I. PENDAHULUAN. Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu, beban moral yang

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK PENGARUH DUKUNGAN APARAT DESA DAN KOMITMEN ANGGOTA TERHADAP PROGRAM KERJA KARANG TARUNA. (Zumrawi, Irawan Suntoro, Yunischa Nurmalisa)

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi: Melindungi

I. PENDAHULUAN. masyarakat dan kader keluarga. Remaja selalu diidentifikasi dengan perubahan

PELATIHAN MASSAGE KEBUGARAN SEBAGAI MEDIA UNTUK MENCIPTAKAN PELUANG USAHA BAGI REMAJA KARANG TARUNA DI DESA NGULANKULON KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Remaja adalah generasi penerus, dimana sosok remaja diharapkan dapat

I. PENDAHULUAN. Perjuangan bangsa Indonesia sejak perintisan pergerakan kebangsaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Karena, kecendrungan negaranegara

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Merdikanto (2003) mendefinisikan partisipatif sebagai. berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara kita Indonesia sejak dua tahun belakangan ini banyak dihembusi oleh

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa atau Kelurahan

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

I. PENDAHULUAN. organisasi, baik itu organisasi resmi maupun organisasi sosial, berbagai

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 6 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

I. PENDAHULUAN. sosial antar sesamanya. Pada dasarnya manusia sesuai dengan fitrahnya. membutuhkan pertolongan orang lain khususnya di bidang keamanan

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Pancasiladan Kewarganegaraan.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. usia remaja yaitu tahun yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

Pemberdayaan Kelompok Karang Taruna Kelurahan Jebres Surakarta Dengan Pelatihan Servis Sepeda Motor

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan tanggung jawab untuk kelestarian kehidupan bangsa dan negara. Maka

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BERITA DESA TANJUNGSARI PERATURAN DESA TANJUNGSARI TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA

DocuCom PDF Trial. Nitro PDF Trial BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki harapan yang besar agar pada masa yang akan datang para pemuda dapat

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu, beban moral yang ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan generasi tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan diantaranya kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang tua/guru, kecanduan narkotika,frustasi, masa depan suram, keterbatasan lapangan kerja, dan masalah lainnya. Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengaruh yang besar dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses ini disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi. Sosialisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia dan proses belajar seorang individu yang akan mengubah dari seseorang yang tidak tahu menahu tentang diri dan lingkungannya menjadi lebih tahu dan memahaminya. Sosialisasi merupakan suatu proses di mana seseorang mencari tahu tentang pola pikir, kepribadian serta dirinya yang sebenarnya. Sebagai

2 pemuda sangatlah penting bersosialisasi, yaitu dengan cara berorganisasi, salah satunya adalah Karang Taruna. Karang Taruna adalah wadah bagi para pemuda mengeluarkan aspirasi dan kreatifitas yang ada pada dirinya, sehingga pemuda dapat membentuk pribadi dirinya yang baik. Dalam blogspot Karang Taruna dijelaskan bahwa: Melalui pendidikan Karang Taruna diharapkan para remaja memperoleh penyaluran. Mereka menjadi aktif dan produktif. Akhirnya mereka dapat hidup secara mandiri. Berbagai ketrampilan dipelajari dalam organisasi ini. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang (http://id.wikipedia.org/wiki/karang_taruna). Berikut ini terdapat dua puluh Kegiatan /Organisasi pemuda Inspiratif di Indonesia. 1. Bidang Pendidikan, menjadi : a. Komunitas 1001 Buku, b. Indonesia Mengajar, c. Akademi Berbagi, d. Indonesia Bercerita, e. Sahabat Pulau, f. Tranformasi Hijau, g. Komunitas Jendela, h. Indonesia Menyala. Bidang pendidikan ini merupakan sarana bagi anak-anak yang belum sekolah, masih sekolah ataupun tidak sekolah lagi untuk dapat mempertajam daya ingat dan pola pikir mereka untuk meningkatkan semangat akan cita-cita yang ingin mereka raih. 2. Bidang Kreatifitas, menjadi : a. Card Ti Post, b. Gerakan Diet Kantong Plastik, c. Kopi Keliling, d. Komunitas Pencinta Kertas.

3 Bidang Kreatifitas ini adalah gerakan yang mengajak masyarakat terutama kaum muda untuk meningkatkan kreatifitas, agar dapat menggunakan sarana dan prasarana yang ada menjadi suatu keistimewaan luarbiasa. 3. Bidang Kesehatan, menjadi : a. Indonesia Berkebun, b. Pencerah Nusantara. Bidang Kesehatan adalah mengenai menciptakan perubahan pola piker dalam masyarakat, meskipun berpusat pada pola pikir di harapkan akan mampu menjadi perubahan paradigm mengenai kesehatan. 4. Bidang Ekonomi, menjadi : a. Save Street Child, b. Erth Hour Indonesia. Bidang Ekonomi berupa inisiatif global untuk mengajak, individu, komunitas, praktisi, bisnis, dan seluruh masyarakat Indonesia untuk dapat kritis terhadap perekonomian sehingga dapat mengatur perekonomian dengan sebaik-baiknya. 5. Bidang Pembangunan, menjadi : a. Indonesia Future Leaders, b. Speak Suara Pemuda Anti Korupsi, c. Wujudkan.com, d. Karang Taruna. Bidang Pembangunan yang digerakkan oleh kaum muda ini untuk membawa perubahan, dibutuhkan wadah yang dapat menampung gagasan dan pemikiran, serta menjadi kendaraan dalam melakukan aksi, dan memberikan dampak bagi masyarakat sehinga diharapkan akan lahir generasi muda Indonesia yang berdampak bagi perubahan positif di masyarakat, sehingga kaum muda tidak hanya menjadi objek dari pembangunan, tetapi juga menjadi motor penggerak dari pembangunan itu sendiri.

4 Karang Taruna adalah adalah organisasi kepemudaan di Indonesia, merupakan wadah pengembangan generasi muda, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat. Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia di lingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada. Salah satu yang membuat wilayah Desa / Kelurahan maju tidak terlepas dari ciri khas masing-masing Desa / Kelurahan tersebut, khususnya Desa Simpang Asam tentunya tidak terlepas dari ciri khasnya sendiri, masyarakat yang suka bahu membahu dalam melakukan suatu pekerjaan atau dengan istilah lain Gotong Royong, memperlihatkan bahwa kemajuan Zaman yang pesat tidak terlalu berpengaruh terhadap budaya yang sudah melekat di masyarakat, hal ini yang tentunya menjadi modal utama dalam melakukan pembangunan di daerah. Nilai-nilai luhur yang sudah mendarah daging di dalam tubuh masyarakat dan pemuda khususnya, hendaknya terus di bina dan ditingkatkan, yakni dengan komunikasi yang baik antar sesama sehingga menumbuhkan lingkungan yang positif bagi masyarakat terutama para pemuda pemudi yang berada di lingkungan tersebut. Dukungan pemerintah Desa / Kelurahan Simpang Asam sangatlah penting terhadap kemajuan Karang Taruna di wilayahnya, terutama untuk membangun komitmen para anggota Karang Taruna

5 terhadap program kerja Karang Taruna itu sendiri, pencapaian kinerja Program Kerja Karang Taruna akan berjalan serta lebih maksimal dengan adanya dukungan yang kuat dari masyarakat sekitar terutama dari pemerintah Desa / kelurahan tersebut terhadap para pemuda pemudi untuk membangun Karang Taruna yang lebih baik dari masa ke masa. Berikut Program Kerja Karang Taruna di Desa Simpang Asam Kecamatan Banjit Kabupaten Waykanan. Tabel 1.1: Program Kerja Karang Taruna di Desa Simpang Asam Kecamatan Banjit Kabupaten Waykanan. No Tanggal/ Bulan/ Tahun Waktu Tempat Aktifitas Bekerja Keterangan 1 Nopember 08.00 Lapangan Turnamen Semua kaum 2015 Voli Voli muda di Desa 17.30 Sirahmulya Simpang Asam Dusun 5 Sikoharjo Simpang Kecamatan Banjit Kabupaten Waykanan Asam 2 17 Agustus 14.00 Lapangan Lomba Panjat Semua warga 2015 Voli Pinang Desa Simpang 16.00 Sirahmulya Dusun 5 Asam Kecamatan Banjit Kabupaten

6 Sikoharjo Waykana Simpang Asam Karang Taruna di Desa Simpang Asam sudah menjalankan fungsinya sebagai organisasi yang mewadahi setiap aspirasi yang dikemukakan oleh anggotanya. Pengurus Karang Taruna berusaha untuk menampung semua aspirasi yang dikemukakan kemudian akan dimusyawarakan lagi menjadi program kerja yang akan dijalankan oleh Krang Taruna. Dalam kedudukannya para pengurus karang taruna tersebut berusaha untuk memberikan motivasi berupa dorongan, arahan serta memberikan contoh yang baik agar setiap anggota bisa mengeluarkan ide kreatif dan aspirasinya agar program kerja karang taruna lebih inovatif lagi. Dalam karang taruna masih ditemukannya perbedaan pendapat diantara anggota karang taruna dalam menyikapi aspirasi yang akan dijadikan program kerja karang taruna. Dalam setiap penerapan program kerja dari karang taruna masih ditemukan program kerja yang kurang berjalan dengan baik, serta program kerja karang taruna di Desa Simpang Asam pun masih belum optimal karena kurangnya sosialisasi dan partisipasi dari berbagai pihak. Faktor-faktor yang menyebabkan program kerja karang taruna di Desa Simpang Asam belum optimal antara lain sebagai berikut :

7 1. Masih ada pemuda yang belum memahami akan pentingnya dan peranan organisasi Karang Taruna, sehingga penyaluran bakat dan pengabdiannya kurang aktif. 2. Ketidakpedulian para pemuda akan perkembangan Desa dan Organisasi Karang Taruna tersebut yang diakibatkan oleh kesibukan para pemuda dan warga masyarakat yang disibukan oleh faktor ekonomi. 3. Pengetahuan, Pendidikan, dan Pengalaman yang dimiliki oleh para pemuda dan warga masyarakat dalam menjalankan organisasi masih sangat minim atau kurang, sehingga ilmu dan Aplikasi pada organisasi kurang baik. 4. Kurangnya kordinasi dari para pengurus Karang Taruna kepada masingmasing anggotanya, disebabkan oleh kesibukan-kesibukan pribadi para pengurusnya, yang mayoritas disibukan dengan kegiatan perekonomian terutama di lahan-lahan pertanian, sehingga koordinasi antara anggota kurang baik dan kurang kompak dalam solideritas dan nasionalismenya. 5. Tidak tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap untuk menunjang program kerja Karang Taruna di Desa Simpang Asam. 6. Dukungan aparat Desa yang kurang maksimal terhadap para pemuda untuk mewujudkan inisiatif-inisiatif yang telah ada. 7. Kurangnya komitmen anggota Karang Taruna dalam menjalankan program kerja Karang Taruna. 8. Dukungan serta masyarakat yang kurang mengambil bagian dalam pembangunan kesejahteraan sosial melalui Karang Taruna. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang dukungan dari aparat desa dan komitmen anggota karang taruna

8 atau lebih tepantnya Pengaruh Dukungan Aparat Desa dan Komitmen Anggota Karang Taruna Terhadap Program Kerja Karang Taruna di Desa Simpang Asam Kecamatan Banjit Kabupaten Waykanan Tahun 2015.. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka identifikasi masalah adalah sebagai berikut : 1. Masih ada pemuda yang belum memahami akan pentingnya peran organisasi Karang Taruna 2. Ketidakpedulian para pemuda akan perkembangan di Desanya 3. Kurangnya pengetahuan, pendidikan dan pengalaman tentang berorganisasi 4. Kurangnya koordinasi dari para pengurus Karang Taruna kepada masingmasing anggotanya 5. Tidak tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap 6. Dukungan aparat Desa yang kurang maksimal 7. Kurangnya komitmen anggota Karang Taruna dalam menjalankan program kerja Karang Taruna 8. Kurangnya dukungan dari masyarakat C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat permasalahan dibatasi dalam penelitian pada: 1. Dukungan Aparat Desa 2. Komitmen Anggota

9 3. Program Kerja Karang Taruna di Desa Simpang Asam Kecamatan Banjit Kabupaten Waykanan Tahun 2015. D. Rumusan Masalah Berdasrkan dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka yang menjadi permasalahan untuk dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Adakah Pengaruh Dukungan Aparat Desa Terhadap Program Kerja Karang Taruna di Desa Simpang Asam Tahun 2015? 2. Adakah Pengaruh Komitmen Anggota Karang Taruna Terhadap Program Kerja Karang Taruna di Desa Simpang Asam Tahun 2015? 3. Adakah Pengaruh Dukungan Aparat Desa dan Komitmen Anggota Karang Taruna Terhadap Program Kerja Karang Taruna di Desa Simpang Asam Tahun 2015? E. Tujuan Penelitian dan Penggunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis: 1. Pengaruh dukungan Aparat Desa terhadap Program Kerja Karang Taruna di Desa Simpang Asam. 2. Pengaruh komitmen anggota Karang Taruna terhadap Program Kerja Karang Taruna di Desa Simpang Asam. 3. Pengaruh dukungan Aparat Desa dan komitmen anggota Karang Taruna terhadap Program Kerja Karang Taruna di Desa Simpang Asam.

10 2. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Penelitian tentang Pengaruh Dukungan Aparat Desa Dan Komitmen Anggota Karang Taruna Terhadap Program Kerja Karang Taruna di Desa Simpang Asam Kecamatan Banjit Kabupaten Waykanan Tahun 2015 Secara teoritis untuk mengembangkan konsep ilmu pendidikn khususnya pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji tentang Pendidikan Nilai-nilai Pancasila karena kegiatan gotong royong dalam membangun Desa merupakan nilai Pancasila sila ke 3 yang harus selalu kita junjung tinggi sikap gotong royong. 2. Kegunaan Praktis Kegunaan penelitian bagi penulis adalah lebih mengetahui betapa pentingnya kesadaran akan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan khususnya di Desa Simpang Asam. Penenlitian ini juga berguna untuk masyarakat agar lebih menigkatkan kesadaran terhadap pentingnya organisasi masyarakat. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Peneliian ini termasuk ruang lingkup pendidian khususnya pendidikan kewarganegaraan yang membahahas tentang Pengaruh Dukungan Aparat Desa Dan Komitmen Anggota Karang Taruna Terhadap Program Kerja Karang Taruna di Desa Simpang Asam Kecamatan Banjit Kabupaten Waykanan Tahun 2015.

11 2. Ruang Lingkup Objek Penelitian Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah: 1. Dukungan Aparat Desa 2. Komitmen Anggota Karang Taruna 3. Program Kerja Karang Taruna di Desa Simpang Asam Kecamatan Banjit Kabupaten Waykanan. 3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah aparat desa dan anggota karang taruna yang berada di Desa Simpang Asam Kecamatan Banjit Kabupaten Waykanan. 4. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di Desa Simpang Asam Kecamatan Banjit Kabupaten Waykanan. Yang beralamt di Sirahmulya Dusun 5 Sikorejo Simpang Asam Kecamatan Banjit Kabupaten Waykanan. 5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian Pelaksanaan peneltian ini adalah sejak dikeluarkan surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilimu Pendidikan Universitas Lampung, penenliti memulai penenlitian pendahuluan di Desa Simpang Asam sampai dengan penelitian ini selesai.