1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem terumbu karang berfungsi sebagai tempat memijah, mencari makan, daerah pengasuhan dan berlindung biota laut, termasuk bagi beragam jenis ikan karang yang berasosiasi dengannya. Keanekaragaman biologi yang tinggi pada ekosistem ini tercermin dari beragamnya jenis hewan karang dan ikan karang yang ada. Ikan merupakan organisme dengan jumlah yang terbanyak dan juga merupakan organisme besar yang mencolok serta dapat ditemui di sebuah terumbu karang. Dengan jumlahnya yang besar dan mengisi terumbu karang, maka dapat terlihat dengan jelas bahwa ikan karang penyokong hubungan yang ada dalam ekosistem terumbu karang (Nybakken 1997). Keanekaragaman dan kekayaan jenis dari kumpulan ikan karang adalah dihubungkan dengan banyak variabel karang seperti kompleksitas bangunan (architectural) atau tutupan karang bercabang, keanekaragaman, kekayaan jenis, kelimpahan, ukuran koloni, tutupan karang hidup, tutupan karang padat dan tutupan karang pipih merayap (Chabanet et al. 1997); Choat & Bellwood (1991), menyatakan bahwa interaksi antara ikan karang dan terumbu karang sebagai habitatnya dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) bentuk, yaitu : (1) interaksi langsung sebagai tempat berlindung dari predator pemangsa terutama bagi ikan-ikan muda; (2) interaksi dalam mencari makanan yang meliputi hubungan antara ikan karang dan biota yang hidup pada karang termasuk alga; (3) interaksi tidak langsung sebagai akibat struktur karang dan kondisi hidrologis dan sedimen. Perairan Indonesia memiliki kurang lebih 132 jenis ikan yang bernilai ekonomis, 32 jenis diantaranya hidup di terumbu karang. Ditjen Perikanan (1998) lebih lanjut mengungkapkan bahwa perairan karang Indonesia memiliki paling sedikit 10 famili utama penyumbang produksi perikanan yaitu : Serranidae, Caesionidae, Holocentridae, Siganidae, Scaridae, Lethrinidae, Priachantidae, Labridae, Lutjanidae dan Haemulidae. Diantara sepuluh famili tersebut, Serranidae atau ikan kerapu merupakan kelompok ikan karang yang dapat dieksploitasi secara komersial.
2 Jenis ikan kerapu (Suku Serranidae) dikenal dalam perdagangan internasional dengan nama grouper, merupakan predator puncak (top predator) dalam ekosistem terumbu karang yang hidup dari memangsa ikan, krustasea dan chephalopoda sehingga memainkan peranan penting dalam pembentukan komunitas terumbu karang. Oleh karenanya, populasi kerapu yang besar menunjukkan sebuah komunitas terumbu karang yang produktif dan berkembang dengan baik meskipun mengalami eksploitas berat (Bohnsack 1994; Chiappone et al. 2000; Costa et al. 2003 in Unsworth et al. 2007). Umur yang panjang, pertumbuhan yang lambat serta adanya kecenderungan melakukan pemijahan secara massal (spawning aggregation) membuat ikan kerapu rentan terhadap penangkapan berlebih (over fishing) (Sadovy & Colin 1995 in Unsworth et al. 2007). Perdagang ikan kerapu di Indonesia berkembang dengan cepat pada pertengahan tahun 1990-an, dimana jumlah ekspor sebesar 300 ton pada tahun 1989 menjadi 3.800 ton pada tahun 1995 (DKP 2003). Menurut importir yang berbasis di Hongkong, Indonesia penyuplai lebih dari 50% tangkapan ikan karang hidup ke Hongkong dan Singapura (Johannes & Riepen 1995) dan tercatat sebagai negara pengekspor utama ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis) dan giant grouper (Epinephelus lanceolatus) bersama dengan Phillipina (Lau & Parry-Jones 1999). Ikan kerapu merupakan jenis ikan karang yang hidup di terumbu karang. Pada umumnya ikan kerapu muda hidup di perairan karang pantai dengan kedalaman 0,5-3 m, selanjutnya menginjak dewasa beruaya ke parairan yang lebih dalam antara 7-40 m. Informasi mengenai karakteristik habitat setiap sumberdaya sangat dibutuhkan untuk menentukan arah pengelolaan bagi keberlanjutan dari sumberdaya tersebut. Kajian mengenai keterkaitan sumberdaya ikan kerapu dengan karakteristik habitat pada ekosistem terumbu karang sangat diperlukan untuk dijadikan sebagai salah satu dasar dalam merekomendasikan alternatif pengelolaan sumberdaya berbasis ekosistem di Kawasan Pesisir Teluk Kupang bagian Selatan dan sekitarnya.
3 1.2 Perumusan Masalah Pengelolaan sumberdaya berbasis ekosistem memerlukan informasi dasar tentang potensi ekosistem pendukungnya seperti ekosistem terumbu karang dan jenis-jenis ikan yang berasosiasi di dalamnya. Informasi-informasi tersebut berupa permasalahan dan kondisi terumbu karang serta ikan kerapu. Ikan-ikan yang hidup di daerah terumbu karang merupakan suatu komunitas yang meliputi kumpulan ikan dari berbagai tingkat tropik dan tiap-tiap komponen dalam komunitas ini mempunyai ketergantungan yang erat satu sama lain (Nybakken 1997). Sedangkan salah satu ikan karang yang berasosiasi dengan terumbu karang adalah jenis ikan kerapu. Keterkaitan ikan kerapu terhadap terumbu karang sangat tinggi karena fungsi ekologis terumbu karang sebagai penyedia makanan, tempat hidup dan tempat perlindungan. Banyak celah dan lubang di terumbu karang sebagai tempat tinggal, perlindungan, tempat mencari makan dan berkembang biak bagi ikan yang berada di sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya kajian terhadap ikan kerapu (Serranidae) pada lokasi tertentu di wilayah terumbu karang yang berguna untuk pengelolaan sumberdaya berbasis ekosistem. Kajian tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan ekologi dengan menjawab permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana hubungan persentase penutupan karang dengan kelimpahan ikan kerapu? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kelimpahan ikan kerapu di lokasi penelitian? 3. Bagaimana respon ikan kerapu terhadap perubahan kondisi terumbu karang? 4. Belum adanya kajian mengenai katerkaitan antara sumberdaya ikan kerapu dengan karateristik ekosistem terumbu karang di lokasi penelitian. 1.3 Kerangka Pemikiran Penelitian Dasar pemikiran dalam penelitian ini adalah adanya potensi terumbu karang yang secara ekologis meupakan tempat hidupnya beraneka ragam biota laut seperti ikan karang. Menurut Supriharyono (2000), tingginya produktivitas primer di perairan terumbu karang, memungkinkan ekosistem ini dijadikan tempat
4 pemijahan, pengasuhan dan mencari makan bagi banyak biota laut. Apabila terjadi tekanan terhadap terumbu karang maka akan berpengaruh langsung terhadap biota yang berasosiasi dengannya termask ikan kerapu. Sumberdaya ikan kerapu berada dalam ekosistem terumbu karang yang kompleks, yang komponen di dalamnya saling berinteraksi membentuk keseimbangan ekologi. Secara garis besar, komponen tersebut terdiri dari lingkungan biofisik perairan, terumbu karang dan komunitas ikan kerapu itu sendiri. Oleh karena itu, suatu pengelolaan perikanan kerapu yang baik harus mempertimbangkan adanya keseimbangan antara ketiga komponen tersebut. Berdasarkan peran dan manfaat terumbu karang tersebut maka kerangka penelitian untuk untuk melihat hubungan sumberdaya ikan kerapu dengan habitatnya dapat dijelaskan dengan tahapan sebagai berikut : (1) Mengukur lingkungan yang terdiri dari parameter fisika dan kimia berupa kedalaman, suhu, kecepatan arus, kecerahan, kekeruhan, salinitas dan ph,. (2) Mendiskripsikan kondisi ekosistem terumbu karang berdasarkan life form dan presentase tutupan substrat bentik. (3) Mendiskripsikan kondisi sumberdaya ikan kerapu berdasarkan jenis, ukuran (kecil, sedang dan panjang), kebiasaan hidup dan kelimpahannya. (4) Menganalisis hubungan atau keterkaitan antara sumberdaya ikan kerapu dengan karakteristik habitat (kondisi ekosistem terumbu karang). (5) Merumuskan rekomendasi pengelolaan ekosistem terumbu karang dan sumberdaya ikan kerapu berbasis ekosistem. Kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini selengkapnya seperti disajikan dalam bagan alir pada Gambar 1.
5 Ekosistem Terumbu Karang & Komunitas Ikan Kerapu Sumberdaya Ikan Kerapu Terumbu Karang Kualitas Perairan Jenis dan Kelimpahan Suberdaya Ikan Kerapu Tutupan Substrat Bentik Kondisi Parameter Fisika dan Kimia Perairan Analisis Hubungan antara Karakteristik Habitat dengan Kelimpahan Sumberdaya Ikan Kerapu Rekomendasi Pengelolaan Sumberdaya Ikan Kerapu Berbasis Ekosistem Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengkaji karakteristik habitat dan ikan kerapu di lokasi penelitian. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kelimpahan ikan kerapu di lokasi penelitian. 3. Menganalisis hubungan antara sumberdaya ikan kerapu dengan ekosistem terumbu karang.
6 Manfaat dari penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan ekologis bagi pengelolaan sumberdaya ikan kerapu dan ekosistem terumbu karang berbasis ekosistem di lokasi penelitian.