HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

dokumen-dokumen yang mirip
PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida merupakan salah satu teknologi pengendalian organisme

HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DAN CARA PENYEMPROTAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. membunuh atau mengendalikan berbagai hama tanaman. Tetapi pestisida. lingkungan apabila tidak tepat dalam menggunakannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pestisida adalah zat untuk membunuh atau mengendalikan hama. Food

BAB I PENDAHULUAN. sistem pertanian di Indonesia. Pestisida digunakan untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan pestisida di seluruh dunia (world-wide), tetapi dalam hal kematian

HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DAN CARA PENYEMPROTAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

Kata Kunci:Pengetahuan, Sikap, Lama Kontak, Masa Kerja, Tata Cara, Keterpaparan Pestisida

mengalami keracunan pestisida yang menyebabkan kematian antara orang. Di Indonesia diperkirakan terjadi kasus keracunan setiap

Oleh : Rani Angreani Walangitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI DAN LAMA PENYEMPROTAN DAN INTERVAL KONTAK PESTISIDA DENGAN AKTIVITAS CHOLINESTERASE

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

Keperpustakaan : 29 ( ) Kata Kunci : Cholinesterase, petani penjamah, pestisida

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA PESTISIDA, PENDIDIKAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI BAWANG MERAH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

Keywords: Pecticides, Cholinesterase, Poisoning, Risk Factor

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR.

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

BAB III METODE PENELITIAN

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN TERHADAP SIKAP PHBS SISWA DI SEKOLAH ADIWIYATA SMPN 9 SURAKARTA

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki wilayah perkebunan kelapa sawit yang cukup luas.

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA PADA IBU BERSALIN DAN LAMA PERSALINAN KALA I DI RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI BAWANG MERAH DI DESA KEDUNGUTER KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

Lama Bertani dan Hubungannya dengan Cholinesterase Darah Petani Hortikultura di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PAPARAN PESTISIDA PADA PEKERJA CHEMIS (PENYEMPROTAN)

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

ABSTRACT. Keywords: Cholinesterase, Pesticide Poisoning, Horticulture Farmers

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TERMINOLOGI MEDIS PETUGAS REKAM MEDIS DENGAN KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SRI ANIS FADHILA SARI J

Skripsi ini untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Agung Triono J

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan untuk membunuh jasad

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DEMAM BERDARAH DAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI PUSKESMAS NGORESAN KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

SUMMARY NURLAILA GAIB NIM :

Tajudin Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KEAKTIFAN DI POSYANDU LANSIA DESA KLASEMAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Proses Persalinan dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ANANG RIASMOKO J

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT SOCCA NARESTRI PRADIPTA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN KELENGKAPAN ANAMNESIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN KASUS KECELAKAAN BERDASARKAN ICD-10 DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : CHUSNUL ULFAH UTAMI J 410 120 024 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

i

ii

iii

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO Chusnul Ulfah Utami 1, Heru Subaris Kasjono 2, Dwi Astuti 3 1 Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, chusnululfahutami@gmail.com 23 Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak Paparan pestisida dapat menyebabkan petani menjadi rentan terkena keracunan pestisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam penggunaan pestisida dengan tingkat keracunan pestisida pada petani di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini sebanyak 40 responden dengan jenis kelamin laki-laki dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah exhaustive sampling. Analisis bivariat yang digunakan adalah menggunakan uji statistik korelasi product moment dan Rank Spearman dengan signifikansi 0,05. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap (p=0,024) dan tindakan dengan tingkat keracunan pestisida pada petani (p=0,001). Tidak terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan (p=0,796), pengetahuan dengan tindakan (p=0,159), pengetahuan dengan tingkat keracunan pestisida (p=0,143), sikap dengan tingkat keracunan pestisida (p=0,106), dan status gizi dengan tingkat keracunan pestisida (p=0,718). Kata Kunci : Tingkat keracunan pestisida, pengetahuan, sikap, tindakan. Abstract Pesticides exposure caused the farmers become susceptible with pesticide poisoning. This research aims to determine the relationship between knowledge, attitude, and practice in pesticide used with levels pesticide poisoning of farmers at Kembang Kuning Village Subdistrict Cepogo. This research was an observational study with cross sectional design. Population this research was 40 respondents with male gender, used exhaustive sampling methods as the sampling technique. Product moment and Rank Spearman correlation statistic test were used as bivariate analysis, with significance 0.05. The results of bivariate analysis showed that there were relationship between knowledge with attitude (p=0,024) and practice with levels of pesticide poisoning in farmers (p=0,001). There were no relationship between attitude with practice (p=0,769), knowledge with practice (p=0,159), knowledge with levels of pesticide poisoning (p=0,143), attitude with levels of pesticide poisoning (p=0,106), and nutritional status with levels of pesticide poisoning (p=0,718). Key Words : Levels of pesticide poisoning, knowledge, attitude, practice. 1

1. PENDAHULUAN Diperkirakan bahwa rata-rata 4429 ton bahan aktif organoklorin, 1375 ton organofosfat, 30 ton karbamat dan 414 piretroid digunakan setiap tahun untuk pengendalian vektor global selama periode 2000-2009 di enam wilayah WHO (WHO, 2012). Pestisida golongan organofosfat merupakan pestisida inhibitor cholinesterase yang bekerja menghambat aktivitas enzim cholinesterase, sehingga asetilkolin tidak terhidrolisa. Asetilkolin yang berlebihan merupakan penyebab keracunan pestisida organofosfat. Data Sentra Informasi Keracunan Nasional (2015), pada bulan Juli-September 2015 terdapat satu insiden keracunan akibat pestisida pertanian. Satu insiden keracunan tidak sengaja terjadi di Jawa Timur yang disebabkan karena pengguna pestisida pertanian yang tidak tepat. Pestisida tersebut adalah racun serangga yang menyebabkan korban sebanyak 29 orang dengan rute paparan terhirup. Menurut, Laboratorium Kesehatan Kabupaten Boyolali (2011), di Desa Genting Kecamatan Cepogo, dari 26 sampel terdapat 12 sampel dengan tingkat keracunan ringan dan 14 sampel tidak terkena keracunan pestisida atau normal. Berdasarkan data Puskesmas Cepogo (2014), terdapat satu orang petani menderita keracunan pestisida di Dusun Banjarrejo Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo. Pasien merasakan badan lemas, mual, muntah disertai kepala pusing setelah melakukan penyemprotan pestisida pada tanaman tomat tanpa disertai alat pelindung diri yang lengkap. Oleh karena itu penting untuk dilakukan penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan petani dalam penggunaan pestisida dengan tingkat keracunan pestisida pada petani di Dusun Banjarrejo Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam penggunaan pestisida dengan tingkat keracunan pestisida pada petani di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo. 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan pendekatan cross sectional (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan pada bulan April Mei 2016. Tempat penelitian di Dusun Banjarrejo Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok tani Rukun yang aktif menyemprot di Dusun Banjarrejo Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali sebanyak 40 orang dengan jenis kelamin laki-laki. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah exhaustive sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk melakukan analisis pada setiap variabel yang diteliti dengan tujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi setiap variabel dan karakteristik responden. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara masing-masing variabel bebas (independent) yakni pengetahuan, sikap, tindakan, dan status gizi, variabel terikat (dependent) yakni tingkat keracunan pestisida. Uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk. Apabila data berdistribusi normal maka uji dilanjutkan menggunakan uji statistik korelasi product moment, sedangkan apabila data berdistribusi tidak normal maka menggunakan uji statistik korelasi Rank Spearman. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 responden, namun yang dapat mengikuti penelitian sebanyak 37 responden. Responden yang tidak dapat mengikuti penelitian (dropped out) sebanyak 3 responden. 2

3.1 Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden No. Karakteristik Interval Jumlah Frekuensi Persentase (%) 23-29 tahun 4 10,8 30-36 tahun 6 16,2 1 Umur 37-43 tahun 10 27,0 44-50 tahun 11 29,7 51-57 tahun 4 10,8 58-64 tahun 2 5,4 Tidak sekolah 4 10,8 2 Tamat SD 15 40,5 Tingkat Tamat SMP 12 32,4 Pendidikan Tamat SMA 5 13,5 Diploma 1 2,7 3 Masa Kerja 4-10 tahun 10 27,0 11-17 tahun 7 18,9 18-24 tahun 4 10,8 25-31tahun 9 24,3 32-38 tahun 3 8,1 39-45 tahun 4 10,8 4 Status Gizi Kurang 5 13,5 Baik 5 13,5 Lebih 27 73,0 Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa dari 37 responden penelitian paling banyak berumur 44-50 tahun yaitu 11 responden (29,7%). Responden penelitian paling tua berumur 63 tahun, dimana terdapat responden berumur 58-64 tahun sebanyak 2 responden (5,4%). Menurut Djojosumarto (2008), kadar cholinesterase dalam darah akan semakin rendah dengan meningkatnya usia seseorang. Risiko keracunan pestisida akan semakin besar karena semakin bertambahnya usia yang menyebabkan kondisi fisik semakin melemah. Tingkat pendidikan responden paling banyak yaitu tingkat SD sebanyak 15 responden (40,5%) dan tingkat pendidikan Diploma hanya 1 responden (2,7%). Pengetahuan dapat digambarkan melalui pendidikan seseorang. Namun, pengetahuan diperoleh tidak hanya melalui pendidikan formal. Khusus untuk pengetahuan mengenai pertanian dapat diperoleh melalui penyuluhan yang diselenggarakan di daerah setempat (Prayitno dkk, 2014). Masa kerja responden paling banyak berada pada rentang antara 4-10 tahun sebanyak 10 responden (27,0%), sedangkan masa kerja 32-38 tahun sebanyak 3 responden (8,1%). Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Sularti, dkk (2012), masa pemakaian pestisida lebih dari 5 tahun merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap munculnya tanda gejala keracunan pada responden. Semakin lama petani menjadi penyemprot, semakin lama pula petani kontak dengan pestisida sehingga semakin besar berisiko keracunan pestisida. 3

Responden dengan status gizi lebih yaitu sebanyak 27 orang (73,0%). Menurut Soemirat (2010), kadar cholinesterase akan semakin rendah pada kondisi status gizi yang buruk sehingga akan semakin mudah terjadi keracunan. 3.2 Analisis Univariat Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian No. Variabel Kategori Jumlah Frekuensi Persentase (%) Kurang 11 29,7 1 Pengetahuan Cukup 12 32,4 Baik 14 37,8 2 Sikap Negatif 16 43,2 Positif 21 56,8 3 Tindakan Tidak sesuai 32 86,5 Sesuai 5 13,5 4 Tingkat Keracunan Normal 4 10,8 Ringan 19 51,4 Sedang 14 37,8 Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik terkait penggunaan pestisida yaitu sebanyak 14 responden (37,8%). Menurut Djojosumarto (2008), petani yang tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan dan risiko penggunaan pestisida merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat keracunan pestisida. Oleh karena itu, petani sebaiknya meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan maupun pertanian agar terhindar dari risiko terhadap gangguan kesehatan. Responden yang memiliki sikap positif terkait penggunaan pestisida yaitu sebanyak 21 responden (56,8%). Menurut Azwar (1995) dalam Kholid (2012), sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu, bentuk reaksinya berupa sikap yang positif maupun negatif. Cara individu bertindak dapat ditentukan melalui predisposisi evaluasi yang berupa sikap, akan tetapi sikap dan tindakan seringkali jauh berbeda. Sikap tidaklah sama dengan perilaku dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang. Responden yang melakukan tindakan sesuai aturan dalam penggunaan pestisida yaitu sebanyak 5 responden (13,5%). Terwujudnya tindakan diperlukan faktor pendukung, diantaranya fasilitas atau sarana dan prasarana (Notoatmodjo, 2010). Responden dengan tingkat keracunan ringan yaitu sebanyak 19 responden (51,4%). Menurut penelitian Prijanto (2009), semakin sering petani melakukan penyemprotan, maka semakan tinggi pula risiko keracunannya. 4

3.3 Analisis Bivariat Tabel 3. Hasil Analisis Bivariat No Variabel bebas Variabel terikat p value Nilai korelasi (r) Keterangan 1 Pengetahuan Sikap 0,024 0,372 Signifikan 2 Sikap Tindakan 0,796 0,044 Tidak signifikan 3 Pengetahuan Tindakan 0,159-0,236 Tidak signifikan 4 Pengetahuan Tingkat keracunan 0,143-0,245 Tidak signifikan 5 Sikap Tingkat keracunan 0,106-0,270 Tidak signifikan 6 Tindakan Tingkat keracunan 0,001 0,509 Signifikan 7 Status gizi Tingkat keracunan 0,718 0,061 Tidak signifikan Hasil uji statistik korelasi Product Moment menunjukkan p value 0,024 0,05 yang berarti Ho ditolak dan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap dalam penggunaan pestisida di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo. Hasil uji statistik, korelasi antara pengetahuan dengan sikap dalam penggunaan pestisida menghasilkan nilai 0,372. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi positif antara pengetahuan dengan sikap dalam penggunan pestisida dengan kekuatan korelasi lemah. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman diri sendiri pengalaman orang lain maupun lingkungan. Perilaku seseorang akan lebih langgeng apabila didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan dalam menimbulkan sikap dan perilaku (Notoatmodjo, 2007). Hasil uji Spearman s Rho menunjukkan p value 0,796>0,05 yang berarti Ho diterima dan tidak terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan dalam penggunaan pestisida di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori dari Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan), atau reaksi tertutup. Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2005), sikap terdiri dari komponen pokok yang berupa keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek, penilaian seseorang terhadap objek, dan kecenderungan untuk bertindak (tend to behave). Hasil uji Spearman s Rho menunjukkan p value 0,159>0,05 yang berarti Ho diterima dan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan dalam penggunaan pestisida di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo. Tinggi pengetahuan tidak berkolerasi dengan tindakan petani. Penggunaan pestisida menjadi tidak sesuai dengan rekomendasi aturan penggunaan (Sulistiyono dkk, 2008). Hasil uji Spearman s Rho menunjukkan p value 0,143>0,05 yang berarti Ho diterima dan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dalam penggunaan pestisida dengan tingkat keracunan pestisida di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Walangitan (2013), berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher's Exact dengan α = (0,05) menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang pestisida dengan keracunan pestisida pada petani sayur (nilai p= 0,146) di Kelurahan Rurukan Satu Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon. 5

Hasil uji Spearman s Rho menunjukkan p value 0,106>0,05 yang berarti Ho diterima dan tidak terdapat hubungan antara sikap dalam penggunaan pestisida dengan tingkat keracunan pestisida di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo. Menurut Sarwono (1993) dalam Kholid (2012), menyatakan bahwa sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan infromasi tentang objek tersebut, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya. Sikap responden belum tentu sesuai dengan tindakan responden. Petani tidak mematuhi syarat-syarat keselamatan dalam menggunakan pestisida dan merasa tidak terganggu meskipun telah menggunakan pestisida selama bertahun-tahun (Djojosumarto, 2008). Hasil uji Spearman s Rho menunjukkan p value 0,001 0,05 yang berarti Ho ditolak dan terdapat hubungan yang signifikan antara tindakan dalam penggunaan pestisida dengan tingkat keracunan pestisida di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo. Hasil uji statistik, korelasi antara tindakan dalam penggunaan pestisida dengan tingkat keracunan pestisida menghasilkan nilai 0,509. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi positif antara tindakan dalam penggunaan pestisida dengan tingkat keracunan pestisida dengan kekuatan korelasi sedang. Pengukuran perilaku yang paling baik adalah secara langsung, yakni dengan melakukan pengamatan (observasi). Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati tindakan dari petani dalam menggunakan pestisida guna mencegah atau memperkecil risiko terjadinya keracunan pestisida (Notoatmodjo, 2005). Menurut penelitian Sukmawati dan Astri (2004), hasil perhitungan uji statistik korelasi Spearman Rank diperoleh nilai r= 0,820 dan p= 0,001 yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara tindakan penggunaan dan pengelolaan pestisida terhadap aktivitas cholinesterase darah pada petani cabe di Desa Santana Mekar Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Hasil uji Spearman s Rho menunjukkan p value 0,718>0,05 yang berarti Ho diterima dan tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan tingkat keracunan pestisida di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Prijanto (2009), berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,363 (>0,05) sehingga Ho diterima. Hal ini berarti, tidak ada hubungan antara status gizi dengan keracunan pestisida pada istri petani hortikultura di Desa Sumberejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. 4. PENUTUP 4.1 Simpulan 4.1.1 Petani pada kelompok tani Rukun di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo memiliki pengetahuan baik terkait penggunaan pestisida sebanyak 14 orang (37,8%). 4.1.2 Petani pada kelompok tani Rukun di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo memiliki sikap positif terkait penggunaan pestisida sebanyak 21 orang (56,8%). 4.1.3 Petani pada kelompok tani Rukun di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo yang melakukan tindakan sesuai aturan dalam penggunaan pestisida sebanyak 5 orang (13,5%). 4.1.4 Petani pada kelompok tani Rukun di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo mengalami keracunan ringan sebanyak 19 orang (51,4%). 4.1.5 Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap dalam penggunaan pestisida di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo (p=0,024). 6

4.1.6 Tidak terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan dalam penggunaan pestisida di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo (p=0,796). 4.1.7 Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan dalam penggunaan pestisida di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo (p=0,159). 4.1.8 Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dalam penggunaan pestisida dengan tingkat keracunan pestisida pada petani di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo (p=0,143). 4.1.9 Tidak terdapat hubungan antara sikap dalam penggunaan pestisida dengan tingkat keracunan pestisida pada petani di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo (p=0,106). 4.1.10 Terdapat hubungan antara tindakan dalam penggunaan pestisida dengan tingkat keracunan pestisida pada petani di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo (p=0,001). 4.1.11 Tidak terdapat hubungan status gizi dengan tingkat keracunan pestisida pada petani di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo (p=0,718). 4.2 Saran 4.2.1 Petani pada kelompok tani Rukun di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo Petani yang telah memiliki pengetahuan yang baik dan sikap yang positif dalam menggunakan pestisida harus disertai dengan tindakan yang sesuai dengan aturan penggunaan pestisida. 4.2.2 Instansi kesehatan Pemantauan terhadap petani yang mengalami keracunan secara aktif dan pengawasan keracunan pestisida harus dilakukan oleh instansi kesehatan. Pemeriksaan terkait kadar cholinesterase harus dilakukan pada petani sehingga dapat membantu deteksi dini kasus keracunan dan mencegah efek kronis. 4.2.3 Instansi pertanian Instansi pertanian diharapkan dapat membantu petani dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yang berupa penyediaan alat pelindung diri yang lengkap bagi para petani. Pengawasan terkait keracunan pestisida dan penggunaan pestisida sesuai dengan aturan harus ditingkatkan. 4.2.4 Peneliti lain Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam terkait keracunan pestisida dengan meneliti setiap aspek tindakan atau faktor lain yang mempengaruhi tingkat keracunan pestisida tersebut. 5. DAFTAR PUSTAKA Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta: Agromedia. Kholid, A. 2012. Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Graffindo Persada. Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 7

Prayitno, W., Zulfan S., Tengku N. 2014. Hubungan Pengetahuan, Persepsi dan Perilaku Petani dalam Penggunaan Pestisida pada Lingkungan di Kelurahan Maharatu Kota Pekanbaru. [Skripsi Ilmiah]. Pekanbaru: Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Riau. Prijanto, TB. 2009. Analisis Faktor Risiko Keracunan Pestisida Organofosfat pada Keluarga Petani Hortikultura di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. [Thesis Ilmiah]. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Puskesmas Cepogo. 2014. Data Pasien Penderita Keracunan Pestisida. Boyolali: UPT Puskesmas Cepogo. Sentra Informasi Keracunan Nasional. 2015. Berita Keracunan Bulan Juli September Tahun 2015. Diakses: 15 Maret 2016. http://ik.pom.go.id/v2015/beritakeracunan/berita-keracunan-bulan-juli-september-2015. Soemirat, J. 2010. Epidemiologi Lingkungan. Yogyakarta: Gadja Mada University Press. Sukmawati, A dan Astri MIP. 2004. Hubungan antara Perilku dengan Pengelolaan Pestisida dengan Aktivitas Enzim Cholinesterase Darah pada Petani Cabe di Desa Santana Mekar Kecamatan Cisaong Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Ekologi Kesehatan. Volume 3 No 2: 80-89, Agustus 2004. Sulatri., Muhlisin A., Endang Z. 2012. Tingkat Pengetahuan Bahaya Pestisida dan Kebiasaan Pemakaian Alat Pelindung Diri Dilihat dari Munculnya Tanda Gejala Keracunan pada Kelompok Tani di Karanganyar. [Skripsi Ilmiah]. Sukoharjo: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sulistiyono, L., Rudy, C.T., Bunasor. S., Danang. 2008. Pengetahuan Sikap dan Tindakan Petani Bawang Merah dalam Penggunaan Pestisida Studi Kasus di Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur. Jurnal Agroland. Volume 15 No. 1: 12-17, Maret 2008. ISSN: 0854-641X Walangitan, RA. 2013. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan tentang Pestisida dan Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan Keracunan Pestisida pada Petani Sayur di Kelurahan Rurukan Satu Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon. [Skripsi Ilmiah]. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. World Health Organization. 2012. Guidelines for Procuring Public Health Pesticides. France: WHO Press. 8