1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang penting dalam pelayanan kesehatan. Tindakan pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa, mencegah kecacatan dan komplikasi. Pembedahan yang dilakukan juga dapat menimbulkan komplikasi yang dapat membahayakan nyawa (WHO, 2009). Data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa selama lebih dari satu abad perawatan bedah telah menjadi komponen penting dari perawatan kesehatan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap tahun ada 230 juta operasi utama dilakukan di seluruh dunia, satu untuk setiap 25 orang hidup (Haynes, et al. 2009). Penelitian di 56 negara dari 192 negara anggota WHO tahun 2004 diperkirakan 234,2 juta prosedur pembedahan dilakukan setiap tahun berpotensi komplikasi dan kematian (Weiser, et al. 2008). Berbagai penelitian menunjukkan komplikasi yang terjadi setelah pembedahan. Data WHO menunjukkan komplikasi utama pembedahan adalah kecacatan dan rawat inap yang berkepanjangan 3-16% pasien bedah terjadi di negara-negara berkembang. Secara global angka kematian kasar berbagai operasi sebesar 0,2-10%. Diperkirakan hingga 50% dari komplikasi dan kematian dapat dicegah di negara berkembang jika standar dasar tertentu perawatan diikuti (WHO, 2009). Tingginya angka komplikasi dan kematian akibat pembedahan menyebabkan tindakan pembedahan seharusnya menjadi perhatian kesehatan global. Dengan asumsi angka komplikasi 3% dan angka kematian 0,5%, hampir tujuh juta pasien mengalami komplikasi mayor termasuk satu juta orang yang meninggal selama atau setelah tindakan pembedahan per tahun (Weiser et al. 2008). Dalam standar Joint Comission International (JCI) edisi ke-4 yang berlaku sejak 1 Januari 2011, terdapat sasaran internasional keselamatan pasien (International Patient Safety Goals) serta perawatan anestesi dan bedah (Anaesthesia and Surgical Care) untuk semua rumah sakit yang terakreditasi JCI. 1
2 Salah satu standar dalam sasaran internasional keselamatan pasien (SIKP) adalah mengidentifikasi pasien dengan benar, memastikan sisi pembedahan benar dan prosedur yang benar (JCI, 2011). World Health Organization (WHO) telah mengenalkan Patient Safety Safe Surgery Saves Lives untuk meningkatkan keselamatan pasien pada pembedahan di dunia dengan menyusun suatu standar yang dapat diaplikasikan pada semua keadaan di semua negara. Pada bulan Juni 2008, WHO berinisiatif membuat Surgical Safety Checklist (SSC). Tujuan checklist ini untuk meningkatkan keselamatan pasien pada tindakan pembedahan serta menurunkan komplikasi dan kematian karena tindakan pembedahan (WHO, 2009). Angka komplikasi tindakan pembedahan di negara berkembang diperkirakan jauh lebih tinggi. Studi di negara berkembang, angka kematian akibat pembedahan 5-10% dan angka komplikasi pembedahan sekitar 3-16% (Weiser et al. 2008). Belum ada data yang lengkap tentang angka kematian dan komplikasi pembedahan di Indonesia.
3 Tabel 1. Jenis Tindakan Pembedahan di RSUD Jaraga Sasameh April Juni 2013 No Jenis Tindakan Jumlah Bedah/ Obgin 1 Sectio Cessarea 98 Obgin 2 Salphingooverektomi 5 Obgin 3 Eksisi Tumor Jaringan Lunak 1 Bedah 4 Histeroraphy 2 Obgin 5 Hernio Repair 3 Bedah 6 Aff Plate 1 Bedah 7 Appendektomi Simple 2 Bedah 8 Histerektomi 6 Obgin 9 Debridement 4 Obgin 10 Sterilisasi Pomeroy 7 Obgin 11 Sektio Alta 2 Bedah 12 Laparotomi Eksplorasi 2 Bedah 13 Amputasi 2 Bedah 14 Repair Luka Robek 3 Bedah 15 Urethrotomi 1 Bedah 16 Repair Fraktur Penis 1 Bedah B. Perumusan Masalah Penerapan pemakaian Surgical Safety Checklist WHO bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien dalam proses pembedahan dikamar operasi dan mengurangi terjadinya kesalahan dalam prosedur pembedahan. Penggunaan checklist terstruktur dalam proses pembedahan akan sangat efektif karena standarisasi kinerja manusia dalam memastikan prosedur telah diikuti. Maka pada penelitian ini dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimanakah penerimaan penerapan Surgical Safety Checklist WHO di RSUD Jaraga Sasameh Kabupaten Barito Selatan oleh personel kamar bedah?
4 C. Tujuan Penelitian Tujuan umum: Menganalisis proses penerapan Surgical Safety Checklist WHO di RSUD Jaraga Sasameh Kabupaten Barito Selatan. Tujuan khusus: 1. Menganalisis tingkat kepatuhan terhadap penerapan Surgical Safety Checklist WHO pada tindakan pembedahan di kamar bedah RSUD Jaraga Sasameh Kabupaten Barito Selatan. 2. Menganalisis kesiapan personel kamar bedah dalam penerimaan pelaksanaan penerapan Surgical Safety Checklist WHO di RSUD Jaraga Sasameh Kabupaten Barito Selatan. 3. Menganalisis proses sosialisasi penerapan Surgical Safety Checklist WHO di RSUD Jaraga Sasameh Kabupaten Barito Selatan. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai dasar untuk peningkatan pencapaian praktek keselamatan pasien pada tindakan pembedahan di RSUD Jaraga Sasameh Kabupaten Barito Selatan. 2. Mendorong kepatuhan terhadap penerapan Surgical Safety Checklist WHO di RSUD Jaraga Sasameh Kabupaten Barito Selatan. 3. Memberikan manfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dalam hal semakin bertambah luasnya penelitian lanjutan terhadap upaya penerapan Surgical Safety Checklist WHO di rumah sakit.
5 E. Keaslian Penelitian Tabel 2. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian serupa yang pernah dilaporkan: No Peneliti (Tahun) Metode Hasil 1 Conley et al. 2011 Meneliti proses Analisa kualitatif implementasi di lima menunjukkan rumah sakit kemampuan pemimpin Washington State mempengaruhi dengan interview penerapan checklist pemimpin kamar bedah dan surgeon dari September-Desember 2009 2 Hurtado et al. Penelitian dilakukan 2012 dengan studi deskriptif, dan pengisian kuesioner SSC 3 Asikin, MD. 2013 Rancangan aclion research yang terdiri dari 2 siklus dengan jenis penelitian mixed method Dari 147 personel kamar bedah, terdapat 93,8 % yang mengetahui tentang SSC dan 88,8 % yang dapat memahaminya secara objektif Dari hasil observasi tidak ditemukan perubahan sebelum sosialisasi ataupun setelah sosialisasi. 4 Sandrawati et al. Penelitian cross Kepatuhan penerapan 2013 sectional dengan SSC di bulan April 2013 pendekatan masih rendah yaitu 55,9 observasional deskriptif % Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis menggunakan rancangan studi deskriptif dengan subyek adalah personel kamar bedah di bulan Maret-Mei 2015,
6 tempat pelaksanaan di RSUD Jaraga Sasameh Kabupaten Barito Selatan. Sebelum melakukan penelitian ini, penulis terlebih dahulu melakukan Sosialisasi Penerapan Surgical Safety Checklist WHO di RSUD Jaraga Sasameh Kabupaten Barito Selatan terhadap teman sejawat dokter, paramedis, dan managemen. Observasi dilakukan dengan instrument Surgical Safety Checklist WHO dan kuesioner tentang penerapan Surgical Safety Checklist WHO tersebut.