PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DASAR PENGELASAN UNTUK SISWA JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK PIRI SLEMAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TEKNIK DASAR PENGELASAN UNTUK SISWA JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK PIRI SLEMAN

PENGEMBANGAN MEDIA FLASH PADA MATA PELAJARAN LAS BUSUR MANUAL DI SMK N 1 PUNDONG BANTUL

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN ADOBE FLASH PADA MATA PELAJARAN LAS SMAW DI SMK NEGERI 1 SEYEGAN

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 2 WONOSARI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 BANSARI TEMANGGUNG

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK DI SMK N 1 PLERET

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ADMINISTRASI SERVER DI SMK NEGERI 2 DEPOK

MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TEKNIK LISTRIK BERBASIS ADOBE FLASH CS6 PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO KELAS X SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH PROFESSIONAL CS6

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF KOMPETENSI ETIMOLOGI MULTIMEDIA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL UNTUK PEMBELAJARAN GAMBAR MANUFAKTUR SMK KELAS XI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK PEMESINAN FRAIS BERBASIS ADOBE FLASH CS6

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS3 PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KEADAAN ALAM DI INDONESIA KELAS VII

Pengembangan Permainan... (Nur Fitriana) 1

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS4 UNTUK SISWA KELAS X BUSANA SMK NEGERI 3 KLATEN

Oleh I Nyoman Udayana Jurusan Pendidikan Teknik Informatika ABSTRAK. Kata-kata kunci: media pembelajaran, model tutorial, animasi 3 dimensi ABSTRACT

Oleh: Eka Setia Budi Santosa; Pembimbing: Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. Pendidikan Teknik Elektronika, FT UNY

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH MATA PELAJARAN PDTO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGAMBAR PROPORSI TUBUH WANITA MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH

BAB III METODE PENELITIAN

MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF SUBNETTING BERBASIS ADOBE FLASH CS6 UNTUK SISWA X TKJ SMK MUHAMMDIYAH 2 YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut. Produk

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRAINER

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK SULAMAN BEBAS PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA UNTUK SISWA KELAS IX SMPN 1 SEWON

PENGEMBANGAN MEDIA BERBASIS ADOBE FLASH CC

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS ADOBE FLASH CS 6 PADA KOMPETENSI JURNAL PENYESUAIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL 3D (SKETCH UP ) GAMBAR KONSTRUKSI ATAP DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

Oleh: Ajwar Anas Eko Prasetyo*) dan Edy Purnomo, M.Pd.**)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PERANGKAT KERAS KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ADOBE FLASH

PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR BERBASIS KOMPUTER PADA MATERI JENIS-JENIS KELEMBAGAAN SOSIAL MATA PELAJARAN IPS KELAS VII JURNAL

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISTEM KONVERSI BILANGAN DAN GERBANG LOGIKA PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR KELAS X

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU DIGITAL INTERAKTIF BERBASIS ADOBE FLASH CS3 PADA MATA PELAJARAN PERAKITAN KOMPUTER DI SMK MUHAMMADIYAH 2 MOYUDAN

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR STABILITY FLIGHT AND DYNAMICS SISWA SMK

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011:297)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH PADA MATERI ELECTRONIC SPARK ADVANCER

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI DI SMK

AN INTERACTIF LEARNING MEDIA DEVELOPMENT THROUGH ADOBE FLASH IN ENGINEERING SKETCH SUBJECT AT SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR MEMPERBAIKI SISTEM STARTER TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat untuk penelitian ini adalah metode penelitian dan

Oleh: Fitra Mega Kurniawan, Progam Pendidikan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LIPATAN SERBET BERBASIS ADOBE FLASH PADA SISWA KELAS JASA BOGA SMK N 3 KLATEN

PENERAPAN TEAM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN AUTOCAD DI SMKN 1 MAGELANG

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN DIFFERENTIAL

PENGEMBANGAN MEDIA CD INTERAKTIF PEMBELAJARAN OTOMOTIF MATERI SISTEM REM PADA SISWA KELAS XI SMK PLUS NURURROHMAH KUWARASAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DEKORASI BIRTHDAY CAKE DENGAN BUTTERCREAM MENGGUNAKAN BLOG INTERNET

PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI FLASH PADA MATA DIKLAT MEMBACA GAMBAR DI SMK N 2 KLATEN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MULTIMEDIA LECTORA INSPIRE PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGENDALI KELAS XI DI SMK NEGERI 5 PADANG

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

Teguh Pratikno 1, Ewo Termedi 2, Wahid Munawar 3

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN CHASIS DI SMK NEGERI 3 SINGARAJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN PLATFORM GAME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM OPERASI DI SMK MA ARIF WONOSARI UNTUK PLATFORM ANDROID

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK ANIMASI BERBASIS MOBILE LEARNING (M-LEARNING) PADA MATERI GERAK LURUS DI SMP

Isni Widayanti Pendidikan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DAN ELEMEN MESIN KELAS X TEKNIK PEMESINAN SMK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN MESIN JAHIT BERBASIS MACROMEDIA FLASH UNTUK SISWA KELAS X BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 DEPOK

PERANCANGAN GAME BENAR ATAU SALAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KOMPUTER BERBASIS ANDROID (Studi Kasus : SMK Miftahul Huda Rawalo)

Automotive Science and Education Journal

Abstract. Keywords : Interactive Media, LAN, TKJ.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISTEM PENGAPIAN DENGAN MACROMEDIA FLASH 8 DI SMK BINA TARUNA MASARAN SRAGEN TESIS

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF KOMPETENSI DASAR LISTRIK UNTUK SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN MEKATRONIKA DI SMK N 3 WONOSARI

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

PENGARUH MULTIMEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS III SDN GARUNG WONOSOBO ARTIKEL JURNAL

Pengembangan Multimedia Interaktif pada Materi Sistem Saraf untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMA Kelas XI

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN PEMBUATAN SAKU DALAM MATA PELAJARAN DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT DI SMK NEGERI 1 SEWON

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP PRINSIP KERJA PNEUMATIK BERBANTUAN PERANGKAT LUNAK MULTIMEDIA INTERAKTIF

GRUP FACEBOOK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X DI SMK KRISTEN PEDAN

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN IPS NEGARA-NEGARA ASIA TENGGARA ARTIKEL JURNAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Agus Haryawan Teknik Elektro Politeknik Pratama Mulia Surakarta Jl. Haryo Panular No 18A, Solo, 57149,

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN ILMU BAHAN TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS BUKU DIGITAL ELEKTRONIC PUBLICATION (EPUB) MENGGUNAKAN SOFTWARE SIGIL PADA MATA KULIAH PEMROGRAMAN DASAR

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

PENGEMBANGAN PERAGA TRAINER ELEKTROMAGNETIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KONSEP KELISTRIKAN DASAR

PENERAPAN MEDIA E-BOOK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DI KELAS X JURUSAN TKJ SMK NEGERI 4 PONTIANAK

ANALISIS DAN PERANCANGAN LEMBAR KERJA SISWA ELEKTRONIK PADA MATERI BASIS DATA DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

Transkripsi:

84 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XVII, Nomor 1, Tahun 2016 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DASAR PENGELASAN UNTUK SISWA JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK PIRI SLEMAN DEVELOPMENT OF LEARNING MULTIMEDIA WELDING FOR STUDENTS SMK PIRI SLEMAN Oleh: Ardian Prima Yudha dan Sudiyanto Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY yardhyan@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan multimedia pembelajaran Teknik Dasar Pengelasan, (2) mengetahui kelayakan multimedia pembelajaran Teknik Dasar pengelasan, (3) mengetahui pengaruh multimedia pembelajaran Teknik Dasar Pengelasan terhadap hasil belajar siswa Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Piri Sleman. Metode pengembangan media mengacu pada metode yang dikembangkan Luther pada tahun 1994. Hasil penelitian pengembangan media pembelajaran Teknik Dasar Pengelasan melalui beberapa tahap, yaitu (1) Concept, (2) Design, (3) Material Collecting, (4) Assembly, (5) Testing, (6) Distribution. Berdasarkan penilaian dari ahli media, ahli materi, guru, uji coba skala kecil dan uji coba skala besar media pembelajaran dikatakan layak digunakan. Nilai rata-rata pre-test dan post-test kelas kontrol adalah 62,86 dan 74,03, dengan presentase ketuntasan 75,86, sedangkan nilai rata-rata pre test dan post test kelas eksperimen adalah 62,57 dan 77,39 dengan presentase ketuntasan 89,28%. Berdasarkan hasil tersebut media pembelajaran Teknik Dasar Pengelasan mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa di kelas. Kata kunci: pengembangan multimedia, teknik dasar pengelasan. Abstract This study aims to: (1) develop learning multimedia Basic Techniques Welding, (2) determine the feasibility of multimedia learning Basic Techniques Welding, (3) the effect of multimedia learning Basic Welding Technique on student learning outcomes Light Vehicle Engineering Department of SMK Piri Sleman. Methods of media development refers to a method developed by Luther in 1994. The results of the research development of instructional media Basic Welding Technique through several stages, namely (1) Concept (2) Design, (3) Material Collecting, (4) Assembly, (5) testing, (6) Distribution. Based on the assessment of media experts, subject matter experts, teachers, small scale trials and large-scale testing of instructional media is said to be worth using. The average value of the pre-test and post-test control group was 62.86 and 74.03, with the percentage of completeness 75.86, while the average value of pre test and post test experimental group was 62.57 and 77.39 with completeness percentage of 89.28%. Based on these results instructional media Basic Welding Technique has a better influence on student learning outcomes in the classroom. Keywords: multimedia development, basic welding technique PENDAHULUAN Di era globalisasi ini, persaingan dalam aspek-aspek kehidupan akan terasa semakin ketat. Salah satu aspek kehidupan yang tidak akan lepas dari persaingan dalam era globalisasi ini adalah sektor dunia kerja. Maka dari itu dibutuhkan

Pengembangan Multimedia Interaktif... (Ardian Prima Yudha) 85 kemampuan sumber daya manusia yang menampilkan animasi, gambar, audio, dan visual berkualitas agar mampu bersaing dengan negara lain dan tidak tergilas oleh era globalisasi. Dalam usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tidak akan pernah lepas yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Salah satu media yang dapat menjadi solusi yaitu dengan multimedia pembelajaran. Seorang guru dapat mempelajari berbagai dari peran pendidikan dalam menghasilkan software untuk membuat multimedia lulusan.dengan memperbaiki proses belajar pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mengajar atau pembelajaran maka akan dapat siswanya. Salah satu software yang dapat meningkatkan kualitas lulusan. Salah satu cara membuat berbagai media seperti animasi, untuk memperbaiki proses belajar mengajar gambar, suara dan sebagainya adalah Adobe adalah dengan penggunaan media pembelajaran Flash. Adobe Flash merupakan software yang sesuai dengan kebutuhan. Seiring dengan perkembangan teknologi dalam pembelajaran, (perangkat lunak) yang tidak hanya mampu menciptakan animasi yang menarik, tapi juga penggunaan media pada kegiatan belajar lebih interaktif, sehingga wajar saja apabila mengajar pun semakin bervariasi. Salah satu Adobe Flash dapat menjadi salah satu solusi yang media pembelajaran yang paling sering layak diperhitungkan. digunakan oleh seorang guru adalah media elektronik seperti laptop dan proyektor. Akan Selain itu pemilihan media yang tepat juga sangat memberikan peranan dalam pembelajaran. tetapi belum banyak guru yang dapat Dahulu anggapan bahwa fasilitator/pengajar mengembangkan media pembelajaran yang adalah orang yang paling tahu, sehingga menjadi interaktif dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Menurut penelitian De porter dalam Priyanto Hidayatullah dkk (2011 : 3), manusia dapat menyerap suatu materi sebanyak 70% dari apa yang dikerjakan, 50% dari apa yang didengar dan dilihat (audio visual), sedangkan dari yang dilihatnya hanya 30%, dari yang didengarnya hanya 20%, dan dari yang dibaca hanya sumber utama dan mutlak dalam proses belajar. Akan tetapi, saat ini pengajar bukanlah satusatunya sumber belajar. Itu semua dapat terjadi akibat perkembangan media informasi disekitar kita. Siswa dapat lebih dahulu mengakses informasi dari media massa seperti surat kabar, televisi, bahkan internet. Akan tetapi, dalam proses pembelajaran tetap diperlukan sentuhan 10%. Berdasarkan penelitian tersebut, maka manusiawi. Teknologi tidak dapat menggantikan experiental learning harus tetap diutamakan peran manusia. Bagaimanapun teknologi dalam kegiatan belajar mengajar. Namun, ada berkembang, pengajar tetap berperan kalanya dimana kegiatan belajar mengajar menyampaikan pesan yang harus digugu dan dihadapkan pada suatu materi yang membutuhkan ditiru. waktu terlalu lama atau media/alat bantu Media memang tidak dapat menggantikan pengajaran yang kurang praktis. Pada situasi inilah diperlukan media pembelajaran yang dapat pengajar, namun sikap tidak peduli terhadap perkembangan, bukanlah sikap yang tepat karena

86 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XVII, Nomor 1, Tahun 2016 keduanya saling menunjang dan melengkapi. Lingkungan terus berkembang terhadap kualitas pengajar yang semakin meningkat, persaingan kompetensi pengajar semakin ketat. Selama ini media pembelajaran yang dipakai alat peraga dalam memahami unsur-unsur dan pengukuran tabung, kerucut dan bola adalah karton. Akan tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, media pembelajaran tersebut sudah tidak terlalu diminati oleh siswa. Apalagi untuk mata pelajaran produktif dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sebagian besar merupakan penerapan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu diperlukan media pembelajaran berbasis multimedia yang mampu menjangkau seluruh komponen dalam pelajaran di SMK. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan yang dibangun atau didirikan untuk menghasilkan lulusan agar siap bekerja sesuai dengan keterampilannya. Tujuan tersebut menjadi pondasi untuk seluruh SMK di Indonesia, salah satunya SMK Piri Sleman. SMK Piri Sleman adalah salah satu sekolah kejuruan yang ada di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Tepatnya terletak di Jalan Kaliurang KM 7,8 Yogyakarta. SMK Piri Sleman memiliki 3 kompetensi keahlian antara lain : Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, Teknik Permesinan. Dari ke-3 kompetensi keahlian tersebut Teknik Kendaraan Ringan adalah keahlian yang memiliki jumlah siswa paling banyak. Dengan jumlah siswa yang paling banyak kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan dituntut mampu mencetak tamatan menjadi tenaga kerja yang tingkat menengah yang yang siap kerja, siap mandiri, dan siap mengembangkan diri secara berkelanjutan dan unggul dalam bidang kehliannya. Untuk mencapai tujuan tersebut bukanlah hal yang mudah. Perlu kerja keras, semangat dan kerja sama dari semua pihak yang ada di sekolah. Sebagai salah satu indikator keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas adalah dengan melihat ketercapaian nilai batas minimal keberhasilan belajar siswa. Di SMK Piri Sleman, siswa dapat dikatakan tuntas belajar apabila telah mencapai skor minimal dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Sedangkan suatu kelas disebut telah tuntas belajar apabila kelas tersebut terdapat minimal 80% siswa yang telah mencapai nilai KKM. Pembentukan logam dasar merupakan salah satu mata pelajaran yang harus ditempuh peserta didik jurusan Teknik Kendaraan Ringan. Pada mata pelajaran pembentukan dasar terdapat dua kompetensi yang harus dicapai peserta didik yaitu melakukan pengelasan menggunakan las busur elektroda terbungkus, dan melakukan pengelasan dengan las oksi asetilen. Dari dua kompetensi tersebut siswa harus mampu mendapatkan hasil belajar minimal sama dengan nilai KKM agar dikatakan tuntas belajar. Berdasarkan nilai ulangan harian untuk kompetensi mengelas dengan las busur elektroda terbungkus masih terdapat 52% siswa (15 dari 29 siswa) di kelas X TKR A dan 47% siswa (14 dari 30 siswa) di kelas X TKR B yang ulangan hariannya belum tuntas. Sedangkan pada kompetensi melakukan pengelasan dengan las oksi-asetilen masih terdapat 58% (17 dari 29) siswa di kelas X TKR A dan 60% (18 dari 30) siswa di kelas X TKR B yang nilai ulangan

Pengembangan Multimedia Interaktif... (Ardian Prima Yudha) 87 hariannya masih belum tuntas. Data di atas menunjukan terdapat permasalahan dalam proses belajar mengajar. belajar peserta didik dirumah. Karena beberapa peserta didik ada yang mempunyai perangkat komputer/laptop di rumah, sedangkan untuk Berdasarkan hasil wawancara, peserta peserta didik yang tidak mempunyai didik mengalami kesulitan dalam memahami komputer/laptop dapat memanfaatkan lab. materi-materi dalam teori pengelasan dasar. Beberapa materi yang biasanya sulit dipahami siswa adalah tentang prinsip las busur elektroda komputer apabila sedang tidak digunakan. Akan tetapi powerpoint yang diberikan guru materinya kurang lengkap dan kurang menarik karena tidak terbungkus, prinsip las oksi asetilen, terdapat video terkait materi dan animasi. Selain perlengkapan las busur listrik, dan perlengkapan las oksi asetilen. Terlebih lagi terkadang guru menjelaskan materi terlalu cepat dan peserta didik kurang berani untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Saat kegiatan belajar mengajar di kelas pada teori teknik pengelasan diketahui peran guru sangat mendominasi di dalam kelas. Guru itu peserta didik dapat membaca sumber belajar yang terdapat di perpustakaan, akan tetapi banyak siswa yang tidak mau melakukannya. Penggunaan multimedia sebagai sumber belajar memang sangat membantu peserta didik dalam memahami setiap materi. Karena pada multimedia pembelajaran tidak hanya menyajikan teks dan gambar, tetapi juga dapat menampilkan menjelaskan materi di depan dengan video dan animasi. Akan tetapi masih banyak menampilkan powerpoint menggunakan guru yang belum mampu memaksimalkan proyektor. Akan tetapi powerpoint yang teknologi yang ada untuk membuat multimedia ditampilkan oleh guru tidak dilengkapi dengan pembelajaran yang menarik. Karena keterbatasan animasi dan video. Sehingga terkesan media tersebut guru lebih sering menggunakan pembelajaran tersebut kurang menarik bagi powerpoint yang masih sederhana tanpa adanya peserta didik. Hal tersebut mengakibatkan animasi atau video dan menggunakan metode berbagai respon negatif dari peserta didik, seperti mengobrol masalah lain dengan teman sebangku, ceramah dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan teknologi yang semakin maju bermain gadget, mengantuk, bahkan sampai memungkinkan untuk membuat multimedia tertidur. Hal tersebut diperkirakan yang menjadi penyebab kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dan berakibat pada tidak tercapainya nilai KKM siswa. Untuk mengatasi pemahaman siswa yang pembelajaran dengan menggabungkan unsur teks, gambar, animasi, suara dan video dalam satu program. Untuk mengembangkan multimedia pembelajaran yang menarik memerlukan software yang pendukung yang dapat membuat animasi kurang, guru biasanya memerintahkan siswa sesuai dengan keinginan, membuat tombol untuk mencatat materi yang disampaikan atau interaktif dan lain-lain. Salah satu software yang memberikan bentuk soft file dari presentasi yang disampaikan saat pembelajaran untuk sumber memungkinkan untuk membuat multimedia

88 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XVII, Nomor 1, Tahun 2016 pembelajaran yang menarik dengan membuat animasi secara langsung adalah Adobe Flash. Dengan menggunakan software Adobe Flash kita dapat membuat media pembelajaran yang lebih menarik. Karena dapat memuat unsurunsur seperti teks, gambar, animasi, video. Dengan memasukkan semua unsur tersebut dalam sebuah media pembelajaran maka peserta didik akan lebih tertarik untuk belajar dan memudahkan pemahaman materi. Multimedia pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan minat siswa untuk belajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan jumlah peserta didik yang mencapai nilai KKM. Dari hasil observasi di SMK Piri Sleman, peneliti menyimpulkan perlu adanya pengembangan media pembelajaran yang telah ada menjadi multimedia pembelajaran interaktif pada teori pengelasan dasar. Dengan media pembelajaran interaktif ini diharapkan akan membantu siswa memudahkan memahami materi teknik dasar pengelasan. Selain itu dengan media pembelajaran interaktif diharapkan akan menarik perhatian dan antusias siswa untuk belajar teori teknik dasar pengelasan baik dalam kelas maupun kegiatan belajar mandiri di luar kelas. Dan apabila beberapa hal di atas dapat terlaksana dengan baik maka kemungkinan dengan menggunakan media ini pada kegiatan belajar mengajar, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan pemikiran di atas peneliti bermaksud mengembangkan media pembelajaran pada kompetensi teknik dasar pengelasan berbasis Adobe Flash untuk siswa kelas X jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Piri Sleman sebagai upaya menjadikan pembelajaran lebih interaktif dan menjadikan peserta didik lebih tertarik dengan materi yang diajarkan. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran teknik dasar pengelasan, untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran teknik dasar pengelasan dan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa kelas X TKR di SMK Piri Sleman. Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah sebagai media pembelajaran interaktif guna meningkatkan efektifitas pembelajaran di kelas yang tentunya terkait dengan mutu kelulusan. Sedangkan bagi guru sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi teknik dasar pengelasan. Dan bagi siswa sebagai sarana belajar mandiri dan memperjelas pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D). Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus September 2016. Berlokasi di SMK Piri Sleman yang beralamatkan di Jl. Kaliurang KM 7,1 Yogyakarta. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan di SMK Piri Sleman, karena pembelajaran teknik dasar pengelasan diajarkan pada siswa kela X Teknik Kendaraan Ringan. Untuk subyek pengujian skala

Pengembangan Multimedia Interaktif... (Ardian Prima Yudha) 89 kecil diambil dari kelas X KR A sejumlah 10 siswa yang diambil secara acak. Sedangkan untuk dikembangkan. Bahan pendukung seperti gambar, video, dan audio. subyek pengujian skala luas melibatkan seluruh Langkah selanjutnya yaitu assembly. siswa dari kelas X KR B. Sementara untuk uji Setelah mengumpulkan materi dan bahan pemakaian melibatkan seluruh siswa kelas X KR A sebagai kelas kontrol dan X KR B sebagai kelas eksperimen. pendukung kemudian memadukan semua bahan dengan flowchart dan storyboard yang telah disusun. Sehingga akan menghasilkan sebuah produk awal multimedia pembelajaran interaktif Prosedur Pengembangan Penelitian ini menggunakan prosedur yang dikembangkan Luther (Ariesto Hadi Sutopo, 2003 : 32) yang melaui beberapa tahapan yaitu, concept, design, material collecting, assembly, testing, dan distribution. Pada langkah pertama yaitu concept teknik dasar pengelasan. Pada tahap selanjutnya yaitu testing, dilakukan pengujian terhadap media yang telah dikembangkan. Pada tahap ini melibatkan ahli dan peserta didik sebgai pengguna. Beberapa ahli dilibatkan dalam uji coba ini untuk memvalidasi media yang telah dikembangkan. Sehingga dilakukan identifikasi terhadap sasaran produk diharapkan akan mendapatkan saran dan pengembangan yaitu peserta didik, merumuskan komentar terhadap media yang telah tujuan, dan menganalisis kondisi sekolah. dikembangkan sehingga media dapat Identifikasi peserta didik dilakukan dengan dikembangkan menjadi lebih baik sebelum menganalisis kebutuhan dan karakteristik peserta diujicobakan ke siswa. Uji kepada ahli didik. Merumuskan tujuan dilakukan untuk melibatkan ahli media dan ahli materi. Uji coba menentukan media yang dikembangkan selanjutnya dilakukan kepada peserta didik. Pada digunakan untuk mengajar atau sumber belajar. Menganalisis kondisi sekolah dilakukan untuk tahap uji coba ini dilakukan uji coba skala kecil, uji coba skala besar, dan uji coba pemakaian. mengetahui pembelajaran teori teknik dasar Langkah terakhir yaitu distribution, pengelasan, dan sarana yang mendukung karena produk yang dikembangkan merupakan pembelajaran. bentuk software sehingga pada tahap Selanjutnya pada langkah design pendistribusian menggunakan CD/DVD, dilakukan perancangan diagram alir media flashdisk, atau jaringan internet. (flowchart) dan stroyboard. Flowchart disusun untuk menuntun pengguna media pembelajaran saat sedang dioperasikan. Storyboard merupakan desain kasar tampilan media pembelajaran Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini jenis data yang Langkah selanjutnya yaitu material diperoleh adalah verbal dan non verbal (numerik). collecting. Pada langkah ini dilakukan Data verbal diperoleh dari saran dan komentar pengumpulan materi dan bahan pendukung untuk terhadap media pembelajaran, sedangkan data membuat media pembelajaran yang

90 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XVII, Nomor 1, Tahun 2016 numerik diperoleh dari penilaian terhadap media pembelajaran. Intrumen penelitian berupa angket/kuesioner dan soal pretest dan posttest. Teknik Analisis Data Jenis data penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif, data dianalisis secara statistik deskriptif. Data kualitatif berupa komentar dan saran perbaikan produk dari ahli materi dan ahli media, kemudian dianalisis dan dideskripsikan secara deskriptif kualitatif untuk merevisi produk yang akan dikembangkan. Kemudian data kuantitatif didapat dari skor penilaian ahli materi, ahli media, dan skor hasil angket. Data dari responden yang terkumpul melalui angket dianalisis dengan statistik deskriptif dengan kriteria sebagai berikut: Keterangan : X n X X = X n : Skor rata-rata : Jumlah skor : Jumlah penilai Untuk data kuantitatif yang telah dihitung rata-ratanya kemudian di konversi menjadi nilai kualitatif berskala 5 dengan skala Likert pada acuan tabel konversi nilai yang diadopsi dari Sukarjo (2006, 52-53) berikut ini Tabel 1. KonversiSkor Menjadi Nilai Skala 5 No Rentang skor kuantitatif Nilai 1 (X i + 1,80 SB i ) <X A 2 (X i + 0,60 SB i ) < X (X i + 1,80 SB i ) B 3 (X i - 0,60 SB i ) <X (X i + 0,60 SB i ) C 4 (X i - 1,80 SB i ) <X (X i - 0,60 SB i ) D 5 X (X i - 1,80 SB i ) E Keterangan: X : Skor aktual X i : rerata skor ideal X i = 1 x (skor maksimal ideal+skor minimal ideal) 2 SB i : Simpangan baku ideal SB i = 1 x (skor maksimal ideal-skor minimal ideal) 6 Tabel 2. Konversi data kuantitatif ke data kualitatif No Rentang skor kuantitatif Kategori Kulitatif 1 3,4 <X Sangat Layak 2 2,8 <X 3,4 Layak 3 2,2 <X 2,8 Cukup Layak 4 1,6 <X 2,2 Kurang Layak 5 X 1,6 Sangat Kurang Layak Keterangan : Skor maksimal : 4 Skor minimal : 1 X i : 1 2 (4 + 1) = 2,5 SB: 1 6 (4-1) = 0,5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengembangan multimedia pembelajaran teknik dasar pengelasan dikembangkan dengan menggunakan model pengembangan Luther yang terdiri dari 5 tahap, yaitu (1) Concept, (2) MaterialCollecting, (3) Assembly, (4) Testing, (5) Distribution. Produk akhir multimedia pembelajaran berupaa software yang dikemas dalam bentuk CD dengan kapasitas 306 MB. Kelayakan multimedia pembelajaran teknik dasar pengelasan dilakukan melalui penilaian dan validasi oleh ahli media, ahli materi, dan guru. Tabel berikut merupakan

Pengembangan Multimedia Interaktif... (Ardian Prima Yudha) 91 penilaian media oleh ahli medi, ahli materi dan guru mapel: f. Memperbaiki tombol-tombol yang belum berfungsi Ahli materi Tabel. 3. Data Tabel Penilaian Ahli a. Melengkapi materi yang disajikan Validator Rerata skor Kategori b. Materi cacat pengelasan tambahkan gambar Ahli materi 3,3 Layak yang relevan Ahli media 3,2 Layak c. Cakupan materi lebih diperdalam Guru 3,8 Sangat Layak d. Buat animasi yang lebih interaktif Berdasarkan tabel 2 menunjukan penilaian multimedia pembelajaran teknik dasar pengelasan e. Menambah gambar rangkaian pada jenis polaritas mesin las DC oleh ahli media memperoleh rerata skor total sebesar 3,3 yang berarti masuk kategori layak. Tabel 4. Data penilaian uji coba skala kecil dan besar Penilaian. Penilaian media pembelajaran oleh ahli materi mendapatkan rerata skor total sebesar 3,2 Uji Coba Rerata Skor Kategori yang berarti masuk kategori layak. Sedangkan Skala kecil 3,3 Layak penilaian media pembelajaran oleh guru mapel mendapatkan rerata skor 3,8 yang berarti masuk Skala besar 3,2 Layak kategori sangat layak. Sehingga secara Berdasarkan tabel 4 penilaian multimedia keseluruhan berdasarkan penilaian dari ahli dan guru media pembelajaran teknik dasar pengelasan dikategorikan layak untuk digunakan. Berdasarkan uji validasi juga diperoleh komentar dan saran dari ahli media dan ahli materi yang kemudian dilakukan tindak lanjut pembelajaran teknik dasar pengelasan pada uji coba skala kecil mendapatkan rerata skor total 3,3 yang berarti masuk kategori layak. Sedangkan penilaian media pembelajaran pada uji coba skala besar mendapatkan rerata skor total sebesar 3,2 yang berarti masuk kategori layak. Sehingga berupa perbaikan media pembelajaran. Saran dan berdasarkan uji coba oleh peserta didik komentar tersebut adalah sebagai berikut. menunjukan multimedia pembelajaran teknik Ahli media dasar pengelasan layak untuk digunakan. a. Menghilangkan animasi pada judul media pembelajaran Berdasarkan uji coba oleh peserta didik juga diperoleh beberapa saran dan komentar. b. Menambahkan nama sekolah, jurusan, dan Berikut saran dan komentar dari peserta didik kelas/semester pada menu SK-KD a. Video yang ditampilkan kurang jelas c. Menu petunjuk hanya berisi peunjuk b. Backsound jumlahnya ditambah penggunaan tombol media d. Memindahkan tombol next/prev pada media Berdasarkan seluruh penilaian yang telah dilakukan oleh ahli media, ahli materi, guru, iji e. Memelankan suara backsound media coba skala kecil dan uji coba skala besar pembelaran diperoleh rata-rata yang masuk dalam kategori layak. Hal tersebut menunjukan multimedia

92 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XVII, Nomor 1, Tahun 2016 pembelajaran teknik dasar pengelasan layak digunakan untuk pembelajaran. Tabel 5. Rerata Nilai Pretest dan Postest Kelas kontrol Kelas eksperimen Jumlah siswa 29 28 Rerata pretest 62,86 62,57 Rerata postest 74,03 77,39 Presentase kelulusan 75,86% 89,28% Berdasarkan tabel 5 rerata nilai postest kelas eksperimen yaitu 77,89% dengan presentase kelulusan sebesar 89,28% lebih tinggi dibandingkan rerata nilai postest kelas kontrol yaitu 74,03 dengan presentase kelulusan sebesar 75,86%. Hal tersebut menunjukan kelas yang menggunakan multimedia pembelajaran teknik dasar pengelasan mempunyai hasil belajar yang lebih baik dibandingkan kelas yang tidak menggunakan multimedia pembelajaran. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Untuk mengembangkan media pembelajaran Teknik Dasar Pengelasan sebagai sarana pembelajaran siswa kelas X jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK Piri Sleman melalui tahapan-tahapan berdasarkan model pengembangan Luther. Tahapan-tahapan yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran yaitu concept, design, material collecting, assembly, testing, dan distribution. Kelayakan media pembelajaran berdasarkan penilaian ahli media skor rerata keseluruhan adalah 3,3 (layak), penilaian ahli materi mendapatkan skor rerata keseluruhan adalah 3,2 (layak), dan penilaian dari guru mapel medapatkan rerata skor keseluruhan 3,8 (sangat layak). Berdasarkan uji coba dari peserta didik pada uji coba skala kecil mendapatkan rerata skor keseluruhan 3,3 (layak) dan pada uji coba skala luas mendapatkan skor 3,2 (layak). Hasil belajar untuk kelas kontrol (X KR A) diperoleh rata-rata nilaipre test 62,86 dan ratarata nilai post test 74,03 dengan presentase ketuntasan 75,86%, sedangkan rata-rata nilai pre test untuk kelas eksperimen (X KR B) 62,57 dan rata-rata nilai post test adalah 77,39 dengan presentase ketuntasan 89,28%. Dari data tersebut dapat dikatakan kelas yang menggunakan media pembelajaran Teknik Dasar Pengelasan lebih baik dari pada kelas yang tidak menggunakannya. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh selama melakukan penelitian maka dalam penelitian ini ada beberapa saran, yaitu bagi peneliti selanjutanya sebaiknya menambahkan animasi dan narasi audio pada materi las busur elektroda terbungkus, memprdalam kembali setiap materi yang disajikan dalam media pembelajaran, memperbaiki tampilan visual media agar lebih baik, perlu adanya fasilitas pembaharuan soal evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA Pengembangan Multimedia Interaktif... (Ardian Prima Yudha) 93. Ariesto Hadi Sutopo. (2003). Multimedia Interaktif Dengan Flash. Yogyakarta : Graha Ilmu Priyanto, dkk. (2011). Animasi Pendidikan Menggunakan Flash. Bandung: Informatika Bandung Sukarjo. (2006). Kumpulan Materi Evaluasi. Yogyakarta : UNY Sugiyono. (2013) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfa Beta