KORELASI LINIER BERGANDA

dokumen-dokumen yang mirip
KORELASI LINIER BERGANDA. Debrina Puspita Andriani /

Korelasi Linier Berganda

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

REGRESI LINIER BERGANDA. Debrina Puspita Andriani /

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah investasi swasta di

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia ( Bank

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

Deteksi Autokorelasi dengan Metode Grafik Excel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun terhitung

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Di dalam penelitian ilmiah diperlukan adanya objek dan metode penelitian

sebuah penelitian tentang: pengaruh laba akuntansi, arus kas opera- sional, ukuran perusahaan, tingkat pertum- buhan perusahaan terhadap harga saham

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. BRI Syariah, dan Syariah Mandiri) di Indonesia periode

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 sampai dengan 2012.

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

BAB III METODE DAN ANALISA PENELITIAN. ini adalah Bank Umum Syariah Milik Negara di Indonesia.

MULTIPLE REGRESI. Dwi Martani. 1/26/2010 Statistik untuk Bisnis 8 1

Berikut sebuah penelitian:

UJI ASUMSI KLASIK. Uji Multikolinearitas dan Uji Autokorelasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. buku-buku, internet serta laporan yang tercatat melalui website

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti terdiri dari variabel

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Pengaruh Likuiditas dan Cost

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

Gambar 2.1 Klasifikasi Metode Dependensi dan Interdependensi Analisis Multivariat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel harga saham (Y)

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Regresi Linier Berganda

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausal komparatif

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Retribusi Daearah dari tahun 2011 sampai variable (independent variable) tehadap variabel terikat (dependent

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB III. Metode Penelitian. bagaimana hasilnya apakah signifikan atau tidak. terhadap variabel-variabel dependen.

BAB III METODE PENELITIAN. produk dapat menentukan permintaan produk tersebut di pasaran. Semakin baik

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan penelitian pada PT. Trimas Media Kec. Tambang yang berlokasi di Jl.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB VI ANALISIS DATA Deskriptif Industri Gerabah di Desa Bangunjiwo. dilakukan berdasarkan hasil jawaban yang diperoleh dari responden yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dimanapenelitian yang lebih menekankan pada angka-angka serta teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada CV.Bunda Payakumbuh berlokasi di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu Unit. tercatat di BEI pada tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada BPR yang ada di Propinsi Riau, baik yang berbentuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelalawan yang terletak di jalan Lintas Timur Ukui Satu. Penelitian ini dimulai pada

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

KORELASI LINIER BERGANDA 10 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/

2 Outline

3 Analisa Korelasi Untuk mengukur "seberapa kuat" atau "derajat kedekatan yang terjadi antar variabel. Ingin mengetahui derajat kekuatan tersebut yang dinyatakan dalam koefisien korelasinya. Analisa regresi ingin mengetahui pola relasi dalam bentuk persamaan regresi Dengan demikian biasanya analisa regresi dan korelasi sering dilakukan bersama-sama.

4 Koefisien Korelasi Linear Berganda Indeks atau bilangan yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antar variabel. Memiliki nilai antara -1 dan +1 (-1 KK +1) Jika KK bernilai positif (artinya berkorelasi positif) Semakin dekat nilai KK ke +1, maka semakin kuat korelasinya Jika KK bernilai negatif (artinya berkorelasi negatif) Semakin dekat nilai KK ke -1, maka semakin kuat korelasinya. Jika KK bernilai nol Maka antara variabel - variabel tidak menunjukkan korelasi Jika KK bernilai +1 atau -1 Menunjukkan korelasi positif atau negatif sempurna

Arti dari koefisien korelasi (KK) 5 1. kk = 0 à tidak ada korelasi 2. Bila 0,0 < kk 0,30 atau -0,30 kk < 0,0 : à hubungan yang sangat lemah 3. Bila 0,30 < kk 0,50 atau -0,50 kk < -0,30 : à hubungan yang lemah 4. Bila 0,50 < kk 0,70 atau -0,70 KK < -0.,50 : à hubungan yang moderat/cukup berarti 5. Bila 0,70 < KK 0,90 atau -0.90 KK < -0. 70 : à hubungan yang kuat 6. Bila 0, 90 < KK < 1,00 atau -1, 00 < KK < -0, 90 : à hubungan yang sangat kuat 7. KK = 1 atau KK = -1 à korelasi sempurna

6 Korelasi Linear Berganda Alat ukur mengenai hubungan yang terjadi antara variabel terikat (variabel Y) dan dua atau lebih variabel bebas (X 1, X 2,, X k ).

7 Koefisien Korelasi Berganda Digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variasi X 1 dan X 2 terhadap variasi Y Menentukan apakah garis regresi linear berganda Y terhadap X 1 dan X 2 sudah cocok untuk dipakai sebagai pendekatan hubungan linear (berdasarkan hasil observasi) Contoh mengukur korelasi antar variabel: Motivasi kerja dan absensi dengan produktifitas kerja Kualitas pelayanan dan fasilitas dengan kepuasan pelanggan Fasilitas pendidikan dan kualitas dosen dengan prestasi belajar mahasiswa

Koefisien Penentu Berganda (KPB) 8 Disebut juga dengan Koefisien Determinasi Berganda (KDB) Menggambarkan ukuran kesesuaian garis linear berganda terhadap suatu data Rumus atau

Untuk menghitung KPB terlebih dahulu menghitung 9 y 2 = Y 2 - ny 2 x x 2 2 2 1 = X1 - nx1 2 2 2 2 = X 2 - nx 2 x1 y = X 1Y - nx 1Y x2 y = X 2Y - nx 2Y x 1x2 X 1X 2 - nx 1 X 2 =

10 Koefisien Korelasi Berganda Disimbolkan R Y.12 Merupakan ukuran keeratan hubungan antara variabel terikat dengan semua variabel bebas secara bersama-sama, dirumuskan sbb:

Koefisien Korelasi Parsial 11 Merupakan koefisien korelasi antara dua variabel jika variabel lainnya konstan, pada hubungan yang melibatkan lebih dari dua variabel. Untuk hubungan yang melibatkan tiga variabel (Y, X 1 dan X 2 ), Ada 3 koefisien korelasi parsial yaitu: n Koefisien korelasi parsial antara Y dan X 1, apabila X 2 konstan n Koefisien korelasi parsial antara Y dan X 2, apabila X 1 konstan n Koefisien korelasi parsial antara X 2 dan X 1, apabila Y konstan

Studi Kasus Dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari tentang Pengaruh Pendapatan Keluarga per Hari (X1) dan Jumlah Anggota Keluarga (X2) terhadap Pengeluaran Konsumsi Keluarga per Hari (Y). Penelitian tersebut menggunakan sampel sebanyak 10 keluarga. Hasil pengumpulan data diperoleh data sebagai berikut: Responden X 1 (ratusan ribu) X 2 (orang) 12 Y (ratusan ribu) 1 100 7 23 2 20 3 7 3 40 2 15 4 60 4 17 5 80 6 23 6 70 5 22 7 40 3 10 8 60 3 14 9 70 4 20 10 60 3 19 Berdasarkan data disamping, maka : Carilah koefisien korelasi berganda dan parsial (jika jumlah anggota keluarga dianggap konstan)! Jawab : R = 0,915, r Y.12 =0,801

13 Masalah-masalah dalam Regresi ada sejumlah asumsi yang harus dipenuhi Dalam regresi Dengan terpenuhinya asumsi tersebut, maka hasil yang diperoleh dapat lebih akurat dan mendekati atau sama dengan kenyataan adalah tidak tepenuhinya asumsi asumsi tersebut Permasalahan yang sering muncul pada regresi

Asumsi asumsi dasar dalam Regresi 14 Asumsi dasar dikenal sebagai asumsi klasik, yaitu sbb:

15 1. Homoskedastisitas penyebaran (scedasticity) yang sama (homo), atau varians yang sama. Ini berarti bahwa setiap Y yang berhubungan dengan berbagai nilai X mempunyai varians yang sama. Sebaliknya, jika varians bersyarat Y tidak sama pada berbagai nilai à heterokedastisitas. Variasi dari error bersifat homogen Varians dari variabel bebas adalah sama atau konstan untuk setiap nilai tertentu dari variabel bebas lainnya, atau variasi residu sama untuk semua pengamatan

Homoskedastisitas VS Heterokedastisitas 16 Homoskedastisitas Penyebaran merata Heterokedastisitas Penyebaran tdk merata

2. Nonautokorelasi 17 Nonautokorelasi adalah kondisi dimana tidak terdapat korelasi atau hubungan antar pengamatan (observasi). 3. Nonmultikolinearitas Variabel bebas yang satu dengan yang lain dalam model regresi tidak terjadi hubungan yang mendekati sempurna. 4. Distribusi Error adalah normal

5. Nilai Rata-rata error/kesalahan adalah nol 18 Nilai rata-rata kesalahan (error) populasi pada sama dengan nol 6. Variabel bebas memiliki nilai konstan Variabel bebas memiliki nilai konstan pada setiap kali percobaan yang dilakukan secara berulang-ulang (variabel nonstokastik)

Penyimpangan Asumsi Dasar 19 Penyimpangan pada asumsi dasar dapat mengakibatkan estimasi koefisien menjadi kurang akurat dan dapat menimbulkan interpretasi dan kesimpulan yang salah. Penyimpangan asumsi dasar yang paling berpengaruh terhadap pola perubahan variabel terikat terdiri dari:

Penyimpangan Asumsi Dasar : 20 Heteroskedastisitas Variasi variabel tidak sama untuk semua pengamatan Kesalahan tidak bersifat acak / random Contoh: residu (selisih nilai estimasi Y dengan nilai Y pada pengamatan) semakin besar jika pengamatan semakin besar Akibat terjadinya heteroskedastisitas: Penaksir (estimator) yang diperoleh tidak efisien. Kesalahan baku regresi akan terpengaruh, sehingga memberikan indikasi yang salah Cara mengetahui adanya heteroskedastisitas dalam regresi

Penyimpangan Asumsi Dasar : 21 Autokorelasi Autokorelasi adalah kondisi dimana terdapat korelasi atau hubungan antar pengamatan (observasi) Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Akibat terjadinya autokorelasi Penaksir menjadi tidak efisien (tidak lagi mempunyai varians minimum) Uji t dan uji F tidak lagi sah, dan dapat memberikan kesimpulan yang menyesatkan Penaksir memberikan gambaran yang menyimpang dari nilai populasi yang sebenarnya. Dengan kata lain, penaksir menjadi sensitif terhadap fluktuasi penyampelan

Penyimpangan Asumsi Dasar : Autokorelasi 22 Misalnya kita ingin meregresikan antara pendapatan dan konsumsi. Misal: data yang digunakan: Ø data pendapatan dan konsumsi keluarga pada suatu periode waktu. Yang kita harapkan adalah konsumsi keluarga A hanyalah dipengaruhi oleh pendapatan keluarga A tersebut, tidak oleh pendapatan keluarga B. TERNYATA? Kondisi yang ada adalah ketika pendapatan keluarga B meningkat dan konsumsinya juga meningkat, misal: beli mobil baru. Ternyata si keluarga A yang tidak mengalami peningkatan pendapatan ikutan beli mobil baru à AUTOKORELASI. Grrr kalo dia beli aku juga mau

Cara Mengetahui adanya Autokorelasi 23 1. Uji Durbin Watson 2. Metode Grafik

1. Uji Durbin Watson 24 Menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara error serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data time series). dimana: d = nilai Durbin Watson Σei = jumlah kuadrat sisa Nilai Durbin Watson kemudian dibandingkan dengan nilai d-tabel. Hasil perbandingan akan menghasilkan kesimpulan seperti kriteria sebagai berikut: 1. Jika d < dl à autokorelasi positif 2. Jika d > (4 dl) à autokorelasi negatif 3. Jika du < d < (4 dl) à tidak terdapat autokorelasi 4. Jika dl < d < du atau (4 du) à tidak dapat disimpulkan

1. Uji Durbin Watson Prosedur pengujian durbin watson 25 1) Menentukan formulasi hipotesis 1) H 0 : Tidak ada autokorelasi 2) H 1 : Ada autokorelasi positif / negatif 2) Menentukan nilai α dan nilai d tabel Nilai d u dan d L ditentukan dengan n dan k tertentu 3) Menentukan kriteria pengujian Untuk korelasi positif (0 < p < 1) H 0 diterima jika d > d u H 0 ditolak jika d < d L Untuk korelasi negatif H 0 diterima jika (4 d) > d u H 0 ditolak jika (4 d) < d L 4) Menentukan nilai uji statistik 5) Membuat Kesimpulan

1. Uji Durbin Watson 26 Berikut ini adalah daerah pengujian durbin watson Jika d < dl à autokorelasi positif Jika d > 4-dL à autokorelasi negatif Jika du < d < 4 du à tidak ada autokorelasi positif atau negatif Jika dl d du atau 4 du d 4 dl à pengujian tidak meyakinkan.

2. Metode Grafik 27 Jika pada beberapa urutan waktu residunya positif dan waktu lain residunya negatif Jika terdapat polapola yang sistematis, maka diduga ada autokorelasi. Sebaliknya, jika tidak terdapat pola yang sistematis (atau bersifat acak), maka tidak ada autokorelasi. SI 2 - Regresi & Korelasi Berganda 27

menunjukkan pola siklus dari plot residual terhadap waktu, pada suatu periode, ketika e t meningkat diikuti oleh peningkatan e t tahun berikutnya, dan pada periode lainnya ketika e t menurun diikuti oleh penurunan e t tahun berikutnya. menunjukan pola kuadratis dari plot residual terhadap waktu. menunjukkan pola gerakan kebawah dan ke atas secara konstan. 28 2. Metode Grafik menunjukkan pergerakan dari kiri atas ke kanan bawah yang menunjukkan adanya autokorelasi

2. Metode Grafik 29 Langkah langkah Metode Grafik Dengan cara memplotkan e t terhadap waktu (t) atau e t dengan e t -1. e t adalah nilai residual yang dapat diperoleh dari nilai Y pengamatan dikurangi Y estimasi. Setelah memplotkan e t terhadap t atau e t dengan e t -1, amati pola yang terjadi. Jika terdapat pola-pola yang sistematis, maka diduga ada autokorelasi. Sebaliknya, jika tidak terdapat pola yang sistematis (atau bersifat acak), maka tidak ada autokorelasi.

Autokorelasi : Contoh 30 Misalnya kita ingin melihat pengaruh tingkat bunga (X dalam persen) terhadap investasi (Y dalam milyar Rp). Data yang kita gunakan selama 16 tahun, mulai dari tahun 1993 sampai 2008, seperti yang terlihat pada tabel berikut ini (kolom 2 untuk Y dan kolom 3 untuk X) et = Y - Ŷ ^ Y = 403,212 14,421X

1. Dengan Metode Durbin Watson 31 ( ) 2 N = 16, variabel bebas = 1, (α) = 5% à Dari tabel nilai kritis dl = 1.10 dan du = 1.37 à d= 0.3423 < dl=1.10. à autokorelasi positif

2. Dengan Metode Grafik 32 Berikut ini adalah grafik hasil plot e t terhadap waktu Terlihat adanya pola siklus yang meningkat à Autokorelasi positif

2. Dengan Metode Grafik 33 Grafik hasil plot e t terhadap e t-1 yang bergerak dari kiri bawah ke kanan atas à adanya autokorelasi positif.

Penyimpangan Asumsi Dasar : 34 Multikolinearitas Antara variabel bebas yang satu dengan yang lainnya dalam model regresi saling berkorelasi linear à Korelasinya mendekati sempurna Multikolinearitas tidak terjadi pada regresi linier sederhana yang hanya melibatkan satu variabel independen. Contoh : Y= a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Y=konsumsi, X 1 = pendapatan dan X 2 = kekayaan. Semakin besar pendapatan, maka kekayaan juga semakin besar/meningkat (mempunyai kolinearitas yang tinggi).

Penyimpangan Asumsi Dasar : 35 Multikolinearitas Akibat multikolinearitas: Pengaruh masing-masing variabel bebas tidak dapat dideteksi atau sulit untuk dibedakan Kesalahan standard estimasi cenderung meningkat dengan makin bertambahnya variabel bebas. Tingkat signifikansi yang digunakan untuk menolak H 0 semakin besar Kesalahan standard bagi masing-masing koefisien yang diduga menjadi sangat besar

Penyimpangan Asumsi Dasar : 36 Multikolinearitas Cara mengetahui adanya multikolinearitas dalam regresi Menganalisis koefisien korelasi antara variabel bebas Jika koefisien korelasi tinggi Jika tanda koef korelasi variabel bebas berbeda dengan tanda koef regresinya Membuat persamaan regresi antara variabel bebas Jika koefisien regresinya signifikan à Multikolinearitas Menganalisis nilai r 2, F ratio, dan t 0 (t hitung) Jika r 2 dan F ratio tinggi, sedangkan t hitung rendah

Penyimpangan Asumsi Dasar : Multikolinearitas 37 Cara Menangani Adanya Multikolinearitas Pada hakekatnya jika X 1 dan X 2 multikolinear maka keduanya bersifat saling mewakili dalam mempengaruhi variabel tergantung Y. Oleh karena itu penanganannya adalah dibuat persamaan yang terpisah. Contoh: kita memiliki regresi sbb: Y=a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Karena X 1 dan X 2 memiliki kolinearitas yang tinggi, maka regresi dapat dibuat menjadi dua model. Y = a + b 1 X 1 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e dan Y = a + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e

Perbedaan Error dan Residual 38 Residual adalah selisih antara nilai duga (predicted value) dengan nilai pengamatan sebenarnya apabila data yang digunakan adalah data sampel. Error adalah selisih antara nilai duga (predicted value) dengan nilai pengamatan yang sebenarnya apabila data yang digunakan adalah data populasi. Persamaan keduanya : merupakan selisih antara nilai duga (predicted value) dengan pengamatan sebenarnya. Perbedaan keduanya: residual dari data sampel, error dari data populasi.