BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
Metode Metode Pembelajaran

NAMA : ABIMANYU THEOPHANO NIM : Metode Ceramah

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB II KAJIAN TEORI. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup hal pengertian belajar, hakikat kegiatan belajar mengajar, dan hakikat IPA.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ranah kognitif yaitu tentang penyampaian teori, bagaimana agar siswa itu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode berasal dari bahasa latin methodos yang berarti jalan yang harus

Hakikat Belajar dan Pembelajaran A. Belajar dan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. (beribadah) kepada penciptanya. Oleh karena itu Islam memandang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa peserta didik harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2

BAB VI PENUTUP. pembelajaran PAI berbasis Kurikulum Gontor di MA Al-Mawaddah 1

BAB V PEMBAHASAN. A. Kesulitan Belajar yang Dihadapi Oleh Siswa pada Mata Pelajaran Al-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY TERPIMPIN PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai interaksi antara guru dan anak didik. Interaksi yang edukatif ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan fisikomotor.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia pendidikan. Karena. adalah dengan cara memeperbaiki proses pembelajaran.

ii

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku, sikap, maupun pola pikir. Maka dapat dikatakan bahwa

BAB V PEMBAHASAN. 1. Tinjauan Tentang Kegiatan Membaca Al- Qur an (Qiroatul Qur an) Al- Qur an (Qiroatul Qur an) Kelas VIII di MTsN Tulungagung yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang sangat tergantung pada kualitas manusia yang dikembangkan pada masa

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI. Endah Sulistiowati

PENINGKATAN PEMAHAMAN CARA BERWUDHU MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN SIMULASI DI SEKOLAH DASAR. Sucipto

BAB I PENDAHULUAN. bahwa peserta didik telah memiliki bakat, fitrah minat, motivasi dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh : EUIS SITI NURHIDAYANTI, S.Pd.

UPAYA PENINGKATKAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA MELALUI METODE DEMONSTRASI. Muh Tasor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Winkel (dalam Darsono dkk., 2000) mengungkapkan pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di suatu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Kemampuan Mengenal Bentuk Bangun Datar Sederhana

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONTRASI DIKELAS I SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangakan kegiatan belajar siswa. Hal ini mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang bagaimanakah yang paling tepat untuk anak-anak? Oleh karena struktur

BAB II KAJIAN TEORI. sebut tariqah artinya jalan, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. A. Penggunaan Metode Pembelajaran Problem Solving, motivasi belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah warisan intelektual manusia yang telah sampai kepada kita (Ataha,

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran, ada dua buah konsep

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. persoalan pendidikan bangsa pada saat ini adalah mengenai kompetensi mengajar

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 13. hlm Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, Cet ke-1, 2002,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda,

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Psikologi Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian pustaka Pendidikan memegang peran penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkaualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai apabila siswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik. Hasil belajar seseorang, ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang yaitu, kemampuan guru (profesionalisme guru) dalam mengelola pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga menghasilkan pembelajaran yang lebih baik. Dalam melaksanakan tugasnya, guru dituntut untuk bekerja secara profesional. Seorang guru yang profesional minimal harus memiliki empat kemampuan dasar (kompetensi). Adapun empat kemampuan tersebut adalah: (1) menguasai kurikulum, (2) menguasai materi pelajaran, (3) menguasai metode dan evaluasi serta pelaksanaannya, dan (4) mempunyai komitmen dan disiplin tinggi dalam pelaksanaan tugas 1. Di samping itu, kepribadian guru, latar belakang 1 GBBP (1994) : 4 6

7 pendidikan, pengalaman mengajar, pemilihan metode, dan pemilihan pendekatan mengajar sangat berpengaruh pada pencapaian hasil belajar 2. Sebelum melaksanakan pembelajaran seorang guru perlu memahami empat strategi dasar guru dalam mengajar, yaitu: mengidentifikasi perilaku yang diharapkan; memilih pendekatan yang tepat yang sesuai dengan materi dan karakter siswa; menentukan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran yang tepat; menetapkan ukuran keberhasilan 3. Banyak model pembelajaran yang bermanfaat bagi siswa, khususnya yang dapat menumbuhkan aktifitas siswa dalam belajar. 1. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya. Menurut Nana Sudjana 4 metode pembelajaran adalah, Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Metode pengajaran menurut 2 Syaiful Bahri Djamarah, 2002, 93 3 Syaiful Bahri Djamarah, 2002, 5 4 Nana Sudjana, 2005, Media Pengajaran, 76

8 Prof. Abuddin Nata 5 dapat diartikan sebagai upaya memberikan wawasan kognitif pada peserta didik sebagai bagian dari upaya membangun wawasan tentang sesuatu dalam rangka menumbuhkan kemampuan afektif dan psikomotorik pada peserta didik. Dengan kata lain, pengajaran lebih merupakan suatu alat dalam rangka memperkaya wawasan serta menumbuhkan penghayatan dan pengamalan yang benar. Sedangkan menurut Depag RI dalam buku Metodologi Pendidikan Agama Islam 6, metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Berdasarkan definisi / pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan. 2. Metode pembelajaran dalam mengahafal surat-surat pendek Dewasa ini, menghafal bukan lagi pilihan metode dalam pembelajaran. Model ini dinilai menghambat perkembangan daya cipta maupun daya kritis anak didik. Dibanding dengan penerapan model menghafal ini pada tempo dulu, anak didik sekarang kiranya patut bersyukur. Mereka tidak mengalami rasanya distrap -berdiri di depan kelas dengan kaki terangkat dan tangan menjewer telinga sendiri- hanya karena tidak hafal hasil perkalian. 5 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA, 2009, Prospektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, 175 6 Depag RI, 2001, Metodologi Pendidikan Agama Islam

9 Meski sudah tidak populer, pada kompetensi dasar tertentu di sekolah, metode menghafal tetap dibutuhkan. Semisal pada hafalan surat pendek Alquran dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD. Ada beberapa cara yang bisa diajarkan agar siswa mudah menghafal, misalnya dengan memenggal, mengelompokkan, menghubungkan, menyusun singkatan, dan cara paling konvensional; mengulang-ulang pengucapan. Menghafal deretan nomor telepon selular misalnya, lebih mudah jika dipenggal. Cara-cara di atas memang efektif untuk menghafal karena demikianlah cara kerja otak manusia. Dalam beberapa referensi dan kepustakaan, kegiatan menghafal erat kaitannya dengan ingatan (memory), dimana ada kesanggupan dari otak manusia untuk mencamkan, menyimpan, dan mereproduksi suatu informasi. Sedang informasi ini diperoleh sebagai tanggapan atas hasil pengamatan inderawi. Proses menghafal surat pendek dalam Alquran juga dimulai dari pengamatan inderawi, khususnya secara visual maupun auditif. Dimulai dengan membaca teks atau mendengar contoh ucapan dari guru, siswa kemudian mencamkan dan menyimpan informasi ini dalam benaknya hingga mampu mereproduksi dengan cara mengucapkannya kembali saat diminta oleh guru. Menurut Teori Pengolahan Informasi, ingatan memunyai sistem kerja tersendiri. Mula-mula, informasi disimpan sebagai sensory storage (SS), kemudian masuk short term memory (STM). Dalam STM ini, informasi mengalami seleksi; ada yang dilupakan, ada pula yang masuk dalam long term memory (LTM). Supaya informasi dari SS bisa masuk STM lebih dulu harus diubah dalam bentuk sandi (encoded).

10 Informasi yang berhasil dipertahankan pada STM akan masuk ke LTM melalui beberapa cara, antara lain chunking (pemenggalan), clustering (pengelompokkan), dan rehearsals (pengulangan). Proses rehearsals ternyata memengaruhi kemampuan seseorang untuk mempelajari kembali (relearning) kelak suatu saat. Uniknya apa yang diingat pada usia 15 bulan sampai 3 tahun itu lebih kuat dibanding ingatan yang lain. Kondisi ini bisa didasarkan pada pengalaman kita. Doa tertentu yang pernah kita hafalkan ketika kanak-kanak, lalu selama bertahun-tahun tidak pernah diucapkan, suatu saat ternyata mudah kita ucapkan kembali dengan sempurna hanya dengan mendengarnya satu kali. Sementara hal yang kita pelajari berulang-ulang ketika sudah dewasa, menjadi mudah sekali untuk terlupakan. Akan halnya hafalan surat pendek dalam Alquran untuk anak SD, siswa bisa diajak untuk memenggalnya atau menghafal bagian demi bagian. Juga diajak mengelompokkan surat tersebut berdasarkan latar belakang penurunannya, menghubungkan lafal surat dengan artinya, dan membacanya berulang-ulang setiap hari baik di sekolah maupun saat di rumah. Momentum menghafal surat pendek dalam Alquran bagi anakanak itu sangat penting karena akan terus diingat hingga kelak dewasa. Ini tentu menjadi bekal dalam praktik peribadatan sehari-hari.

11 3. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya 7. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan 8. Sementara menurut Syaiful Bahri Djamarah 9 bahwa metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Menurut Syaiful 10 metode demonstrasi ini lebih sesuai untuk mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan. Tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara pencapaiannya dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajarn kelas. Metode demonstrasi mempunyai beberapa kelebihan dan kelekurangan. Menurut 7 Syaiful Bahri Djamarah, 2002, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, 210 8 Muhibbin Syah, 2000, Psikologi Belajar, 22 9 Syaiful Bahri Djamarah, 2002, Guru dan Anak dalam Interaksi Edukatif, 2 10 Ibid, 210

12 Syaiful Bahri Djamarah 11 kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi adalah sebagai berikut : a. Kelebihan metode demonstrasi 1) Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingg hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di samping itu, perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar mengajar dan tidak kepada yang lainya. 2) Dapat membimbing siswa ke arahberpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama. 3) Ekonmis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek. 4) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahn bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaan yang jelas dari hasil pengamatannya. 5) Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banysk 6) Beberapa persoalan yang menimbulkan petanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi. b. Kekurangan metode demonstrasi 11 Syaiful Bahri Djamarah, 2002, Guru dan Anak dalam Interaksi Edukatif, 211

13 1) Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan kadang-kadang terjadiperubahan yang tidak terkontrol. 2) Untuk mengadakan demonstrasi digunakan ala-alat yang khusus, kadangkadang alat itu susah didapat. Demonstrasi merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama. 3) Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini banyak diabaikan leh peserta didik. 4) Tidak semua hal dapatdidemonstrasikan di kelas. 5) Memerlukan banyak waku sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat minimum. 6) Kadang-kadang hal yang didemonstrasikan di kelas akan berbeda jika proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata atau sebenarnya. 7) Agar demonstrasi mendapaptkan hasil yang baik diperlukan ketekitian dan kesabaran. c. Manfaat metode demonstrasi Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah : 1) Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan. 2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. 3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.

14 d. Pelaksanaan Metode Demonstrasi Menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani 12 hal yang paling pertama dilakukan adalah perencanaan yang baik oleh guru. Perencanaan yang harus dipersiapkan antara lain: 1) Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demonstrasi berakhir 2) Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan 3) Memperhitungkan waktu yang dibuuhkan 4) Selama demonstrasi guru harus memastikan penyampaiannya menarik dan dapat didengar dengan jelas oleh siswa 5) Apakah semua media yang digunakan telah ditempatkan pada posisi yang baik, hingga semua siswa dapat melihat semuanya dengan jelas 6) Menetapkan rencana penilaiannya terhadap kemampuan anak didik Pelaksanaannya demonstrasi, dan hal-hal penting yang harus dilakukan adalah: 1) Memeriksa kembali segala peralatan yang telah disiapkan 2) Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa 3) Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar mencapai sasaran pembelajaran 12 Imas Kurniasih S.Pd & Berlin Sani, 2015, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalitas Guru, 86

15 4) Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik, jika ada siswa yang tidak berkonsetrasi, pastikan penyampaian lebih menarik lagi 5) Meberikan kesempatan pada siswa unuk akif, seperti bertanya aau mencoba mendemonstrasikan alat atau bahan yang ada 6) Menghindari ketegangan e. Evaluasi Kegiatan evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti pemberian tugas, membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut, baik di sekolah ataupun di rumah. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secra mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung. Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proes mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.

16 B. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori yang relevan, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah: Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur an Hadits materi menghafal surat Al-Humazah di kelas III M.I Sunan Ampel Kesambi Porong Sidoarjo.