Jurnal Bahan Alam Terbarukan

dokumen-dokumen yang mirip
Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana

II. METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-39

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-234

I. Judul: Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe (Zinger Officinale) II. Tanggal Percobaan: 6 Maret 2013 III. Tanggal selesai Percobaan: 6 Maret 2013

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu

PROSES PEMBUATAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI-DESTILASI DENGAN PELARUT N-HEXAN DAN PELARUT ETANOL

Distilasi, Filtrasi dan Ekstraksi

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI

ISOLASI EUGENOL DALAM MINYAK CENGKEH DENGAN PROSES DISTILASI FRAKSIONASI TEKANAN RENDAH

KINERJA DESTILASI RIMPANG JAHE SECARA KOHOBASI DAN DESTILASI UAP-AIR

Rofiatul Qorriaina*, La Choviya Hawa, Rini Yulianingsih

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK ATSIRI DAUN LEDA (Eucalyptus deglupta)

PEMANFAATAN BIJI MANGGA MADU SEBAGAI MINYAK DENGAN METODE EKSTRAKSI

EKTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI BUNGA CENGKEH DENGAN PELARUT ETANOL DAN N-HEKSANA

PENGARUH TEMPAT TUMBUH DAN LAMA PENYULINGAN TERHADAP RENDEMEN MINYAK ATSIRI RAMBU ATAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

MINYAK ATSIRI (2) Karakteristik Bahan dan Teknologi Proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODE EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI

PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI DAUN DAN BUAH KERSEN DENGAN PROSES EKSTRAKSI DAN FERMENTASI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1

Pemanfaatan Biji Mangga Madu sebagai Minyak dengan Metode Ekstraksi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-93

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

PENGARUH LAMA PENYULINGAN DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU MINYAK ATSIRI DARI DAUN DAN BATANG NILAM (Pogostemon cablin Benth)

Isolasi dan Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri dari Daun, Batang dan Bunga Tumbuhan Salembangu (Melissa sp.)

BAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut

atsiri dengan nilai indeks bias yang kecil. Selain itu, semakin tinggi kadar patchouli alcohol maka semakin tinggi pula indeks bias yang dihasilkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak atsiri merupakan minyak dari tanaman yang komponennya secara

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cengkeh dengan nama ilmiah Eugenia caryophyllata berasal dari

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

EKSTRAKSI BAHAN NABATI (EKS)

TINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

I. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang

STUDI PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK MINYAK NILAM

:!,1G():5kr'W:5. JURnAl EKOlOGI DAn SAlns ISSN : ISSN : VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012

OPTIMASI TEKANAN DAN RASIO REFLUKS PADA DISTILASI FRAKSINASI VAKUM TERHADAP MUTU EUGENOL DARI MINYAK DAUN CENGKEH (Eugenia caryophyllata)

Jurnal Teknotan Vol. 10 No. 2, November 2016 P - ISSN : ; E - ISSN :

LAJU PRODUKSI MINYAK JAHE DARI RIMPANG JAHE SECARA KOHOBASI DAN DISTILASI UAP-AIR PADA TEKANAN VAKUM

TUGAS AKHIR METODE DISTILASI VAKUM UNTUK PEMBUATAN MINYAK JERUK PURUT DENGAN MENGGUNAKAN AIR SEBAGAI PELARUT. Solvent)

PENENTUAN KONDISI KESEIMBANGAN UNIT LEACHING PADA PRODUKSI EUGENOL DARI DAUN CENGKEH

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi

KAJIAN PEMANFAATAN BIJI KOPI (ARABIKA) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN METIL ESTER SKRIPSI

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

) PENGAMBILAN MINYAK DARI BUNGA KAMBOJA DENGAN METODE DISTILASI AIR (WATER DISTILLATION) LABORATORIUM TEKNOLOGI PROSES KIMIA LOGO

PENGARUH PELARUT HEKSANA DAN ETANOL, WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP HASIL EKSTRAKSI MINYAK COKLAT

PEMURNIAN EUGENOL MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN MENGGUNAKAN PROSES ADSORPSI HASIL PENELITIAN. Oleh: Ferdinand Mangundap

PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK CENGKEH PADA SISTEM PENYULINGAN KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. malam cukup tinggi yang disebabkan adanya variasi manfaat. Keharuman bunga

I. PENDAHULUAN. untuk peningkatan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu negara

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 7 No. 2 Februari 2015

PENGARUH WAKTU UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO

PEMISAHAN EUGENOL DARI MINYAK CENGKEH DENGAN CARA DISTILASI FRAKSINASI. Separation of eugenol from clove oil with fractionation distillation

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang

2014 OPTIMASI KONDISI HIDROGENASI ETANOL-NATRIUM UNTUK MENINGKATKAN KADAR MENTOL PADA MINYAK PERMEN

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGAMBILAN ZAT WARNA ALAMI dari DAUN JATI (Tectona grandis) UNTUK MAKANAN RINGAN

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2

BAB I SOLVENT EXTRACTION

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut, pemerintah mengimpor sebagian BBM. Besarnya ketergantungan

DESTILASI UAP-AIR DARI AMPAS JAHE PADA TEKANAN VAKUM UNTUK PRODUKSI MINYAK JAHE

PRODUCTION PROCESS OF LIQUID FERTILIZER FROM BANANA TRUNK PROSES PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI BATANG POHON PISANG

FERMENTASI AMPAS JAHE DENGAN SACCHAROMYCES CEREVISIAE UNTUK MENINGKATKAN RENDEMEN DESTILASI VACCUM MINYAK JAHE

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

PENYULINGAN MINYAK ATSIRI SEREH DAPUR

DISTILASI VAKUM AMPAS JAHE SECARA KOHOBASI DAN DISTILASI UAP AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

OPTIMALISASI PRODUKSI SEMI-REFINED CARRAGEENAN DARI RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII DENGAN VARIASI TEKNIK PENGERINGAN DAN KADAR AIR BAHAN BAKU

Metoda-Metoda Ekstraksi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENGAMBILAN MINYAK ATSIRI DALAM RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) MENGGUNAKAN EKSTRAKSI GELOMBANG MIKRO

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

Optimalisasi Proses Isolasi Etil Parametoksisinamat (EPMS) Dari Rimpang Kencur dengan Variasi Proses dan Konsentrasi Pelarut

ISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia

EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI PADA TANAMAN KEMANGI DENGAN PELARUT N-HEKSANA EXTRACTION ESSENTIAL OIL OF BASIL WITH SOLVENT N-HEKSANE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FRAKSINASI KOPAL DENGAN BERBAGAI PELARUT ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)

Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009

BAB I PENDAHULUAN. industri. Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu

KOMPOSISI KIMIA MINYAK ATSIRI DAUN CENGKEH DARI PROSES PENYULINGAN UAP

PENGARUH JUMLAH TRAY DAN PERBANDINGAN SOLVEN PADA EKSTRAKSI MINYAK NYAMPLUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH CAMPURAN LEMAK SAPI DAN MARGARIN SERTA JENIS PELARUT DALAM PROSES EKSTRAKSI MINYAK MELATI MENGGUNAKAN SISTEM ENFLEURASI

TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran tumbuhan ini bervariasi, mulai dari 50 cm hingga 5 meter, bahkan di Papua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MINYAK ATSIRI. Sakunda Anggarini. Kuliah Pengetahuan Bahan Agroindustri. Departement of Agroindustry 2014

Transkripsi:

Jurnal Bahan Alam Terbarukan ISSN 2303-0623 PENGAMBILAN MINYAK ATSIRI BUNGA CENGKEH (Clove Oil) MENGGUNAKAN PELARUT n-heksana DAN BENZENA Saiful Hadi Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Minyak cengkeh merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang dapat diperoleh dari bunga, tangkai atau gagang bunga dan daun cengkeh. Kandungan minyak atsiri bunga cengkeh mencapai 21,3% dengan kadar eugenol antara 78-95%, dari tangkai atau gagang bunga mencapai 6% dengan kadar eugenol antara 89-95%, dan dari daun cengkeh mencapai 2-3% dengan kadar eugenol antara 80-85%. Kandungan terbesar minyak cengkeh adalah eugenol, yang bermanfaat dalam pembuatan vanilin, eugenil metil eter, eugenil asetat, dll. Ektraksi dengan pelarut adalah salah satu metode yang digunakan untuk ekstraksi minyak atsiri bunga cengkeh. Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah n-heksana dan benzena. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rendemen yang diperoleh dengan menggunakan pelarut n-heksana dan benzene serta mengetahui komponen-komponen minyak cengkeh yang terambil dengan pelarut n-heksana dan benzena. Tahapan penelitian diawali dengan mengeringkan bunga cengkeh dengan dijemur di bawah sinar matahari selama 1 minggu. Setelah itu, bunga cengkeh kering ditumbuk sampai halus. Bunga cengkeh diekstraksi menggunakan soxhlet dengan 100 ml pelarut pada suhu didihnya selama 15 siklus (+ 80 menit). Dari percobaan yang telah dilakukan dihasilkan rendemen ekstrak bunga cengkeh dengan pelarut n-heksana sebesar 17,61% dan kadar eugenol 65,02%. Sedangkan dengan pelarut benzene, rendemen ekstraks bunga cengkeh sebesar 18,90% dan kadar eugenol 8,81%. Oleh karena itu, ekstraksi minyak atsiri bunga cengkeh dengan menggunakan pelarut n-heksana relatif lebih baik karena memberikan kadar eugenol lebih besar daripada pelarut benzena. Kata kunci: minyak cengkeh, minyak atsiri, eugenol, ekstraksi ABSTRACT Clove oil is one of the essential oils obtained from the cloves, stalks or clove steam and clove leaf. The clove contains 21.3% of the essential oils with the eugenol content of 78-95%, the clove stalk contains 6% of the essential oils with the eugenol content of 89-95%, and the clove leaf contains 2-3% of the essential oils with the eugenol content of 80-85%. The clove oil is mostly composed of eugenol, which is useful in the production of vanillin, eugenil methyl ether, eugenil acetate, etc. The extraction using solvent is one of the methods used for the extraction of essential oils of clove flower. The solvents used for the extraction process were n-hexane and benzene. This study aimed to determine the yield of the essential oil obtained from the extraction using n-hexane and benzene as well as to know its components. The first step of the pro- Vol. 1 No. 2 Desember 2012 25

cess was initiated by drying the cloves in the sun for a week. Then the dried cloves were finely ground. Clove was extracted using a Soxhlet with 100 ml of solvent at its boiling temperature for 15 cycles (+ 80 minutes). The obtained yield of the extraction process using n-hexane was 17.61% with the eugenol content of 65.02%. While the obtained yield from the extraction process using benzene solvent was 18.90% with the eugenol content of 8.81%. Therefore, the clove essential oil extraction using n-hexane solvent is relatively better than using benzene because it produces greater eugenol content. Keywords: Clove oil, essential oil, eugenol, extraction PENDAHULUAN Cengkeh termasuk suku Myrtaceae yang banyak ditanam di beberapa negara termasuk Indonesia. Tanaman ini berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri. Minyak cengkeh dapat diperoleh dari bunga cengkeh (Clove Oil), tangkai atau gagang bunga cengkeh (Clove Steam Oil) dan dari daun cengkeh (Clove Leaf Oil). Kandungan minyak atsiri di dalam bunga cengkeh mencapai 21,3% dengan kadar eugenol antara 78-95%, dari tangkai atau gagang bunga mencapai 6% dengan kadar eugenol antara 89-95%, dan dari daun cengkeh mencapai 2-3% dengan kadar eugenol antara 80-85%. Kandungan terbesar minyak cengkeh adalah eugenol, yang bermanfaat dalam pembuatan vanilin, eugenil metil eter, eugenil asetat, dll. Vanilin merupakan bahan pemberi aroma pada makanan, permen, coklat dan parfum. Bunga cengkeh juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok. Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang diperoleh dengan cara penyulingan, ekstraksi dengan pelarut, dan ekstraksi dengan lemak padat. Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari dua macam campuran, berdasarkan perbedaan titik uapnya dan proses ini di lakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut terhadap air. Metode penyulingan ada tiga macam yaitu penyulingan dengan air, penyulingan dengan uap dan air, dan penyulingan dengan uap langsung. Ektraksi adalah salah satu metode operasi yang digunakan dalam proses pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah massa bahan solven sebagai tenaga pemisah. Ekstraksi dengan lemak padat, proses ekstraksi ini digunakan khusus untuk mengestraksi bunga-bungaan, dalam rangka mendapatkan mutu dan rendemen minyak yang tinggi. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut. Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah n-heksana dan benzena. Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C 6 H 14. Heksana mempunyai sifat stabil dan bersifat mudah menguap, sehingga pelarut tersebut sangat baik digunakan dalam proses ekstraksi, khususnya untuk proses ekstraksi bunga. Menggunakan pelarut ini sangat menguntungkan, karena bersifat selektif dalam melarutkan zat, proses ini menghasilkan sejumlah kecil lilin, albumin, dan zat warna, namun dapat 26 Vol. 1 No. 2 Desember 2012

mengekstraksi zat pewangi dalam jumlah besar. Benzena juga dikenal dengan nama C 6 H 6, adalah senyawa kimia organik yang merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis. Dibandingkan dengan heksana, benzena biasanya menghasilakan jumlah mutlak yang lebih besar, akan tetapi mengandung fraksi lilin, serta albumin dan zat warna dalam jumlah lebih besar. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa heksana lebih banyak digunakan untuk mengekstraksi minyak bunga bernilai tinggi, sedangkan benzena digunakan untuk mengekstraksi minyak yang mempunyai nilai yang lebih rendah. Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: mengetahui rendemen yang diperoleh dari minyak atsiri bunga cengkeh melalui ekstraksi soxhlet dengan menggunakan pelarut n-heksana dan benzene serta mengetahui pelarut yang lebih baik antara n-heksana dan benzena untuk menghasilkan eugenol terbesar. METODE PENELITIAN Bahan-bahan yang digunakan antara lain bunga cengkeh serta pelarut n- heksana dan benzena. Alat utama yang digunakan adalah ekstraktor soxhlet. Bunga cengkeh dalam soxhlet diekstraksi dengan 100 ml n-heksana pada suhu 150-160 o C sampai warna pelarut menjadi seperti semula. Setelah dilakukan proses ekstraksi, diperoleh filtrat minyak bunga cengkeh. Filtrat kemudian dimurnikan dengan ekstraktor soxhlet pada suhu 150-160 C sampai pelarutnya tidak menetes lagi dan diperoleh minyak bunga cengkeh murni. Untuk pengambilan minyak bunga cengkeh menggunakan pelarut benzena, prosedur kerja yang dilakukan sama seperti prosedur di atas. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada percobaan ekstraksi minyak bunga cengkeh (Clove Oil) dengan pelarut n-heksana dan benzena meliputi tahapan yaitu meliputi: perlakuan bahan, proses ekstraksi minyak bunga cengkeh, proses pemurnian minyak dan hasil produknya. Pada proses perlakuan bahan, bahan yang digunakan adalah bunga cengkeh yang tua dan kering, penggunaan bahan yang tua karena kandungan minyak atsirinya lebih banyak daripada bahan yang muda serta mengandung kadar air yang rendah. Penggunaan bahan yang kering bertujuan agar kadar air dalam bunga cengkeh berkurang sehingga pada ekstraksi bunga cengkeh dapat menghasilkan minyak bunga cengkeh yang relatif banyak. Bahan kemudian ditumbuk sekecil mungkin agar minyak dapat terambil sempurna pada proses ekstraksi dan laju penguapan minyak atsiri dari bahan menjadi cukup cepat. Proses ekstraksi dan pemurnian minyak bunga cengkeh menggunakan alat ekstraktor soxhlet karena untuk efisiensi waktu, kemudahan dalam perangkaian alat, dan proses pengambilan pelarutnya yang relatif banyak. Proses ekstraksi bunga cengkeh menggunakan dua macam pelarut yaitu n-heksana dan benzene. Pemilihan n- heksana sebagai pelarut, karena n-heksana Vol. 1 No. 2 Desember 2012 27

bersifat stabil dan mudah menguap, selektif dalam menguapkan zat, mengekstraksi sejumlah kecil lilin serta dapat mengekstrak zat pewangi dalam jumlah besar. Sedangkan benzena dipilih sebagai pelarut karena benzena dapat digunakan untuk mengekstraksi bahan kering, bunga, daundaunan, batang dan akar. Pengamatan yang dilakukan pada percobaan ini meliputi ekstraksi minyak bunga cengkeh dengan pelarut n-heksana dan benzena. Ektraksi Minyak Bunga Cengkeh dengan Pelarut n-heksana Pada proses ekstraksi bunga cengkeh dilakukan dengan menggunakan pelarut n-heksana sebanyak 100 ml, dengan berat bunga cengkeh yang diekstraksi sebesar 11,5343 gram. Ekstraksi berlangsung pada kondisi operasi 150-160 C karena titik didih n-heksana 69 C sedangkan titik didih minyak cengkeh 253 o C, sehingga diharapkan pada kondisi operasi tersebut n-heksana dapat menguap dan minyak dapat terambil semaksimal mungkin. Proses ekstraksi dilakukan sampai warna pelarut menjadi seperti semula. Siklus yang terjadi pada eksraksi bunga cengkeh mencapai 15 siklus dengan waktu ± 80 menit. Pada percobaan diperoleh minyak bunga cengkeh yang berwarna hijau kekuningan. Ekstraksi bunga cengkeh dengan pelarut n- heksana menghasilkan rendemen 17,61%. Hal ini hampir sama rendemen dalam penelitian Ketaren (1985) yang menggunakan metode penyulingan uap menghasilkan rendemen 17-18%. dihasilkan kadar eugenol sebesar 65,02% yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan penelitian Ketaren yang menggunakan metode penyulingan uap dengan kadar eugenol sebesar 78-95%. Hal ini disebabkan karena ada eugenol yang hilang waktu proses perlakuan bahan maupun waktu ekstraksinya. Dari hasil percobaan diperoleh kadar eugenol serta komponen yang lain seperti yang terdapat pada Table 1. Tabel 1. Data Hasil Analisis Minyak Bunga Cengkeh dengan Pelarut n-heksana No Nama Komponen Prosentase 1 2 3 4 Eugenol Trans-Caryophyllene Phenol Ethanone 65,02 15,64 2,69 5,55 Pada tabel 1 diketahui bahwa komponen tertinggi yang terdapat dalam minyak bunga cengkeh dengan pelarut heksana adalah eugenol sebesar 65,02%. Selain eugenol juga terdapat komponenkomponen yang lain yaitu Caryophyllene, Phenol, Ethanone. dihasilkan kadar eugenol yang lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian Ketaren yang menggunakan metode penyulingan uap, hal ini disebabkan karena ada eugenol yang hilang pada proses perlakuan bahan maupun pada proses ekstraksinya. Dari hasil percobaan diketahui bahwa minyak yang dihasilkan berwarna 28 Vol. 1 No. 2 Desember 2012

hijau kekuningan. Hal ini dikarenakan n- heksana dapat memisahkan antara minyak dengan pelarut sehingga dapat diketahui dengan jelas perbedaan antara minyak dan pelarut. Ektraksi Minyak Bunga Cengkeh dengan Pelarut Benzena Dengan prosedur yang sama, pengambilan minyak cengkeh dengan pelarut benzena menghasilkan minyak bunga cengkeh yang berwarna kuning kecoklatan dengan rendemen 18,90%. Hal ini hampir sama dengan rendeman yang dihasilkan dalam penelitian Ketaren (1985) menggunakan metode penyulingan uap yang menghasilkan rendemen 17-18%. dihasilkan kadar eugenol sebesar 8,81% yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan penelitian Ketaren yang menggunakan metode penyulingan uap dengan kadar eugenol sebesar 78-95% dan juga lebih sedikit dengan percobaan ini yang menggunakan pelarut n-heksana dengan kadar eugenol sebesar 65,02%. Hal ini disebabkan karena pelarut benzena tidak dapat mengekstrak dengan baik dibandingkan dengan pelarut n-heksana. Dari hasil percobaan diperoleh kadar eugenol serta komponen yang lain seperti yang terdapat pada tabel 2. Tabel 2. Data Hasil Analisis Minyak Bunga Cengkeh dengan Pelarut Benzana No Nama komponen Prosentase 1 2 3 4 5 Benzena Naphthalene Eugenol Caryophyllene 2,3,4 Trimethoxyacetophenone 14,05 2,44 8,81 2,01 0,54 Pada tabel 2 diketahui bahwa komponen tertinggi yang terdapat dalam minyak bunga cengkeh dengan pelarut benzena adalah benzena sebesar 14,05% dan eugenol sebesar 8,81%. Selain itu juga terdapat komponen-komponen yang lain yaitu Naphthalene, Caryophyllene, 2,3,4 Trimethoxyacetophenone. Dari tabel 4.2 diketahui bahwa kadar eugenol lebih rendah daripada kadar benzena, hal ini disebabkan karena pelarut benzena tidak dapat mengekstrak dengan baik dibandingkan dengan pelarut n-heksana. dihasilkan kadar eugenol yang lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian Ketaren yang menggunakan metode penyulingan uap, hal ini disebabkan karena ada eugenol yang hilang pada proses perlakuan bahan maupun pada proses ekstraksinya. Minyak yang dihasilkan dari ekstraksi menggunakan pelarut n-heksana Vol. 1 No. 2 Desember 2012 29

berwarna kuning kecoklatan. Hal ini dikarenakan Benzena kurang maksimal dalam memisahkan antara minyak dengan pelarut sehinga masih ada pelarut yang tercampur oleh minyak tersebut. KESIMPULAN Dari hasil percobaan pengambilan minyak bunga cengkeh dengan dua pelarut yang berbeda, yaitu n-heksana dan benzena, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ekstraksi bunga cengkeh dengan pelarut n-heksana menghasilkan rendemen minyak 17,61% dan kadar eugenol 65,02%. 2. Ekstraksi bunga cengkeh dengan pelarut benzena menghasilkan rendemen minyak 18,90% dan kadar eugenol 8,81%. 3. Pengambilan minyak atsiri bunga cengkeh dengan menggunakan pelarut n-heksana memberikan kadar eugenol lebih besar daripada pelarut benzena. DAFTAR PUSTAKA Brown,G.G., (1987), Unit Operations, John Willey and Sons, Inc: New York. Guenther, E., (1972), Minyak Atsiri Jilid I, diterjemahkan oleh S, Ketaren, Universitas Indonesia, Jakarta. Kastianti, N. dan Amalia, Z.Q., (2008), Laporan Penelitian Pengambilan Minyak Atsiri dengan Metode Ekstraksi Distilasi Vakum, Skripsi, Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknik Undip. Semarang. Ketaren, S., (1985), Pengantar Teknologi Minyak Atsiri, Balai Pustaka, Jakarta. Kurniasari, I., (2009), Minyak Atsiri Indonesia, http:// Re-exposure of Ita Minyak AtsiriIndonesia. htm (diakses tanggal 10 Februari 2010). Mc. Cabe, Warren.L., (1982), Operasi Teknik Kimia I, Erlangga, Jakarta. Rizani, K. Z., (2000), Pengaruh Konsentrasi Gula Reduksi dan Inokulum (Saccharomyces Cerevisiae) pada Proses Fermentasi Kulit Nanas (Anas Comosus L.Merr) untuk produksi etanol, Skripsi. Jurusan Biologi, Fakultas Metematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang. Sastrohamidjojo, H., (2002), Kimia Minyak Atsiri, Gadjah Mada University, Yogyakarta. 30 Vol. 1 No. 2 Desember 2012