruh nilai intelligence quotient (IQ) terhadap status karies gigi siswa di SMA Binsus Manado

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, DAN PERILAKU MAKAN DENGAN STATUS GIZI SISWI SMAN 6 KOTA JAMBI TAHUN 2015

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

ABSTRAK. Efektivitas menyikat gigi, indeks plak, metode horizontal, metode roll

BAB I PENDAHULUAN. pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap

Al-Sihah : Public Health Science Journal. M. Fais Satrianegara 1, Abd. Majid HR. Lagu 2, Nur Iftitah 3 ABSTRAK

GAMBARAN PENYULUHAN TENTANG PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN METODE BERCERITA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SISWA SD

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KUNJUNGAN ULANG MASA NIFAS DI PUSKESMAS TEPUS 1 KABUPATEN GUNUNGKIDUL

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

Kata kunci: gigi tiruan, tingkat perilaku, lansia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

Gambaran status kebersihan gigi dan mulut pada pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Manado

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

Transkripsi:

Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 015 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN 1 Vita A. Lethulur Damajanti H. C. Pangemanan 3 Aurelia Supit 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi 3 Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: Vitaamelialethulur@yahoo.com Abstract: Dental health as an integral part of public health needs attention of the government and society. Efforts to provide dental care to the community in the field of curative usually a tooth extraction. Lack of knowledge about tooth extraction causes the general public, especially people in West Kombos village avoid prolonged pain even though the tooth can still be maintained. This study aimed to describe the level of public knowledge about tooth extraction based on education and jobs in West Kombos village. This was a cross sectional study. Data were taken by using stratified random sampling method in which the number of samples taken at 5 areas. The result showed that the level of knowledge based on public education 39.7% were in primary school education and the level of knowledge based on jobs 35.7% were housewives. Conclusion: Based on education and jobs, the level of knowledge about tooth extraction among West Kombos people were largely categorized bad. Keywords: knowledge, tooth extraction Abstrak: Kesehatan gigi sebagai bagian integral dari kesehatan umum perlu mendapat perhatian dari pemerintah maupun masyarakat. Upaya pemberian pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat dibidang kuratif umumnya berupa pencabutan gigi. Kurangnya pengetahuan tentang pencabutan gigi menyebabkan masyarakat umum khususnya masyarakat di kelurahan Kombos Barat melakukan pencabutan agar terhindar dari rasa sakit berkepanjangan meskipun gigi tersebut masih bisa dipertahankan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang pencabutan gigi berdasarkan pendidikan dan pekerjaan di kelurahan Kombos Barat. Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang. Data diambil menggunakan metode proportional stratified random sampling dimana jumlah sampel diambil pada 5 lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat berdasarkan pendidikan yaitu 39,7% pendidikan sekolah dasar dan tingkat pengetahuan berdasarkan pekerjaan yaitu 35,7% ibu rumah tangga. Simpulan: Tingkat pengetahuan masyarakat kelurahan Kombos Barat tentang pencabutan gigi berdasarkan pendidikan dan pekerjaan sebagian besar dikategorikan buruk. Kata kunci: pengetahuan, pencabutan gigi Berbicara masalah kesehatan secara umum, tidak terlepas dari masalah kesehatan gigi dan mulut khususnya. Kesehatan gigi sebagai bagian integral dari kesehatan umum perlu mendapat perhatian dari pemerintah maupun masyarakat. 1 Upaya pemberian pelayanan kesehatan gigi pada 1

Lethulur, Pangemanan, Supit: Gambaran tingkat pengetahuan... masyarakat umumnya berupa pencabutan gigi. Berdasarkan Riset Kesehatan Nasional (RISKESDAS) 007 jenis perawatan yang diterima penduduk yang mengalami masalah gigi dan mulut yaitu 7,6% dan pencabutan pencabutan gigi 3,5% yang bertambah seiring bertambahnya usia. 3 Pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge. Dalam encyclopedia of philosophy dijelaskan bahwa pengetahuan adalah kepercayaan yang benar. 4 Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. 5 Pengetahuan merupakan upaya mencari tahu dari yang tidak tahu menjadi tahu. Kurangnya pengetahuan tentang pencabutan gigi menyebabkan masyarakat umum khususnya masyarakat di kelurahan Kombos Barat berpendapat bahwa jika gigi mereka sakit, hal yang mudah dan terbaik ialah mencabut gigi agar terhindar dari rasa sakit. Persepsi masyarakat ini disebabkan oleh kurangnya perhatian dari institusi kesehatan khususnya perawat dan dokter gigi, untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat setempat. Kelurahan Kombos Barat berada di kecamatan Singkil kota Manado memiliki jumlah penduduk 5.595 jiwa. Masyarakat di kelurahan Kombos Barat memiliki pendidikan yang berbeda-beda dan sebagian besar masyarakat hanyalah lulusan sekolah dasar dengan pekerjaan mayoritas ialah buruh lepasan. Berdasarkan faktor-faktor di atas melatarbelakangi peneliti untuk mengadakan penelitian dengan pengambilan sampel dengan umur 6-55 tahun. Mengingat pentingnya sebagai upaya peningkatan kesehatan, serta belum ada yang melakukan penelitian di kelurahan Kombos Barat tentang pencabutan gigi maka peneliti menganggap penting untuk melakukan penelitian ini. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional study (potong lintang). Penelitian ini dilakukan di kelurahan Kombos Barat pada bulan September 014. Populasi yang diteliti yaitu masyarakat kelurahan Kombos Barat yang berusia 6-55 tahun sebanyak.64 orang. Kriteria inklusi masyarakat yang pernah mendapat perawatan pencabutan gigi, berdomisili di kelurahan Kombos Barat, bersedia dengan sukarela dijadikan subjek penelitian. Masyarakat yang mengalami cacat mental dan tidak dapat berkomunikasi dengan baik dimasukkan dalam kriteria ekslusi. Besar sampel diperoleh menggunakan rumus slovin. Pengambilan sampel dilakukan secara propotional stratified random sampling yang diambil pada 5 lingkungan. Variabel penelitian ini yaitu pengetahuan pencabutan gigi, pendidikan dan pekerjaan. Pengetahuan pencabutan gigi merupakan seberapa besar informasi yang diketahui masyarakat tentang pencabutan gigi yang berkaitan dengan apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan serta dampak dari pencabutan gigi itu sendiri. Pengetahuan pencabutan gigi diukur dengan kuisioner menggunakan 10 pertanyaan dalam skala Gutman dengan skor Pengetahuan baik skor -10 dan pengetahuan buruk skor 1-7. Pendidikan ialah proses pembelajaran yang dilalui oleh manusia dengan cara bertahap melalui jalur formal, yaitu SD, SMP, SMA, D1, D3, S1, S dan S3. Pekerjaan ialah kegiatan yang dilakukan manusia untuk mencari uang dalam bentuk profesi seperti TNI, POLRI, PNS, Pegawai Swasta, Wiraswasta dan Buruh untuk memenuhi kebutuhan seharihari. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner. Prosedur penelitian yaitu setelah mendapat izin dari kelurahan, masyarakat setempat yang dikategorikan orang dewasa dibagikan kuesioner untuk diisi dan dikembalikan kepada peneliti. Cara pengambilan data yaitu Pengambilan data masyarakat setempat diambil dari kantor kelurahan. Peneliti mulai membagikan kuesioner pada warga setempat dengan kuisioner yang sudah diisi data pasien terlebih dahulu,

Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 015 seperti Nama, Tempat Tanggal lahir, Umur, Pendidikan terakhir dan Pekerjaannya. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis berdasarkan distribusi frekuensi dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. HASIL PENELITIAN Kelurahan Kombos Barat terletak di provinsi Sulawesi Utara kecamatan Singkil kota Manado. Kelurahan Kombos Barat memiliki 5.595 jiwa dengan latar belakang pendidikan lebih banyak sekolah dasar dan pekerjaan mayoritas ialah buruh. Kelurahan Kombos Barat memiliki lima lingkungan dengan fasilitas satu kantor kelurahan, satu Puskesmas, dua sekolah dan lima panti asuhan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelurahan Kombos Barat, subjek yang diteliti pada penelitian ini berjumlah 34 jiwa. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa perempuan berjumlah 15 orang (53,16%) dan laki-laki berjumlah 163 orang (46,4%) (Tabel 1). Tabel 1. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin n % Laki-laki 163 46,4 Perempuan 15 53,16 Pada karakteristik responden berdasarkan usia, menunjukkan bahwa paling banyak responden dengan usia dewasa awal (6-35 tahun) sebanyak 15 orang (43,7%) dan yang paling sedikit responden dengan usia dewasa akhir (36-45 tahun) sebanyak 79 orang (,7%) (Tabel ). Tabel. Distribusi subjek penelitian berdasarkan usia Usia(tahun) n % 6 35 15 43,7 36 45 79,7 46 55 117 33,6 Pada karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan SD 141 orang (40,5%), SMA/SMK 115 orang (33,05%), SMP 65 orang (1,7%), S1 15 orang (4,31 %), tidak sekolah 6 orang (1,7%), S 3 orang (0,6%), D1 orang (0,57%), dan S3 1 orang (0,9%) (Tabel 3). Tabel 3. Distribusi subjek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat n % Pendidikan Tidak 6 1,7 Sekolah SD 141 40,5 SMP 65 1,6 SMA/SMK 115 33,05 D1 0,57 S1 15 4,31 S 3 0,6 S3 1 0,9 Pada karakteristik responden berdasarkan tingkat pekerjaan menunjukkan bahwa wiraswasta 5 orang (7,1%), swasta 49 orang (14,0%), IRT 15 orang (35,9%), satpol pp orang (0,575%), tukang jahit orang (0,575%), petani 5 orang (1,44%), buruh 56 orang (16,09%), pembantu orang (0,575%), sopir 13 orang (3,74%), ojek 10 orang(,7%), nelayan 3 orang (0,6%), tekniker mesin orang (0,575%), pensiunan 5 orang (1,44%), pengacara 1 orang (0,9%), dan yang tidak bekerja 39 orang (11,1%) Tabel 4). Gambaran Tingkat Pengetahuan tentang Pencabutan Gigi berdasarkan Kuesioner 3

Lethulur, Pangemanan, Supit: Gambaran tingkat pengetahuan... Pada Tabel 5 dapat dilihat pengetahuan masyarakat di kelurahan Kombos Barat dengan frekuensi pengetahuan buruk berjumlah 34 orang (9,%) dan frekuensi pengetahuan baik berjumlah 6 orang (1,7%). Tabel 4. Distribusi subjek penelitian berdasarkan pekerjaan Pekerjaan n % Wiraswasta 5 7,1 Swasta 49 14,0 IRT 15 35,9 Satpol PP 0,575 Tukang jahit 0,575 Petani 5 1,44 Buruh 56 16,09 Pembantu 0,575 Guru 7,01 Dosen 0,575 Sopir 13 3,74 Ojek 10,7 Nelayan 3 0,6 Tekniker 0,575 Mesin Pensiunan 5 1,44 Pengacara 1 0,9 Tidak Kerja 39 11,1 Tabel 5. Distribusi frekuensi tingkat berdasarkan kuesioner Kategori n % Baik 6 1,7 Buruk 34 9, Gambaran Tingkat Pengetahuan tentang Pencabutan Gigi berdasarkan Pendidikan Pada tabel 6 ditemukan tingkat berdasarkan pendidikan lebih banyak yaitu tingkat pengetahuan buruk SD 13 orang (39,7%), SMA/SMK 113 orang (3,4%), SMP 65 orang (1,7%), S1 14 orang (4 %), tidak sekolah 6 orang (1,7%), S 3 orang (0,9%), D1 orang (0,6%), dan S3 1 orang (0,3%). 4 Tabel 6. Distribusi frekuensi tingkat berdasarkan pendidikan Tingkat Pengetahuan Total Pendidika Baik Buruk n n % n % n % Tidak 0 0 6 1,7 6 1,7 Sekolah SD 3 0, 6 13 39,6 6 14 1 40,5 SMP 0 0 65 1,6 65 1,6 SMA/SM K 0,5 7 11 3 3,4 7 11 5 33,0 5 D1 0 0 0,57 0,57 S1 1 0, 14 4,0 15 4,31 9 S 0 0 3 0,6 3 0,6 S3 0 0 1 0,9 1 0,9 Total 6 1,7 34 9, 34 100 Tabel 7. Distribusi frekuensi tingkat berdasarkan pekerjaan Pekerjaan Tingkat Pengetahuan Total Baik Buruk n % n % n % Wiraswasta 3 0,6 6,3 5 7,1 Swasta 0 0 49 14,0 49 14,0 IRT 0,575 13 35,345 15 35,9 Satpol PP 0 0 0,575 0,575 Tukang 0 0 0,575 0,575 jahit Petani 0 0 5 1,44 5 1,44 Buruh 0 0 56 16,09 56 16,09 Pembantu 0 0 0,57 0,575 Guru 0 0 7,01 7,01 Dosen 0 0 0,57 0,575 Sopir 0 0 13 3,74 13 3,74 Ojek 0 0 10,7 10,7 Nelayan 0 0 3 0,6 3 0,6 Tekniker 0 0 0,57 0,575 Mesin Pensiunan 0 0 5 1,44 5 1,44 Pengacara 0 0 1 0,9 1 0,9 Tidak Kerja 1 0,9 3 10,9 39 11,1 Total 6 1,7 34 9, 34 100 Gambaran Tingkat Pengetahuan tentang Pencabutan Gigi berdasarkan Pekerjaan Pada penelitian ditemukan tingkat berdasarkan pekerjaan pada masyarakat kelurahan Kombos Barat yaitu pengetahuan buruk paling banyak ditemukan pada ibu

Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 015 rumah tangga dengan jumlah responden 13 orang (35,3%) dan yang paling sedikit pada pengacara yaitu 1 orang (0,3%). BAHASAN Pada penelitian yang dilakukan di masyarakat kelurahan Kombos Barat dengan jumlah sampel 34 jiwa, ditemukan subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak yaitu perempuan dengan jumlah responden 15 orang (53,16%) dibanding laki-laki dengan frekuensi usia dewasa awal 6-35 tahun dengan tingkat pendidikan yang paling banyak sekolah dasar dengan jumlah responden 141 orang (40,5%) dan pekerjaan yang paling banyak ialah ibu rumah tangga dengan responden 15 orang (35,7%). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan cara membagikan kuesioner pada masyarakat kelurahan Kombos Barat dengan jumlah 10 pertanyaan, diperoleh hasil bahwa pengetahuan masyarakat kelurahan Kombos Barat tentang pencabutan gigi dikategorikan pengetahuan buruk. Penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Bayu di desa Molompar Utara kabupaten Minahasa Tenggara, karena pada hasil penelitiannya masyarakat yang berada di desa Molompar pengetahuannya dikategorikan baik. 6 Hal ini disebabkan karena di desa Molompar terdapat puskesmas yang aktif sehingga pada saat mengalami masalah gigi dan mulut mereka akan memilih untuk berobat ke puskesmas sebaliknya di kelurahan Kombos Barat pelayanan puskesmas tidak berjalan dengan baik sehingga masyarakat malas untuk berobat. hal lain yang memengaruhi juga ialah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Tingkat pengetahuan tentang pencabutan gigi berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada hasil penelitian ditemukan paling banyak responden dengan pendidikan terakhir SD berjumlah 13 orang (39,7%) memiliki tingkat pengetahuan yang buruk dan yang paling 5 sedikit pendidikan S3 berjumlah 1 orang (0,3%). Pengetahuan dapat diperoleh melalui proses pendidikan yang berfokus pada proses mengajar dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku dari tidak tahu menjadi tahu. Interaksi individu dengan lingkungannya, baik di dalam lingkungan maupun di luar lingkungan memungkinkan seseorang lebih banyak menerima informasi. Pada saat penelitian dilakukan masyarakat kurang mengerti dan tidak mau mencari tahu informasi tentang pencabutan gigi serta bagaimana cara menjaga kesehatan gigi dan mulut. Peneliti juga menemukan jenjang pendidikan pada masyarakat kelurahan Kombos Barat tidak menjamin seberapa besar tingkat pengetahuan pada masyarakat di kelurahan tersebut. Menurut Notoatmodjo, pendidikan yang tinggi apabila tidak didukung dengan informasi melalui media massa akan memengaruhi pengetahuan seseorang, sebaliknya apabila pendidikan rendah namun seseorang bisa mencari informasi lebih luas melalui media massa maupun pendidikan non formal maka pengetahuannya akan lebih jauh daripada seseorang yang pendidikannya tinggi. 6 Tingkat pengetahuan tentang pencabutan gigi berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada hasil penelitian ditemukan pekerjaan yang paling banyak memiliki pengetahuan buruk adalah ibu rumah tangga dengan jumlah 13 orang (35,3%). Pekerjaan merupakan faktor yang memengaruhi pengetahuan. Ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak pengetahuan dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang lain. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta akan dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik, 7 namun pada data beberapa pekerjaan di atas dan penelitian yang dilakukan di lapangan ternyata pengetahuan mengenai pencabutan gigi pada masyarakat masih sangat kurang. Masyarakat yang

Lethulur, Pangemanan, Supit: Gambaran tingkat pengetahuan... mempunyai pekerjaan yang lebih banyak berinteraksi dengan orang lain malah pengetahuannya rendah akan pencabutan gigi, hal ini disebabkan karena tingkat ekonomi yang rendah dimana mereka hanya memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan uang untuk biaya hidup sehari-hari dan juga kurangnya fasilitas dari dinas kesehatan untuk mensosialisasikan bagaimana cara menjaga dan merawat kesehatan gigi dan mulut serta indikasi dan kontra indikasi dalam pencabutan gigi dan mulut. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: tingkat pengetahuan masyarakat kelurahan Kombos Barat tentang pencabutan gigi berdasarkan pendidikan dan pekerjaan sebagian besar dikategorikan buruk. Saran bagi pemerintah diharapkan untuk pemerintah khususnya dinas kesehatan agar lebih banyak melakukan penyuluhan untuk menambah wawasan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut, bagi institusi pendidikan dapat menjadi dasar untuk mengembangkan studi selanjutnya dan dalam prakteknya dokter gigi dapat memberikan edukasi pada masyarakat untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, dan bagi masyarakat diharapkan agar lebih banyak mencari informasi tentang masalah-masalah apa yang bisa terjadi pada kesehatan gigi dan mulut serta bagaimana cara untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. DAFTAR PUSTAKA 1. Radifah S. Hubungan sikap dan pengetahuan masyarakat tentang pencabutan gigi di kabupaten Bone [Skripsi]. Makassar: FKG Unhas, 004.. Arwana S. Tindakan ekstraksi gigi pada pasien dengan penyulit penyakit sistemik. PABMI Indonesian journal of oral and maxillofacial surgeons. 007;10(1):1-9. 3. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan departemen kesehatan RI. Riset kesehatan dasar 007. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 00. 4. Amsal B. Filsafat Ilmu (Edisi revisi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 004. 5. Sunaryo. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta. EGC. 004. p.5. 6. Bayu W. Gambaran tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pencabutan gigi desa Molompar Utara kabupaten Minahasa Tenggara [Skripsi]. Manado: FKG Unsrat, 013. 7. Azwar S. Sikap manusia. Yogjakarta: Pustaka Belajar. 005. p35. 6